Refleksi Subsidi dalam Perekonomian Indonesia Ahmad Erani Yustika Kenaikan Harga Minyak ...

112 Pages·2014·1.77 MB·Indonesian

Refleksi Subsidi dalam Perekonomian Indonesia
Ahmad Erani Yustika
Kenaikan Harga Minyak Dunia:
Penyebab dan Dampaknya terhadap Subsidi Energi di Indonesia
Eko Listiyanto
Modal Manusia dan Globalisasi: Peran Subsidi Pendidikan
Dias Satria
Kajian Kerangka Subsidi di Indonesia
Evi Noor Afifah
Krisis Pangan “Silent Tsunami” dan Pelajaran Bagi Indonesia
Abdul Manap Pulungan
Perkembangan Indikator Ekonomi Indonesia Triwulan II Tahun 2008
Abdul Manap Pulungan
BBBBBIIIIISSSSSNNNNNIIIIISSSSS &&&&& EEEEEKKKKKOOOOONNNNNOOOOOMMMMMIIIII PPPPPOOOOOLLLLLIIIIITTTTTIIIIIKKKKK
Quarterly Review of the Indonesian Economy
Published by
Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Jakarta-Indonesia
ISSN: 1410-2625
____________________________________________________________________________
Advisory Board:
Dorodjatun Kuntjoro-Jakti, University of Indonesia
Emil Salim, University of Indonesia
Juwono Sudarsono, University of Indonesia
Muslimin Nasution, MWA Bogor Agricultural University
Nurimansjah Hasibuan, Sriwijaya University
Suroso Imam Zadjuli, Airlangga University
Director:
Ahmad Erani Yustika, Executive Director of INDEF
Editor-in-Chief:
Bustanul Arifin, Institutional Economics
Assistants to the Editor:
Evi Noor Afifah, Development Economics
Deniey Adi Purwanto, Macro Economics, Monetary and Banking
Editorial Board:
Ahmad Erani Yustika, Institutional Economics
Aviliani, Banking and Finance
Didik J. Rachbini, Development Economics, Political Economy
Didin S. Damanhuri, Development Economics, Political Economy
Dradjad H. Wibowo, Macro Economics, Development Economics
Faisal H. Basri, Development Economics
Iman Sugema, Macro Economics, Monetary and Banking
Indra J. Piliang, Political Science
M. Fadhil Hasan, Agricultural Economics, International Trade
M. Ikhsan Modjo, Development Industrial Economics
M. Nawir Messi, Industry and Trade, Environmental Economics
Ravli Harun, Law
Rina Oktaviani, International Trade
Syamsul Muarif, Industry and Trade
______________________________________________________________________________
Bisnis & Ekonomi Politik (Quarterly Review of the Indonesian Economy) is devoted to the study of political
economy and business issues, focusing on encouraging transparency in economic decision making process in
Indonesia. The review is published quarterly in January, April, July and October by the Institute for Development of
Economics and Finance (INDEF), Jakarta, Indonesia. Subscription information, change of address, request for
advertising rate and other business correspondence should be sent to: Bisnis & Ekonomi Politik (Quarterly Review
of the Indonesian Economy) INDEF, Jl. Batu Merah No.45, Pejaten Timur, Jakarta 12510, Indonesia. e-mail at:
[email protected], Facsimile at [phone], Website: www.indef.or.id
BBBBBIIIIISSSSSNNNNNIIIIISSSSS &&&&& EEEEEKKKKKOOOOONNNNNOOOOOMMMMMIIIII PPPPPOOOOOLLLLLIIIIITTTTTIIIIIKKKKK
Quarterly Review of the Indonesian Economy
Volume 9, Nomor 3, Juli 2008
CONTENTS
Refleksi Subsidi dalam Perekonomian Indonesia 1
Ahmad Erani Yustika
Kenaikan Harga Minyak Dunia: Penyebab dan Dampaknya
terhadap Subsidi Energi di Indonesia 9
Eko Listiyanto
Modal Manusia dan Globalisasi: Peran Subsidi Pendidikan 29
Dias Satria
Kajian Kerangka Subsidi di Indonesia 41
Evi Noor Afifah
Krisis Pangan “Silent Tsunami” dan Pelajaran Bagi Indonesia 59
Abdul Manap Pulungan
Perkembangan Indikator Ekonomi Indonesia Triwulan II Tahun 2008 91
Abdul Manap Pulungan
Refleksi Subsidi dalam Perekonomian Indonesia
RRRRReeeeefffffllllleeeeekkkkksssssiiiii
SSSSSuuuuubbbbbsssssiiiiidddddiiiii dddddaaaaalllllaaaaammmmm PPPPPeeeeerrrrreeeeekkkkkooooonnnnnooooommmmmiiiiiaaaaannnnn IIIIInnnnndddddooooonnnnneeeeesssssiiiiiaaaaa
Ahmad Erani Yustika
Subsidi pada hakikatnya merupakan Pemilihan sektor ini bukan tanpa dasar,
instrumen fiskal yang bertujuan untuk karena dibandingkan sektor ekonomi
memastikan terlaksanakannya peran negara lainnya, sektor pertanian di negara-negara
dalam aktivitas ekonomi guna meningkatkan maju memiliki daya saing yang relatif kurang
kesejahteraan masyarakat secara adil dan baik. Oleh karena itu, sebagai bagian integral
merata. Skema ini kian penting tatkala untuk memproteksi serbuan produk
negara (pemerintah) telah mengurangi pertanian asing sekaligus memastikan
perannya secara signifikan dalam aktivitas eksistensi sektor pertanian domestik, maka
ekonomi, sehingga pemerintah yang subsidi pertanian tersebut diberikan.
berposisi sebagai regulator layak Dengan begitu, tampak bahwa subsidi
mengeksekusi pemberian subsidi. Oleh pertanian selain sebagai salah satu strategi
karena itu, subsidi sebagai instrumen fiskal untuk melaksanakan perdagangan
ini kadang kala juga disebut sebagai salah internasional juga lebih bermakna
satu skema untuk mengurangi dampak meningkatkan produktivitas masyarakat
kegagalan pasar (market failure). Dalam daripada memenuhi kebutuhan konsumsi
kerangka ini, subsidi pasti diperuntukkan semata.
bagi sektor ekonomi yang menyangkut hajat
Kenyataan ini tentu berbeda dengan
hidup orang banyak.
realitas yang ada di negara berkembang, di
Walaupun dalam implementasi di mana mayoritas subsidi yang diberikan oleh
berbagai negara sektor-sektor ekonomi yang pemerintah bukan untuk sektor pertanian.
diberikan subsidi itu memiliki perbedaan, Di Indonesia sendiri, porsi terbesar atas
namun secara umum sektor ekonomi subsidi diberikan dalam bentuk subsidi
tersebut bagi pemerintah masing-masing bahan bakar minyak (BBM). Dalam satu
merupakan sektor ekonomi yang paling dekade terakhir, porsi subsidi BBM selalu
penting. Bagi negara-negara maju, sektor lebih dari 50 persen terhadap total subsidi
pertanian merupakan salah satu sektor yang diberikan oleh pemerintah.
ekonomi utama yang mendapatkan subsidi. Penumpukan subsidi BBM ini kian besar
Bisnis & Ekonomi Politik, Vol. 9(3), Juli 2008 1
Refleksi Subsidi dalam Perekonomian Indonesia
tatkala pada sisi penawaran terjadi insentif tersendiri bagi para pelaku ekonomi
penurunan lifting minyak domestik secara (baca: lembaga keuangan) dalam
konsisten dalam sepuluh tahun terakhir dan menyalurkan dana yang dimilikinya. Realitas
di sisi permintaan terus naiknya ini memang wajar, karena secara teoritis
pertumbuhan konsumsi BBM (terutama pelaku ekonomi dalam menjalankan
oleh kendaraan bermotor). aktivitasnya selalu dipandu oleh insentif.
Ketika wilayah tertentu memberikan nisbah
Lebih lanjut, data-data yang ada
ekonomi yang lebih besar daripada lokasi
memberikan gambaran bahwa saat ini
yang lain, maka di daerah tertentu itulah para
pertumbuhan kendaraan bermotor,
pelaku ekonomi akan menjalankan
terutama sepeda motor, sangat tinggi. Jauh
aktivitasnya.
di atas rata-rata pertumbuhan kendaraan
satu dekade silam. Fakta yang demikian ini Beralaskan argumentasi tersebut, maka
tidak dapat dilepaskan dari menjamurnya sebagai upaya integral menghemat
lembaga pembiayaan kendaraan bermotor pemakaian energi sekaligus supaya subsidi
sekaligus kurang ketatnya standar pemberian BBM dapat ditekan, maka harus terdapat
kredit, sehingga masyarakat dengan tingkat regulasi moneter dari BI yang intinya bisa
kemampuan membayar yang tidak begitu merestriksi lembaga pembiayaan dalam
tinggi dapat leluasa memperoleh kendaraan menyalurkan dananya, terutama terhadap
bermotor baru. Pada sisi yang lain, fakta kredit konsumsi kendaraan bermotor. Bila
tersebut akan menjadi salah satu pemicu hal ini dapat dieksekusi, selain menyebabkan
penting terjadinya instabilitas keuangan. subsidi BBM tidak bertambah secara
siginifikan juga akan mengakibatkan dua hal
Perilaku lembaga pembiayaan yang
penting, yakni (i) instabilitas keuangan
berafiliasi dengan sektor perbankan tersebut
(terutama kemungkinan membumbungnya
memang didasarkan atas pertimbangan
NPLs, dapat tereduksi; dan (ii) meningkatkan
rasional, di mana pembiayaan kendaraan
kualitas pertumbuhan ekonomi.
bermotor yang merupakan kredit konsumsi
memberikan imbal hasil yang lebih tinggi Walaupun subsidi BBM ini termasuk
daripada pemberian kredit investasi atau dalam kategori subsidi konsumsi dan belum
modal kerja. Sebagai gambaran, selama pasti memberikan imbas positif terhadap
2007, rata-rata suku bunga kredit konsumsi peningkatan kesejahteraan masyarakat kelas
dalam setahun sebesar 16,87 persen. bawah, namun bukan lantas pemberian
Sedangkan rata-rata suku bunga untuk kredit subsidi BBM yang sangat besar ini tidak
investasi dan modal kerja hanya sebesar 13,93 memiliki dasar yang kuat. Bagi pemerintah,
persen dan 13,86 persen (Bank Indonesia, setidaknya ada dua penyebab atas
2008). Perbedaan suku bunga ini menjadi dieksekusinya subsidi BBM. Pertama, BBM
Bisnis & Ekonomi Politik, Vol. 9 (3), Juli 2008 2
Refleksi Subsidi dalam Perekonomian Indonesia
merupakan komoditas utama yang memiliki demokrasi politik di Indonesia, sistem
dampak pengganda strategis bagi ekonomi Indonesia mau diakui atau tidak
perekonomian nasional, sehingga ketika telah banyak dipandu oleh mekanisme pasar.
subsidi BBM dikurangi yang mengakibatkan Sayangnya, sektor privat penggerak
kenaikan harga BBM, secara langsung dan mekanisme pasar terbatas tersebut lebih
tidak langsung pasti akan memberikan banyak didominasi oleh asing dan pelaku
tekanan terhadap perekonomian nasional. besar domestik, sehingga mekanisme
Membentang dari sisi moneter (naiknya tersebut berjalan sangat tidak sempurna.
inflasi secara drastis), terjadinya Oleh karena itu, dapat dipahami mengapa
ketidakstabilan pasar modal jangka pendek, hasil yang kemudian muncul dari
meningkatnya angka kemiskinan dan implementasi mekanisme pasar tersebut
pengangguran, tergerusnya iklim investasi, justru lebih banyak mendonasikan
sampai dengan melambatnya pertumbuhan ketidakseimbangan kesejahteraan
ekonomi. Kedua, selama sembilan tahun masyarakat. Tepat pada titik inilah, subsidi
terakhir (sejak era demokrasi) BBM bukan sebagai salah satu skema untuk mengurangi
lagi murni sebagai komoditas ekonomi, imbas kegagalan pasar menyeruak.
tetapi telah menjadi komoditas politik,
Tapi, skema subsidi yang
sehingga ketika subsidi BBM dipangkas guna
diformulasikan di Indonesia bukan secara
menyesuaikan dengan berbagai keadaan
mutlak diperuntukkan bagi masyarakat kelas
akan menyebabkan terjadinya instabilitas
bawah, baik dalam bentuk subsidi yang
politik. Dalam jangka menengah, penurunan
dapat menstimulus peningkatan
subsidi BBM tersebut juga pasti akan
produktivitas masyarakat kelas bawah,
mereduksi modal politik rezim pemerintah
desain subsidi yang bisa membentuk modal
yang sedang berkuasa untuk
sosial dan akan berkontribusi besar dalam
mempertahankan kekuasaan. Oleh karena
perekonomian nasional di masa mendatang,
itu, subsidi BBM walaupun sangat
maupun memberikan jaminan sosial secara
membebani APBN dan juga mengurangi hak
berkala kepada masyarakat yang sangat
warga negara kelas bawah tetap
miskin. Oleh karena itu, secara keseluruhan
diberlakukan.
implementasi subsidi di Indonesia dalam
Lebih dari itu, kian besarnya subsidi kerangka mengatasi dampak kegagalan pasar
yang dipatok dalam APBN Indonesia satu kurang memerlihatkan hasil yang maksimal.
dekade terakhir mengilustrasikan bahwa
*****
subsidi semakin perlu diberlakukan ketika
sistem ekonomi mulai sarat dengan
mekanisme pasar. Seperti diketahui seiring Lebih dari segalanya, selama Triwulan
dengan mulai mengakarnya sistem I 2008, harga minyak mentah internasional
Bisnis & Ekonomi Politik, Vol. 9(3), Juli 2008 3
Refleksi Subsidi dalam Perekonomian Indonesia
terus merangkak naik. Dalam perspektif samping menyebabkan terjadinya
lokal Indonesia, peningkatan itu mau tidak penurunan kinerja makro ekonomi juga
mau pasti memberikan tekanan kepada berpotensi besar mengakibatkan tidak
APBN 2008. Pasalnya, seperti diketahui tercapainya visi subsidi langsung itu.
bahwa neraca BBM Indonesia dalam
Selain subsidi BBM, subsidi lain yang
beberapa tahun terakhir telah negatif.
yang cukup menyita anggaran adalah subsidi
Walaupun pada arah yang lain defisit tersebut
listrik. Subsidi ini sepintas memang layak
masih patut dipertanyakan lagi: apakah data
diberikan, karena listrik merupakan salah
lifting minyak yang disetorkan oleh para
satu infrastruktur yang menyangkut hajat
operator minyak kepada pemerintah
hidup orang banyak. Namun, ketika
memang telah sesuai dengan lifting
menguliti struktur subsidi listrik di Indonesia
sebenarnya atau belum. Namun, secara
tampak sektor rumah tangga merupakan
umum dengan memerhatikan fakta yang ada
pihak yang harus membayar listrik dengan
subsidi BBM yang telah dipatok dalam
harga tertinggi untuk setiap Kwh yang
APBN 2008 pasti harus direvisi. Pada arah
dipakainya. Sedangkan sektor industri dan
inilah, konsep subsidi di Indonesia layak
komersial yang dalam aktivitasnya bertujuan
ditinjau ulang. Tujuannya, pada satu sisi
mendapatkan keuntungan justru memiliki
supaya tidak terjadi pembengkakan subsidi
kewajiban membayar yang lebih rendah. Hal
BBM secara siginifikan sekaligus
ini menggambarkan bahwa konsep subsidi
menghadirkan defisit APBN yang besar, dan
listrik di Indonesia kurang tepat, di mana
di sisi lain subsidi yang selama ini diterima
bukan hanya berakibat pada meningkatnya
oleh masyarakat kelas menengah atas dapat
biaya listrik oleh masyarakat tetapi juga
disubstitusikan kepada masyarakat kelas
menekan anggaran negara yang seharusnya
bawah.
dapat disubstitusikan untuk pembiayaan
Pada satu sisi, kesempatan tersebut
yang lebih produktif.
memang merupakan waktu yang tepat untuk
Terlepas dari polemik di atas,
mengubah konsep subsidi di Indonesia. Tapi,
pemerintah akhirnya mengurangi subsidi
pada sisi yang lain upaya tersebut pasti akan
BBM. Kebijakan itu kemudian
mendapatkan perlawanan dari berbagai
diformulasikan pula subsidi langsung tunai
pihak. Pasalnya, pengubahan skema subsidi
tersebut tidak dipandu secara murni oleh sebagai kompensasi kenaikan harga BBM
inisiatif meningkatkan kesejahteraan tersebut. Subsidi langsung tersebut
masyarakat tetapi lebih didorong oleh faktor bertujuan untuk memastikan bahwa
kenaikan harga minyak mentah dunia. dampak kenaikan harga BBM tersebut tidak
Bahkan dengan rentang waktu formulasi terlalu menekan masyarakat kelas bawah.
pengubahan subsidi yang relatif pendek, di Asumsinya, kenaikan harga-harga pangan
Bisnis & Ekonomi Politik, Vol. 9 (3), Juli 2008 4
Refleksi Subsidi dalam Perekonomian Indonesia
utama akibat kenaikan harga BBM tersebut barrel (lihat pula artikel yang berjudul
dapat ditutupi oleh adanya subsidi langsung Kenaikan Harga Minyak Dunia: Penyebab
tunai. Bahkan, dari perhitungan yang telah dan Dampaknya Terhadap Subsidi Energi
dilakukan oleh pemerintah, subsidi langsung di Indonesia), sehingga eksplorasi minyak
tunai itu dapat mengurangi kuantitas sangat mungkin dilakukan. Pilihan kebijakan
masyarakat miskin, sehingga dengan ini dalam jangka pendek memang akan
kebijakan tersebut dua hasil dicapai sekaligus, memicu inflasi, namun dalam jangka
yakni (i) kuantitas penduduk miskin dapat panjang lifting minyak domestik akan dapat
direduksi; dan (ii) instrumen fiskal mencukupi kebutuhan dalam negeri. Dalam
pemerintah tetap dapat berjalan secara pandangan tersebut, jika kebijakan-kebijakan
normal.
ini yang dieksekusi, maka pola kebijakan
Sungguh pun begitu, terdapat subdisi pemerintah di masa mendatang
pandangan dari beberapa pihak bahwa dapat didesain ulang secara lebih tepat dan
pengurangan subsidi BBM tersebut yang krisis energi akan segera mulai mereda.
seharusnya tidak desain sedemikian itu. Tetapi Pada akhirnya, kebijakan tersebut bisa
lebih untuk investasi migas (terutama memberikan makna kehidupan yang lebih
minyak). Pandangan tersebut memang baik bagi umat manusia di Indonesia.
merupakan salah satu varian dari berbagai
pendapat yang muncul. Pendapat lainnya
menyarankan subsidi bahan bakar tersebut *****
lebih baik dialihkan kepada subdisi langsung
bagi masyarakat miskin yang terkena
Atas dasar latar belakang di atas,
dampak pengganda kenaikan harga minyak
beberapa tulisan yang berkaitan dengan
atau untuk pengembangan sektor pertanian
konsep subsidi di Indonesia akan disajikan
(terutama subsidi pangan dan subsidi
dalam BEP Volume 9 Nomor 3 Tahun
produksi pangan). Namun, bila ini yang
2008. Tulisan-tulisan ini adalah sebagai
diambil sebenarnya salah satu akar
permasalahan krisis energi masih tetap berikut:
menganga, sehingga dalam beberapa waktu
1. Kenaikan Harga Minyak Dunia:
ke depan subsidi BBM pasti akan menekan
Penyebab dan Dampaknya Terhadap
APBN Indonesia.
Subsidi Energi di Indonesia (Eko
Kondisi berbeda akan terjadi bila Listiyanto). Artikel ini menguraikan
subsidi bahan bakar dialihkan untuk secara detail faktor-faktor yang
mengeksplorasi minyak. Data-data yang ada menyebabkan kenaikan harga minyak
melukiskan bahwa saat ini cadangan minyak mentah dunia, baik dari perspektif global
yang belum dieksplorasi sebesar 86,9 miliar maupun perspektif domestik Indonesia.
Bisnis & Ekonomi Politik, Vol. 9(3), Juli 2008 5
Refleksi Subsidi dalam Perekonomian Indonesia
Dimulai dari paparan mengenai faktor dikaji secara mendalam berbagai hal yang
fundamental, menurunnya nilai tukar berkaitan dengan subsidi di Indonesia.
mata uang dollar AS terhadap beberapa Pada bagian awal dibuka dengan
mata uang lainnya (terutama Euro), krisis paparan mengenai realitas subsidi yang
geopolitik di negara-negara penghasil ada di Indonesia dalam beberapa tahun
minyak, sampai dengan ulah para terakhir. Selanjutnya, dibahas tentang
spekulan komoditas. Pada bagian akhir analisis kerangka subsidi di Indonesia.
artikel juga dibahas mengenai relasi Dilanjutkan lagi dengan uraian mengenai
kenaikan harga minyak mentah dunia kerangka subsidi di berbagai negara
tersebut terhadap subsidi BBM di terpilih (India, Nigeria, dan Malaysia).
Indonesia. Terakhir, dijelaskan secara detail
mengenai faktor-faktor yang menjadi
2. Modal Manusia dan Globalisasi: Peran
determinan penting dalam penentuan
Subsidi Pendidikan (Dias Satria). Dalam
subsidi di Indoensia.
risalah ini diuraikan mengenai peran
subsidi dalam membangun sumber daya 4. Krisis Pangan ’Silent Tsunami’ dan
manusia yang tangguh, sehingga Pelajaran Bagi Indonesia (Abdul Manap
diharapkan dapat menjadi modal sosial Pulungan). Dalam paper ini dijelaskan
yang sangat penting dalam memapankan mengenai relasi antara krisis pangan
posisi Indonesia dalam percaturan global dengan kenaikan harga minyak
ekonomi dunia di masa mendatang. mentah dunia (terutama dampak dari
Risalah ini dibuka dengan ulasan penggunaan bahan pangan sebagai
mengenai peran modal manusia dalam bahan bakar untuk mensubstitusi
meningkatkan kinerja perekonomian penggunaan bahan bakar minyak).
suatu negara. Selanjutnya, dipaparkan Kemudian, dilanjutkan dengan paparan
mengenai kemungkinan terjadinya krisis
tentang konsep subsidi dalam perspektif
pangan di Indonesia, termasuk di
makroekonomi, baik dilihat dari wilayah
dalamnya di bahas mengenai subsidi
global maupun lokal Indonesia.
pertanian yang pada kenyataannya bisa
Dilanjutkan dengan uraian tentang
jadi memberikan kontribusi dalam
pendidikan dan globalisasi ekonomi.
terjadi krisis pangan di Indonesia. Pada
Bagian akhir dari risalah ini
bagian akhir paper ini diulas mengenai
mengilustrasikan dampak positif apa saja
tantangan untuk menciptakan ketahanan
yang akan muncul dari kebijakan
pangan di Indonesia, sehingga
pemberian subsidi yang pro-poor growth.
diharapkan krisis energi yang mungkin
3. Kajian Kerangka Subsidi di Indonesia mendera Indonesia di kemudian hari
(Evi Noor Afifah). Dalam makalah ini tidak dibarengi dengan krisis pangan.
Bisnis & Ekonomi Politik, Vol. 9 (3), Juli 2008 6
Refleksi Subsidi dalam Perekonomian Indonesia
5. Perkembangan Indikator Ekonomi dan kinerja saham); dan (iv) tekanan
perekonomian global.
Indonesia Triwulan I 2008 (Abdul
Manap Pulungan). Dalam evaluasi ini Demikianlah, pada edisi ini kami
terdiri atas: (i) kinerja pertumbuhan mengambil topik bahasan tentang Subsidi
dalam Perekonomian. Penentuan topik ini
ekonomi; (ii) perkembangan sektor
didasarkan pada krusialnya peranan subsidi
moneter (inflasi, nilai tukar, dan suku
dalam penopang kegiatan perekonomian.
bunga); (iii) perkembangan sektor
Selain itu, tulisan ini diharapkan dapat
perbankan dan pasar modal (intermediasi memperkaya informasi kepada publik
perbankan, perkembangan pasar obligasi, tentang kondisi subsidi nasional.
*****
Bisnis & Ekonomi Politik, Vol. 9(3), Juli 2008 7