Table Of ContentYAYASAN WIDYA BHAKTI 
SMA SANTA ANGELA 
Jl. Merdeka 24, Bandung  4214714 
   
 
 
BAB 8 
ANIMALIA 
 
Tujuan Pembelajaran 
1. Mengenal ciri-ciri umum animalia. 
2. Menjelaskan perbedaan hewan dengan yang bukan hewan. 
3. Menjelaskan dasar-dasar pengelompokkam dunia hewan. 
4. Mengidentifikasi karakteristik berbagai Philum anggota 
Kingdom Animalia. 
5. Menjelaskan  data/gambar, foto deskripsi berbagai invertebrata 
yang hidup dilingkungan sekitarnya berdasarkan pengamatan.
A.  PENDAHULUAN 
Animalia (Latin, anima = jiwa) memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 
1.  Eukariotik 
2.  Tidak memiliki dinding sel 
3.  Tidak berklorofil (heterotrof) 
4.  Reproduksi secara seksual 
5.  Bentuk tubuh bervariasi: 
a.  Berdasarkan simetri tubuh (radial dan bilateral) 
b.  Berdasarkan lapisan penyusun tubuh (dipoblastik dan 
tripoblastik) 
c.  Berdasarkan ada tidaknya rongga tubuh, selomata (memiliki 
rongga sejati), pseudoselomata (memiliki rongga semu) dan 
aselomata (tidak memiliki rongga tubuh)
Hewan dapat dikelompokkan berdasarkan ada tidaknya jaringan 
penyusun tubuh yaitu  
1.  Parazoa yaitu hewan yang tidak memiliki jaringan sejati, yaitu 
pada hewan anggota porifera. 
2.  Eumetazoa, yaitu hewan yang memiliki jaringan sejati, (filum 
selain porifera). 
Eumetazoa dibedakan berdasarkan simetri tubuhya menjadi radiata dan 
bilateria. Penyusun tubuh hewan terdiri dari lapisan : 
•  Ektoderm → lapisan terluar embrio, berkembang menjadi 
epidermis, rambut, kelenjar minyak, kelenjar keringat, email 
gigi, sistem saraf, dan saraf reseptor. 
•  Mesoderm →  terletak diantara endoderm dan ektoderm. 
Berkembang menjadi tulang, jaringan ikat, otot, sistem 
peredaran darah, sistem ekskresi misalnya duktus deferens, dan 
sistem reproduksi. 
•  Endoderm →lapisan terdalam dan menutupi saluran 
pencernaan. Endoderm berkembang menjadi saluran 
pencernaan, hati dan paru-paru (vertebrata), sistem pernapasan, 
pankreas, serta kelenjar gondok. 
Jika memiliki 2 lapisan yaitu ektoderm dan endoderm disebut 
diploblastik. Jika memiliki ketiganya disebut triploblastik. 
Hewan dapat dikelompokkan mejadi invertebrata (tidak memiliki 
tulang belakang) dan vertebrata (memiliki tulang belakang). 
B. INVERTEBRATA 
Invertebrata (Latin, in = tanpa dan vertebrae = tulang) ada hewan yang 
tidak memiliki tulang belakang. Invertebrata dikelompokkan menjadi :
1.  Porifera 
2.  Coelenterata (Cnidaria dan Ctenopora) 
3.  Platyhelminthes 
4.  Nematoda 
5.  Annelida 
6.  Mollusca 
7.  Arthropoda 
8.  Echinodermata 
 
1. PORIFERA  
a. Ciri-ciri : 
1.  Latin, porus =pori, fer = membawa. Merupakan hewan 
invertebrata yang tidak memiliki jaringan sejati (parazoa) 
2.  tubuhnya berpori (ostium) 
3.  tubuh porifera asimetri (tidak beraturan), meskipun ada yang 
simetri radial. 
4.  berbentuk seperti tabung, vas bunga, mangkuk, atau tumbuhan 
5.  memiliki tiga tipe saluran air, yaitu askonoid, sikonoid, dan 
leukonoid 
-  Askonoid merupakan Tipe saluran air porifera paling 
sederhana. Dari ostium air melalui saluran menuju rongga 
berkoanosit spongocoel dan keluar melalui oskulumContoh : 
Leucosolenia sp 
-  Sikonoid. Ostia berhubungan dengan rongga yang langsung 
berhubung an dengan spongocoel. Contoh : Scypha sp 
-  leukonoid Tipe paling kompleks yang ditandai dengan rongga 
– rongga kecil berkoanosit. Ostia dihubungkan dengan saluran 
yang bercabang – cabang ke rongga – rongga berkoanosit. 
Contoh : Spongilla sp
6.  pencernaan secara intraseluler di dalam koanosit dan amoebosit 
7.  Porifera hidup secara heterotrof. Makanannya adalah bakteri dan 
plankton. Makanan yang masuk ke tubuhnya dalam bentuk cairan 
sehingga porifera disebut juga sebagai pemakan cairan. Habitat 
porifera umumnya di laut. 
8.  Memiliki lapisan tubuh berupa : 
-  Epidermis (Sel pipih/pinakosit dan Sel porosit/berpori/ostium) 
-  Mesenkim/mesoglea (Skleroblast : membentuk spikula, 
Arkeosit : membentuk sel – sel baru dan Amoebosit : 
mencerna dan mengedarkan makanan.) 
-  Endodermis (Terdapat koanosit / sel leher). 
b. Reproduksi  
1.  Pembentukan tunas 
2.  Pembentukan gemmulae (butir benih) 
-  Gemmulae tersusun atas sejumlah sel mesenkim yang 
berkelompok dan berbentuk seperti bola yang dilapisi kitin 
serta diperkuat spikula 
-  Dibentuk jika lingkungan kurang menguntungkan. Jika 
lingkungan kembali kondusif, gemmulae menjadi porifera 
baru 
-  Hanya terbentuk pada porifera air tawar 
 
c. Klasifikasi  Porifera 
1.  Calcarea (kapur) 
Spikula tersusun atas zat kapur karbonat (CaCO ), hidup di air 
3
dangkal dan koanositnya besar. Contoh: Sycon dan Clathrina
2.  Hexactinellida (ujung enam) 
Spikula dari zat kersik (silika), hidup di laut dalam. Contoh: 
Pheronema, Euplectella 
 
3.  Demospongia (spons tebal) 
Umumnya tidak berangka karena tersusun dari serabut 
spongin, memiliki saluran air rumit seperti sponge. Contoh: 
Spongilla, Euspongia molisima, Hypospongia equina 
 
d. Peranan Porifera 
1.  Beberapa jenis Porifera seperti Spongia dan Hippospongia 
dapat digunakan sebagai spons mandi.
2.  Zat kimia yang dikeluarkannya memiliki potensi sebagai obat 
penyakit  kanker dan penyakit lainnya. 
3.  Hiasan dalam aquarium 
 
 
2. COELENTERATA 
a. Ciri-ciri  
1.  Hewan berongga yang disebut gastrovaskular yang bertugas 
sebagai usus dan pengedar zat makanan. 
2.  Simmteri radial,  
3.  Memiliki tentakel dan penyengat yang disebut nematocyst 
4.  Hanya ada lubang yang berfungsi sebagai mulut. 
5.  Hidup dalam air laut 
6.  Tubuh berbentuk simetris radial, tidak berkepala, dan dinding 
terdiri atas 2 lapisan (diploblastik): 
1.  Epidermis,  
2.  Mesoglea 
3.  Gastrodermis. 
7.  Bentuk tubuh Coelenterata ada 2 macam: 
1.  Polip, berbentuk tabung 
2.  Medusa, berbentuk payung 
 
 
b. Cara Reproduksi  
Cnidaria  bereproduksi  secara  vegetatif  dan  generatif. 
Reproduksi  secara  vegetatif  dengan  pembentukan  tunas.  Tunas 
dibentuk oleh Cnidaria yang berbentuk polip, dan tumbuh di dekat 
kaki polip. Cnidaria memiliki daya regenerasi yang tinggi. Bila seekor 
Hydra dipotong menjadi dua, maka masing-masing akan melengkapi 
bagian tubuhnya yang hilang, sehingga akan didapatkan dua individu 
baru.
Reproduksi  secara  generatif  pada  umumnya  dilakukan  oleh 
Cnidaria berbentuk medusa dengan cara membentuk sel gamet jantan 
atau betina. Hydra merupakan polip yang dapat bereproduksi secara 
generatif  dengan  cara  membentuk  sel-sel  gamet  pada  kondisi 
lingkungan yang buruk. Zigot yang dihasilkannya tetap resisten dan 
dorman sampai kondisi lingkungan membaik. 
Cnidaria  ada  yang  diesis  dan  ada  pula  yang  hermafrodit. 
Reproduksi secara vegetatif pada stadium polip dan reproduksi secara 
generatif pada tahap medusa dapat terjadi secara bergantian, disebut 
metagenesis.  Baik  polip  maupun  medusa  semuanya  memiliki 
kromosom yang diploid (2n). Fertilisasi dapat terjadi secara eksternal 
di air atau secara internal di manubrium atau gonad. 
 
c.  Klasifikasi 
1.  Hydrozoa 
-  sebagian  besar  hidup  di  laut  dan  terdapat  sebagian  dari 
spesiesnya hidup di air tawar.  
-  Hydrozoa  hidup  sebagai  polip,  medusa,  atau  keduanya. 
Gastrodermis Hydrozoa tidak mengandung nematosista. 
-  Polip hidup secara soliter atau berkoloni. Pada saat polip 
soliter hydra membentuk tunas yang telah memiliki mulut 
dan tentakel yang akan lepas dari induknya.  
-  Hydrozoa  mempunyai  dua  macam  alat  indra,  yaitu  oseli 
sebagai  pengindra  cahaya  dan  statosista  sebagai  alat 
keseimbangan.  
-  Sebagian  medusa  menunjukkan  gerak  fototaksis  negatif 
(menjauhi sinar), namun ada juga yang fototaksis positif 
(mendekati  sinar).  Contohnya  Hydrozoa  adalah  Obelia, 
Hydra, dan Physalia.
2.  Scyphozoa 
-  Memiliki ukuran yang besar dan terdapat banyak di pantai 
seperti ubur-ubur dan hidup di laut 
-  Memiliki saluran bercabang sebagai alat pencernaan 
-  Pada bagian tepi dikelilingi oleh tentakel  
-  Pada sekitar mulut, terdapat empat lengan dengan terdapat 
nematokist yang berfungsi melemahkan mangsa.  
-  Sistem saraf yang terbentuk anyaman 
-  Contoh Scyphozoa adalah Aurlia, Cyanea, Perphylla 
Chrysaora, dan Rhizostoma. 
3.  Anthozoa 
-  Memiliki bentuk yang menyerupai bunga, mempunyai 
warna yang beragam  
-  Mempunyai tentakel dengan jumlah yang banyak dan 
berkelipatan 8  
-  Hewan yang hidup air laut yang jernih 
-  Tidak memiliki bentuk medusa dan ada jua yang berbentuk 
polip namun sangat langka 
-  Anthozoa memiliki 6.100 spesies diantaranya Metridium 
dan Edwardisia, merayap dengan pedal mirip dengan kaki, 
Acropor, Fungia, Astrangia, mempunyi rangkai luar dari zat 
kapur yang disebut dengan karang batu.  
 
d. Peranan 
-  Hewan ubur-ubur dibuat tepung ubur-ubur yang diolah menjadi 
bahan kosmetik / kecantikan.  
-  Di Jepang, ubur-ubur dimanfaatkan sebagai bahan makanan. 
-  Karang atol, karang pantai, dan karang penghalang dapat 
melindungi pantai dari abrasi air laut.  
-  Karang merupakan tempat persembunyian dan tempat 
perkembangbiakan ikan. 
 
3. PLATYHELMINTHES 
a.  Ciri –ciri
-  Istilah Platyhelmintes berasal dari bahasa Yunani yang 
terdiri dari kata Platy yang berarti pipih dan Helmintes yang 
cacing. 
-  bersifat tripoblastik yang hidup parasit dan memiliki bentuk 
tubuh yang rata (pipih).  
-  Terdapat 18.500 spesies dari Platyhelmintes (cacing pipih).  
-  Saluran pencernaan tidak lengkap : mulut – faring – 
kerongkongan – usus. Tidak memiliki anus. 
-  Sistem saraf tangga tali 
 
b.  Reproduksi 
-  Walaupun Platyhelmintes (cacing pipih) merupakan hewan 
hermafrodit,  beberapa  cacing  tidak  bisa  melakukan 
perkawinan secara individu.  
-  Reproduksi  dilakukan  secara  aseksual  dan  seksual. 
Reproduksi  seksual  adalah  dengan  menghasilkan  gamet. 
Fertilisasi  ovum  terjadi  di  dalam  tubuh.  Fertilisasi  dapat 
dilakukan sendiri atau dengan pasangan lain.  
-  Reproduksi aseksual dengan melakukan fragmentasi. 
 
c.  Klasifikasi 
1)  Turbellaria (Cacing Rambut Getar) : Kelas turbellaria adalah 
bagian dari Platyhelmintes (cacing pipih) yang menggunakan 
bulu getar sebagai alat geraknya. Hidup di air tawar jernih, 
mempunyai  faring  yang  dapat  dijulurkan  untuk  menangkap 
makanan.Sistem saraf: sistem tangga tali (pusat saraf berupa 
ganglion  otak)  Sistem  ekskresi  :  flame  cell  (sel  api)Sistem 
reproduksi : aseksual dengan cara fragmentasi. Bila terpotong, 
setiap  potongan  tubuh  menjadi  planaria  baru.  seksual,  yaitu 
pembuahan  silang.  Sistem  gerak:  dengan  silia,  atau  otot  di 
bawah epidermis. Contohnya: Planaria    
2)  Trematoda (Cacing Isap) : Kelas Trematoda adalah bagian 
dari Platyhelmintes (cacing pipih) yang memiliki alat hisap yang 
dilengkapi kait yang berfungsi melekatkan diri pada inangnya
Description:pada sekitar anus sehingga menimbulkan rasa gatal. Jika terdapat . Hirudo javanica (lintah yang terdapat di pulau jawa). c. Dinobdelia Ferox (lintah