STRATEGI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI LAPAS ANAK KUTOARJO

18 Pages·2015·6.83 MB·Indonesian

Pendidikan Agama Islam, Vol. XI, No. 1, Juni 2014
STRATEGI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
DI LAPAS ANAK KUTOARJO
(Studi Kasus Remaja di LAPAS Anak Kutoarjo, Jawa Tengah)
Maisyanah
Mahasiswa Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
ABSTRACT
There are four strategies that can be applied to achieve goals of Islamic education,
which is the traditional strategy, clarification, exemplary, and transinternal. The re-
sults of field research shows that teachers in choosing a strategy is monotone. That is
because PAI teachers not meet the academic qualifications and professional qualifi-
cations, limited facilities and infrastructure, in addition to the factors of learners in
their own prisons are indeed special. Special because they are different from children
who live in a normal environment. The purpose of Islamic education is to develop the
physical and non-physical potential learners, so that they are able to carry out what
they understand of learning to be applied in their daily lives. Therefore, the effective-
ness of the strategy has not been fully successful monotony in relation to the learning
process. Outside of learning, the learner has demonstrated good character or good
behavior in the prisons. The author sees, supporting factors other than the strategy
adopted in learning to foster learner’s personality is LAPAS environment that fully
supports the development of potential learners with he designed programs tailored to
the interests and talents of students through CLC institutions Tunas Mekar while this
the building is still a part of the prisons.
ABSTRAK
Ada empat strategi yang bisa diterapkan untuk mencapai tujuan pendidikan Agama
Islam, yaitu Strategi tradisional, klarifikasi, teladan, dan transinternal. Hasil peneli-
tian di lapangan menunjukkan bahwa guru dalam memilih strategi masih monoton.
Hal tersebut dikarenakan guru PAI belum memenuhi kualifikasi akademik dan kuali-
fikasi profesional, keterbatasan sarana dan prasarana, selain itu faktor dari peserta
didik di LAPAS sendiri yang memang spesial. Spesial karena mereka berbeda dengan
anak-anak yang hidup di lingkungan normal. Tujuan dari pendidikan Islam adalah
mengembangkan potensi fisik dan nonfisik peserta didik, sehingga mereka mampu
melaksanakan apa yang mereka pahami dari pembelajaran untuk diterapkan dalam
kehidupan mereka sehari-hari. Oleh sebab itu efektivitas strategi yang monoton terse-
but belum sepenuhnya berhasil dalam kaitannya dengan proses pembelajaran. Di
luar pembelajaran, peserta didik sudah menunjukkan akhlak atau perilaku yang baik
di lingkungan LAPAS. Penulis melihat, faktor pendukung lain selain strategi yang
diterapkan dalam pembelajaran untuk membina kepribadian peserta didik adalah
lingkungan LAPAS yang mendukung penuh terhadap pengembangan potensi peserta
didik tersebut dengan dirancangnya program-program yang disesuaikan dengan mi-
237
Pendidikan Agama Islam, Vol. XI, No. 2, Desember 2014
nat dan bakat peserta didik lewat lembaga PKBM Tunas Mekar yang sementara ini
bangunannya masih menginduk pada LAPAS.
Key Words: Strategi Pendidikan Agama Islam, Anak, Lapas Kutoarjo
PENDAHULUAN
Sistem Pendidikan Nasional, dan dalam
“Tiap-tiap warga negara berhak menda-
menyeimbangkan pola pendidikan formal,
patkan pendidikan” begitulah amanat Un-
informal dan nonformal maka penghuni
dang-Undang 1945 pasal 31 ayat 1. Namun
LAPAS pun mutlak perlu mendapatkan pen-
pada kenyataannya masih banyak warga
didikan. Hal ini tertera dalam Undang-Un-
negara terutama anak-anak dan remaja, yang
dang Pemasyarakatan Pasal 14 ayat 1, yang
seharusnya masih mengenyam pendidikan
menyatakan bahwa penghuni LAPAS berhak
di bangku sekolah formal tidak bisa ikut
mendapatkan pendidikan kepribadian dan
serta menikmati kebebasan untuk mendap-
pendidikan kemandirian. Namun kebanya-
atkan pendidikan sesuai yang diamanatkan
kan LAPAS masih memfokuskan pada pen-
undang-undang tersebut.
didikan keterampilan dan untuk pendidikan
Data kenakalan remaja selalu mening-
kepribadian dan kemandirian masih sangat
kat tiap tahunnya, seperti yang ditulis oleh
kurang.
kapolda Metro Jaya Putut, kenakalan remaja
Agama adalah faktor penting yang bisa
mengalami peningkatan yang cukup tinggi.
mengubah manusia ke dalam kehidupan
Polda Metro Jaya menutup tahun 2012 den-
yang lebih baik, di dalamnya tidak terkec-
gan berbagai catatan penting soal tingkat
uali remaja. Remaja dengan segala karakter-
kejahatan dan pengungkapan. kasus kenaka-
istiknya memerlukan strategi khusus untuk
lan remaja mengalami peningkatan cukup
bisa memahami agama sehingga dengan be-
signifikan, yaitu sebesar 36,66 persen Pada gitu mereka akan melaksanakan nilai-nilai
tahun 2011 tercatat ada tiga puluh kasus, se-
agama yang sudah dipahaminya.
mentara tahun 2012 terjadi empat puluh satu
Anak-anak dan remaja yang berada di
kasus, itu artinya naik sebanyak 11 kasus,
Lembaga Pemasyarakatan Anak atau yang
atau meningkat sebanyak 36,66 persen.1
disebut dengan anak didik pemasyaraka-
Menyikapi data yang semakin mening-
tan pada umumnya tidak dapat mengikuti
kat tersebut pemerintah berupaya memberi-
pendidikan sekolah di luar Lembaga Pe-
kan perlindungan hak asasi manusia dalam
masyarakatan melalui pendidikan formal
bidang pendidikan, telah termuat dalam Un-
seperti yang dilakukan oleh anak-anak yang
dang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang
lainnya. Namun anak didik LAPAS mendap-
1 http://www.beritasatu.com/ atkan pendidikan lain di dalam LAPAS den-
megapolitan/89874-polda-metro-
gan program pendidikan kesetaraan melalui
kenakalanremajameningkat-pesat-perkosaan-
menurun.html, ditulis pada hari Jumat, 23 Agustus program paket. Kegiatan pendidikan yang
2013 | 17:35 WIB, didownload pada hari Kamis, 26
dilaksanakan di Lembaga Pemasyaraka-
Desember 2013, 15.20.
238
Pendidikan Agama Islam, Vol. XI, No. 1, Juni 2014
tan Anak di samping berbentuk pendidikan pakan antara kata stratos(militer) dengan
sekolah juga dilaksanakan dalam bentuk ago(memimpin). Sebagai kata kerja, strat-
pendidikan keterampilan atau latihan kerja, ego berarti merencanakan (toplan).2
hal tersebut dilakukan dalam rangka meny- Para ahli mempunyai definisi yang ber-
iapkan anak didik dalam menyalurkan bakat beda-beda dalam mengartikan strategi, di
yang ada pada dirinya untuk dapat dikem- antaranya sebagai berikut: Kemp berpenda-
bangkan setelah selesai masa hukumannya. pat jika strategi pembelajaran adalah keg-
LAPAS Anak Kutoarjo juga menye- iatan pembelajaran yang harus dikerjakan
lenggarakan program paket untuk anak didik guru dan peserta didik agar tujuan pembela-
LAPAS yang diselenggarakan oleh jalur jaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.
pendidikan nonformal, yakni PKBM Tunas Sementara itu Kozma menjelaskan, strategi
Mekar yang terletak di dalam LAPAS. Se- pembelajaran adalah kegiatan yang dipilih,
lain itu ada juga program pembinaan, sep- yaitu yang dapat memberikan fasilitas atau
erti pembinaan kepribadian, yang di dalam- bantuan kepada peserta didik menuju tujuan
nya termasuk pembinaan agama Islam, yang pembelajaran tertentu.
lebih mereka kenal dengan istilah pengajian. Cropper mengatakan bahwa strategi
Selanjutnya ada juga pembinaan kesehatan, pembelajaran adalah pemilihan atas berba-
dan pembinaan keterampilan. Terkait den- gai jenis latihan tertentu yang sesuai dengan
gan pembinaan, peneliti ingin mengetahui tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Ia
sejauh mana pembinaan keagamaan ini di- menegaskan bahwa setiap tingkah laku yang
laksanakan, dan strategi apa saja yang sudah diharapkan agar dapat dicapai oleh peserta
dilakukan oleh LAPAS maupun oleh pem- didik dalam kegiatan belajarnya harus dapat
bina agama Islam di LAPAS anak Kutoarjo. dipraktikkan.3 Adapun Hamruni mengung-
Atas hal tersebut, yang akan dikaji da- kapkan bahwa ada dua hal yang dicermati
lam penelitian ini: bagaimana Strategi Pen- dari pengertian-pengertian di atas. Yang per-
didikan Agama Islam bagi penghuni LAPAS tama, strategi pembelajaran merupakan ren-
Anak Kutoarjo?; Bagaimanakah efektivitas cana tindakan, termasuk penggunaan me-
strategi Pendidikan Agama Islam bagi rem- tode dan pemanfaatan berbagai sumber daya
aja di LAPAS Anak Kutoarjo?; dan Apa saja dalam pembelajaran. Strategi pembelajaran
faktor penghambat dan pendukung pembina adalah proses penyusunan rencana sebelum
LAPAS dalam menerapkan strategi pendidi- dilakukan sebagai suatu tindakan pembela-
kan Agama Islam? jaran. Kedua, strategi disusun untuk menca-
KAJIAN TEORI
2 Abdul Majid, Strategi Pembelajaran,
1. Konsep Strategi Pembelajaran (Bandung: Rosdakarya, 2013), hal. 3.
3 Ibid, hal. 2-3. Lihat juga Abdul Majid,
Istilah strategi berasal dari “kata ben-
Strategi Pembelajaran, (Bandung: Rosdakarya,
da” dan “kata kerja” dalam bahasa Yu- 2013), hal 7. Lihat juga AkhmadSofa,Kapita Selekta
Strategi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam(PAI)
nani. Sebagai kata benda, strategosmeru-
dalam MuhSya’roni (ed), (Yogyakarta: Idea Press
Yogyakarta, 2009), hal.2.
239
Pendidikan Agama Islam, Vol. XI, No. 2, Desember 2014
pai tujuan tertentu. Dengan demikian semua Pendekatan dalam pembelajaran PAI di
proses perencanaan, pemanfaatan berbagai sekolah umum atau formal melalui kegiatan
fasilitas dan sumber belajar semuanya diar- intrakulikuler maupun ekstrakurikuler yang
ahkan dalam upaya mencapai tujuan. Oleh satu sama lain saling melengkapi. Pendeka-
karena itu, sebelum menentukan strategi, tan yang digunakan dalam pembelajaran
maka harus diketahui terlebih dahulu tujuan yaitu pendekatan pendekatan pengalaman,
dari pembelajaran yang jelas dan dapat diu- pendekatan pembiasaan, pendekatan emo-
kur keberhasilannya, sebab tujuan adalah sional, dan pendekatan rasional. Meskipun
hal penting dalam mengimplementasikan demikian pendekatan ini tidak menutup ke-
suatu strategi. mungkinan relevan diterapkan dalam seko-
Strategi menurutnya bukan desain in- lah nonformal.
struksional, karena desain pembelajaran Dengan demikian penulis menyimpul-
berkenaan dengan kemungkinan variasi pola kan dari beberapa pendapat di atas, bahwa
dalam arti macam dan urutan umum perbua- strategi adalah langkah-langkah yang teren-
tan yang secara prinsip akan berbeda satu cana yang bermakna luas dan mendalam un-
sama lain, sedangkan desain instruksional tuk diwujudkan dalam kegiatan yang bertitik
merujuk kepada cara-cara merencanakan tolak dari sebuah tujuan yang sudah ditentu-
sistem lingkungan belajar tertentu, setelah kan. Mencakup tujuan kegiatan, siapa yang
ditetapkan untuk menggunakan satu atau terlibat dalam kegiatan, isi kegiatan, proses
lebih strategi pembelajaran tertentu. kegiatan, dan sarana penunjang kegiatan.
Strategi berbeda dengan metode. Atau supaya lebih mudah dalam memaha-
Strategi adalah a plan of operationacheiv- minya penulis meringkas, bahwa strategi
ingsomething, sedangkan metode adalah a adalah manifestasi dari pendekatan, dan me-
way in acheiving something. Maksudnya tode adalah manifestasi dari strategi.
adalah strategi menunjukkan pada sebuah Langkah atau strategi yang diambil
perencanaan untuk mencapai tujuan, sedan- akan menimbulkan dampak yang luas dan
gkan metode adalah cara yang dapat diguna- berkelanjutan. Oleh sebab itu strategi bisa
kan untuk melaksanakan strategi.4 juga dikatakan sebagai langkah cerdas,5
Pendekatan dalam pembelajaran sangat yang apabila langkah cerdas tersebut tidak
penting untuk menetapkan strategi pembe- tepat, maka tujuan yang sudah ditetapkan
lajaran, supaya dalam aplikasi pembelajaran tidak akan tercapai.
metode yang digunakan tidak terpaku pada Bagi seorang pendidik seharusnya
satu strategi saja, dan metode yang diguna- harus memahami paradigma nilai Ilahiah.
kan akan lebih variatif dan menyenangkan. Paradigma itulah yang dijadikan salah satu
hal penting dalam operasional pembentukan
4 Akhmad Sofa,Pengertian dan Hakikat
Strategi Pendidikan Agama Islam PAI dalamMuh.
Sya’roni (ed)Kapita Selekta Strategi Pembelajaran 5 AbudinNata, Perspektif Islam Tentang
Pendidikan Agama Islam(PAI), (Yogyakarta: Idea Strategi Pembelajaran,(Jakarta: Prenada Media
Press Yogyakarta, 2009), hal.3 Group, 2011), hal. 208.
240
Pendidikan Agama Islam, Vol. XI, No. 1, Juni 2014
nilai. Ada dua hal yang harus dipertimbang- strategi mempunyai kekhasan sendiri-send-
kan dalam rangka menetapkan strategi pen- iri, dan harus disesuaikan dengan materi,
didikan nilai, yaitu yang pertama paradigma gaya belajar peserta didik, media yang akan
nilai termasuk karakteristiknya, dan yang digunakan, dan lingkungan pembelajaran.
kedua adalah potensi kejiwaan anak dalam Agar tujuan pembelajaran tercapai
tiga dimensi pendidikan, yakni formal, in- maka prinsip-prinsip penggunaan belajar
formal dan nonformal.6 harus diperhatikan. Adapun prinsip-prinsip
Nilai agama harus memancar dalam umum penggunaan strategi pembelajaran
seluruh aspek kehidupan manusia dalam sebagai berikut: berorientasi pada tujuan;
memberikan motivasi, atau sebagai standar aktivitas; individualitas; integrasi; interak-
perilaku, baik dalam bentuk norma mau- tif; inspiratif; menyenangkan; menantang;
pun kaidah-kaidah. Nilai ini terutama harus dan memberi motivasi.
dimiliki oleh pendidik. Motivasi Ilahi akan c. Kriteria Pemilihan Strategi PAI
mengantarkan seseorang kepada ketundu- Sebelum menentukan strategi apa yang
kan dan keikhlasan, berbeda dengan ses- akan dipilih, ada beberapa hal yang harus
eorang yang dimotivasi oleh materi yang dipertimbangkan. Dari sudut tujuan, ma-
bisa mengakibatkan seseorang materialistik, teri, peserta didik, dan dari sudut strategi itu
hedonistik dan individualistis.7 sendiri.
Menurut NoengMuhajir Ada em- 2. Kajian Tentang Pendidikan Agama
pat macam strategi pendidikan nilai, yaitu Islam
strategi tradisional, contoh teladan, klari- Menurut Zakiah Daradjat, pendidikan
fikasi, refleksi, dan transinteral.8 agama Islam atau At-TarbiyahAl-Islamiah
a. Komponen Strategi adalah usaha bimbingan dan asuhan terh-
Menutur Abuddin Nata, ada empat adap anak didik agar kelak setelah selesai
komponen dalam strategi, yaitu penetapan pendidikannya dapat memahami dan menga-
perubahan yang diharapkan, penetapan malkan ajaran agama Islam serta menjadi-
pendekatan, penetapan metode, dan peneta- kannya sebagai pandangan hidup.10
pan norma keberhasilan.9 Pendidikan agama Islam adalah keg-
b. Prinsip-Prinsip Strategi Pendidikan iatan yang bertujuan menghasilkan orang-
Agama Islam orang beragama, dengan demikian pendidi-
Strategi yang bertitik tolak dari suat kan agama perlu diarahkan ke arah pertum-
pendekatan, tidak semuanya cocok diter- buhan moral dan karakter.11
apkan dalam pembelajaran, karena setiap Menurut Amin Abdullah, tugas pokok
6 Ibid, hal. 76. pendidikan adalah untuk melakukan pemba-
7 KamraniBuseri, Ontologi Pendidikan Islam
dan Dakwah, (Yogyakarta: UII Press, 2003), hal. 74. 10 ZakiahDaradjat, Ilmu Pendidikan Islam
8 Ibid, hal. 78. (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), hlm. 86.
9 AbuddinNata, Perspektif islam Tentang 11 Zuhairini dan Abdul Ghofur, Metodologi
Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Prenada Media Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Malang:
Group, 2011), hal. 210-214. Universitas Malang, 2004), hlm.1.
241
Pendidikan Agama Islam, Vol. XI, No. 2, Desember 2014
haruan dan penyegaran dari dalam (intern) dari pendidikan dasar berbentuk Madrasah
masing-masing kelompok pemeluk agama- Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah yang set-
agama itu sendiri, yang terinspirasi dari pen- ara dengan SMP, dan Madrasah Aliyah yang
galaman pokok dari setiap kelompok agama. setara dengan SMA.
Sangat penting bagi pendidikan keagamaan Ahmad MunjinNasih mengutip dari
untuk berasumsi bahwa tugas internalnya SyamsulNizar, Tujuan PAI ada tiga, yaitu:
adalah untuk memperkenalkan sistem tang- 1. Jasmiyat: berorientasi kepada tugas ma-
gung jawab bersama kepada generasi muda nusia sebagai khalifah fi-al-ardh.
sesuai dengan panduan agama masing-mas- 2. Ruhiyat: berorientasi kepada kemam-
ing.12 puan manusia dalam menerima ajaran
Pendidikan Islam sebagai upaya yang Islam secara kaffah, sebagai ‘abd.
di dalamnya mengandung arti membimbing 3. Aqliyat: berorientasi kepada pengem-
dan mengarahkan anak didik untuk menca- bangan Intelligence otak peserta didik.
pai derajat makhluk yang tinggi menurut Tujuan pendidikan agama Islam menu-
ukuran Allah. Dengan kata lain ciri khas rut Al-Ghazali ada dua, yaitu yang pertama,
pendidikan Islam dapat diketahui dari dua kesempurnaan manusia, yang puncaknya
segi: adalah dekat kepada Allah SWT, dan yang
1. Tujuannya: yaitu membentuk individu kedua adalah kesempatan manusia yang
menjadi bercorak diri tertinggi menurut puncaknya adalah kebahagiaan dunia dan
Allah. akhirat.15
2. Isi pendidikannya: yaitu ajaran Allah Dari keterangan di atas, pendidikan
yang tercantum dalam al-Qur’an yang Agama Islam baik dari pengertian dan tu-
dilaksanakan ke dalam praktek kehidu- juan dapat penulis simpulkan, bahwasannya
pan sehari-hari sebagaimana dicontoh- pendidikan agama Islam adalah kegiatan
kan oleh Nabi Muhammad SAW.13 yang mendorong manusia sehingga menge-
Pendidikan Islam sebagai lembaga, tahui cara untuk memperoleh kebahagiaan
seperti di dalam pendidikan formal, non- di dunia dan akhirat. Cara tersebut dimulai
formal dan informal.14 Dalam pendidikan dari ranah berpikir, menentukan sikap sam-
formal lembaga pendidikan Islam dimulai pai dengan berperilaku atau berakhlak yang
semuanya itu disandarkan kepada sumber
12 Abdurrohim, Pendidikan Islam
ajaran islam, yakni al-Quran dan Hadis.
Postmodernisme Pandangan Inklusif-Multikultural
M. Amin Abdullah, (Yogyakarta: Kopertais Wilayah Pendidikan Agama Islam bukan hanya
III, 2011), hal. 39.
sebagai mata pelajaran16 melainkan suatu
13 BurlianSomad, Beberapa Persoalan
Pendidikan Islam, (Bandung: al-Ma;ruf, 1977), hal. ajaran yang melingkupi seluruh aspek ke-
21 dalam Djumransjah, Pendidikan Islam Menggali
Tradisi mengukuhkan Eksistensi, (Malang: UIN 15 Djumransjah dan Abdul Malik Karim.....
Malang Pers, 2007), hal.11 hal.73.
14 Haidar Putra Daulay, Pendidikan Islam 16Zakiah Daradjat, Metodik Khusus Pengajaran
dalam Sistem Pendidikan di Indonesia, (Jakarta, Agama Islam, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2004), hal. 59-
Prenada Media, 2004), hal 13. 60
242
Pendidikan Agama Islam, Vol. XI, No. 1, Juni 2014
hidupan manusia. Menurut Zakiah Daradjat, dewasa.19
apabila saat ini ruang lingkup pengajaran Jadi dari dua pendapat tersebut dapat
atau pendidikan agama Islam mengerucut diambil satu definisi, bahwasanya remaja
menjadi mata pelajaran yang berdiri sendiri, adalah transisi di mana seseorang menga-
seperti al-Qur’an, fiqih, hadis, akhlak. Den- lami perubahan masa anak-anak menuju
gan demikian harus ada metodik khusus un- dewasa. Perkembangan dari anak-anak anak
tuk masing-masing mata pelajaran tersebut. ke remaja biasanya ditandai dengan peruba-
Mata pelajaran itu bisa saja berubah han fisik.20Pada laki-laki biasanya ditandai
menjadi lebih banyak, dan mungkin juga dengan tumbuhnya kumis, perubahan suara,
dikerucutkan atau digabungkan. Namun mimpi basah, dan berotot. Sedangkan pada
prinsip pokok dan sumber ajaran Islam perempuan biasanya ditandai dengan kelu-
yakni al-Qur’an dan hadis tidak akan men- arnya darah haid, dan perubahan bentuk tu-
galami perubahan dan tidak akan bertambah buh dapat dilihat dari pinggul dan peruba-
lagi. Yang akan mengalami perkembangan han payudara. Perubahan fisik pada wanita
dan perubahan adalah pembahasan dan pen- di usia 12-14 tahun lebih cepat dibanding-
gelompokannya menjadi bidang-bidang stu- kan dengan laki-laki.21Perubahan-perubah-
di yang mungkin akan semakin banyak. Hal an fisik yang terjadi pada masa remaja ini
ini sangat bergantung kepada kemampuan yang pada akhirnya menyebabkan peruba-
pengembangan isi pengajaran agama oleh han psikis di mana ketegangan emosi men-
umat Islam itu sendiri.17 inggi sebagai akibat dari perubahan fisik dan
a. Kajian Tentang Remaja kelenjar.22
Remaja yang dalam bahasa aslinya Ada dua faktor yang mempengaruhi
disebut adolencememiliki arti yang luas, pertumbuhan fisik pada seseorang, ter-
mencakup kematangan mental, emosional, masuk remaja. yang pertama adalah faktor
sosial, dan fisik. Masa perkembangan rem- internal (endogen) atau sering juga disebut
aja disebut juga dengan adolesen, atau dis- dengan faktor natural, yaitu sifat jasmani
ebut juga dengan fase “The Un” atau peri- yang diwariskan dari orang tuanya, seperti
ode serba tidak (tidak anak-anak, tidak juga bakat minat, kecerdasan, postur tubuh, dan
dewasa).18
19 ZakiyahDaradjat, Ilmu Jiwa Agama,
ZakiyahDaradjat seorang ahli psikologi (Jakarta: Bulan Bintang, 2003), hal. 82.
20 Sarlito W. Sarwono, Psikologi Remaja....hal.
agama mengartikan remaja sebagai masa
10. Lihat juga ZakiahDaradjat, Ilmu Jiwa Agama....,
peralihan yang ditempuh oleh seseorang hal. 84
21 Dadang Sulaiman,Psikologi Remaja,
dari masa anak-anak menuju dewasa, atau
(Bandung: Mandar Maju, 1995), hal. 24. Lihat juga
masa perpanjangan sebelum mencapai masa AgoesDariyo, Psikologi Perkembangan Remaja,
(Bogor: Ghalia Indonesia, 2004), hal. 16-19.
22 M. Nisfiannoor; Yuni Kartika, Hubungan
17 Ibid., hal. 63. Antara Regulasi Emosi dan Penerimaan Kelompok
18 Dadang Sulaiman, Psikologi Remaja Dimensi- Teman Sebaya Pada Remaja, Jurnal Psikologi (Jakarta:
Dimensi Perkembangan, (Bandung: Mandar Maju, vol.2 No. 4, 2004), hal 160. http://ejurnal.esaunggul.
1995), hal 3. ac.id/index.php/Psi/article/download/24/24, pdf.
243
Pendidikan Agama Islam, Vol. XI, No. 2, Desember 2014
kepribadian.23Yang kedua adalah kematan- membentuk dan mempengaruhi perkemban-
gan. Secara sepintas pertumbuhan fisik pada gan individu.
seseorang seolah-olah sudah direncanakan Oleh sebab itu dalam memandang dan
oleh faktor kematangan. Meskipun sese- memprediksi perkembangan individu harus
orang sejak kecil diberi makan yang bergizi, melibatkan kedua faktor tersebut secara me-
apabila saat kematagan belum sampai, per- nyeluruh. AgoesDariyo menggambarkannya
tumbuhannya akan tertunda. dalam skema seperti di bawah ini:
Faktor kedua adalah faktor eksternal
(Exogen) atau sering disebut nurture. Fak-
tor luar ini bisa faktor fisik maupun sosial24,
lingkungan fisik seperti kesehatan, makanan,
dan stimulasi lingkungan. Seseorang yang
sering sakit, maka pertumbuhan fisiknya
akan terhambat. Dan seseorang yang cukup
gizi, akan tumbuh dengan pesat. Pertumbu-
han fisik bisa diupayakan, seperti dengan Gambar 1
cara menjaga kesehatan badan misalnya saja Skema Interaksi Endogen-Exogen dalam
degan berolah raga, mengonsumsi makanan Perkembangan Individu
yang baik dan sehat, dan istirahat yang cu- Perubahan jasmani di usia remaja me-
kup. mang sangat pesat. Pertumbuhan fisik tentu
Stimulasi lingkungan yang memberi- saja menimbulkan rasa cemas, terguncang
kan pelatihan percepatan pertumbuhan, akan dan khawatir terhadap remaja. Efek yang
berbeda dengan yang tidak pernah mendapat ditimbulkan dari sikap-sikap tersebut terka-
latihan.25 Lingkungan sosial adalah di mana dang mendekatkan mereka terhadap Agama,
seseorang mengadakan relasi atau interaksi dan terkadang pula menjauhkan mereka
seperti keluarga, tetangga, teman, lembaga terhadap agama, semua itu terjadi karena
pendidikan, lembaga kesehatan, dan lain- faktor internal dan eksternal dari si remaja
lain. tersebut.26 Peran orang tua dan guru sangat
Pada kenyataannya,dua faktor di atas, besar dalam mendidik mereka dalam mem-
yakni endogen dan eksogen tidak bisa dipi- bina dan mengarahkan remaja yang masih
sahkan. Karena kedua faktor tersebut sal- labil ini.
ing berpengaruh, sehingga terjadi interaksi Kenakalan remaja atau juvenile de-
antara kedua faktor tersebut, yang kemudian linguency adalah kelainan tingkah laku, per-
23 AgoesDariyo, Psikologi Perkembangan 26 M. Nisfiannoor, Yuni Kartika, Hubungan
Remaja, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2004), hal. 14. Antara Regulasi Emosi dan Penerimaan Kelompok
Teman Sebaya Pada Remaja, Jurnal Psikologi
24 Ibid, hal. 14. (Jakarta: vol.2 No. 4, 2004), hal 160. Didownload
25 Muhammad Ali, dan Muhammad Asrori, dari http://ejurnal.esaunggul.ac.id/index.php/Psi/
Psikologi Remaja Perkembangan Peserta Didik, article/download/24/24,pdf, didownload pada hari
(Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012), hal. 21-22. kamis, 14 maret 2014, pukul 19.00
244
Pendidikan Agama Islam, Vol. XI, No. 1, Juni 2014
buatan atau tindakan remaja yang bersifat
asosial, bahkan anti sosial yang melanggar
norma-norma sosial, agama, serta hukum
yang berlaku dalam masyarakat.27 Menurut
Kusmanto, kenakalan remaja adalah ting-
kah laku individu yang bertentang dengan
syarat-syarat dan pendapat umum yang di-
anggap sebagai accepteble dan baik oleh
suat lingkungan atau hukum yang berlaku
di masyarakat yang berkebudayaan.28 Gambar 2
Para ahli psikologi remaja menyebut- Skema Faktor-Faktor Kenakalan Remaja
kan ada beberapa faktor yang menyebabkan
kenakalan remaja. Mayoritas dari mereka HASIL DAN PEMBAHASAN
berpendapat, bahwa kenakalan remaja dis- Berdasarkan hasil observasi, wawan-
ebabkan oleh lingkungan keluarga yang cara mendalam dan dokumentasi, di bawah
rusak (brokenhome), lemahnya pengawasan ini akan dipaparkan hasil dari penelitian
masyarakat, dan lemahnya sistem penga- yang berkaitan dengan strategi pendidikan
wasan di lembaga pendidikan.29 Agama Islam di LAPAS Anak Kutoarjo,
Kurangnya penyesuaian diri akan men- yaitu mulai dari komponen strategi, prinsip
gakibatkan remaja menjadi kurang pergaul- penggunaan strategi, pertimbangan memilih
an. Hal ini bisa disebabkan oleh pola asuh strategi, sampai pelaksanaan strategi.
orang tua yang terlalu kaku, dan otoriter. Efektivitas strategi yang akan dijelas-
Remaja yang hidup dalam lingkungan kelu- kan dalam tulisan ini bukan disajikan den-
arga seperti ini akan berakibat fatal terhadap gan data statistik. Karena dalam penelitian
perilakunya kepada orang lain. Sofyan me- ini menggunakan metode kualitatif, maka
nyebutnya dengan remaja salah suai, yaitu efektivitas akan diukur dari sejauh mana
remaja yang memilih untuk bergaul dengan tercapainya tujuan pendidikan Islam yang
remaja lain yang tersesat, karena pola asuh sudah ditetapkan. Adapun tujuan yang in-
orang tua yang kaku. gin dicapai dalam pendidikan Agama Islam
AgoesDariyo menggambarkan faktor- adalah mengembangkan potensi fisik dan
faktor penyebab kenakalan remaja dalam psikis peserta didik sehingga menjadi ma-
skema berikut: nusia yang bertakwa, dan berakhlak mulia.
Strategi yang paling sering digunakan
27 Sofyan W. Willis, Remaja &Masalahnya....
hal. 88-89 oleh Bapak Mustawin selaku guru PAI di
28 Ibid, hal 89.
LAPAS Anak Kutoarjo adalah strategi tra-
29 AgoesDariyo, Psikologi Perkembangan
Remaja.....hal. 109, lihat juga Sofyan S. Willis, disional. Penulis mengatakan demikian
Remaja & Masalahnya, hal. 93-120, lihat juga
mengacu pada empat strategi pendidikan
Sudarsono, Etika Islam Tentang Kenakalan Remaja,
hal. 5-32.
245
Pendidikan Agama Islam, Vol. XI, No. 2, Desember 2014
nilai yang dikenalkan oleh Noeng Muhadjir, pembina ini juga bisa dijadikan salah satu
yaitu strategi tradisional, strategi klarifikasi strategi pembinaan bagi WBP yang cukup
nilai, strategi contoh teladan, dan yang tera- efektif, dan strategi ini masuk dalam kat-
khir adalah strategi transinternal. Menurut- egori strategi contoh teladan.
nya, pembelajaran akan efektif apabila guru Keberadaan wali yang ditunjuk oleh
mampu mengombinasikan empat strategi di LAPAS juga menjadi salah satu faktor pen-
atas dalam satu pembelajaran. dukung untuk mencapai tujuan pembinaan.
Tujuan yang ingin dicapai oleh LAPAS Terlebih apabila wali yang ditunjuk memi-
Anak Kutoarjo, berdasarkan hasil wawan- liki kualifikasi akademik dan profesional.
cara dengan beberapa narasumber, peneka- Faktor-Faktor pendukung dan penghambat
nan pembinaan di LAPAS ini adalah pada pelaksanaan strategi PAI:
pembinaan akhlak. Dengan harapan, anak- 1. Kekuatan sebagai faktor pendukung,
anak yang masuk ke LAPAS mendapat ber- meliputi:
bagai macam pembinaan, sehingga mereka a. Ketulusan dan Semangat Pendidik. Ba-
memiliki keterampilan dan akhlaknya bisa pak Mustawin sebagai guru pengampu
semakin baik, sehingga mereka bisa diteri- pendidikan agama di LAPAS Anak Ku-
ma di masyarakat ketika mereka bebas dari toarjo nampaknya memiliki kriteria sep-
LAPAS. erti yang disebutkan di atas. Semangat
Berdasarkan observasi di lapangan, beliau dalam membimbing peserta didik
penulis melihat sikap, perilaku WBP atau ditunjukkan dengan keaktifan beliau
ANDIK LAPAS sama seperti anak-anak mengajar di LAPAS Anak Kutoarjo, dan
yang ada di luar LAPAS. Cara mereka berko- sudah berjalan selama tiga tahun. Mem-
munikasi, cara mereka merawat kebersihan perbaiki akhlak peserta didik menjadi
diri dan lingkungan, kemauan untuk ber- prioritas tujuan beliau. Tentu saja tujuan
partisipasi mengikuti kegiatan yang sudah mulia tersebut akan sulit dicapai tanpa
diprogramkan oleh LAPAS, rasanya tujuan dukungan dari pihak LAPAS, keluarga
yang ingin dicapai sudah sedikit tercapai. dan masyarakat.
Tercapainya tujuan tersebut tidak sema- b. Empati dan Kesabaran Pendidik. Em-
ta-mata dipengaruhi oleh strategi yang diter- pati dan kesabaran menghadapi status
apkan oleh para tutor atau guru pengajar di peserta didik menjadi warga binaan pe-
LAPAS. Justru yang paling mempengaruhi masyarakatan harus dimiliki oleh setiap
perubahan perilaku peserta didik di LAPAS pendidik. Terlebih lagi untuk pendidik
adalah perilaku para pegawai dan pembina dalam bidang agama. Karena pendidik
yang sehari-harinya berada di LAPAS. Kar- atau guru agama dianggap sebagai panu-
ena keberadaan mereka dilihat, dinilai, dan tan memiliki tanggung jawab lebih untuk
ditiru secara langsung maupun tidak lang- membenahi perilaku peserta didik yang
sung oleh para ANDIK LAPAS. Perilaku menjadi warga binaan pemasyarakatan
246