Sejarah dan Ragam Hias Pakaian Adat Tolaki di Sulawesi Tenggara

17 Pages·2013·0.1 MB·Indonesian

by  Basrin Melamba

SEJARAH DANRAGAMHIAS PAKAIANADAT
TOLAKI DI SULAWESI TENGGARA
BasrinMelamba*)
Abstract
ThispaperdescribesthehistoryofTolakitraditionalclothes,initially,
Tolaki people were familiar with Tolaki clothes made o f bark called
kinawousing traditional tools such as watuike.Since the 13thcentury, the
evolutionofclothingwasmarkedbytheintroductionofLuwuandcontinued
during the reign of a king entitled Lakidende Sangia Ngginoburu, who
broughtinpeoplewhotypicallyhavetheskilltoweaveclothes.Atthetimeof
Japanese colonialization, some Tolaki people used karoro, which were
clothes made o f burlap. There are several types of clothing for the
communityonthestatusofthewearer:clothesforanakiaroyaltyintheform
of Mokole clothes or king called kandiu or babu ngginasami, clothes for
officialscalledsiwolembatohu,clothesformiddleclasspeoplecalledto'ono
motuo,armor(Tamalaki),andclothesfortheceremony.Inaddition,thereis
akindofclothingforaparticularritualorceremony.Thedecorationfoundin
traditional clothes Tolakiere pinetaulu mbaku motif, pinehiku, penetaulu
mbaku(fernmotif),pineto'ono(resemblespeople)andsoon.
Keywords:traditionalclothes,Tolaki,local culture
Abstrak
Tulisaninimenjelaskanmengenaisejarah pakaiantradisionalTolaki,
padaawalnyamasyarakatTolakimengenalpakaianyangterbuatdarikulit
kayu yang disebut dengan kinawo dengan menggunakan peralatan
tradisional berupa watu ike, bahannya dari kulit kayu. Kemudian periode
kuno pengenalan pakaian juga di adopsi dari Luwu sejak abad ke-13,
kemudianberkembangpadazamanpemerintahanLakidende dengan gelar
Sangia Ngginoburu, dengan mendatangkan orang yang secara khusus
memiliki keterampilan menenun pakaian. Pada zaman Jepang pakaian
orangTolakisebagianmenggunakankaroroyaitupakainyangterbuatdari
karung goni. Terdapat beberapa jenis pakaian bagi masyarakat Tolaki
berdasarkan status pemakainya yaitu ada baju untuk bangsawan anakia
berupabajuMokoleataurajayangdisebutkandiuataubabu ngginasami,
bajupejabatsiwolembatohu,bajugolonganmenengahberupabajuto'ono
motuo,bajuperang(Tamalaki),danbajuuntukupacara.Selainituterdapat
jenis pakaian untuk upacara ritual tertentu maupun upacara perkawinan.
Adapun ragam hias yang terdapat pada pakaian adat Tolaki berupa motif
pinetaulu mbaku, pinehiku, penetaulu mbaku (motif pakis), pine to'ono
(menyerupaiorang)dansebagainya.
KataKunci:pakaiantradisional,Tolaki,kebudayaanlokal
*) Program Studi Pendidikan Sejarah Universitas Haluoleo, Kendari, Sulawesi Tenggara,
email:[email protected]
193
SejarahdanRagamHiasPakaianAdatTolakidiSulawesiTenggara
PENGANTAR Seperti wilayah Indonesia lainnya,
Fenomenapakaianadat(babusara) di Sulawesi Tenggara khususnya daerah
dan kecenderungan penggunaan pakaian Tolaki Konawe dan Tolaki Mekongga di
adat(khususTolaki)merebakdiSulawesi Kolaka memiliki khasanah budaya khas.
Tenggara, tidak ketinggalan suku bangsa Kekhasannya tersebut diwujudkan dalam
TolakididaerahKabupatenKonawe,Kota bentuk adat istiadat yang berlaku dalam
Kendari, Konawe Selatan dan Konawe masyarakat, yang mengandung unsur-
Utara. Bahkan setiap pertemuan acara unsur budaya setempat. Unsur budaya
resmi pemerintah, lembaga adat, atau tersebutmemberiwarnatersendirikepada
kegiatan adat lainnya para pemakainya masyarakat pendukungnya sehingga
dengan bangga dan diwajibkan membedakan dengan yang lain, unsur
menggunakan pakaian adat. Guna tersebut di antaranya adalah pakaian adat
memperkenalkan pakaian adat Tolaki, tradisional.
bahkan telah diadakan promosi oleh Pakaian adat tradisional daerah
pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara merupakan salah satu unsur kebudayaan
bukan hanya tingkat daerah, nasional yang tumbuh dan berkembang seiring
bahkan keluar negeri atau mancanegara dengan pertumbuhan suatu suku bangsa.
olehKetuaDekranasSultra.Apakahyang Pakaian adat tradisional ini dalam
di promosikan merupakan pakaian adat kehidupan yang nyata mempunyai
yang sesungguhnya bagi masyarakat berbagaifungsiyangsesuaidenganpesan-
pendukungnya. Di beberapa wilayah pesan nilai budaya yang terkandung di
kabupaten yang merupakan basis orang dalamnya, yang berkaitan pula dengan
Tolaki di Dekranas terpajangpakainadat, aspek-aspek lain dari kebudayaan seperti
sarung adat, dan perlengkapan busana ekonomi, sosial, politik dan keagamaan.
lainnya, apakahsudahmerupakanproduk Berkenaan dengan pesan-pesan nilai
budaya kita yang mengakar pada kultur budaya yang disampaikan, maka
lokal? pemahamannya dapat dilakukan melalui
Pakaian merupakan identitas, maka berbagaisimbol-simboldalamragamhias
pakaianadatTolakimerupakansalahsatu pakaiantradisionaltersebutyangpadasaat
identitas Tolaki. Menurut Henk, pakaian inisecarahipotesissudahmulaidilupakan
berperan besar dalam menentukan orang bahkan tidak lagi digemari oleh
identitas komunitas dan citra seseorang. generasi penerus. (Chalik, et. al.,
Lebih dari itu, pakaian adalah cerminan 1992/1993:2).
dari identitas, status, hierarki, gender, Suku Tolaki pada umumnya
memiliki nilai simbolik, dan merupakan mengenalduajenispakaian.Jenispakaian
ekspresicara hiduptertentu.Pakaianjuga itu ialah pakaian sehari-hari dan pakaian
mencerminkan sejarah, hubungan upacara. (Chalik, et. al., 1992/1993:14)
kekuasaan, serta perbedaan dalam pakaian sehari-hari terdiri atas: (1)
pandangan sosial, politik, dan religius. pakaian dirumah, (2) pakaian kerja, dan
Dengan kata lain, pakaian adalah kulit (3) pakaian bepergian. Pakaian upacara
sosialdankebudayaankita.(HenkSchulte terdiri atas: (1) pakaian upacara daur
Nordholt,2005:v). hidup, (2) pakaian upacara keagamaan,
194
MOZAIK : Jurnal Ilmu Humaniora, Vol. 12, No.2
Juli-Desember 2012 : 92 -209
dan(3)pakaianupacaraadat.Pakaianadat pinehuu (desain sudut), dan holunga
dilengkapi dengan perhiasan dan (desainikat).(Tarimana,1989:255).
kelengkapantradisionallainnya,kesatuan Dewasa ini berkembang atau
utuh antara busana dan perhiasan serta muncul macam-macam pakaian adat
kelengkapannya menunjukan lengkapnya seiring dengan kemajuan ilmu
pakaianadat. pengetahuan dan teknologi sehingga
Seorang Raja (Mokole/Sangia, model pakaian adat tolaki sudah tidak
Bokeo, istilah lokal) atau Bangsawan tampaklagibaikituyangmenggambarkan
(Anakia) di daerah sebagai pemimpin status sosial pemakainya maupun motif-
sebuah komunitas dengan wilayah motifnya dan apakah pakaian adat yang
tertentu, daerah Konawe dan Kolaka ada sekarang sesuai dengan kenyataan
khususnya memiliki bentuk wujud ataufaktamasalalu.
bangunan yang berbeda dengan rumah Berdasarkan hal tersebut, perlu
rakyat biasa, (Melamba, 2008:1). begitu untukmengkajisejarahatauperkembagan
pula dengan busana pakaian bagi pakaian adat suku tolaki yang secara
golongan Anakia (bangsawan) harus turun-temuruntelahmenjadiidentitasdan
berwarna tajam, misalnya warna hitam, kebanggaan bagi masyarakat di daerah
merah tua, kuning keemasan, cokelat, Konawe dengan harapan bahwa dengan
biru, dan ungu, sedangkan rakyat biasa adanya tulisan ini, kiranya dapat menjadi
harus yang berwarna kurang tajam bahaninformasibagimasyarkatluas,serta
misalnyakuningmudaatauputih.(Chalik, sebagai bahan pertimbangan bagi
1984/1985:25). pemerintah dalam upaya melestarikan
Pakaian adat sebagai hasil karya warisanbudayalokal.
seni manusia tentunya memiliki nilai
SEJARAHPAKAIANADATTOLAKI
estetika, karena manusia pada dasarnya
Berdasarkan Tesaurus (Pusat
memiliki kebutuhan menghias terhadap
Bahasa Depdiknas., 2008:Xi) Bahasa
segala sesuatu yang dipakainya dan di
Indonesia pakaian adat terdiri dari dua
tempatdimanaiatinggal,hasratkreatifini
kata yaitu 'Pakaian' dan 'Adat', jika
muncul dalam setiap periode dan
diartikan berarti 'pakaian' adalah busana
peradaban. Pada manusia terdapat sifat
atau baju, (Pusat Bahasa Depdiknas.,
yang dinamakan “horror vacut”, yaitu
2008:348) menurutbahasabusanaadalah
perasaan yang tidak dapat membiarkan
segalasesuatuyangmenempelpadatubuh
tempat atau bidang kosong. Perasaan ini
dari ujung rambut sampai ujung kaki.
sangat kuat pada suku primitif. (Chalik,
Menurut istilah, busana adalah pakaian
1984/1985:17).
yang kita kenakan setiap hari dari ujung
Ragamhiastradisionalyangdikenal
rambut sampai ujung kaki berserta segala
oleh suku Tolaki, di antaranya: pinesowi
p e r l e n g k a p a n n y a , s e p e r t i
(desain segi tiga), pineta'ulumbaku
perhiasan/aksesoris.Sedangkankata'adat'
(desaindaunpakis),sinolana(desaingaris
yaitu budaya, etiket, istiadat, kebiasaan,
vertical-horizontal atau vertical-
kelaziman,kultur,tatacara,tradisi,sunah,
horizontal-silang), silapa omba (desain
adab,etik,nilai,norma,aturan.Jadidapat
segiempat),tinaboriri(desainlingkaran),
195
SejarahdanRagamHiasPakaianAdatTolakidiSulawesiTenggara
dikatakanbahwapakaianadatmerupakan kajian ini, maka busana atau pakaian
pakaian yang sudah menjadi kebiasaan merupakan salah satu dari keragaman
yang dipakai sesuai nilai, etik,dannorma kebudayaan etnik yang dapat dijumpai
yang berlaku pada masyarakat tersebut dalamkehidupanmasyarakat.
sebagaipendukungkebudayaan. Busana atau pakaian dengan
Menurut Chalik (1984/1985:2), berbagai simboliknya mencerminkan
yang dimaksud dengan pakaian adat norrma-norma serta nilai-nilai budaya
adalahpakaianyangsudahdipakaisecara suatu suku bangsa ada di Nusantara,
turun-temurun yang merupakan salah termasuk diwilayah Konawe. Menurut
satuidentitas dandapatdibanggakanoleh MariS.Condronegoro,busanamerupakan
sebagian besar pendukung kebudayaan suatuunsurpentingyangikutmenentukan
tertentu. Pakaian adat dilengkapi dengan identitaskehidupanbudayadanperangkat
perhiasan dan kelengkapan tradisional simbol yang terdapat dalam pakaian pada
lainnya, kesatuan utuh antara busana dan hakekatnya bermakna sebagai pengatur
perhiasan serta kelengkapannya tingkah laku, disamping fungsi sebagai
menunjukan lengkapnya pakaian adat informasi, karena dengan adanya
tersebut. perantaraan simbol-simbol tersebut
Olehkarenanyadisimpulkanbahwa manusia dapat menyebarluaskan
pakaian adat merupakan seperangkat kebudayaan.
pakaian/busana beserta kelengkapannya Demikian pula busana atau pakaian
yang dipakai oleh suku bangsa tertentu adat yang ada di Konawe, memiliki
yang menunjukkan kebudayaan suatu simbol-simbol tersendiri dan tiap-tiap
masyarakat dan secara turun-temurun simbol itu mengandung makna.
menjadi identitas, memiliki nilai, etik, Pemaknaanmengenaisimboldalamcorak
estetik, simbolik, religius, status sosial dan warna busana, pada prinsipnya
pemakainya sekaligus mencerminkan terdapatpulapadapakaianyangadapada
sejarah, hubungan kekuasaan, serta etnikTolaki.
perbedaan dalam pandangan sosial, Pada hakikatnya manusia sebagai
politik, dan religius dan dapat makhluk mulia diciptakan agar dapat
dibanggakanolehpendukungkebudayaan menggunakan akal dalam beradaptasi
tersebut. dengan lingkungannya. Dengan
Membahaspakaianpadaprinsipnya keterbatasan jasmaninya, manusia harus
patut kita ketahui hal-hal yang berusaha dengan akalnya untuk
menyangkut daerah dimana pakaian itu menciptakan berbagai peralatan yang
tercipta oleh masyarakat pendukungnya. dapat melindungi dan mengembangkan
Demikian pula keaneka ragaman suatu dirinya. Oleh karena itu manusia lebih
budaya merupakan suatu keunikan yang meningkatkan kemampuan budayanya.
layak dilestarikan bagi hidup dan Salahsatubentukadaptasimanusiaadalah
berkembangnya kebudayaan itu sendiri. berpakaian, dimana sejak zaman
Keadaantersebutmemperlihatkanadanya prasejarah, manusia telah mengenal
perbedaan-perbedaanyangmenarikuntuk kebudayaan berpakaian. Pakaian
diteliti dan ditulis. Kaitannya dengan mempunyai peranan yangsangat penting,
196
MOZAIK : Jurnal Ilmu Humaniora, Vol. 12, No.2
Juli-Desember 2012 : 92 -209
sebab dalam kehidupan manusia pekaian berpakaian diduga munculnya bersamaan
itubermacam-macamantaralain:sebagai datangnyapenghunipertamadidaerahini.
penutuptubuh,pakaianuntukadat(ritual). Hal ini di buktikan dengan adanya
Selain dari itu, pakaian berfungsi perangkat peninggalan alat-alat
sebagai simbol dalam corak ornamennya. pembuatan pakaian dari kulit kayu
Fungsinya lain dari pakaian biasa, yaitu (kinawo)didalamgua,1)danmasihadanya
melambangkan sejarah kehidupan pengetahuan dari sebagaian kecil warga
manusia dan menjadi unsur penting bagi masyarakat tentang cara pembuatan
status seseorang, sedangkan fungsinya pakaian dari kulit kayu. Bahkan
sebagai lambang stbilitas dapat kita lihat pengetahuantentangjenis-jeniskayuyang
dalam peranannya dalam perubahan fase- dapat diolah menjadi pakaian juga masih
fasekehidupanmanusia. Dalamfase-fase dimiliki oleh sebagian masyarakat.
kehidupan manusia tersebut, pakaian Sesuai dengan perkembangan kebutuhan
denganberbagaimacamhiasannyasangat manusia akan sandang, maka alat, bahan
diperlukan baik sebagai busana (pakaian) dan teknologi pembuatannya pun
maupunsebagaihiasan. berkembangpula. Sesuaidengankondisi
Sejak manusia mulai mengenal
geografis Sulawesi Tenggara dihuni oleh
pakaian sebagai penutup tubuh, sejak itu
tiga etnis utama, sehingga perkembangan
pula manusia selalu berusaha melengkapi
pakaian di wilayah ini menjadi beraneka
dirinya dengan menyempurnakan
ragam corak maupun teknologinya.
perlengkapan khususnya pakaian. Untuk
Sampai sekarang di Sulawesi Tenggara
itu muncullah peralatan tenun dalam
dikenal ada pakaian adat Buton, pakaian
bentuk yang sangat sederhana. Dalam
adat Tolaki dan pakaian adat Muna yang
sejarah kerajinan pakaian dapat
masing-masing memiliki ciri khas
dikemukakan bahwa dalam zaman
tersendiri.
prasejarah masyarakat Indonesia telah Sebelum masyarakat Tolaki
mengenal pakaian dari kulit kayu. Oleh mengenal busana atau pakain dari kain
karena fitrah manusia yang ingin selalu
tekstil, pakaian asli dari rakyat yang
maju dan berkembang, maka cara untuk berdiamdidaerahKonawedanKendaridi
mendapatkan pakaian pun berangsur- buat dari kulit kayu dalam bahasa daerah
angsur turut mengalami perubahan jika disebut (fuya takinawo). Tersedianya
mulanya hanya menggunakan alat kerja wilayah hutan merupakan potensi yang
dari batu kemudian beralih ke cara yang ditumbuhi berbagai jenis kayu. Diantara
lebih baik, dengan ditemukannya alat jenis kayu itu ada beberapa macam kulit
pintal benang dengan kelubang benang. kayu berupa seratnya dapat diproses
Pada fase ini mulailah kapas berperan menjadi bahan pakaian. Diantara jenis
sebagaibahanutamapadatenunan. kayu itu adalah kayu “o'toho”. Adapun
Di Sulawesi Tenggara tradisi
1)PenulismelakukanekskavasidiGuaTenggeraWiwiranopadatanggal27Desember2011bersamatim
MahasiswaProgramstudiPendidikanSejarahFKIPUnhaluKendari,disitustersebutditemukanbeberapa
watuikeataualatpemukuldaribatubahanuntukmembuatkinawo.
197
SejarahdanRagamHiasPakaianAdatTolakidiSulawesiTenggara
proses pembuatan sampai menjadi produk itu lebih tahan lama kuat dan
pakaianadalahsebagaiberikut:kulitkayu warnanya, karena garis urat atau serat
“o'toho” itu diambil kemudian dipotong kayu halus agar tidak kelihatan lagi.
sepanjang kurang lebih 1 meter, lalukulit Kemudian diberikan warna yang
luarnya dipisahkan, dibuang, hingga dikehendakidariputihkecoklatatauabu-
menyisahkan kulit seratnya yang abu.
berwarnaputihkelabu.Seratkayuitulalu Potongan “kain” itu panjangnya
diredam dalam lumpur beberapa hari, antara 2 atau 3 meter kemudian digulung
selanjutnya serat tadi di cuci bersih.Serat dandijahitmenurutkebutuhannya,seperti
kayu itu yang nampak sudah mulai bentuk celana, baju (destar) biasa juga
mengembang,laludimasukandenganabu dibuat dalam bentuk kelambu (holiwu)
dapur beberapa jam lamanya. Setelah yangjugadibuatdaribahankinawo.Kain-
selesaikemudiandibersihkanlagidengan kain sarung tenunan berasal dari Luwu,
air dingin, serat kain kelihatannya sudah Buton, Muna, dan Selayar masuk ke
masak dan warnanya sudah putih sekali. daerahKendarisebagaihasilperdagangan
Bahan-bahan tersebut lalu diletakan di berupa barter dengan beras, gabah, dan
atas punggung kayu yang berbentuk beberapakomoiditididaerahini.
Penanaman kapas pengolahan
perahuterbalik.
Dengan menggunakan tiga macam menjadi benang, penenunan kain
bahan pemukul yang diberi tangkai rotan pemberian warna-warna tertentu juga
dengan garis-garis kasar, sedang, dan dikenal di daerah Konawe dan Kendari.
halus pada batu pemukul itu. Untuk Masuknya barang-barang textil yang
memulai membuat maka kulit kayu murah berupa kain belacu atau dalam
dipukul hingga lembek, pada awalnya bahasaTolakidisebutbalatu.
Halinimerupakanbuktipergeseran
dipukulkan dengan batu yang bergaris
peradaban dari zaman kezaman, dan
kasar,berikutnyajikaseratkayuitusudah
akibat timbulnya inovasi baru yang
bersatu dan mulai melebar dan
menuju ke arah modernisasi. Salah satu
memanjang, maka secara berturut-turut
koleksi yang dapat disaksikan dalam
dipergunakan alat pemukul batu yang
Museum Negeri Sulawesi Tenggara yaitu
bergaris sedang hingga halus, maka
pakaiandarikulitkayu.
produkyangsudahmenyerupaikainputih
Proses pembuatan: (1) Pemilihan
itu makin panjang dan melebar.
jeniskayu,jeniskayuyangdigunakandari
Selanjutnya untuk menjaga agar tebalnya
kayu tipulu dan kayu kawoo (bahasa
atau tipisnya yang dikehendaki kemudian
Tolaki). Dalam pengambilan kayu
digulungpadabambukecil.Sisadarihasil
tersebut, masyarakat pendukungnya
pukulan tersebut terus dipukul hingga
memilih kayu yang diinginkan. Karena
panjangnya mencapai 2 dan 3 meter.
kedua jenis kayu tersebut menghasilkan
Produkkulitkayuyangsudahmenyerupai
warna yang berbeda. Kayu Tipulu
kain putih itu dijemur, kemudian setelah
menghasilkanwarnacokelat,kayuKawoo
kering produk itu disebut takinawo
warnaputihkrem;(2)Pengambilanbahan
dicelup dalam cairan hasil masakan dari
kulit kayu, melalui proses penebangan,
kulit kayu roko ini dimaksudkan agar
198
MOZAIK : Jurnal Ilmu Humaniora, Vol. 12, No.2
Juli-Desember 2012 : 92-209
pengupasan kulit hingga terpisah dari terjadinya dialog magis antara penghuni
batangnya, dengan memilih batang kayu hutan denganparapekerja; (4) Kemudian
dengan ukuran diameter 5 cm. Batang kulitkayuyangsudahkeringdilipatsesuai
kayu yang telah ditebang dan dipotong yangdibutuhkanlaludilapisidengandaun
sesuaiukuranyangdibutuhkan,kemudian kering, kemudian ditempatkan ditempat
dibelah menjadi empat bagian sehingga lain yang disebut watumborodoa
mudahuntukmemisahkandaribatangnya. berfungsi sebagai pengalas, kemudian
Kulit kayu yang telah dipisah, dijemur dipukul-pukuldenganaluyangdisbutalu
hingga tampak layu atau setengah kering, mborodoa yang berfungsi untuk
pengeringanberkisarduasampaitigahari; merapikanataumerapikanserat-seratkulit
(3) Proses pengolahan: kulit kayu yang kayu. Penyambungan antara satu bahan
telah siap diolah disusun sebanyak lima antara satu bahan dengan bahan lain
lembar kemudian dipukul dengan dilakukan dengan cara penumbukan.
menggunakanalatyangdisebutBatuIke, Serat-serat kayutersebut olehmasyarakat
dengan urutan dimulai dari batu Ike pendukung disebut kinawo, Kinawo yang
permukaannya kasar, dimaksudkan agar dihasilkandapatberupakinawokasar,dan
kulit kayu mudah pecah dan mudah pula halus. Jenis kinawo kasar dipakai untuk
melebar. Pemukulankulitkayuyangtelah pakaian sehari-hari, sedangkan kinawo
hancur dan melebar dilakukan berulang halus digunakan untuk bahan pakaian
kalidengantumpukanyangsama,shingga pesta atau upacara-upacara adat.
lebar kayu yang sedang dipukul semakin (Melamba,2011).
melebar dan akhirnya mencapai ukuran Bahan mentah pakaian sehari-hari
yang dibutuhkan. Adapun landasan berasal dari kulit kayu (kayu usangi-
tempat penumpukan kulit kayu tadi Tolaki) dan ada pula yang berasal dari
disebut Ponggawoa yaitu batang kayu kapas. Cara mengolahnya: (1) Batang
yangdibelahduadenganukurandiameter kayu usangi dikuliti, kulit arinya
20 cm, kemudiaan disandarkan pada dua dibersihkan, lalu direndam di sungai
batang kayu sebagai penyanggah, hingga selama sehari semalam. Sesudah itu lalu
memudahkan orang yang memukul kayu dibentangkan di atas sebatang kayu,
dalam posisi berdiri. Adapun maksud kemudian dipukul-pukul dengan batu
landasan dibuatkan penyanggah agar saat besar; (2) Setelah selesai, direndam lagi
memukul kulit kayu dapat mengeluarkan selama satu malam. Kemudian dipukul-
bunyi-bunyian yang terkadang bunyi- pukul lagi dengan batu. Setelah rata lalu
bunyiantersebutmengandungarti khusus dijemurdanuntukmenghaluskandipukul-
antara lain : bunyi dapat diartikan suatu pukul lagi untuk ketiga kalinya; (3) Lalu
tandaataukodebahwaorangyangsedang dijemur untuk yang terakhir. Maka
melakukanpengolahankulitkayusebagai selesailah pembuatannya. Jika sudah
penutup badan, dan dapat pula bunyian menjadi bahan pakaian disebut kinawo
tersebut berarti sebagai penghibur atau (Tolaki) yang dapat dijadikan sarung,
pembakar semangant bagi orang yang selimut, baju, destar dan cawat. Untuk
sedang bekerja. Makna lain yang tersirat bahan pakaian dari kapas, cara
oleh bunyi-bunyian tersebut menandakan pengolahannya telah diuraikan dalam
199
SejarahdanRagamHiasPakaianAdatTolakidiSulawesiTenggara
tulisan ini. (kinawo)mulaidikenalsejaksejakabadke
Perkembanganpenggunaanpakaian 5 sebelum Masehi dan abad ke-12 sudah
padamasyarakatdiwilayahKonaweyaitu mengenal pengetahuan, yang berasal dari
pakaian yang terbuat dari serat kulit kayu LuwukunosekitardanauMatana(Malili)
yang disebut kinawo. Mengenai pakaian kemudian menyebar ke Jazirah Sulawesi
dari kulit kayu tersebut sekarang masih Tenggara.Kemudianzamankerajaanbaru
dapatditemukanpadabeberapapenduduk mengenal pakaian, yang berasal dari
di daerah pedalaman suku Tolaki yang Luwu.(Melamba,2011).
menyimpannyasebagaikoleksi. Penduduk berabad-abad yang lalu
Pakaian kulit kayu ini terbuat dari sudah mengenal (menanam kapas yang
pohon otoho dan wilalo (bahasa Tolaki) dibuatbenanguntuktenun.Kapasdisebut
hingga kini penulis belum menemukan dalam bahasa Tolaki disebut o'kapa, hal
nama asing jenis pohon dimaksud yang menenunitutidakmerata,danhanyapada
banyaktumbuhdihutan-hutandiwilayah orang tertentu saja (mulai dari derajat
Konawe dan Kendari. Jenis pohon menengah keatas seperti bangsawan
digunakanuntukbahandasarpakaiankulit anakia saja. Rakyat jelata , memakai kain
kayu di sebut kinawo atau di daerah kulit kayu (kinawo) sejak kira-kira abad
Sulawesi Tengah disebut Fuya yaitu ke-12. Tradisi menenun bagi masyarakat
pakaian yang terbuat dari kulit kayu. Tolaki mulai dikenal diperkirakan sejak
Dengan menggunakan teknologi abadke-12 sudahmengenalpengetahuan
sederhana berupa alat pemukul berupa humoruataumenenun,berasaldaridaerah
watu ike yaitu batu yang memiliki tempat Luwu.
pegangan berupa rotan, sedangkan Suku Tolaki pada umumnya
batunya di ukir. Batu yangdiukirtersebut mengenalduajenispakaian.Jenispakaian
terdiri dari batu yang berukit garis-garis itu ialah pakaian sehari-hari dan pakaian
yangbersusun,danbatudengangarisbatu upacara. Pakaian sehari-hari terdiri atas:
berbentuk segi empat batu ini digunakan (1)pakaiandirumah,(2)pakaiankerjadan
untuk menghaluskan, tempat memukul (3) pakaian bepergian. Pakaian upacara
kulit kayu disebut ponggawoa yaitu terdiri atas: (1) pakaian upacara daur
landasan batu tempat memukul bahan hidup,(2)pakaianupacarakeagamaandan
pembuatanpakaian. (3) pakaian upacara adat. Pakaian adat
Penggunaan pakaian berhubungan dilengkapi dengan perhiasan dan
dengan keindahan bukti-bukti yang kelengkapantradisionallainnya,kesatuan
ditemukan diberbagai tempat berupa utuh antara busana dan perhiasan serta
berbagai bentuk manik-manik, baik yang kelengkapannya menunjukan lengkapnya
digunakan untuk perhiasan perempuan pakaianadat.
maupun yang digunakan untuk keperluan Orang Tolaki mengenal pakaian
upacara agama maupun upacara-upacara tenun berkat adanya hubungan orang-
dalambidangpengobatan. orangTolakidenganBugispadamasaraja
Pada awalnya orang Tolaki atauMokoleMaagosekitartahun1700-an
mengenal busana atau pakain terbuat dari yangdi tandaidenganperjalananLaRebi
kulit kayu. Tradisi memakai kulit kayu atauTebawogelarSangiaInatokedaerah
200
MOZAIK : Jurnal Ilmu Humaniora, Vol. 12, No.2
Juli-Desember 2012 : 92-209
Luwu. Kemudian mengalami memproduksi batik berasal dari daerah
perkembangan pada zaman Mokole Jawa. Menurut Dr. J. Brandes membatik
berikutnya. merupakan produk hasil kebudayaan asli
Pada masa kerajaan Konawe tradisi masyarakatIndonesia.
menenun mulai berkembang utamanya Sedangkan Bangsawan biasa yang
pada masa pemerintahan mokole tidakmemilikijabatanhanyaadasulaman
Lakidende dengan gelar Sangia satu garis di lengan. Pakaian dibawah
Ngginonburu. Hal ini dijelaskan dalam bangsawan adalah baju yang tidak
buku Dokumenta DPRD bahwa, pada menggunakan kerah, lengan panjang,
masa itu wanita sudah terampil membuat warnaputihataucoklat,danpakaisarung.
perhiasan-perhiasan dan kerajinan tangan Pakaianorangkebanyakanyaitubajuyang
misalnya menjahit tenda, tabir (tabere), tidak menggunakan lengan dan pakai
menganyam tikar, tudung saji, tudung celanayangdarikainyangdililit,(dipakai
kepala, humoru (menenun kain). (Tahir, olehorangbiasadanparabudak).
1982:127). Pada zaman Lakidende Zaman pemerintahan Hindia
didatangkan orang Tiworo seorang guru Belandapakaiankulitkayumasihdipakai.
menenun homoru dari Tiworo bernama Meskipun sudah terdapat penduduk yang
Labenggala guna mengajarkan atau sudah memakai pakaian, pada zaman
menularkan keterampilannya kepada Belanda dikenal pakaian berupa kobaya
masyarakat Konawe pada saat itu. atau kebaya bagi perempuan. Pakaian ini
Datangnya orang-orang Tiworo di biasa digunakan pada acara-acara
Konawe karena yang mengerjakan alat perkawinan ataupun pertemuan resmi,
tenun Labenggala dan Manaweri (orang sebagai contoh kepala distrik Uepai
Tiworo yang mengerjakan pakaian Raja bernama Bungaharu menggunakan baju
Lakidende). kebaya pada saat pelantikan raja Tekaka
ModelpakaianTolakiyangditenun: pada tahun 1934 acara tersebut
raja menggunakan kerah berdiri warna dilaksanakandekatmakamrajaLakidende
hitam menggunakan sulaman motif gigi gelarSangiaNgginoburu.
anjing, sulaman dari benang emas, Raja Kebudayaan Jawa mempengaruhi
menggunakan tiga garis (bis) pakaian Tolaki yaitu baju kebaya,
dipergelangan tangan bajunya celana sedangkan pengaruh Belanda yaitu babu
pendeksampaibetis(saluaro donggoro). nona (berupa gaun), pengaruh Hindu
Pakaian bangsawan biasa yang adanya penggolongan status sosial atau
mempunyai kedudukan di daerah pembagian kelas pada masyarakat seperti
menggunakan sulaman dua garis pada adanya golongan anakia, to'ono ngapa,
lenganbajunya (bis) dan berwarna hitam. dano'ata.
Dilengkapi dengan Pabele (topi/tutup Industri pribumi masih belum
kepala) yang dipakai Raja dan banyak berkembang. Kain fuya masih
Bangsawan.Selainituterdapatikatkepala dibuat secara tradisional. Kerajinan
yang tinggi namanya Bate (batik) ini anyam-anyaman seperti tikar, topi,
kemungkinan sudah ada pengaruh dari keranjang dan lain-lainnya hanya dibuat
Jawa karena yang menggunakan dan untukkeperluananggotakeluargasendiri.
201
SejarahdanRagamHiasPakaianAdatTolakidiSulawesiTenggara
Industritenunmenjadilebihhidupdengan perbedaan pakaian pada saat
didatangkannya alat-alat tenun. Tanaman melaksanakanupacaraatauritual.
kapas masih ditanam sebatas tanaman Untuk pakaian adat suku Tolaki
pekarangan saja. (Enciklopedia van pada upacara pelantikan Mokole (Raja),
Nederlandie,1927:552). maupun pada upacara-upacara resmi
Eksistensi pakaian yang bercorak lainnyapadaumumnyasama.(1)Pakaian
tradisional mengalami kepunahannya untuk pria: (a) Mokole/ Raja. Memakai
dimulai sejak membanjirnya kain-kain destar lurus dan tajam ujungnya, yang
textileataupunpakaianimpor.Sejaktahun mengandung arti bahwa mokole tetap
2000-an muncul gagasan baru membuat menegakkanadatistiadatdanhukumadat.
jenis pakaian dengan motif Tolaki atas Baju, potongan Melayu dan warnanya
prakarsa toko budayawan bernama hitam serta disulam dengan benang emas
ArsamidAlAshurmengembangkanmotif dankembangpinetaopuho.Dalambahasa
Tolaki. Untuk memperkenalkan baju Tolakibajuinidisebutbabungginasamani
desain beliau dengan motif Tolaki beliau dan memakai kancing emas. Celana,
menggunakan istilah Titomas merupakan potongannya pendek sempit lewat lutut.
singkatan dari motif Tolaki ramuan Warnanya coklat tua dan pada mulut kaki
ArsamidAlAshur. celanadisulamdenganbenangemas.Pada
Tahap awal motif Tolaki di zamansangiaMbinauticelanaitudirubah
asosialisasikan melalui pakaian batik menjadi celana panjang berwarna hitam.
sekolah dengan menggunakan motif Padasisiluarcelana,mulaidaripinggang
Tolaki seperti baju pelajar di Kabupaten disulam dengan benang emas sampai ke
Konawe. Kemudian melalui Dewan ujungkaki.SeorangRaja(Mokole/Sangia,
kerajinan kabupaten maupun dewan Bokeo, istilah lokal) atau Bangsawan
kerajinan provinsi mengembangkan dan (Anakia) di daerah sebagai pemimpin
melaksanakan pembuatan pakaian khas sebuah komunitas dengan wilayah
Tolakidengandesaindaninovasibaru. tertentu, daerah Konawe dan Kolaka
khususnya memiliki bentuk wujud
JENIS-JENIS PAKAIAN ADAT
pakaian yang berbeda dengan pakaian
TO L A K I B E R D A S A R K A N
rakyat biasa, begitu pula dengan busana
STRUKTURSOSIAL.
pakaian bagi golongan Anakia harus
Pada masa lalu pakaian seseorang
berwarna tajam, misalnya warna merah
menunjukan status atau golongan suatu
tua, kuning keemasan, coklat, biru, hitam
masyarakat. Dari segi pakain kita dapat
dan ungu, sedangkan rakyat biasa harus
melihat perbedaan status sosial dalam
yang berwarna kurang tajam misalnya
kemasyarakatantermasukjenispekerjaan,
kuning muda atau putih. (Chalik,
jenis kegiatan, dan sebagainya. Terdapat
1984/1985:25); (b) Pakaian
perbedaan model busana pakaian antara
Siwolembatohu. Memakai destar yang
golongan anakia atau bangsawan,
ujungnya dibengkokkan setengah yang
golongan menengah atau toono ngapa,
berarti tunduk dan patuh melaksanakan
dengan golongan budak atau o'ata.
adat istiadat dan hukum adat. Baju sama
Maupun jenis kegiatan seperti terdapat
dengan Mokole dan memakai kancing
202