Table Of ContentJurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya)
Tindak Tutur Asertif dalam Roman Larasati Karya Pramoedya Ananta Toer
dan Implikasinya
Oleh
Indri Arnaselis
Nurlaksana Eko Rusminto
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
e-mail: [email protected]
ABSTRACT
The purpose of this research is to describe assertive speech acts ward existed in
Larasati's novel by Pramoedya Ananta Toer and its implication to Indonesian
language learning in junior high school. This study used descriptive qualitative
method. The results showed that there are six communicative functions in
assertive speech act; speech declaring, informing, suggesting, glorious,
complaining, and reporting. The six communicative functions are spoken in
various ways in form of direct and indirect speech. The result of this research is
implicated in Indonesian language learning in SMP class VIII on drama text
material. The data served as an example of drama text dialogue.
Keywords : assertive speech acts, communicative functions, and implications.
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan tindak tutur asertif dalam roman
Larasati karya Pramoedya Ananta Toer dan implikasinya terhadap pembelajaran
bahasa Indonesia di SMP. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif
kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat enam fungsi komunikatif
tindak tutur asertif yang terdiri atas, tuturan menyatakan, memberitahukan,
menyarankan, membanggakan, menggeluhkan, dan melaporkan. Keenam fungsi
komunikatif tersebut dituturkan secara beragam dengan tuturan langsung dan
tidak langsung. Hasil penelitian ini diimplikasikan dalam pembelajaran bahasa
Indonesia di SMP kelas VIII pada materi teks drama. Data dijadikan sebagai
contoh dialog teks drama.
Kata kunci : tindak tutur asertif, fungsi komunikatif, dan implikasi.
Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Langsung Halaman 1
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya)
PENDAHULUAN Melihat pada penggunaannya, bahasa
yang mengandung tindak tutur
Peran bahasa dalam kehidupan mempunyai fungsi, mengandung
sehari-hari sangat penting, sebab maksud dan tujuan tertentu, serta
bahasa berfungsi sebagai alat dapat menimbulkan pengaruh atau
komunikasi untuk menyampaikan akibat pada mitra tutur. Austin
informasi. Bahasa sebagai alat (dalam Rusminto, 2010: 22-23)
komunikasi digunakan untuk mengklasifikasikan tindak tutur atas
bertukar pendapat, berdiskusi, atau tiga klasifikasi, yaitu tindak tutur
membahas permasalahan yang lokusi, tindak tutur ilokusi, dan
sedang terjadi. Dalam tindak tutur perlokusi.
penggunaannya, proses berbahasa
disesuaikan dengan konteks tuturan, Tindak tutur lokusi adalah tindakan
yaitu penutur, mitra tutur, dan situasi proposisi yang berada pada kategori
tutur. Bahasa itu sendiri mengandung mengatakan sesuatu (an act of saying
sebuah tuturan, tindak tutur, dan something). Oleh karena itu yang
peristiwa tutur. Keterkaitan tindak diutamakan dalam tuturan ini adalah
tutur dengan situasi tutur yang dapat isi tuturan yang diungkapkan oleh
dipahami akan menghasilkan makna penutur. Tindak tutur ilokusi adalah
suatu tuturan yang sebenarnya. tindak tutur yang mengandung daya
Pemahaman makna sebuah tuturan untuk melakukan tindakan tertentu
dapat dikaji melalui kajian dalam hubungannya dengan
pragmatik, sebab dalam kajian ini mengatakan sesuatu (an act of doing
akan menelaah hubungan antara something in saying something).
bahasa dan konteks yang Tindakan tersebut seperti janji,
melatarinya. tawaran, atau pernyataan yang
terungkap dalam tuturan. Tindak
Bahasa yang mengandung sebuah tutur perlokusi adalah tindak tutur
tuturan dapat digunakan untuk yang pengutaraannya dimaksudkan
menyampaikan suatu maksud dan untuk mempengaruhi lawan tuturnya.
suatu maksud dapat disampaikan tindak tutur perlokusi disebut sebagai
melalui beraneka ragam tuturan. (the act of Affecting someone).
Searle (dalam Rohmadi, 2010: 32)
mengemukakan bahwa setidak- Tarigan (2015: 40) dalam bukunya
tidaknya ada tiga jenis tindakan yang menyatakan bahwa terdapat beberapa
dapat diwujudkan oleh seorang klasifikasi dalam tindak ilokusi, yaitu
penutur, yakni tindak lokusi, ilokusi, berdasarkan fungsi dan berdasarkan
dan perlokusi. Tindakan-tindakan kriteria yang beraneka ragam. Maka
tersebut diatur oleh aturan Tarigan mengklasifikasikan tindak
penggunaan bahasa dalam situasi ilokusi berdasarkan kriterianya, yaitu
percakapan antara dua pihak. Suatu tindak tutur aserif, direktif, komisif,
percakapan yang dilakukan antara ekspresif, dan deklaratif. Merujuk
dua pihak dengan menuturkan suatu pada teori tersebut tindak tutur asertif
pernyataan, biasanya tidak semata- adalah tindak tutur yang digunakan
mata hanya menyatakan saja, akan untuk mengemukakan atau
tetapi dapat mengandung maksud menyatakan fakta atau pengetahuan
lain dibalik tuturan. (Wijana, 2015: 94). Tindak tutur
asertif tersebut melibatkan pembicara
Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Langsung Halaman 2
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya)
pada kebenaran preposisi yang perempuan menjadi daya tarik untuk
diekspresikan (Tarigan, 2015: 42). dikaji isinya, terlebih dalam segi
Tutur asertif memiliki fungsi tuturan yang digunakan oleh tokoh-
komunikatif diantaranya, tuturan tokohnya. Tentu akan terdapat
menyatakan, memberitahukan, berbagai macam jenis tuturan yang
menyarankan, membanggakan, digunakan untuk menceritakan kisah
mengeluh, menuntut, dan tersebut. Berbeda dengan karya
melaporkan. sastra yang lain roman ini menjadi
istimewa bagi peneliti karena adanya
Penggunaan tindak tutur asertif dapat penggambaran jiwa nasionalisme
di temukan dalam kehidupan sehari- yang patut dicontoh untuk generasi
hari, seperti pada proses masa depan, khususnya para pemuda
berkomunikasi antarmanusia. Proses sebagai mahkota bangsa.
berkomunikasi tidak hanya dilakukan
secara lisan melainkan dapat berupa Tokoh-tokoh dalam roman ini
tulisan, seperti dalam bentuk media berinteraksi dengan menggunakan
elektronik ataupun media cetak. bahasa. Peristiwa tutur dalam cerita
Roman atau novel adalah salah satu ini mempunyai peranan yang sangat
media cetak yang berupa karya sastra penting, sebab bertujuan
yang mengandung dialog atau menyampaikan maksud tuturan dari
percakapan pada setiap proses kedua belah pihak. Saat
komunikasi antara tokoh-tokohnya. berlangsungnya interaksi, tokoh-
Sebuah roman atau novel memiliki tokoh dalam cerita ini menggunakan
alur cerita seperti kisah kehidupan banyak sekali variasi tuturan salah
yang dapat diungkapkan dengan gaya satunya tindak tutur asertif. Tuturan
cerita, narasi, atau percakapan tokoh- asertif ini melibatkan pembicara pada
tokohnya. Percakapan dalam sebuah kebenaran proposisi yang
roman mempunyai konteks sesuai diekspresikan, digunakan untuk
dengan situasi yang terdapat dalam mengemukakan atau menyatakan
cerita tersebut. Dalam KBBI roman fakta. Dalam mengekspresikan
adalah karangan prosa yang kebenaran preposisi yang dimiliki,
melukiskan perbuatan pelakunya penutur dapat menggunakan tindak
menurut watak dan isi jiwa masing- tutur langsung dan tindak tutur tidak
masing. Peristiwa yang diceritakan langsung untuk mencapai suatu
termasuk peristiwa-peristiwa yang tujuan yang dikehendakinya. Oleh
luar biasa dan jarang terjadi. sebab itu penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui tuturan asertif
Pada penelitian ini, peneliti memilih yang ada dalam roman Larasati serta
roman Larasati sebagai subjek kelangsungan dan ketidaklangsungan
penelitian. Sebab roman ini memiliki tuturannya.
alur, yaitu kisah kehidupan seorang
bintang film terkemuka bernama Berkaitan dengan hal tersebut,
Larasati. Kisah yang diceritakan peneliti mengimplikasikan hasil
adalah kehidupan Larasati di era penelitian dengan pembelajaran
masa-masa bersiap kemerdekaan bahasa Indonesia di SMP.
menuju revolusi. Menyajikan Pembelajaran bahasa Indonesia
semangat nasionalisme kebangsaan merupakan bagian dari pendidikan.
yang dibangun oleh seorang Oleh karena itu, segala aspek
Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Langsung Halaman 3
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya)
pembelajaran bahasa Indonesia harus penelitian ini dapat dijadikan contoh
diarahkan demi tercapainya tujuan dialog yang digunakan dalam teks
pendidikan tersebut. Tujuan drama yang dapat dipentaskan.
pembelajaran yang ditentukan dapat
dicapai melalui penggunaan Berdasarkan latar belakang yang
komponen-komponen pembelajaran telah diuraikan, penulis merumuskan
yang saling berkaitan. Komponen masalah yang diteliti dalam
pembelajaran tersebut salah satunya penelitian ini yaitu, “Bagaimanakah
berupa rencana pelaksanaan Tindak Tutur Asertif Tokoh-Tokoh
pembelajaran (RPP). Tujuan dalam Roman Larasati Karya
penyusunan recana pelaksanaan Pramoedya Ananta Toer dan
pembelajaran (RPP) ini guna untuk Implikasinya terhadap Pembelajaran
merancang kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP?” yang
yang akan disampaikan oleh guru. mencakup hal-hal sebagai berikut.
Kegiatan pembelajaran itu sendiri 1. Apa sajakah fungsi komunikatif
dirancang untuk memberikan tindak tutur asertif yang terdapat
pengalaman belajar yang melibatkan dalam roman Larasati karya
proses mental dan fisik melalui Pramoedya Ananta Toer?
interaksi antarpeserta didik, peserta 2. Bagaimanakah kelangsungan
didik dengan guru, lingkungan, dan dan ketidaklangsungan tindak
sumber belajar lainnya dalam rangka tutur asertif yang digunakan
pencapaian kompetensi dasar (BSNP pada percakapan tokoh-tokoh
dalam Warsita, 2008: 266). dalam roman Larasati karya
Pramoedya Ananta Toer?
Mata pelajaran bahasa Indonesia 3. Bagaimanakah implikasi hasil
dalam kurikulum 2013 menerapkan penelitian pada pembelajaran
pembelajaran berbasis teks. Teks bahasa Indonesia di SMP?
dapat diperinci kedalam berbagai
jenis, salah satunya teks fiksi sejarah. METODE PENELITIAN
Roman Larasati merupakan salah
satu bagian dari teks fiksi sejarah Desain penelitian yang digunakan
yang dapat dijadikan sebagai salah dalam penelitian ini adalah deskriptif
satu sumber belajar untuk kualitatif. Pada penggunaan
pembelajaran bahasa Indonesia pada pendekatan kualitatif ini data yang
materi teks drama di SMP kelas VIII. dihasilkan bukan berupa angka tetapi
Sesuai dengan Kompetensi Dasar berupa bentuk verbal yang berwujud
3.15 Mengidentifikasi unsur-unsur tuturan sehingga data yang
drama (tradisional dan modern) yang dihasilkan berupa kata-kata tertulis
disajikan dalam bentuk pentas atau atau lisan tentang sifat individu,
naskah. 4.15 Menginterpretasikan keadaan, gejala, dari kelompok
drama (tradisional dan modern) yang tertentu yang diamati. Oleh sebab
dibaca dan ditonton atau didengar. itu, peneliti menggunakan metode
3.16 Menelaah karakteristik unsur kualitatif karena data yang dihasilkan
kaidah kebahasaan dalam teks drama dari penelitian berupa bentuk-bentuk
yang berbentuk naskah atau pentas, verbal bahasa, yaitu tuturan asertif
dan 4.16 Menyajikan drama dalam yang dituturkan secara beragam,
bentuk pentas atau naskah. Melalui menggunakan tuturan langsung dan
kegiatan pembelajaran tersebut hasil tidak langsung oleh para tokoh yang
Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Langsung Halaman 4
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya)
terdapat dalam roman Larasati karya HASIL DAN PEMBAHASAN
Pramoedya Ananta Toer.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Sumber data dari penelitian ini terdapat tindak tutur asertif yang
adalah roman Larasati karya digunakan dalam tuturan tokoh-
Pramoedya Ananta Toer yang tokoh dalam roman Larasati karya
berjumlah 184 halaman dengan tebal Pramoedya Ananta Toer. Dalam
buku 13 x 20 cm, cetakan penelitian ini ditemukan sebanyak
kesembilan desember 2015 yang 159 data yang meliputi tindak tutur
diterbitkan oleh Lentera Dipantara, asertif yang mengandung fungsi
Jakarta. komunikatif menyatakan,
memberitahukan, menyarankan,
Teknik pengumpulan data yang membanggakan, mengeluhkan, dan
digunakan dalam penelitian ini melaporkan. Keenam tuturan asertif
adalah dokumentasi. Teknik tersebut dituturkan secara beragam,
dokumentasi dilakukan untuk yaitu dengan tuturan langsung dan
mengumpulkan data yang bersumber tuturan tidak langsung.
dari arsip dan dokumen yang ada
hubungannya dengan penelitian. 1. Tindak Tutur Asertif
Pengumpulan data dalam teknik Menyatakan
dokumentasi dengan menggunakan
cara teknik baca dan teknik catat, Tindak tutur asertif menyatakan
yaitu pengambilan data kebahasaan digunakan penutur untuk
yang dilakukan dengan membaca mengatakan ataupun mengemukakan
secara cermat untuk menemukan isi pikiran, atau perasaan dengan
tuturan yang digunakan pada kebenaran preposisi yang dimiliki
percakapan antartokoh yang penutur agar mitra tutur memahami
diceritakan dalam roman Larasati. apa yang disampaikan penutur. Pada
setelah menemukan data berupa tuturan menyatakan ini penutur
tuturan tersebut, peneliti mulai hanya sebatas mengatakan sesuatu
menganalisis data dengan saja, penutur tidak selalu
menggunakan analisis heuristik. menginginkan mitra tutur
mengetahui apa yang
Teknik analisis data yang digunakan diungkapkannya. Tuturan
dalam penelitian ini adalah analisis menyatakan ini lebih ditujukan pada
heuristik. Leech (dalam Rusminto, umum tidak hanya satu pihak
2015: 85) mengemukakan bahwa tertentu dan tidak selalu isinya suatu
analisis heuristik ini berusaha informasi. Terdapat 68 data tindak
mengidentifikaskan daya pragmatik tutur asertif menyatakan yang
sebuah tuturan dengan merumuskan dituturkan secara langsung dan tidak
hipotesis-hipotesis kemudian langsung. Contoh data tindak tutur
mengujinya berdasarkan data-data asertif menyatakan sebagai berikut.
yang tersedia. Bila hipotesis tidak (1) Larasati : “Nampaknya Bapak
teruji maka akan dibuat hipotesis terlalu banyak
yang baru. Hipotesis yang dimaksud penderitaan.”
dalam penelitian ini adalah dugaan (Dt-14/hl.24/As/Mn-
sementara. 05/L)
(Larasati memberikan
Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Langsung Halaman 5
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya)
simpatinya dengan secara langsung dengan menyatakan
tulus) bahwa perwira piket tersebut terlihat
Perwira seperti banyak penderitaan. Jika
Piket : “Siapa sebenarnya dilihat dari bentuk tuturannya,
yang tidak tuturan tersebut memiliki struktur
menderita?” tuturan deklaratif dan maksud tuturan
deklaratif, menyatakan tentang suatu
Konteks : hal.
Setting : Peristiwa tutur ini
terjadi pada malam 2. Tindak Tutur Asertif
hari, di kamar Memberitahukan
penginapan.
Participants : Larasati dan Tindak tutur asertif memberitahukan
perwira piket digunakan penutur untuk
Ends : Menyatakan orang menyampaikan informasi, atau
disebelahnya terlalu mengumumkan sesuatu karena pada
banyak penderitaan. dasarnya mitra tutur belum
Act Sequences : Mengatakan bahwa mengetahui topik tuturan sehingga
mitra tutur terlihat penutur memberitahukannya agar
memiliki banyak diketahui oleh mitra tutur. Tuturan
penderitaan. memberitahukan ini tujuannya
Key : Memberikan memberikan informasi kepada mitra
simpati dengan tuturnya berbeda dengan
tulus menyatakan, jika memberitahukan
Instruentalities : Tatap muka penutur menginginkan mitra tuturnya
langsung mengetahui isi tuturan yang
Norms : Sopan santun diungkapkan tersebut. Tuturan yang
Genres : Percakapan diungkapkan tersebut pasti berisikan
informasi yang harus diketahui oleh
Pada data berkode (Dt- mitra tutur. Terdapat 81 data tindak
14/hl.24/As/Mn-05/L) Larasati tutur asertif menyatakan yang
menggunakan tindak tutur asertif dituturkan secara langsung dan tidak
yang mengandung fungsi langsung. Contoh data tindak tutur
komunikatif menyatakan. Tuturan asertif memberitahukan sebagai
tersebut digunakan Larasati untuk berikut.
mengemukakan apa yang (1) Perwira piket : “Apa yang kau
dipikirkannya tentang perwira piket makan sehari-
tersebut, bahwa Larasati merasa jika hari?”
perwira piket tersebut terlihat sedang Larasati : “Biasa, seperti
menderita. Oleh sebab itu Larasati Bapak, nasi,
menggunakan tindak tutur asertif sayur, lauk-
menyatakan untuk mengungkapkan pauk.” (Dt-
isi pikirannya. 06/hl.20/As/Mt-
03/TL)
Pada data berkode (Dt- Perwira piket : “Kenapa bisa begitu
14/hl.24/As/Mn-05/L) merupakan cantik?”
tindak tutur langsung karena penutur
mengungkapkan maksud tuturannya
Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Langsung Halaman 6
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya)
Konteks : supaya tidak dicurigai oleh perwira
Setting : Di dalam kamar piket tersebut.
penginapan pada
sore hari 3. Tindak Tutur Asertif
Participants : Larasati dan Menyarankan
perwira piket
Ends : Mendapat Tindak tutur asertif menyarankan
informasi tentang digunakan penutur untuk
makanan apa saja memberikan anjuran yang berupa
yang dikonsumsi kata-kata yang menimbulkan sugesti
Act Sequences : Memberitahu terhadap mitra tutur agar mitra tutur
makanan yang dapat mempertimbangkan apa yang
dikonsumsi disampaikan penutur. Pada penelitian
Key : Santai ini data tindak tutur asertif
Instruentalities : Secara langsung menyarankan hanya terdapat satu
Norms : Sopan data yang berupa tindak tutur
Genres : Percakapan langsung. Contoh data tindak tutur
asertif menyarankan sebagai berikut.
Pada data berkode (Dt- (1) Mardjohan : “Nanti
06/hl.20/As/Mt-03/TL) Larasati kuperkenalkan kau
(penutur) menggunakan tindak tutur dengan tuan
asertif yang mengandung fungsi kolonel Surjo
komunikatif menyatakan. Tuturan Sentono. Dia yang
tersebut digunakan Larasati untuk kasih petunjuk
memberitahukan bahwa makanan bagaimana
yang dimakan sama seperti yang lain, mendokumenkan
yaitu nasi, sayur, dan lauk-pauk. pengungsi yang
Pada tuturan tersebut penutur tidak tahan di
memberikan informasi kepada mitra pedalaman. Kolonel
tutur agar mitra tutur dapat tulen dari kenil.
mengetahui informasi atas preposisi Opsir artileri paling
kebenaran yang diungkapkan cakap di seluruh
penutur. Asia. Ayoh, aku
bawakan kopormu.
Pada data berkode (Dt- Mari kuperkenalkan
06/hl.20/As/Mt-03/TL) merupakan dengannya.”
tuturan dengan bentuk tindak tutur Larasati : “Kau gila.”
tidak langsung. Tuturan tersebut Mardjohan : “Lebih baik kau
digunakan untuk memberitahukan. Pikirkan
Tutuan ini bukan sekadar keselamatanmu.”
memberitahukan bahwa makanan (Dt-
yang dimakan sama seperti orang 30/hl.35/As/Ms/L)
lain pada umumnya. Akan tetapi,
secara tidak langsung Larasati ingin Konteks :
mengatakan bahwa tidak ada yang Setting : Di stasiun
spesial atau lebih mewah dengan Participants : Madjohan dan
kehidupannya. Tujuan Larasati Larasati
memeberitahukan hal tersebut Ends : Mengikuti ajakan
Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Langsung Halaman 7
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya)
Mardjohan makan sehari-
Act Sequences : Menyarankan agar hari?”
mempertimbangkan Larasati : “Biasa seperti
penolakannya. Bapak: nasi
Key : Serius sayur, dan lauk-
Instruentalities : Tatap muka pauk.”
langsung Perwira piket : “Mengapa bisa
Norms : Sopan Begitu
Genres : Percakapan cantik?”(Dt-
07/hl.20/As/Mb-
Pada data berkode (Dt- 01/L)
30/hl.35/As/Ms/L) Mardjohan
(penutur) menggunakan tindak tutur Konteks :
asertif yang mengandung fungsi Setting : Di dalam kama
komunikatif menyarankan. Tuturan penginapan pada
tersebut digunakan Mardjohan untuk sore hari
menyarankan agar Larasati Participants : Larasati dan
mempertimbangkan kembali perwira piket
keputusannya untuk menolak ajakan Ends : Mendapat
Mardjohan. Tuturan tersebut informasi
merupakan tindak tutur langsung tentang makanan
karena penutur secara langsung apa saja yang
menyampaikan maksud tuturannya dikonsumsi
kepada mitra tutur untuk Act Sequences : Memuji atas
mempertimbangkan keputusannya. kecantikkan
Jika dilihat dari bentuk tuturannya, yang dimiliki
tuturan tersebut memiliki struktur mitra tuturnya.
dan maksud tuturan yang sama, Key : Santai
mengatakan suatu hal dalam bentuk Instruentalities : Secara langsung
menyarankan. Norms : Sopan
Genres : Percakapan
4. Tindak Tutur Asertif
Membanggakan Pada data berkode (Dt-
07/hl.20/As/Mb-01/L) perwira piket
Tindak tutur asertif membanggakan (penutur) menggunakan tindak tutur
digunakan oleh penutur untuk asertif yang megandung fungsi
menunjukkan perasaan bangganya komunikatif membanggakan.
terhadap apa yang telah dilakukan Tuturan tersebut digunakan perwira
oleh mitra tutur. Pengungkapan piket untuk memuji kecantikan yang
perasaan bangga biasanya ditandai dimiliki Larasati. Pada tuturan
dengan kata bagus sekali, keren tersebut penutur menunjukkan
sekali, hebat sekali, dan sebagainya. perasaan bangganya terhadap apa
Terdapat lima data tindak tutur yang dilihatnya dari diri mitra tutur
membanggakan yang dituturkan berupa kecantikan yang tak dimiliki
secara langsung dan tidak langsung. wanita lain.
Contoh data tindak tutur asertif
membanggakan sebagai berikut. Pada data berkode (Dt-
(1) Perwira piket : “Apa yang kau 07/hl.20/As/Mb-01/L) merupakan
Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Langsung Halaman 8
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya)
tindak tutur langsung karena penutur Konteks :
mengungkapkan maksud secara Setting : Di dalam kamar
langsung dengan membanggakan penginapan
Larasati yang terlihat cantik Participants : Perwira piket dan
meskipun tidak mengonsumsi Larasati
makanan yang istimewa. Tidak ada Ends : Mengharapkan
maksud lain dibalik tuturan tersebut, pertolongan
tujuan penutur hanya menunjukkan Larasati
perasaan bangganya. Jika dilihat dari Act Sequences : Mengeluhkan
bentuk tuturannya, tuturan tersebut keadaan yang
memiliki struktur tuturan deklaratif, sedang dialami.
mengatakan sesuatu tentang mitra Key : Memelas
tuturnya yang terlihat cantik dan Instruentalities : Secara langsung
maksud tuturannya juga deklaratif Norms : Sopan
mengatakan perasaan bangga Genres : Percakapan
terhadap kecantikan yang dimiliki
mitra tutur. Pada data berkode (Dt-
09/hl.21/As/Mk-01/L) perwira piket
5. Tindak Tutur Asertif (penutur) menggunakan tindak tutur
Mengeluhkan asertif yang mengandung fungsi
komunikatif mengeluhkan. Tuturan
Tindak tutur asertif mengeluhkan tersebut digunakan perwira piket
adalah tindak tutur yang digunakan untuk mengungkapkan perasaan
penutur untuk mengungkapkan tidak baik karena sedang mengalami
perasaan tidak nyaman, kecewa, atau kesulitan dan membutuhkan
kesal terhadap keadaan yang pertolongan. Pada tuturan tersebut
dialamnya kepada mitra tutur. Pada penutur mengungkapkan perasaan
penelitian ini hanya terdapat dua data tidak nyaman terhadap keadaan yang
yang berupa tindak tutur langsung. sedang dialami kepada mitra tutur.
Contoh data tindak tutur asertif
mengeluhkan sebagai berikut. Pada data berkode (Dt-
(1) (dengan panas dan agak 09/hl.21/As/Mk-01/L) merupakan
menggigil opsir muda itu tindak tutur langsung karena penutur
meletakkan kedua belah mengungkapkan maksud secara
tangannya pada bahu Larasati, langsung dengan mengungkapkan
menjarakkan pandang tajam keluhannya bahwa dirinya sedang
padanya dan berbisik) dalam kesulitan dan meminta
Opsir : “Aku percaya padamu. pertolongan secara langsung. Tidak
Karena itu aku datang ada maksud lain dibalik tuturan
padamu . Aku dalam tersebut, tujuan penutur hanya
kesulitan. Aku mengungkapkan keluhannya dan
membutuhkan langsung meminta pertolongan
pertolonganmu. kepada mitra tutur.
Engkau seniman yang
ikut dalam Revolusi ini,”
(Dt-09/hl.21/As/Mk-
01/L)
Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Langsung Halaman 9
Jurnal Kata (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya)
6. Tindak Tutur Asertif Participants : Pemuda Arab dan
Melaporkan Larasati
Ends : Mengetahui
Tindak tutur asertif melaporkan informasi dari
digunakan penutur untuk laporan yang
menyampaikan laporan kepada mitra disampaikan.
tutur. Laporan atau berita yang Act Sequences : Melaporkan
disampaikan karena penutur kronologi kejadian
menginginkan mitra tutur penembakan yang
mengetahui kebenaran yang dialami oleh Jusman
diketahuinya. Pada penelitian ini Key : Menegangkan
hanya terdapat dua data yang berupa Instruentalities: Secara langsung
tindak tutur langsung. Contoh data Norms : Sopan
tindak tutur asertif melaporkan Genres : Percakapan
sebagai berikut.
(1) (seorang pemuda Arab lainnya, Pada data yang berkode (Dt-
juga pemain gambus sore itu 144/hl.159/As/Ml-01/L) penutur
datang. Langsung bercerita). menggunakan tindak tutur asertif
Pemuda yang mengandung fungsi
Arab : “Jusman ditembak komunikatif melaporkan. Tuturan
oleh pemuda sewaktu tersebut merupakan tuturan yang
turun dari rumah digunakan penutur untuk melaporkan
kawannya pada sebuah kronologi kejadian
sebuah toko perkakas penembakan yang dialami oleh
rumah tangga di Gang Jusman yang disampaikan kepada
Tengah. Ia tak tahu Larasati. Pada tuturan tersebut
benar bagaimana penutur menyampaikan laporan
nasibnya. Kepalanya kepada mita tutur. Laporan yang
kena. Tapi perutnya disampaikan penutur dilakukan
tembus. Orang karena penutur menginginkan mitra
mengira dia telah tutur mengetahui kebenaran yang
mati. Kemarin jam diketahui.
delapan malam
peristiwa itu terjadi.” Pada data berkode (Dt-
(Dt-144/hl.159/As/Ml- 144/hl.159/As/Ml-01/L) merupakan
01/L) tindak tutur langsung karena penutur
Larasati : “Kalian sahabatnya, mengungkapkan maksudnya secara
bukan?” Mengapa langsung dengan melaporkan
tidak kalian urus?” kronologi penembakan yang dialami
Pemuda oleh Jusman kepda mitra tuur. Tidak
Arab : “Kami mengurusnya? ada maksud lain dibalik tuturan
mestikah kami tersebut, tujuan penutur hanya untuk
ditembak juga oleh melaporkan kejadian penembakan
pemuda?” yang dialami oleh Jusman supaya
diketahui oleh mitra tutur. Selain itu,
Kontek : tuturan tersebut juga memiliki
Setting : Di dalam rumah struktur tuturan deklaratif,
Jusman mengungkapkan suatu berita dan
Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Langsung Halaman 10
Description:Larasati karya Pramoedya Ananta Toer dan implikasinya terhadap pembelajaran bahasa Indonesia di SMP. Penelitian ini menggunakan metode