Table Of ContentPanduan Ramadhan
BE K A L M E R A I H
R amadhan
PEN U H BER K A H
Panduan Ramadhan
Bekal Meraih Ramadhan
Penuh Berkah
Penulis
MDeushaaimn mMaudk Aa bduh Tuasikal
TPeimrw Paujsathakaan MIsuislim
Tim Pustaka Muslim
Cetakan Pertama Sya’ban 1430 / Agustus 2009
Cetakan Kedua Sya’ban 1431 / Juli 2010
Cetakan Ketiga Rajab 1432 / Juni 2011
Cetakan Keempat Rajab 1433 / Juni 2012
Cetakan Kelima Rajab 1434 / Juni 2013
Cetakan Keenam Sya’ban 1435 / Juni 2014
Cetakan Ketujuh Rajab 1436 / Mei 2014
Alamat
:
Pustaka Muslim
Jl. Selokan Mataram 371A,
Pogung Rejo RT 13 / RW 51, SIA XVI,
Sinduadi, Mlati, Sleman, Yogyakarta 55284.
Email
Telp: 0852.90.888.668.
:
Website
[email protected]
:
www.pustaka.muslim.or.id
www.muslim.or.id
www.muslimah.or.id
ii
Daftar Isi
Muqoddimah 1
Bekal Ilmu Sebelum Beramal 3
Prinsip dalam Beragama 7
Keutamaan Bulan Ramadhan 11
Keutamaan Puasa 13
Ganjaran bagi yang Berpuasa 18
Hukum Puasa Ramadhan 23
Menentukan Awal Ramadhan 26
Syarat Puasa 30
Yang Mendapatkan Keringanan Tidak Berpuasa 31
Rukun Puasa 35
Pembatal-Pembatal Puasa 38
Yang Dibolehkan Ketika Puasa 43
Sunnah-Sunnah Puasa 47
Jangan Biarkan Puasamu Sia-Sia 51
Qadha’ Puasa dan Fidyah 53
Panduan Shalat Tarawih 57
Lailatul Qadar 67
Panduan I’tikaf Ramadhan 72
Panduan Zakat Fithri 76
Panduan Shalat ‘Ied 83
Tuntunan Dzikir di Bulan Ramadhan 90
Puasa Syawal dan Faedahnya 93
Amalan Keliru Seputar Ramadhan 97
Perpisahan dengan Bulan Ramadhan 102
Panduan Zakat Maal 108
Tips Mudik Penuh Berkah 115
Referensi 128
BiografiPenulis 135
iii
iv
Muqoddimah
egala puji bagi Allah, shalawat dan salam kepada Nabi kita Muhammad,
Ta’ala
keluarga dan sahabatnya.
Kami bersyukur kepada Allah karena telah dimudahkan untuk
Smenyusun dan merevisi ulang buku panduan Ramadhan pada cetakan
keenam ini. Buku panduan ini adalah kumpulan dari tulisan kami di
Buletin Dakwah At Tauhid, website Muslim.Or.Id dan website pribadi
Rumaysho.Com. Cetakan kali ini adalah revisi ketiga dari kami. Dalam
cetakan kali ini, kami merubah urutan susunan bab dan meringkas
beberapa bahasan menjadi lebih sederhana untuk sekedar memudahkan
kaum muslimin dalam memahami. Kami pun menambahkan beberapa
dalil dalam berbahasa Arab (berharokat) guna membantu para da’i yang
ingin memanfaatkan buku ini sebagai bahan ceramah Ramadhan.
Kami tak lupa mengucapkan terima kasih kepada segala pihak yang
telah membantu dan memberikan semangat demi terbitnya buku ini.
Penulis menyadari bahwa buku ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun
Semoga Allah merahmati orang yang telah
selalu penulis harapkan demi kesempurnaan buku ini.
menunjukkan aib-aib kami di hadapan kami.
Kata Umar bin Al Khottob:
Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat.
P
Selesai direvisi di waktu Dhuha, an
d
u
12 Rajab 1435 H (12 Mei 2014) an
R
a
di Pesantren Darush Sholihin, m
a
d
Warak, Girisekar, Panggang, Gunungkidul ha
n
| B
e
Muhammad Abduh Tuasikal, ST, MSc kal M
e
ra
ih
R
a
m
a
d
h
a
n
Y
a
n
g
Pe
n
u
h
B
e
rka
h
1
2
Bekal Ilmu
Sebelum Beramal
uasa memiliki keutamaan yang besar. Bulan Ramadhan pun demikian
adalah bulan yang penuh kemuliaan. Untuk memasuki bulan yang mulia
ini, tentu kita harus punya persiapan yang matang. Bekal utama yang mesti
rahimahullah
Pada adalah bekal ilmu.
Ibnul Qْ ayyim ْ ْ bْ erkata, ٌ ْ ْ ْ ْ
رَ دِّ ُق نإِوَ هِ ِتمَ َلاسَ نمِ بُ رَ قَأ اْذَ هَ ٌلِ ْثمِ بْ َ َطعَْ نَّ أ مْوُلْعمَ وَ لٍْ يِلدَ َلاِب رِ ِئاسَّ لاكَ مًٍ لعِ َلاِب لُ مِ اعَ لا
ءِ َلاقَ عُ لا دَ نعِ مومُ ذمَ لَب دٍ ومُ حمَ ُيغَ وَ هُ َف ارً دِ اَن اقافَ ِّتِا هُ تُ مَ َلاسَ
“Orang yang beramal tanpa ilmu bagai orang yang berjalan tanpa ada
penuntun. Sudah dimaklumi bahwa orang yang berjalan tanpa penuntun
akan mendapatkan kesulitan dan sulit untuk selamat. Taruhlah ia bisa
selamat, namun itu jarang. Menurut orang yang berakal, ia tetap saja
tidak dipuji bahkan dapat celaan.”
rahimahullah
Guru dari Ibnul Qayyim yaitu Ibnu Taimiyah juga
berkata, ْ ْ ْ ْ ْ
لُ وسُ رَّ لا هِ ِب ءَ اجَ امَ ِب َلاّ إِ لَ يِلدَ لاَ وَ ليِبسَّ لا لَّ ضَ لَ يِللدَّ ا قَ رَ اَف نمَ
“Siapa yang terpisah dari penuntun jalannya, maka tentu ia akan
tersesat. Tidak ada penuntun yang terbaik bagi kita selain dengan
P
mengikuti ajaran Rasul -shallallahu ‘alaihi wa sallam-.” an
d
u
a
n
rahimahullah R
a
m
a
Al Hasanْ Al Bْ ashrْi ْ meْngaْtakan, ْ ْ dha
امَّ مِ رُ َثكَ ادُ ْسِ فُي امَ مٍ لعِ يِ غَ لَ عَ لُ مِ اعَ لاوَ قٍْ يرِ َط يِ غَ لَ عَ كِ ِلاسَّ لاكَ مٍ لْ عِ يِ غَ لَْ عَ لُ مِ اعَ لا n | Be
امً وَق نَّ إَِف مِ لعِ لاِ باوْرُّ ضُ َ تلاَ ابً َلَط َةدَ ابَ عِ ل ااوْ بُ ُلطاوَ ِةدَ ابَ عِ لاِ باوْرُّ مضَُ لْ َ تعِلاَل اا بًاَلوَْطكُ مَرَلَتعوَِ ل اَةاودَْ باُبُلَ عطِ لااَف حاُوْلِبُصَلَْطُي kal Meraih Ram
a
“Orang yang beramal tanpa ilmu seperti orang yang berjalan bukan pada dh
a
n
jalan yang sebenarnya. Orang yang beramal tanpa ilmu hanya membuat Y
a
n
banyak kerusakan dibanding mendatangkan kebaikan. Tuntutlah ilmu g Pe
dengan sungguh-sungguh, namun jangan sampai meninggalkan ibadah. nu
h
Gemarlah pula beribadah, namun jangan sampai meninggalkan ilmu. Be
rka
h
3
Karena ada segolongan orang yang rajin ibadah, namun meninggalkan
belajar.”1
‘Umar bin ‘Abdul ‘Aziz jugْ a pernahْ berkaْ ta, ْ ْ ْ
حُ لِ صُي امَّ مِ رَ َثكَأ دُ سِ فُي امَ نَ اكَ مٍ لعِ يِ غَ ِب لََّ لا دَ بَ عَ نمَ
“Siapa yang beribadah kepada Allah tanpa didasari ilmu, maka kerusakan
yang ia perbuat lebih banyak daripada maslahat yang diperoleh.”2
Ta’ala
Amalan yang bisa diterima hanyalah dari orang yang bertakwa. Sifat
ْ
takwa hanya bisa diraih dengan belajar agama. Allah berfirman,
ينَ قِ تَّ مُ لا نَ مِ لَُّ لا لُ بَّ قَ تَ َي امَ َّنإِ
«Sesungguhnya Allah hanya menerima dari orang-orang yang bertakwa.»
(QS. Al Maidah: 27).
rahimahullah
Ibnul Qayyim berkata, “Tafsiran yang paling bagus
mengenai ayat ini bahwasanya amalan yang diterima hanyalah dari
shallallahu
orang yang bertakwa. Yang disebut bertakwa adalah bila beramal karena
‘alaihi wa sallam. 3
mengharap wajah Allah dan sesuai dengan tuntunan Nabi
Tentu saja ini hanya didasari dengan ilmu.”
Al ‘Ilmu Qoblal Qouli Wal ‘Amali
Ulama hadits terkemuka, yakni Imam Bukhari membuat bab dalam
kitab shahihnya “ (Ilmu Sebelum Berkata
Ta’ala
dan Berbuat)”. Perkataan ini merupakan kesimpulan yang beliau ambil
darifirmanAllah , ْ ْ ْ ْ ْ ْ
ah كَ ِبنلَ ِ رفِ غتَ ساوَ لَُّ لا لاَّإِ لََ إِ لاَ هُ َّنَأ مَلعاَف
erk
B “Maka ilmuilah (ketahuilah)! Bahwasanya tiada sesembahan yang
h
u
n berhak disembah selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu”
e
P
g (QS. Muhammad: 19).
n
Ya
n
ha rahimahullah
d
a
m
a
h R Sufyan bin ‘Uyainah Al Hbielrydaahlil dengan surat Muhammad
ai
er ayat 19 untuk menunjukkan keutamaan ilmu. Hal ini sebagaimana
M
ekal dikeluarkaMna oklae hil mAbuuil aNhu (’akiemta dhaulialamh) ! Bahwasakneytaik taiamdean sjeeslaesmkbaanhbaino gyaranfgi
B
n | Sbuerfhyaakn ddiasreimjbaaluhr sAerlaRino bAil’labhi ndaNna fmi’,obhaohnwlaah Saumfypaunnamn ebmabgai cdaosaaymatu(yang
a
dh artinya), “
a
m
a ”, lalu
R
n
ua beliau mengatakan,
d
n
a
P
1. Lihat Miftah Daris Sa’adah, 1: 299-300.
4
2. Majmu’ Al Fatawa, 2: 282.
3. Miftah Daris Sa’adah, 1: 299.
ْ ْ ْ ْ ْ
؟ لِ مَ عَ لاِب ُهرَ مَ َأ َّثُ " مَلعِا " " لَ اقَ َف هِ ِب َأدَ َب هُ َّنَأ عمَ سَت مَلَأ
“Tidakkah engkau mendengar bahwa Allah memulai ayat ini dengan
mengatakan ‘ilmuilah’, kemudian Allah memerintahkan untuk beramal?”4
rahimahullah
Ibnul Muْnir menjْelaskan mْ akْsuْd Imam Buْ khaْ rْi di atas,
هُ َّنلَ ِ امَ يِ َلعَ مدِّ قَ تَ مُ وَ هُ َف ، هِ ِب لاَّإِ نِ ابَ َ تَ عُي لاَ َف ، لمَ عَ لاوَ لوقَْ ل اةحَّ صِ ف ِطرْ شَ ملعِ ل انَّ َأ هِ ِب دَ ارَ َأ
لِ مَ عَ لِل ةحَ حِّ صَ مُ لا ةِ َيّ ِّنلِل ححِّ صَ مُ
“Yang dimaksudkan oleh Imam Bukhari bahwa ilmu adalah syarat
benarnya suatu perkataan dan perbuatan. Suatu perkataan dan
perbuatan itu tidak teranggap kecuali dengan ilmu terlebih dahulu. Oleh
sebab itulah, ilmu didahulukan dari ucapan dan perbuatan. Ingatlah
bahwa ilmu itu pelurus niat dan yang akan memperbaiki amalan.”5
ْ
Mu’adz bin Jabal berkata,
هُ عُ ِباَت لُ مَ عَ لاوَ لِ مَ عَ لا مُ امَ إِ مُ لعِ لا
“Ilmu adalah pemimpin amal dan amalan itu berada di belakang ilmu.”6
Ibnu Taimiyah berkata, “Niat dan amalan jika tidak didasari
dengan ilmu, maka yang ada hanyalah kebodohan dan kesesatan, serta
7
memperturut hawa nafsu. Itulah beda antara orang Jahiliyah dan seorang
Mengapa kita mesti belajar sebelum beramal?
muslim.”
shallallahu
P
‘alaihi wa sallam an
Karena menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim. Rasulullah du
a
bersabda, ْ ٌ ْ ْ n R
مٍ لِ سمُ لِّ كُ لَ عَ ةضَ يرِ َف مِ لعِ لا بُ َلَط amad
h
a
“Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap muslim.”8 n | B
e
ka
l M
e
ra
ih
R
a
m
a
d
4. Fathul Bari karya Ibnu Hajar, 1: 160. ha
n
5. Idem. Y
a
6. Majmu’ Al Fatawa, 28: 136. ng
7. Idem. shahih Pen
u
8. HR. Ibnu Majah no. 224, dari Anas bin Malik. Hadits ini hasan karena berbagai h
B
pdeirniwguaaytantykaa.n Sdyaariki hb eAble rAalpbaa nsia hmabenatg adtia kaannt arbaanhywaa Ahnaads itbsi ni nMi alik, ‘A.b dHualdlaiths binini erkah
Mas’ud, Abu Sa’id Al Khudri, Ibnu ‘Abbas, Ibnu ‘Umar, ‘Ali bin Abi Tholib, dan Jabir.
5
Lihat catatan kaki Jaami’ Bayanil ‘Ilmi wa Fadhlihi, 1: 69.
Ilmu apa saja yang mesti disiapkan sebelum Ramadhan
menghampiri kita?
Yang utama adalah ilmu yang bisa membuat puasa kita sah, yang bila tidak
dipahami bisa jadi ada kewajiban yang kita tinggalkan atau larangan yang
kita terjang. Lalu dilengkapi dengan ilmu yang membuat puasa kita semakin
sempurna. Juga bisa ditambahkan dengan ilmu mengenai amalan-amalan
utama di bulan Ramadhan, ilmu tentang zakat, juga mengenai aktifitas
sebagian kaum muslimin menjelang dan saat Idul Fithri, begitu pula setelahnya.
h
a
erk
B
h
u
n
e
P
g
n
Ya
n
a
h
d
a
m
a
R
h
ai
er
M
al
ek
B
n |
a
h
d
a
m
a
R
n
a
u
d
n
a
P
6
Description:sebuah sunnah (ajaran) Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam, maka Dalam riwayat lain juga dari 'Aisyah, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa Lihat Syarh 'Umdatul Fiqh, 1: 511 dan tulisan di link http://www.saaid.net/Doat/.