Table Of ContentPENAFSIRAN SUFISTIK KH. MUHAMMAD SHALEH BIN UMAR AS-
SAMARANI
(Kajian atas Surat al-Fātiḥah dalam Tafsir Faiḍ ar-Raḥmān)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I
Ilmu Ushuluddin (S.Ag.)
Bidang Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir
Oleh
Farhanah
NIM 12.11.11.014
JURUSAN ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR
FAKULTAS USHULUDDIN DAN DAKWAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SURAKARTA
2017 M./ 1438 H.
ii
iii
Dr. Islah, M.Ag
Dosen Jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir
Institut Agama Islam Negeri Surakarta
NOTA DINAS
Hal: Skripsi SaudariFarhanah
Kepada Yth.:
Dekan Fakultas Ushuluddin dan Dakwah
IAIN Surakarta
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Dengan hormat, bersama dengan surat ini kami beritahukan bahwa setelah
membaca, menelaah, membimbing dan mengadakan perbaikan seperlunya, kami
mengambil keputusan bahwa skripsi saudari Farhanah dengan nomor Induk
Mahasiswa 12.11.11.014 yang berjudul:
PENAFSIRAN SUFISTIK KH. MUHAMMAD SHALEH BIN UMAR
AS-SAMARANI: Kajian Surat al-Fātiḥah dalam Tafsir Faiḍ ar-Raḥmān,sudah
dapat dimunaqasyahkan sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana
Ushuluddin dalam Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir. Oleh karena itu, dengan ini kami
mohon agar skripsi di atas dapat dimunaqasyahkan dalam waktu dekat.
Demikian atas perhatian dan diperkenankannya, kami ucapkan terima
kasih.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Surakarta, 31 Januari 2017
iv
v
vi
ABSTRAK
Penelitian ini mengkaji tentang penafsiran sufistik yang terdapat dalam
tafsir Faiḍ ar-Raḥmān yang ditulis oleh Muhammad Shaleh bin Umar al-
Samarani, selanjutnya disebut Shaleh Darat. Mengingat tafsir Faiḍ ar-Raḥmān
sangat kental dengan nuansa sufistiknya, maka penulis memfokuskan pada tafsir
surat al-Fātiḥah.
Shaleh Darat menulis tafsir ini dengan menggunakan bahasa Jawa (Arab
Pegon). Shaleh Darat merupakan pelopor pertama kali penulisan tafsir di Jawa
dengan menggunakan aksara pegon. Seperti yang telah dinyatakanShaleh Darat
dalam muqadimah tafsirnya, bahwa orang awam tidak ada yang mengerti
maknanya al-Qur’an, karena al-Qur’an diturunkan dengan bahasa Arab. Maka dari
itu Shaleh Darat bermaksud membuat terjemahan arti al-Qur’an, baca: bahasa
Jawa (Arab Pegon). Selain itu, agar tidak diketahui Belanda yang waktu itu
melarang penerjemahan al-Qur’an ke dalam bahasa Melayu atau Jawa. Hal itu,
menunjukkan bahwa Shaleh Darat adalah seorang ulama yang sangat berpengaruh
di masyarakat.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah “Bagaimana penafsiran surat
al-Fātiḥah dalam tafsirFaiḍ ar-Raḥmān karya Shaleh Darat?. Penafsiran siapa
mempengaruhi pemikiran Shaleh Darat dalam tafsir Faiḍ ar-Raḥmān?. Apa
kelebihan dan kekurangan penafsiran Shaleh Darat dalam tafsir Faiḍ ar-Raḥmān?.
Penelitian ini bersifat library research atau kepustakaan. Teori yang
digunakan dalam penelitian ini adalah teori Amin al-Khulli, yaitu dirāsah
māḥaula al-Qur’ān dan dirāsah māfî al-Qur’an nafsihī. Teori Amin al-Khulli ini
semula untuk mengkaji teks al-Qur’an, tetapi dalam penelitian ini, teori Amin al-
Khulli digunakan untuk menganalisis tafsirFaiḍ ar-Raḥmān dari segi sufistik yang
melingkupi penulisan tafsir. Sehingga dirāsah mā ḥaula al-Qur’ān menjadi
dirāsah māḥaula at-tafsīr, dan dirāsah mā fî al-Qur’an nafsihīmenjadi dirāsah
mā fi al-tafsīr nafsihī.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penafsiran sufistik yang
terdapat dalam tafsir Faiḍ ar-Raḥmān menggunakan tasawuf ‘amali yaituShaleh
Darat menafsirkan surat al-Fātiḥah dengan merinci bagian-bagian ayatnya dan
selalu menghubungkan dengan makna tersirat dari suatu ayat dengan
pandangannya. Kemudian tokoh-tokoh yang mempengaruhi penafsiran Shaleh
Darat adalah al-Ghazālī, Ibn ‘Arābī, ar-Rāzī dan al-Baiḍāwī, kemudian salah satu
kelebihan tafsir Faiḍ ar-Raḥmān adalah sebuah kitab tafsir al-Qur’an yang
pertama di Jawa menggunakan bahasa Jawa (Arab pegon). Sedangkan salah satu
kekurangannya adalah kurang memperhatikan kualitas hadis yang dijadikan
keterangan dalam penafsirannya, apakah hadis itu ṣaḥīḥ atau ḍa’īf.
Kata Kunci :Shaleh Darat, Sufistik, Tasawuf ‘Amalī, Tokoh-tokoh.
vii
PEDOMAN TRANSLITERASI
Transliterasi Arab-Latin berdasarkan Surat Keputusan Bersama Menteri
Agama RI dan Menteri Pendidikan danKebudayaan RI Nomor 158/1987 dan 0543
b/U/1987, tanggal22 Januari 1988.
a. Konsonan Tunggal
No. Huruf Nama Latin Huruf Keterangan
Arab
1. Alief
ا - Tidak dilambangkan
2 ب Ba>’ B Be
3 ت Ta>’ T Te
4 ث S|a>’ S| S dengan titik di atasnya
5 ج Ji>m J Je
6 ح Ha} ’> H{ H dengan titik di bawahnya
7 خ Kha>’ Kh Ka dan Ha
8 د Da>l D De
9 ذ Z|a>l Z| Z dengan titik di atasnya
10 ر Ra>’ R Er
11 ز Za>’ Z Zet
12 س Sin> S Es
13 ش Syin> Sy Es dan Ye
14 ص Sa} d> S{ S dengan titik di bawahnya
15 ض Da} d> D{ D dengan titik di bawahnya
16 ط T}a>’ T{ T dengan titik di bawahnya
17 ظ Z}a>’ Z{ Z dengan titik di bawahnya
18 ع ‘Ain ‘ Koma terbalik di atasnya
19 غ Gain G Ge
20 ف Fa>’ F Ef
21 ق Qa>f Q Qi
22 ك Ka>f K Ka
viii
23 ل La>m L El
24 م Mi>m M Em
25 ن Nun> N En
26 و Wawu W We
27 ه Ha>’ H Ha
28 ء Hamzah ‘ Apostrof
29 ي Ya>’ Y Ye
b. Konsonan Rangkap
Konsonan rangkap, termasuk tanda Syad|d|ah, ditulis lengkap:
ِ
َ ﺔﱠﻳﺪَﲪَْا : ditulis Ahmadiyyah
c. Tā’ Marbūta{ h di Akhir Kata
1) Bila dimatikan ditulis h, kecuali untuk kata-kata Arabyang sudah terserap
menjadi bahasa Indonesia
ﺔ ﻋﺎﲨ : ditulis jamā‘ah
َُ ََ
2) Bila dihidupkan karena berangkai dengan kata lain, ditulis t
ﷲا ﺔﻤﻌﻧ : ditulis ni‘matullāh
ىﺮﻄﻔﻟا ةﺎﻛز : ditulis zakātul-fit{ri
d. Vokal Pendek
Fathah ditulis a, kasrah ditulis i, dan dammah ditulis .
e. Vokal Panjang
1. a panjang ditulis ā, i panjang ditulis ī dan u panjang ditulis ū, masing
masing dengan tanda ( ˉ ) di atasnya
2. Fathah + yā’ tanpa dua titik yang dimatikan ditulis ai, dan fathah + wawū
mati ditulis au.
ix
f. Vokal-Vokal Pendek yang Berurutan dalam Satu KataDipisahkan
dengan Apostrof (‘)
ﻢﺘﻧأأ : ditulis a’antum
ﺚﻧﺆﻣ : ditulis mu’annas
ّ
g. Kata Sandang Alief + Lām
1. Bila diikuti huruf Qamariyyah ditulis al-
ناﺮﻘﻟا :ditulisal-Qur’an
2. Bila diikuti huruf syamsiyyah, huruf i diganti dengan huruf syamsiyah
yang mengikutinya
ﺔﻌﻴﺸﻟا : ditulis asy-syī‘ah
h. Huruf Besar
Penulisan huruf besar disesuaikan dengan EYD.
i. Kata dalam Rangkaian Frase dan Kalimat
Ditulis kata per kata, atau ditulis menurut bunyi ataupengucapannya dalam
rangkaian tersebut.
مﻼﺳﻻا ﺦﻴﺷ : ditulis syaikh al-Islām atau syaikhul-Islām.
j. Lain-Lain
Kata-kata yang sudah dibakukan dalam Kamus Besar BahasaIndonesia
(seperti kata ijmak, nas, dan lain-lain), tidakmengikuti pedoman transliterasi
ini dan ditulis sebagaimanadalam kamus tersebut.
x
DAFTAR SINGKATAN
cet. : cetakan
H. : Hijriyah
h. : halaman
J. : Jilid atau juz
M. : Masehi
Saw. : Sallallāhu ‘alaihi wa sallam
Swt. : Subḥānahū wa ta’ālā
t.tp. : tanpa tempat (kota, negeri atau negara)
t.np. : tanpa nama penerbit
t.th. : tanpa tahun
terj. : terjemah
Vol./ V. : Volume
w. : wafat
xi
Description:DAFTAR SINGKATAN cet. : cetakan. H. : Hijriyah h. Misal: lamun katekanan dunya sira koyo oleh pangkat derajat dunya utawa oleh arto akeh