Untitled - Admin Website Undiknas

184 Pages·2017·5.52 MB·Indonesian

Syamsuddin Kelilauw
Pustaka Larasan
2018
Kepemimpinan Profesor Sri Darma
From Zero to Hero
Penulis
Syamsuddin Kelilauw
Pracetak
Slamat Trisila
Penerbit
Pustaka Larasan
Jalan Tunggul Ametung IIIA No.11B
Denpasar, Bali 80116
Ponsel: 0817353433
Pos-el: [e-mail]
Cetakan Pertama
Februari 2018
ISBN 978-602-5401-25-1
ii
PENGANTAR PENULIS
Jejak Kepemimpinan Visioner
PROF. Ir. Gede Sri Darma, M.M., D.B.A., F.P.E.. Nama dan
sosok ini tidak asing. Di Bali, sosoknya terbilang populer. Di
luar Bali, figurnya lumayan dikenal luas. Sosoknya bahkan
tak kurang familiar di luar negeri.
Ada sederet alasan rasional dan faktual tentu mengklaim
popularitas Prof. Sri Darma. Salah satu alasannya, dia
anak kandung Drs. Ketut Sambereg, M.M., seorang tokoh
pendidikan nasional yang lahir di Bali. Pendiri utama
Undiknas bersama Prof. Dr. I Gusti Ngurah Gorda, M.S.,
M.M., jatuh bangun merintis kelahiran hingga memutar roda
manajemen Undiknas sampai sehebat seperti sekarang.
Dia seorang sarjana teknik yang kompeten dalam
disiplin ilmu elektro. Dia seorang magister manajemen yang
mumpuni dalam bidang ilmu manajemen. Dia seorang doktor
manajemen teknologi informasi yang memiliki reputasi
meyakinkan. Dia guru besar alias profesor yang dianugerahi
empat rekor oleh Museum Rekor Indonesia (MURI). Dia
rektor dengan visi jauh ke depan. Dia jitu menenun misi untuk
menerjemahkan visi itu.
Wajar Prof. Sri Darma dilukiskan sebagai tokoh hebat.
Ini bukan saja lantaran dia anak seorang tokoh yang besar
pada zamannya. Lebih dari itu, dia mampu melebihi batas
kehebatan rata-rata kebanyakan anak tokoh yang tak kuasa
menyamai bahkan melewati prestasi yang mengukuhkan
reputasi orang tua masing-masing. Walau tergolong anak
seorang tokoh pendidikan besar, dia pun tak kalah hebat
dengan prestasi yang mengantarkan reputasi pribadi di jagat
kariernya.
iii
Ada sederet catatan penting untuk memastikan ini.
Catatan tersebut bersumber dari perjalanan hidupnya di
lingkungan keluarga, dunia pendidikan dasar, menengah,
hingga pendidikan tinggi, termasuk buah pemikiran, konsep,
strategi yang diejawantahkan maupun dipublikasikan media
massa. Lagi pula ada catatan prestisius di balik rekam jejaknya
terlibat dalam berbagai forum maupun lembaga berskala
regional, nasional, bahkan internasional. Sekelumit rekam
jejaknya tadi akan terbingkai dalam catatan lain dalam buku
ini.
Pembangunan manajemen informasi berbasis teknologi
digital di lingkungan Undiknas tidak ujuk-ujuk lahir sebagai
sebuah gagasan dan konsep di benak Prof. Sri Darma. Rekam
jejak latar akademiknya memang kuat di bidang information
technology (IT). Latar pendidikan tingginya sebagai tukang
insinyur elektro tamatan Jurusan Teknik Elektro Fakultas
Teknik Unud menjadi modal utama di balik itu.
Apalagi selama masa perkuliahan, Prof. Sri Darma muda
gemar mengutak-atik perangkat elektronik. Dia bahkan tak
jarang mengoleksi tape recorder gede keluaran terbaru. Jika ada
komponen tape recorder yang onar biasanya Prof. Sri Darma
menyervis sendiri.
Lambat-laun Prof. Sri Darma getol menjadi pemerhati
teknologi digital. Apalagi saat kuliah teknik, dia sempat
menjadi asisten dosen, bahkan asisten kepala laboratorium
teknik elektro di Kampus Unud. Atensinya terhadap per-
kembangan mutakhir teknologi informasi modern makin
menjadi-jadi.
Saat kuliah program doktor di Southern Cross Australia,
Prof. Sri Darma meneliti dan menulis manajemen information
technology. Latar pendidikan ini membuat dia jauh lebih lekas
menangkap tuntutan globalisasi terhadap laju perkembangan
teknologi digital untuk memompa kemajuan perguruan tinggi
yang dipimpinnya.
iv
Tatkala menduduki kursi rektor, Sri Darma yang tetap
gemar mengamati perkembangan industri elektro membaca
pergerakan globalisasi yang tak terelakkan. Globalisasi
juga diamatinya meniscayakan sistem IT modern sebagai
instrumen tak terelakkan membangun dan memperluas
jaringan komunikasi mutakhir.
Dalam beragam kesempatan, Prof. Sri Darma tak
jemu-jemu menegaskan prinsip pendidikan berkualitas itu
berbandrol mahal. Sebagai rektor Undiknas pun prinsip yang
setarikan napas ditenun menjadi komitmen mengemuka.
Baginya mutu pendidikan Undiknas tak bisa digadaikan
dengan harga murah. Jika mau lulusan bermutu, ongkos
pendidikan harus berharga tinggi.
Prinsip dan komitmennya itu sempat mendulang protes
dan sindiran tak sedap, Tetapi, Prof. Sri Darma bergeming. Dia
pantang mundur membangun dan mendongkrak singgasana
mutu Undiknas. Itu dilakukan dengan anggaran tak sedikit.
Biaya mahal memajukan Undiknas sudah harga mati. Apalagi
ketika kebijakan e-campus mulai dirintis di kampus ini. Ini
konsekuensi dari kemauan kuatnya melempar tagline move to
global and digital tahun 2009.
Ajakannya itu tak gampang terealisir. Kebiajakan dan
komitmennya ini mendapat perlawanan dari kalangan internal
Undiknas. Dirinya dituding mentang-mentang lulusan luar
negeri. Dia dikecam memaksakan barang baru yang mustahil
diterapkan di lingkungan kampus yang dipimpinnya.
Tetapi, bukan Prof. Sri Darma jika harus kalah menghadapi
tudingan dan kecaman itu. Dia justru makin termotivasi
menunjukkan pilihannya itu justru akan membawa perubahan
luar biasa terhadap masa depan Undiknas.
Lambat laun hasilnya makin terwujud. Pamor Undiknas
kembali bangkit. Warisan utang yang dipikulnya saat
pertamakali menjabat rektor mulai bisa ditebus. Akreditasi
v
program studi di lingkungan kampus ini makin meningkat.
Mahasiswa baru kian membanjiri Undiknas.
Terobosan hebat Prof. Sri Darma mulai menuai hasil.
Dari hasil yang makin menggetarkan ini terbidani tagline yang
bernas, global, smart, digital. Tagline yang disingkat GSD ini
bukan saja sejalan dengan tuntutan kampus zaman now dan
era mendatang. GSD juga menyimpan spirit Gorda Sambereg
Dwi Tunggal yang meletakkan dasar kokoh untuk kemajuan
Undiknas. GSD juga mengeskpresikan roh Gede Sri Darma
untuk melanjutkan spirit dasar yang dihunjamkan dua pendiri
utama kampus ini, Prof. Gorda dan Ketut Sambereg, sejak 17
Februari 1969.
Buku ini memang menyingkap gagasan smart dan
terobosan Prof. Sri Darma sebagai seorang hero. Betapa tidak,
saat awal dia menjabat rektor jelas Undiknas sedang berada
di titik zero, bahkan minus. Ini akibat utang yang menumpuk,
diperparah akreditasi semua program studi pada titik rendah.
Dari titik zero, bahkan minus itu, bandul Undiknas lambat
laun bergeser secara meyakinkan ke orbit yang diimpikan
sivitas akademika ini.
Potret nyata langkah zero to hero Prof. Sri Darma selama
memimpin Undiknas sejak tahun 2005 terjawab dalam bagian
demi bagian isi buku ini. Namun, isi buku ini pun niscaya
belum melukiskan secara utuh seluruh isi kepala dan sepak
terjang cerdas Prof. Sri Darma dalam memajukan Undiknas.
Buku ini tentu terbit lewat proses pergulatan intens de-
ngan Prof. Sri Darma. Ini terutama jelang usia 40 tahun Undiknas
tahun 2009. Kerja sama dan atensi staf sekretariat rektorat,
Ida Ayu Arsiwati Singarsa, S.H., Ratna Ayu Widiaswari, S.H.,
Ni Wayan Arniti, dan Desak Made Febri Purnama Sari, S.E.,
M.M., amat berharga. Kontribusi staf lain, Ketut Adi Wirawan,
S. Kom. dan Nyoman Sata Wiweka Nanda, S.I.Kom., dalam
urusan dokumentasi foto pantas diberikan apresiasi.
vi
Doa dan restu orang tua, H. Amir F. Kelilauw dan
Mariamah Kelilauw, sungguh membuka dan memudahkan
semua rencana baik dan realisasinya. Beruntung istri, Nova
Z. Kelilauw beserta anak-anak, Ade Muktiana Kelilauw, Ihsan
Muarif Kelilauw, Faisal Yudhayana Kelilauw, Husnu Ikhwan
Kelilauw, senantiasa mendoakan dan menyemangati. Begitu
juga saudara sekandung, Hj. Ade Nur Aini Kelilauw sek, Hj.
Risali Nur Taufani Sek, Ridwan Bori Salehuddin Kelilauw
sek, serta Rustam Raihani Kelilauw sek yang ikut menyirami
spirit. Semoga Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, selalu
mengabulkan doa dan ekspektasi kita semua.
Denpasar, 18 Februari 2018
Penulis
Syamsuddin Kelilauw
vii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ~ iii
BAGIAN PERTAMA
EMPAT DASA WARSA UNDIKNAS ~ 3
Citra Diri Undiknas ~ 3
Sumber Utama Sejarah Undiknas ~ 6
Dwi Tunggal Jadi Pelopor ~ 9
Dwi Tunggal Merawat Spirit ~ 12
Masa Keemasan Undiknas ~ 15
Regenerasi Biologis dan Ideologis ~ 21
BAGIAN KEDUA
KEPEMIMPINAN GENERASI KEDUA ~ 27
Dibekali Disiplin Sejak Bocah ~ 27
Tamat Elektro Unud ~ 32
Kuliah MM UGM ~ 37
Jadi Dosen Undiknas ~ 40
Kuliah S-3 di Australia ~ 42
Internet di Kampus ~ 45
Jadi Pembantu Rektor ~ 48
Resistensi Dosen Senior ~ 52
Berbisnis Teknologi Informasi ~ 55
BAGIAN KETIGA
REKTOR PERIODE 2005-2009 ~ 61
Undiknas Go International ~ 61
Warisi Utang dan Akreditasi C ~ 63
E-Campus Swasta Pertama ~ 66
Tiga Bahasa Asing dan Ospek ~ 71
Tiga Semester Setahun ~ 73
Guru Besar Kedua ~ 75
viii
Riset, Hardskill, Softskill ~ 77
Outcome Lulusan Undiknas ~ 82
“B” untuk Fakultas Hukum ~ 84
BAGIAN KEEMPAT
JELANG 40 TAHUN UNDIKNAS ~ 89
Dituding Kepemimpinan Gagal ~ 89
Move to Global and Digital ~ 93
Branding Undiknas University ~ 97
Digitalisasi Arsip Bersejarah ~ 99
BAGIAN KELIMA
TEROBOSAN 2009-2014 ~ 103
Intens Terapkan Digital Online ~ 103
Brand Baru Fakultas Teknik ~ 106
Kuadran Global and Digital ~ 109
Lagi Jadi Rektor ~ 112
New Wape Organization ~ 115
Dana Hibah Laptop ~ 118
Mailist Wajib ~ 120
Dongkrak Mutu Dosen ~ 122
Apresiasi dan Prestasi 2011-2013 ~ 124
BAGIAN KEENAM
ERA GLOBAL, SMART, DIGITAL ~ 129
Kuadran Global, Smart, Digital ~ 129
Komunitas Public Speaking ~ 131
Mahasiswa Evaluasi Dosen ~ 133
Pelatihan Dosen Peneliti ~ 134
Pelatihan Satpam Kampus ~ 136
Mahasiswa Berprestasi Undiknas ~ 136
Penjamin Mutu dan Akreditasi ~ 138
1.252 Mahasiswa Baru ~ 139
Undiknas International Office ~ 142
ix