Table Of ContentSABAR DALAM PANDANGAN IBN QAYYIM  
AL-JAUZIYYAH 
 
 
 
 
 
Skripsi  
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh 
Gelar Sarjana Filsafat Islam (S.Fil.I) 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Oleh: 
 
Tri Haryanti 
NIM: 103033127770 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
JURUSAN AQIDAH-FILSAFAT 
FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT 
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 
1429 H./2008 M.
SABAR DALAM PANDANGAN IBN QAYYIM  
AL-JAUZIYYAH 
 
 
 
 
 
Skripsi  
Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin dan Filsafat 
untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh 
Gelar Sarjana Filsafat Islam (S.Fil.I) 
 
 
 
Oleh 
Tri Haryanti 
NIM: 103033127770 
 
 
 
 
 
Di Bawah Bimbingan 
 
 
 
 
Prof. Dr. Abdul Aziz Dahlan 
NIP: 150 062 821 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
JURUSAN AQIDAH-FILSAFAT 
FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT 
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 
1429 H./2008 M.
PENGESAHAN PANITIA UJIAN 
 
Skripsi berjudul: SABAR DALAM PANDANGAN IBN QAYYIM AL-
JAUZIYYAH telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Ushuluddin dan 
Filsafat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 18 Juni 2008. Skripsi ini 
telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Filsafat Islam 
(S.Fil.I) pada Program Studi Aqidah Filsafat. 
            Jakarta, 25 Juni 2008 
  
Sidang Munaqasyah 
        Ketua Merangkap Anggota,           Sekretaris Merangkap Anggota, 
 
 
         Drs. Agus Darmaji, M.Fils.                      Drs. Ramlan A. Gani, M.Ag 
                NIP: 150 262 441                     NIP: 150 254 185 
 
Anggota, 
 
 
  Drs. Hamid Nasuhi, M.A    Dra. Wiwi Siti Sajaroh, M.Ag 
    NIP: 150 241 817                  NIP: 150 270 808 
 
Prof. Dr. Abdul Aziz Dahlan 
NIP: 150062821
KATA PENGANTAR 
 
 
  Alhamdulillah, segala puji dan sujud penulis haturkan kepada Allah swt., 
puncak segala eksistensi, atas segala karunia  kekuatan jasmani, rohani, dan aqli, 
hanya karena-Nya  penulis akhirnya dapat menyelesaikan skripsi ini.  
   Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada sosok yang 
tidak aman sebelum umat-Nya merasa nyaman, dan mendedikasikan hidupnya 
untuk membawa umat manusia keluar dari jurang kebiadaban menuju umat yang 
dihiasi oleh peradaban, yaitu nabi Muhammad saw., keluarganya, sahabatnya, 
serta para pengikutnya yang loyal terhadap ajaran yang dibawa beliau. 
  Catatan kecil sebagai pembuka ini sejujurnya tidak bisa mewakili curahan 
rasa hati penulis. Bahkan dengan jujur seraya tertunduk malu, penulis berharap 
tulisan  kecil  ini  dapat  mewakili  isi  kalbu.  Dengan  penuh  hormat,  penulis 
persembahkan penghargaan penulis yang paling khusus kepada: 
1.  Bapak Dr. M. Amin Nurdin, M.A selaku Dekan Fakultas Ushuluddin dan 
Filasafat beserta para pembantu dekan. 
2.  Bapak Drs. Agus Darmaji, M.Fils. dan Drs. Ramlan Abdul Gani, M.Ag. 
selaku ketua dan sekertaris jurusan Aqidah-Filsafat. 
3.  Bapak Prof. Dr Abdul Aziz Dahlan, selaku Dosen Pembimbing yang telah 
sabar membimbingku dalam proses penulisan skripsi ini. 
4.  Seluruh dosen, staf  akademik dan staf Perpustakaan Utama UIN, Fakultas 
Ushuluddin maupun Perpustakaan Iman Jama. 
5.  Kepada kedua orang tuaku, Bapak Trimo dan Ibu Suratmi tercinta. Terima 
kasih  atas segala kasih sayang dan dukungannya selama ini, baik berupa
moril, spirituil, maupun materil, yang tanpa dukungan keduanya mustahil 
penulis  dapat  menyelesaikan  studi  hingga  keperguruan  tinggi.  Tak 
tergambarkan betapa berharganya beliau. Tiada ungkapan dan hadiah yang 
dapat kuberikan untuk menggambarkan betapa berharganya dan berartinya 
beliau  dihatiku.  Aku  hanya  bisa  berdo’a  kepada  Allah  swt.,  semoga 
kesehatan dan keberkahan selalu bersamamu. Amin. Terima kasih kepada 
adik-adikku tersayang (Yanto dan Dede) atas curahan kasih sayang dan 
perhatian yang diberikan kepadaku. 
6.   Teman seperjuangan Aqidah-Filsafat angkatan 2003, Nadia, Latifah, Elly, 
Ujang, Udin, Ali, Mawardi, Mohali, Pei, Tatang, Setiawan, Fakhru dan 
semua yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. 
7.  Toek Sahabat-sahabatku tersayang. Muni, Tri, Tutto, Dedi, Jo-Ker, Sophi, 
Win, terima kasih atas segala perhatian, do’a, dan dukungannya selama 
ini, Dorbina, Rizki Aditya, K Faruq, Ferni, Fajar, Riana, Ira ”SA”, Yuni 
”SA” dan Nisa ”PA”. Terima kasih atas segala  do’a dan dukungannya.  
`Akhirnya,  segala  kebenaran  hanya  milik-Nya,  semoga  skripsi  ini 
membawa  manfaat  bagi  khalayak  ramai  dan  akademisi,  dan  semoga  Allah 
membalas jasa kebaikan mereka di atas dengan balasan yang setimpal. Âmîn yâ 
Rabb al-‘Âlamîn. 
 
Jakarta, Mei 2008 M. 
 
                 Penulis
DAFTAR ISI 
 
 HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING.........................................  i 
 KATA PENGANTAR...................................................................................  iii 
 DAFTAR ISI..................................................................................................  v 
 PEDOMAN TRANSLITERASI..................................................................  vii 
 BAB I.   PENDAHULUAN 
A.  Latar Belakang Masalah...........................................................  1 
B.  Pembatasan dan Perumusan Masalah.......................................  5 
C.  Tujuan Penulisan......................................................................  5 
D.  Metode Penelitian....................................................................  5 
E.  Tinjauan Pustaka......................................................................  6 
F.  Sistematika penulisan...............................................................  7 
 BAB II.   BIOGRAFI IBN QAYYIM AL-JAUZIYYAH 
A.  Riwayat Hidup.........................................................................  9 
B.  Kondisi Sosial Masyarakat.......................................................  12 
C.  Karya-karya..............................................................................  17 
 BAB III.  DEFINISI DAN PANDANGAN TENTANG SABAR 
A.  Pengertian Sabar Secara Umum...............................................  21 
B.  Pandangan-pandangan tentang Sabar.......................................  24 
 BAB IV.  SABAR DALAM PANDANGAN IBN QAYYIM  
  AL-JAUZIYYAH
A.  Hakikat Sabar...........................................................................  33 
B.  Klasifikasi Sabar .....................................................................  34 
C.  Sebab-sebab yang Menguatkan sabar......................................  40 
D.  Analisis.....................................................................................  46 
 BAB V  PENUTUP 
A.  Kesimpulan .............................................................................  50 
B.  Saran.........................................................................................  51 
 DAFTAR PUSTAKA....................................................................................  53
Pedoman Translitrasi 
 
ا  a  خ  kh  ش  sy  غ  g 
ب  b  د  d  ص  s  ف  f 
ت  t  ذ  dz  ض  d  ق  Q 
ث  ts  ر  R  ط  zh  ك  k 
ج  J  ز  z  ظ  z  ل  L 
ح  h  س  s  ع  ‘  م  M 
ن  n  و  w  ﻩ  h  ي  y 
   
  
  â  =  a panjang  
  î  = i panjang 
 û = u panjang  
  وا  = aw 
  وا  = uw 
  ي ا  = ay 
  ي ا  = iy
BAB I 
PENDAHULUAN 
 
A.  Latar Belakang Masalah 
Manusia adalah makhluk yang beradab menurut tabiatnya dan makhluk 
sosial  menurut  fitrahnya.1  Dalam  ilmu  sosial  manusia  memiliki  ketentuan-
ketentuan  ataupun  peraturan-peraturan  yang  menjaga  suatu  komunitasnya.  Di 
dalam  suatu  komunitas  terdapat  berbagai  macam  individu-individu  dengan 
karakter-karakter ataupun tipe kepribadian yang berbeda-beda; ini adalah salah 
satu faktor yang dapat menyebabkan pertentangan di antaranya. 
Perbedaan  karakter  tersebut  yang  menimbulkan  pertentangan  dapat 
dihadapi dengan berbagai macam cara, tergantung dari individu tersebut. Seperti 
contohnya:  ada  perbedaan  antara  menghadapi  marah  dengan  kemarahan  dan 
menghadapi  marah  dengan  ketenangan,  antara  menghadapi  kelakuan  buruk 
dengan  keburukan  dan  menghadapi  perlakuan  buruk  dengan  toleransi  dan 
kemaafan, dan antara menuruti hawa nafsu dalam menghadapi keburukan dengan 
keburukan dan menahan keinginan nafsu tersebut dalam menghadapi keburukan 
dengan kebaikan.2  
Suatu  hati  yang  bersih  adalah  hati  yang  selalu  merasa  resah  saat  diri 
menerima  keburukan  ataupun  kegiatan  yang  dilakukan  orang  lain  walaupun 
dirinya mampu membalas sikap buruk tersebut dengan keburukan, tetapi dibalas 
dengan kebaikan. Itu akan membawa keadaan ke arah yang lebih baik karena 
mengajak orang yang memulai permusuhan itu berbalik dari permusuhannya dan 
                                                 
1 Asma’ Umar Hasan Fad’aq, Mengungkap Makna dan Hikmah Sabar, (Jakarta: Lentera, 
2000), h. 15   
2 Fad’aq, Mengungkap Makna, h. 35
menjadikan sikapnya penuh dengan cinta, persahabatan dan keakraban dengan 
orang yang berbuat baik tersebut. 
Perbuatan  di  atas  tersebut  adalah  suatu  budi  pekerti  yang  baik  yang 
memiliki tingkatan akhlak yang mulia yang tidak semua orang dianugerahi oleh 
Allah swt., hanya kepada orang-orang yang bijaksana dan sabar. 
Sabar adalah suatu bagian dari akhlak utama yang dibutuhkan seseorang 
muslim dalam masalah dunia dan agama. Ia harus mendasarkan amal dan cita-
citanya kepada sabar itu. Sebagai hamba Allah, kita tidak terlepas dari musibah 
yang menimpa kita, baik musibah yang berhubungan dengan pribadi kita sendiri 
maupun musibah dan bencana yang menimpa sekelompok masyarakat maupun 
bangsa.3  Di  zaman  sekarang  ini  manusia  lebih  difokuskan  perhatiannya  pada 
berbagai ragam kesibukan, keinginan dan hawa nafsu guna mengejar kepentingan 
dan kebutuhan duniawi yang semakin meningkat dan tak mengenal kepuasan.4 
Terhadap  segala  macam  kesulitan  dan  kesempitan  yang  terus  menerus,  maka 
hanya sabarlah yang memancarkan sinar yang memelihara seorang muslim dari 
kejatuhan, keterpurukan dan sifat mudah putus asa. 
Tetapi  dalam  menjalani  kehidupan  ini,  terutama  dalam  mengejar 
kesenangan,  keselamatan  dan  kebahagiaan  manusia  selalu  dibayangi  oleh 
gangguan-ganguan sehingga tidak semua yang diinginkan dapat tercapai. Apabila 
pencapaian sesuai dengan kehendak maka hati merasa puas, tetapi kalau bertemu 
dengan yang tidak disukai maka timbullah perasaan sedih dan kecewa. Disinilah 
perlunya sifat sabar. 
                                                 
3 Muhammad al-Ghazali, Akhlak Seorang Muslim, (Semarang: Wicaksana, 1990), h. 258 
4 Mahyuddin Ibrahim, 180 Sifat Tercela dan Terpuji, (Jakarta: Restu Agung, 1996), cet.4, 
h.vii
Description:sabar membimbingku dalam proses penulisan skripsi ini. 4. Seluruh  Secara terminologi, sabar berarti menahan diri dari segala sesuatu yang.