Table Of ContentMAKALAH STUDI LAPANGAN
ORGANISASI SOSIAL DAN KEBUDAYAAN KELOMPOK
MINORITAS INDONESIA:
Studi Kasus Masyarakat Orang Rimba di Sumatra
(Orang Kubu Nomaden)
THE SOCIAL ORGANISATION AND CULTURE OF A
MINORITY GROUP IN INDONESIA:
A Case Study of the Orang Rimba in Sumatra
(The Nomadic Kubu Society)
PUSAT STUDI KEBUDAYAAN UGM
Disusun oleh :
Johan Weintré
UNE 201121789
Studi Lapangan Dilakukan Untuk Memenuhi Persyaratan Pendidikan
University of New England – Australia
PROGRAM STUDI INDONESIA
KERJASAMA PENDIDIKAN TERSIER INDONESIA – AUSTRALIA
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2003
i
ORGANISASI SOSIAL DAN KEBUDAYAAN KELOMPOK
MINORITAS INDONESIA:
Studi Kasus Masyarakat Orang Rimba di Sumatra
(Orang Kubu Nomaden)
THE SOCIAL ORGANISATION AND CULTURE OF A
MINORITY GROUP IN INDONESIA:
A Case Study of the Orang Rimba in Sumatra
(The Nomadic Kubu Society)
PUSAT STUDI KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Sebuah Laporan Studi Lapangan dari Sudut Sejarah dan Antropologi
Disusun oleh :
Johan Weintré
[email protected]
Studi lapangan dilakukan untuk memenuhi persyaratan
Pendidikan Tersier - University of New England, Australia
Disetujui Oleh:
Dr. Heddy Shri Ahimsa-Putra
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2003
ii
KATA PENGANTAR
Untuk melengkapi studi lapangan beberapa pihak sudah banyak membantu pada
penulis secara direk maupun indirek dalam bentuk moral atau materil. Karena itu
dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih. Khususnya kepada staf
dan dosen University of New England di Armidale NSW, IAIN Sulthan Thaha
Syaifuddin Jambi, Universitas Jambi, LSM di Jambi, Perpustakaan Nasional di
Jakarta, Perpustakaan Antropologi UGM dan Pusat Studi Kebudayaan UGM.
Juga saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Drs. Rizalman, Dr. Muntolib,
Gaby dan Soedjatmoko dari SCTV. Amilda yang memberikan nasihat sebelum
dan sesudah studi lapangan mengenai Orang Rimba dan Agustiawany yang
memberikan saran mengenai interpretasi kebudayaan Indonesia.
Akhir penulis menyadari tulisan ini memiliki banyak kekurangan, karena itu
sangat diharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari pembaca demi perbaikan
dan sekaligus memperbesar manfaat tulisan ini sebagai referensi.
Yogyakarta Desember 2003
Johan Weintré
[email protected]
iii
INTISARI
Makalah ini mengenai kehidupan orang Rimba yang tinggal di tengah
hutan propinsi Jambi, Sumatera, yang memiliki gaya hidup tradisional, yaitu
hunters and gatherers, serta hidup berpindah-pindah.
Makalah ini menyajikan sejarah Sumatera pertengahan dan asal usul orang
Rimba, hubungan mereka dengan lingkungan, struktur sosial dan filosofi hidup
orang Rimba serta menyajikan situasi dan kondisi orang Rimba dewasa ini.
Makalah ini juga memasukkan beberapa hal yang berkaitan dengan kelompok
tetangga orang Rimba, yaitu orang Batin Sembilan yang sudah dibina oleh
pemerintah beberapa tahun yang lalu.
Penulis tertarik hipotesis antropologi sosial Radcliffe-Brown dan
Malinowski. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi
partisipasi, riwayat hidup (life-story), wawancara, penelitian arsip serta studi
pustaka. Studi lapangan yang dilakukan menggunakan metode diskriptif kualitatif.
Struktur masyarakat dikepalai seorang Temunggung, yang posisinya
diwarisi dari orangtua. Akan tetapi masyarakat memiliki kesempatan untuk
memilih Temenggung lain bila mereka tidak puas akan pemerintahannya.
Menurut kosmologi orang Rimba, dunia dibagi dua, yaitu dunia orang
Rimba dan dunia luar yang ditempati oleh orang Melayu (Terang). Dunia yang di
hormati atau dipuja adalah flora dan fauna tertentu dan daerah khusus. Mereka
memiliki dewi kebaikan dan dewi keburukan. Lingkungan hutan tradisional
iv
adalah sumber material untuk bertahan secara fisik, maupun sumber filosofinya.
Orang Melayu berkampung dan memelihara ternak yang tabu untuk orang Rimba.
Pada saat pertama kali orang luar masuk daerahnya, beberapa dari mereka
terkena penyakit cacar yang menular dan sebagian dijadikan budak. Pada
pertengahan abad terakhir terjadi banyak perubahan di sekitar Bukit Duabelas.
Perubahan yang terjadi diantaranya kebijaksanaan transmigrasi pemerintah.
Kedatangan sejumlah besar perantau menyebabkan persaingan tanah lebih ketat.
Tanah tradisional orang Rimba menjadi lebih sempit, serta hasil perburuan yang
merupakan salah satu sumber makanan pokok orang Rimba juga menurun.
Program pembinaan orang Rimba oleh Departemen Kesejahteraan dan
Sosial berjalan kurang sesuai yang diinginkan. Walaupun ada kelompok yang
sudah dibina, masih ada kelompok yang bertekad untuk melestarikan cara hidup
tradisional mereka sebaik mungkin.
2
v
ABSTRACT
This paper concerns an ethnic group known as the Orang Rimba (Forest
People), who are nomadic hunters and gatherers and live in the forest in Jambi,
Sumatra.
The author pays attention to the history of central Sumatra, the Orang
Rimba’s origin, their relationship with the environment, the social structure of
their society and their philosophy on life. Furthermore, the author will address
their current circumstances and conditions together with those of the Orang Batin
Sembilan, a neighbouring ethnic group who recently have been acculturated
through government assisted programs.
From a social anthropological perspective, the hypotheses of Malinowski
and Radcliffe-Brown, which analyse the social structure of a society, have been
influential in providing a basic framework for observation at the time of writing
this paper. Issues of factual and abstract nature were studied while on field
research in the Bukit Duabelas National Park. Data collection included participant
observation, interviews, life-history, archival research and library studies. This
paper is descriptive that is based on qualitative studies of the Orang Rimba.
The Temunggung is the community leader and is usually passed on from
father to son. Individual members have the opportunity to choose another leader,
if they are not satisfied with the current leadership.
The Orang Rimba cosmology divides the world in the world of the Orang
Rimba which is in contrast to the outside world inhabited by the Malays (Orang
vi
Terang). Specific flora and fauna including prominent landscape features are
revered. The forest environment is the essence of physical and philosophical life.
The Malays live in a village environment and are involved in animal husbandry.
These practices are considered taboo according to the Orang Rimba.
The first ethnographic notes described the Orang Kubu, a generic term for
traditional ethnic groups in Central Sumatra, as a group sufficiently satisfied with
their environment with almost no need to interact with the outside world. During
the last half century many changes have taken place around Bukit Duabelas, the
main survey area; like the influx of outsiders due to the transmigration policy of
the government. Migrants have caused greater competition for land and the
reduction of traditional hunting grounds with the result that their food catch has
been reduced. Although some have taken up the offer of acculturation, the
resettlement programs by the department of social welfare does not meet their
complete expectations of life. Some orang Rimba communities are determined to
preserve their traditional way of life as much as possible.
vii
DAFTAR ISI
Halaman Judul i
Halaman Pengesahan (Signatures) ii
KATA PENGANTAR iii
INTISARI iv
ABSTRACT vi
DAFTAR ISI viii
DAFTAR TABEL x
DAFTAR PETA xi
DAFTAR FOTO xii
BAB I PENDAHULAN 1
1. Latar Belakang Pemasalahan 1
2. Perumusan Masalah 6
3. Maksud, Tujuan dan Kegunaan Penelitian 8
4. Tinjauan Pustaka 10
5. Landasan Teori 14
6. Metode Penelitian 19
A. Persiapkan Studi Lapangan 19
B. Lokasi Studi Lapangan 21
C. Informan 27
D. Teknik Kumpul Data 28
BAB II SEJARAH 29
1. Prasejarah 29
2. Sejarah 31
3. Mitos dan Sejarah Lisan 35
viii
BAB III KEHIDUPAN ORANG RIMBA DAN BATIN SEMBILAN 40
1. Pola Pemukiman dan Lingkungan 41
2. Mata Pencarian 44
A. Makanan dan Hasil Hutan 44
B. Peralatan, Komunikasi & Seni 48
C. Pemunculan Inovasi 50
3. Sistem Kekerabatan 53
4. Kesehatan 58
5. Kepercayaan dan Kosmos orang Rimba 61
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 65
1. Kesimpulan 65
2. Saran 67
DAFTAR PUSTAKA 70
LAMPIRAN 74
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Jenis Tumbuhan Yang Bermanfaat Bagi Orang Rimba 74
Tabel 2. Jenis (Species) Buah-Buahan Yang Dimanfaatkan 75
Tabel 3. Jenis (Species) Tumbuhan Konssiae (Getah)Yang Dieksploitasi 75
Tabel 4. Kelompok Tumbuhan Tesie Hutan Komersial Yang Dieksploitasi 75
Tabel 5. Kelompok Species Tumbuhan Papan (Bangunan) Yang
Dimanfaatkan Untuk Rumah 76
Tabel 6. Jenis (Species) Tumbuhan Yang Dimanfaatkan Untuk Sumber
Pangan (Karbohidrat) 76
Tabel 7. Jenis (Species) Fauna Teristerial Yang Diburu dan Ditangkap 76
Tabel 8. Jenis (Species) Fauna Reptika dan Amphibie Yang Dimanfaatkan 77
Tabel 9. Jenis (Species) Fauna Burung Yang Dimanfaatkan 77
Tabel 10a. Jenis (Species) Tumbuhan Obat-Obatan Yang Dimanfaatkan
Orang Rimba Sungai Keruh dan Sungai Serdang 77
Tabel 10b. Jenis Tanaman Potensial di Taman Nasional Bukit Dua Belas
sebagai Bahan Baku Obat-Obatan (Hasil Penelitian Tim Fakultas
Kehutanan IPB Tahun 2000) 78
x
Description:Jakarta, Perpustakaan Antropologi UGM dan Pusat Studi Kebudayaan .. orang Rimba, apakah struktur sosial masyarakat kelompok orang Rimba pola pikir dari sudut budaya Jawa atau budaya modern terhadap orang dan pakar sosial, bidang kajian dan interpretasi lapangan antropologi tidak