Table Of Content1 / 3
Table of Contents
No. Title Page
1 Membangun Pedoman Gizi Seimbang (PGS) pada Anak Gizi Buruk di Perkotaan 212 - 219
melalui Pendekatan Bio-sosio-kultural
2 Kebijakan Pembangunan Keluarga: Peluang Peningkatan Ketahanan dan 230 - 250
Kesejahteraan Keluarga
3 Proses Pembelajaran Berbasis Student Centered Learning (Studi Deskriptif di 251 - 263
Sekolah Menengah Pertama Islam Baitul ‘Izzah, Nganjuk)
4 Hubungan Somatotipe dengan Diabetes Mellitus (DM) Tipe 2 pada Perempuan 264 - 276
5 Hubungan Ukuran Meja dan Kursi Ergonomis dengan Kenyamanan Melalui Posisi 277 - 291
Duduk Murid Taman Kanak-kanak Dewi Sartika Surabaya
6 Implikasi Perubahan Tataguna Lahan terhadap Dinamika Sosial-Ekonomi 292 - 315
Masyarakat Gunungkidul: Suatu Kajian Antropologi Keruangan
2 / 3
Vol. 3 - No. 1 / 2014-01
TOC : 2, and page : 230 - 250
Kebijakan Pembangunan Keluarga: Peluang Peningkatan Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga
Family Development Policy: Opportunities Increasing Resilience and Family Welfare
Author :
Pinky Saptandari | [email protected]
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Abstract
The Family institution today is increasingly important and strategic to push for changes in the building as well as
strengthen the resilience and well-being of family members, including women and children. Fun-damental changes for the
realization of the resilience and well-being ang family member should start at the level of the family because the family is
the smallest unit that plays an important role in building up or encourage a change in mindset, attitude and behavior of the
community toward responsive mindset development family. When the community is encouraged to responsive to family
development, then in it contained a human rights, gender perspective, empowerment and protection of women's rights,
fulfillment and protection of children.This paper is developed from the results of the study "Building Models of Family
Resilience development policy towards the welfare of the family (a case study in East Java)", which was held in Malang
by 2013. A study intended to assess the implementation of family development policy as well as opportunities to develop
integrated policy development model family in Malang. Specifically, this paper highlights about development policy for
strengthening family resilience and family welfare. Some of the issues raised in this paper, among others, were: the
vulnerability of women and children in the family; deconstruction and the transformation of values in family development;
parenting pattern in the resilience and family; family development policy; as well as development opportunities model
policy development for the realization of the resilience of families and the welfare of the family. Through this paper is
expected to encourage commitment to the development of models of development policies for strengthening family
resilience and family welfare.
Keyword : Model, policies, deconstruction, of, social, transformation, family, values, alternative, family, models,
Daftar Pustaka :
1. Abdullah, Irwan, (2006). Konstruksi dan Reproduksi Kebudayaan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
2. Haryatmoko, (2010). Dominasi Penuh Muslihat Akar Kekerasan dan Diskriminasi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)
3 / 3
Pinky Saptandari, “Kebijakan Pembangunan Keluarga: Peluang Peningkatan Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga”
hal. 230-250
Kebijakan Pembangunan Keluarga:
Peluang Peningkatan Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga
Pinky Saptandari
[email protected]
Departemen Antropologi, FISIP, Universitas Airlangga, Surabaya
Abstract
The Family institution today is increasingly important and strategic to push for changes in the building as
well as strengthen the resilience and well-being of family members, including women and children. Fun-
damental changes for the realization of the resilience and well-being ang family member should start at the
level of the family because the family is the smallest unit that plays an important role in building up or
encourage a change in mindset, attitude and behavior of the community toward responsive mindset
development family. When the community is encouraged to responsive to family development, then in it
contained a human rights, gender perspective, empowerment and protection of women's rights, fulfillment
and protection of children.
This paper is developed from the results of the study "Building Models of Family Resilience
development policy towards the welfare of the family (a case study in East Java)", which was held in Malang
by 2013. A study intended to assess the implementation of family development policy as well as opportunities
to develop integrated policy development model family in Malang. Specifically, this paper highlights about
development policy for strengthening family resilience and family welfare. Some of the issues raised in this
paper, among others, were: the vulnerability of women and children in the family; deconstruction and the
transformation of values in family development; parenting pattern in the resilience and family; family
development policy; as well as development opportunities model policy development for the realization of
the resilience of families and the welfare of the family. Through this paper is expected to encourage
commitment to the development of models of development policies for strengthening family resilience and
family welfare.
Keywords: Model policies, deconstruction of social transformation, family values and alternative family
models
Abstrak
Pranata Keluarga semakin hari semakin penting dan strategis untuk mendorong perubahan dalam mem-
bangun serta memperkuat ketahanan serta kesejahteraan anggota keluarga, termasuk di dalamnya
adalah perempuan dan anak. Perubahan mendasar untuk mewujudkan ketahanan dan kesejahteraan ang-
gota keluarga harus dimulai dari tingkat keluarga karena keluarga merupakan unit terkecil yang
memainkan peran penting dalam membangun atau mendorong perubahan pola pikir, sikap dan perilaku
masyarakat menuju pola pikir yang responsif pembangunan keluarga. Ketika masyarakat didorong untuk
responsif terhadap pembangunan keluarga, maka di dalamnya termuat perspektif hak asasi manusia, per-
spektif gender, pemberdayaan dan perlindungan perempuan, pemenuhan hak dan perlindungan anak.
Makalah ini dikembangkan dari hasil penelitian “Membangun Model Kebijakan Pembangunan
Ketahanan Keluarga Menuju Kesejahteraan Keluarga (Studi Kasus di Jawa Timur)”, yang dilaksanakan di
Kabupaten Malang tahun 2013. Suatu penelitian yang dimaksudkan untuk mengkaji pelaksanaan
kebijakan pembangunan keluarga serta peluang untuk mengembangkan model kebijakan terpadu dalam
pembangunan keluarga di Kabupaten Malang. Secara khusus, makalah ini menyoroti perihal kebijakan
pembangunan keluarga untuk memperkuat ketahanan dan kesejahteraan keluarga. Beberapa isu yang
diangkat dalam makalah ini, antara lain adalah: kerentanan perempuan dan anak dalam keluarga;
dekonstruksi dan transformasi nilai-nilai dalam pembangunan keluarga; ketahanan dan pola pengasuhan
dalam keluarga; kebijakan pembangunan keluarga; serta peluang pengembangan model kebijakan
pembangunan keluarga untuk mewujudkan ketahanan dan kesejahteraan keluarga. Melalui makalah ini
diharapkan dapat mendorong komitmen untuk pengembangan model kebijakan pembangunan keluarga
untuk memperkuat ketahanan dan kesejahteraan keluarga.
Kata Kunci: model kebijakan, dekonstruksi sosial keluarga,transformasi nilai dan alternatif model
keluarga.
BioKultur, Vol.III/No.1/Januari-Juni 2014, hal. 230
Pinky Saptandari, “Kebijakan Pembangunan Keluarga: Peluang Peningkatan Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga”
hal. 230-250
K
eluarga adalah unit terkecil dan puan & Perlindungan Anak. BKKBN misal-
sekaligus sebagai komunitas nya, melihat permasalahan kependudukan
pertama bagi tumbuh kembang berasal dan diselesaikan di lingkup kelu-
anak. Karenanya, keluarga dalam masya- arga. Untuk itu, program keluarga Beren-
rakat memainkan peran yang sangat pen- cana (KB) menempatkan keluarga sebagai
ting dan strategis dalam mem-bangun dan kelompok sasaran dalam pengendalian ke-
memperkuat mental serta karakteristik pendudukan.
anak hingga tumbuh dewasa sebagai ba- Makalah ini dikembangkan dari ha-
gian dalam kehidupan berbangsa dan ber- sil penelitian “Membangun Model Kebijak-
negara. Pranata keluarga memainkan pe- an Pembangunan Ketahanan Keluarga Me-
ran penting dalam kesejahteraan keluarga, nuju Kesejahteraan Keluarga (Studi Kasus
termasuk bagi tumbuhkembang dan per- di Jawa Timur)”. Penelitian yang dilaksa-
lindungan anak-anak secara fisik dan psi- nakan di Kabupaten Malang tersebut me-
kososial. Apa yang didapat seorang anak rupakan bentuk kerjasama Kementerian
dalam keluarga akan mempengaruhi per- Pemberdayaan Perempuan dan Perlin-
tumbuhan fisik maupun perkembangan dungan Anak dengan Lembaga Kajian
psikis. Dalam keluarga anak belajar ber- Pembangunan Masyarakat pada tahun
sosialiasi dan berbagi dengan seluruh ang- 2013. Suatu penelitian terkait impemen-
gota keluarga. tasi Undang Undang Nomor 52 Tahun
Arti penting peran keluarga, juga 2009 tentang Perkembangan Kependu-
dapat dilihat dari semakin meningkatnya dukan dan Pembangunan Keluarga, khu-
jumlah kebijakan, program serta anggaran susnya fokus pada mengkaji pelaksanaan
yang dialokasikan untuk pembangunan kebijakan pembangunan keluarga serta
keluarga. Keluarga menjadi kelompok sa- peluang pengembangan model kebijakan
saran berbagai kebijakan dan program Pe- pembangunan keluarga untuk memperku-
merintah. Beberapa Kementerian/Lemba- at ketahanan dan kesejahteraan keluarga.
ga membuat kebijakan dan program deng- Keluarga memainkan peran pen-
an kelompok sasaran keluarga, diantara- ting, terutama untuk mengantarkan anak-
nya adalah: BKKBN, Kementerian Sosial, anak Indonesia menjadi generasi yang
Kementerian Agama, Kementerian Kese- berkualitas. Memperkuat ketahanan dan
hatan, Kementerian Pendidikan & Kebuda- kesejahteraan keluarga untuk dapat men-
yaan, Kementerian Pemberdayaan Perem- jalankan fungsi perlindungan dan penga-
BioKultur, Vol.III/No.1/Januari-Juni 2014, hal. 231
Pinky Saptandari, “Kebijakan Pembangunan Keluarga: Peluang Peningkatan Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga”
hal. 230-250
suhan dalam keluarga membutuhkan per- Di satu sisi, keluarga berpeluang
ubahan pola pikir, perubahan nilai-nilai menjadi sarana mewujudkan suatu ling-
budaya, norma, sikap dan perilaku dalam kungan sosial budaya yang kondusif bagi
keluarga dan masyarakat agar dapat men- kemajuan bangsa, khususnya bagi pen-
dukung cita-cita mulia tersebut. Keti-ka capaian kesetaraan dan keadilan gender
proses kesadaran manusia menjadi pu-sat, serta peningkatan kualitas hidup perem-
disanalah kunci perubahan masyara-kat puan dan anak. Untuk mencapai hal ter-
diletakkan pada transformasi kebuda- sebut dibutuhkan perubahan mendasar di
yaan. Menurut Mudji Sutrisno (2005:71- tataran pola pikir (mindset), yang menyen-
72), transformasi kultural membutuhkan tuh wilayah nilai-nilai budaya maupun
transformasi struktural baik politik mau- perubahan pada tataran struktural yang
pun ekonomi. Menurutnya, tidaklah cukup mendukung perubahan kebijakan maupun
transformasi nilai tanpa adanya transfor- perilaku dalam masyarakat.
masi struktural. Pengabaian tentang pen- Patut dikritisi perihal konstruksi
tingnya transformasi struktural untuk me- sosial dan budaya yang berlaku dalam ma-
nyertai transformasi kultural akan mem- syarakat tentang keluarga, serta kons-
buat sulit terwujudnya perubahan men- truksi sosial budaya tentang peran ang-
dasar dalam pembangunan keluarga. gota keluarga. Tentang peran orangtua,
Sejalan dengan pemikiran tersebut, peran laki-laki dan perempuan, nilai-nilai
penulis berpendapat bahwa dibutuhkan keperempuanan dan keibuan, peran anak,
perubahan secara sistematis dalam pem- yang seringkali dibalut dengan mitos, ste-
bangunan keluarga untuk ketahanan dan reotipe, stigma, dan pelabelan dalam ber-
kesejahteraan, serta perbaikan kualitas bagai aspek kehidupan. Konstruksi bu-
pola pengasuhan dalam keluarga. Di mana daya dalam dominasi ideologi patriarki
perubahan tersebut dilakukan secara sis- yang sarat dengan mitos, tabu, stereotipe
temik dengan transformasi kultural dan dan stigma tentang perempuan yang di-
struktural secara bersama-sama. Hal ini bangun dan dipertahankan dalam lingkup
dibutuhkan mengingat pranata keluarga keluarga, perlu untuk diubah. Meminjam
mengalami pergeseran peran, fungsi dan istilah Irwan Abdullah, dibutuhkan de-
ketahananan di tengah derasnya arus konstruksi sosial keluarga agar nilai-nilai
modernitas. keluarga, peran dan fungsi serta hubungan
antar anggota keluarga dalam kesetaraan
BioKultur, Vol.III/No.1/Januari-Juni 2014, hal. 232
Pinky Saptandari, “Kebijakan Pembangunan Keluarga: Peluang Peningkatan Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga”
hal. 230-250
dan keadilan, bukan sebaliknya dalam hu- Kerentanan Anak dan Perempuan
bungan yang mendominasi. Telah banyak kebijakan maupun program
Dalam buku Dominasi Penuh Musli- yang bertujuan untuk pemenuhan kebu-
hat Akar Kekerasan dan Diskiminasi, Har- tuhan perempuan dan anak. Namun, ma-
yatmoko mengingatkan bahwa dominasi sih ditemukan berbagai kendala dan tan-
adalah sebagai kejahatan moral dan tangan dalam kehidupan keluarga mau-
kejahatan politik yang mendominasi me- pun masyarakat yang berdampak pada
lalui mitos, ingatan sosial dan imajinasi. rendahnya kualitas hidup dan kerentanan
Bahkan dominasi wacana membawa keke- perempuan dan anak. Relatif masih ren-
rasan simbolik dalam hubungan gender. dahnya kualitas hidup serta kerentananan
Menurut Haryatmoko, kekerasan yang pa- perempuan dan anak dapat diamati dari:
ling sulit diatasi adalah kekerasan sim- tingginya angka kematian ibu saat mela-
bolik beroperasi melalui wacana. Keke- hirkan maupun angka kematian pada bayi
rasan simbolik terjadi karena pengakuan dan anak; tingginya angka kekerasan ter-
dan ketidaktahuan yang didominasi atau hadap perempuan dan anak di dalam ru-
diatur. Hanya saja prinsip simbolik dike- mah tangga; belenggu kemiskinan yang
tahui dan diterima, baik oleh yang me- mendorong perempuan dan anak harus
nguasai maupun yang dikuasai. Prinsip berkorban untuk kelangsungan hidup ke-
simbolis ini berupa bahasa, cara berpikir, luarga, dan lain-lain. Data-data tersebut
cara bekerja dan cara bertindak. Wacana menunjukkan bahwa permasalahan ke-
patriarki merupakan kekerasan karena timpangan gender berkontribusi terhadap
menjebak perempuan dengan menentu- rendahnya kualitas hidup serta kerentan-
kan cara melihat, merasakan, berpikir dan an perempuan dan anak.
bertindak. Penguasaan atas wacana men- Data dari berbagai sumber menun-
jadikan dominasi laki-laki seakan seperti jukkan bahwa anak adalah anggota ke-
sesuatu yang alamiah dan bisa diterima. luarga yang paling rentan. Anak rentan
Pola hubungan dalam rumahtangga meng- untuk jatuh sakit dan mengalami gizi bu-
gambarkan berlangsungnya afirmasi ke- ruk, yang bahkan dapat berujung pada ke-
kuasaan dan proses pengakuan dominasi matian sebagaimana dapat dilihat dari
dalam logika dominasi yang berjalan atas masih tingginya angka kematian bayi/
nama prinsip simbolik (2010:127-130). anak. Anak juga rentan mengalami perla-
kuan atau pola pengasuhan yang salah
BioKultur, Vol.III/No.1/Januari-Juni 2014, hal. 233
Pinky Saptandari, “Kebijakan Pembangunan Keluarga: Peluang Peningkatan Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga”
hal. 230-250
yang dapat menimbulkan berbagai perma- untuk kesehatan anak dan tumbuh-kem-
salahan seperti penyalahgunaan narkoba bang anak dianggap sebagai urusan se-
atau terpapar dengan pornografi. Anak orang ibu semata, di mana kontribusi laki-
juga rentan mengalami berbagai bentuk laki relatif rendah; (iii) terdapat mitos dan
kekerasan. Data-data yang ada menun- tabu tentang makanan maupun pemenuh-
jukkan bahwa rumah bukan tempat yang an gizi yang ditujukan bagi bayi, balita,
aman bagi anak, karena anak mengalami anak dan remaja yang berpengaruh terha-
kekerasan di lingkungan keluarga. dap pola pemberian makan pada anak
Kerentanan kondisi kesehatan yang sangat kuat dipengaruhi oleh nilai-
anak dipicu oleh permasalahan sosial dan nilai budaya dan lingkungan alam setem-
budaya, sebagai berikut, antara lain: (i) pat; (iv) fakta meningkatnya angka keke-
adanya cara pandang dan perilaku bias rasan (fisik, psikis, seksual) dan trafiking
gender dalam keluarga dan masyarakat terhadap perempuan dan anak-anak.
tentang status dan kedudukan laki-laki Berdasarkan uraian tentang per-
dan perempuan. Antara lain berupa per- masalahan kerentanan kesehatan anak da-
lakuan yang cenderung membedakan da- lam keluarga, terlihat bahwa faktor-faktor
lam pemenuhan hak pada anak laki-laki sosial dan budaya memberi sumbangan
dan hak anak perempuan. Anak laki-laki yang besar terhadap kerentanan mereka.
cenderung mendapat perlakuan istimewa Adapun akar permasalahan kerentanan
dalam keluarga sebagaimana konstruksi anak dapat disebabkan beberapa faktor,
sosial yang berlaku dalam masyarakat. antara lain: kemiskinan, ketimpangan gen-
Perlakuan isitimewa terhadap anak laki- der dalam dominasi budaya patriarki,
laki juga berpengaruh terhadap pola pem- serta rendahnya status dan posisi tawar
berian makan yang cenderung ada pembe- anak dalam keluarga dan masyarakat.
daan terhadap kualitas dan kuantitas ma- Penjelasan perihal kerentanan kesehatan
kanan yang diberikan kepada anak laki- anak tersebut menjadi petunjuk bahwa
laki dibandingkan apa yang diberikan ke- hak-hak dasar anak belum terpenuhi. Sua-
pada anak perempuan; (ii) masih ting- tu hal yang memprihatinkan mengingat
ginya angka kematian bayi (AKB) dan kesehatan anak adalah salah satu target
angka kematian anak (AKA) yang dipicu Pembangunan Millenium atau MDGs yang
oleh adanya keyakinan dan kebiasaan da- seharusnya jadi prioritas pembangunan.
lam masyarakat bahwa tanggung jawab
BioKultur, Vol.III/No.1/Januari-Juni 2014, hal. 234
Pinky Saptandari, “Kebijakan Pembangunan Keluarga: Peluang Peningkatan Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga”
hal. 230-250
Berbagai tulisan menunjukkan be- dalam posisi yang adil. Disimpulkan bah-
tapa besarnya peran dan posisi perempu- wa posisi perempuan dalam kebijakan
an dalam keluarga. Namun, peran penting Pemerintah di bidang kesejahteraan ke-
tersebut juga diwarnai kerentanan dalam luarga masih sebagai penerima kebijakan
kesehatan hingga kerentanan untuk semata, yang jumlah dan cakupannya juga
mengalami berbagai bentuk kekerasan. masih terbatas. Perempuan dan sebagian
Laporan Komisi Nasional Anti Kekerasan besar penduduk miskin yang hidup dari
Terhadap Perempuan (Komnas Perempu- sektor ekonomi informal pada umumnya
an) tahun 2008, mencatat 60% pengelola tidak masuk dalam skema jaminan sosial.
struktur pengeluaran rumahtangga adalah Kebijakan sosial bagi perempuan dalam
perempuan. Perempuan menjadi aktor unit keluarga masih bersifat diskriminatif
yang bertanggung jawab untuk mengelola, terhadap perempuan, sebagai konskuensi
tak hanya peran pengasuhan, tetapi juga dari model keluarga dengan laki-laki se-
ekonomi rumah tangga (Keluarga). Ber- bagai pencari nafkah utama. Jaminan hak
bagai cara dilakukan perempuan untuk perempuan (bahkan anak) ditentukan
mempertahankan kesejahteraan keluarga, oleh keabsahan dan relasi mereka dengan
mulai dari menikah, menjadi gundik, ber- suami sebagai kepala keluarga (Jurnal Per-
hutang, spiritual, hingga menjadi buruh empuan, 2012:7-16).
migran (Laporan Komnas Perempuan, Target MDGs untuk menurunkan
2008). Angka Kematian Ibu (AKI) pada tahun
Atnike Nova Sigiro, dalam tulisan 2015 masih sulit dicapai karena kecen-
tentang “Perempuan dan Kesejahteraan derungan naiknya AKI di Indonesia. Ke-
Keluarga di Indonesia: Kritik Atas Model miskinan juga dianggap berwajah perem-
Keluarga Lelaki sebagai Pencari Nafkah puan dan berdampak pada buruknya ke-
Utama”, yang dimuat dalam Jurnal Perem- sehatan reproduksi perempuan. Hal ter-
puan Nomor 73 tahun 2012, menjelaskan sebut disampaikan Women Research Insti-
bahwa posisi perempuan dalam pengelola tute (WRI), berdasarkan penelitian di 7
keluarga sangat penting sekaligus rentan. wilayah. Melalui penelitian tersebut, WRI
Sigiro juga menganalis apakah posisi per- menyimpulkan bahwa perempuan adalah
empuan dalam kebijakan dalam kebijakan sosok yang menanggung kemiskinan. Per-
negara, dalam bidang kesejahteraan ke- empuan di wilayah pedesaan sesungguh-
luarga, telah menempatkan perempuan nya merupakan penggerak roda ekonomi
BioKultur, Vol.III/No.1/Januari-Juni 2014, hal. 235
Pinky Saptandari, “Kebijakan Pembangunan Keluarga: Peluang Peningkatan Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga”
hal. 230-250
pasar tradisional, selain juga sebagai so- Upaya transformasi nilai-nilai ke-
sok yang memikul berbagai beban nilai luarga merupakan proses penting yang
sosial dan budaya, dan cenderung terbatas membutuhkan payung hukum dari tingkat
akses mereka ke dunia publik. Perempuan nasional hingga tingkat desa. Munculnya
juga cenderung diposisikan lebih tidak kebijakan yang dikeluarkan oleh Kemen-
bermakna jika dibandingkan dengan laki- terian Pemberdayaan Perempuan dan Per-
laki. Nilai-nilai sosial budaya telah mem- lindungan Anak (KPPPA) sebagai lembaga
bentuk cara pikir masyarakat dalam me- pemerintah yang mengeluarkan Peraturan
maknai perempuan. Pemaknaan ini dalam Menteri No. 06 Tahun 2013 tentang Pe-
prakteknya ikut memberi pengaruh ter- laksanaan Pembangunan Keluarga, diha-
hadap pemaknaan arti kesehatan bagi rapkan dapat memberi warna yang ber-
perempuan. Kondisi ini memiliki kecende- beda dalam pembangunan keluarga. Di
rungan yang merugikan kaum perempuan, mana permasalahan gender, pemberdaya-
terutama mengenai nilai kesehatan re- an dan perlindungan perempuan, serta
produksi mereka (2010:223-332). perlindungan dan hak anak didorongkan
untuk menjadi prioritas penting dalam
Dekonstruksi dan Transformasi Nilai- membuat perubahan mendasar tersebut.
Nilai Keluarga
Perubahan mendasar untuk mewu-
Ketika kebijakan pembangunan dianggap judkan ketahanan dan kesejahteraan ang-
tidak ramah terhadap perempuan dan gota keluarga memang harus dimulai dari
anak, maka diharapkan ada perubahan ke- tingkat keluarga. Mengapa demikian? Ka-
bijakan yang memuat perubahan-peru- rena keluarga merupakan unit terkecil
bahan mendasar. Tujuannya adalah agar yang memainkan peran penting dalam
perempuan dan anak sebagai kelompok membangun atau mendorong perubahan
rentan tidak hanya ditempatkan sebagai pola pikir, sikap dan perilaku masyarakat
penerima kebijakan secara pasif. Dibutuh- menuju pola pikir yang responsif pem-
kan perubahan mendasar, yang antara lain bangunan keluarga. Ketika masyarakat di-
melalui pembangunan keluarga, di mana dorong untuk responsif dalam pembang-
dilakukan proses transformasi nilai-nilai unan keluarga, maka di dalamnya diha-
keluarga, khususnya dengan memasukkan rapkan termuat juga perspektif hak asasi
nilai-nilai responsif gender. manusia, kesetaraan gender, pemberdaya-
BioKultur, Vol.III/No.1/Januari-Juni 2014, hal. 236
Description:Sosial-Ekonomi. Masyarakat Gunungkidul: Suatu Kajian Antropologi Keruangan . Ketahanan Keluarga Menuju Kesejahteraan Keluarga (Studi Kasus di Jawa Timur)”, yang dilaksanakan di. Kabupaten tingnya transformasi struktural untuk me- kungan sosial budaya yang kondusif bagi kemajuan