Table Of Contentperpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB IV
ANALISIS
Dalam bab ini, akan diuraikan mengenai analisis terhadap makna yang
dikandung pada lirik-lirik lagu TPD dalam album ONCSMN. Pemaknaan lirik lagu
tersebut melalui empat tahap dalam analisis semiotik Riffaterre, yaitu (1)
ketidaklangsungan ekspresi puisi, (2) pembacaan heuristik dan hermeneutik, (3)
matriks, model, dan varian, dan (4) hipogram (hubungan intertekstual).
A.Ketidaklangsungan Ekspresi
Ketidaklangsungan ekspresi meliputi penggantian arti, penyimpangan arti,
dan penciptaan arti.
1. Penggantian Arti
Penggantian arti yang dikaji dalam analisis ini meliputi gaya bahasa atau
majas berupa simbolik, metonimi, repetisi, litotes, ekskalamasio, dan retoris.
a. Simbolik
Pada bait pertama lirik lagu Ayo Kita Kemana terdapat bahasa kias berupa
simbolik yakni /Ayo kita ke sawah mencari petani yang hilang diculik genderowo
dari Jakarta/. Genderowo sebagai kunci simbolik merupakan bahasa kias yang
menggambarkan sosok yang mengerikan, menakutkan dan mengancam banyak orang.
Apabila dikaitkan dengan lirik lagu pada bait pertama tersebut, dapat dikatakan
bahwa Pidibaiq menganggap bahwa profesi petani sudah mengalami penurunan.
commit to user
26
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
27
Selain itu lahan pertanian banyak yang telah dijadikan bangunan dan gedung-gedung
sehingga para petani kehilangan pekerjaannya. Hal lain yang mengakibatkan
hilangnya minat menjadi petani di Indonesia adalah produksi pangan nasional
tergencet oleh kebijakan neoliberalisme. Pemerintah Indonesia sangat agresif
memangkas subsidi untuk pertanian, menghapuskan proteksi, dan menerapkan
liberalism impor pangan. Dampaknya Indonesia semakin bergantung pada impor
yang membuat Indonesia sangat rentan terhadap krisis pangan.
Gaya bahasa simbolik lainnya juga muncul pada lirik lagu Malin Kundang In
Memorial yaitu pada larik /Masih aku ingat dirimu, kau dikutuk ibu menjadi batu/.
Batu memiliki sifat yang keras dan mempunyai bobot yang berat. Batu pada larik di
atas menggambarkan sifat seorang manusia yang keras kepala.
Pada lirik lagu Cita-citaku juga terdapat gaya bahasa simbolik di antaranya
adalah pada larik /cita-citaku ingin menjadi polwan, cita-citaku ingin jadi Bu Ahmad,
cita-citaku ingin menjadi tomboi/, dan /cita-citaku ingin jadi lesbian/. Polwan, Bu
Ahmad, tomboi, dan lesbian merupakan sebuah simbol lika-liku kehidupan seorang
wanita. Wanita digambarkan dapat membela negara sama halnya dengan pria, yaitu
menjadi polwan. Wanita juga digambarkan dapat menjadi ibu yang melindungi anak-
anaknya dengan simbol /Bu Ahmad/. Wanita digambarkan mempunyai sisi lain
dalam hidupnya, yaitu menjadi tomboi. Tetapi wanita tidak selalu sempurna, maka
digambarkan mempunyai sisi gelap atau kesalahan, yaitu menjadi lesbian. Itu adalah
simbol kehidupan seorang wanita apabila dilihat, baik dari sisi positif maupun
negatif.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
28
b. Metonimi
Pada bait kedua lirik lagu Ayo Kita Kemana terdapat bahasa kias metonimi,
yakni kata Diana pada lirik /Ayo kita mencari Diana anak paman petani, diculik grup
musik dari Jakarta dirayu cincin mata jeli/. Kata /Diana/ dan /dirayu cincin mata jeli/
dalam bait tersebut diambil dari lirik lagu Diana karya Koes Plus. Dalam lirik lagu
tersebut, Pidibaiq tidak serta merta ingin mencari Diana, tetapi lebih terhadap
kerinduan kepada grup band lawas yang jarang tampil. Pidibaiq ingin
mengungkapkan bahwa sulit untuk menemukan grup band seperti koes plus di zaman
sekarang.
Lirik tersebut menyinggung tentang masalah industri musik di Indonesia.
Koes Plus dalam pandangan Pidibaiq memiliki ide yang baik dalam membuat sebuah
lagu. Koes Plus mengarang lagu dengan sederhana tetapi ceritanya mengena, seperti
yang ada pada lirik lagu Diana.
Pada bait ketiga terdapat bahasa kias metomini, yakni /Ayo kita mencari
Rano Karno yang hilang dicuri bimbingan belajar Yogyakarta waktu mengajak
sekolah/. Rano Karno dalam lirik ini menggambarkan sosok yang peduli terhadap
pendidikan. Pada 1992, Rano Karno membintangi sinetron Si Doel Anak Sekolahan.
Dalam sinetron tersebut, terlihat Rano Karno (sebagai Doel) memerankan tokoh
orang miskin yang berjuang untuk menggapai cita-citanya mendapatkan gelar
insinyur. Dalam ceritanya, Doel mempunyai pandangan bahwa pendidikan sangat
penting karena dapat meningkatkan wawasan dan kualitas hidup seseorang.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
29
Apabila dikaitkan dengan lirik lagu TPD menandakan bahwa Pidibaiq ingin
mencari tahu sosok Rano Karno yang dahulu dalam arti masih mementingkan orang
yang kurang mampu dan mementingkan pendidikan terutama di sekolah. Selain itu,
dampak bagi guru di sekolah juga tidak berfungsi lagi. Seharusnya, pekerjaan sekolah
atau pekerjaan yang rumit dibahas oleh guru di sekolah malah justru dibahas oleh
guru bimbingan belajar. Hal ini memberikan sebuah kesan bahwa guru di sekolah
hanya memberikan pertanyaan pada siswanya dan yang membantu menjawab adalah
guru di bimbingan belajar. Hal ini dapat membuat kinerja guru di sekolah menurun.
Gaya bahasa metonimi juga terdapat pada lirik lagu Malin Kundang in
Memorial, yakni pada larik /Malin Kundang kau kukenang selalu dan masih
kusimpan puisimu/. Lagu tersebut terinspirasi dari sejarah Malin Kundang yang
durhaka pada ibunya. Pidibaiq memilih mengambil sosok Malin Kundang sebagai
tema lagunya karena Malin Kundang dianggap sangat popular dan menjadi ikon
sebuah cerita tentang anak yang durhaka. Pidibaiq ingin menyampaikan bahwa
keburukan seseorang sebenarnya baik untuk dipelajari. Lewat lagu ini, cerita Malin
Kundang menjadi inspirasi terutama bagi anak-anak Indonesia agar tidak mengikuti
jejak Malin Kundang.
Pada larik lagu Chicha In Nostalgia juga terdapat gaya bahasa metonimi,
yaitu pada larik /Chicha dimana kini engkau dahulu kau nyanyikan anjing kecilmu/.
Pada larik lagu tersebut nama Chicha terinsipirasi dari Chicha Koeswoyo yang
menyanyikan lagu Helly. Pidibaiq lagu mempertanyakan Chicha Koeswoyo yang
dahulu pada masa kecil sempat terkenal tetapi saat ini karyanya justru tidak ada.
Bukan sebatas sampai di situ, Pidibaiq juga menyinggung anak-anak seusia Chicha
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
30
yang ada pada zaman sekarang jarang bahkan tidak ada yang menyanyikan lagu anak-
anak.
Chicha dalam larik lagu tersebut seakan menjadi sebuah ikon anak-anak
yang membuat karya khusus untuk anak-anak. Maksud Pidibaiq adalah saat ini jarang
seorang vokalis atau grup vokal anak kecil yang membawakan lagu anak kecil.
Kebanyakan lagu-lagu dewasa yang banyak dinyanyikan anak kecil. Hal itu
mengakibatkan anak-anak lebih cepat dewasa sebelum waktunya.
Nama grup band Rolling Stone juga menjadi sebagai gaya bahasa metonimi
yang terdapat pada bait ketiga di dalam lirik lagu Chica In Nostalgia, yakni /Kini aku
sudah besar Rolling Stone laguku/. Rolling Stone adalah sebuah grup band rock
Inggris yang terkenal sejak tahun 1960-an. Aliran musik Rolling Stone ini tentu jauh
berbeda dengan aliran musik yang dibawakan oleh Chicha Kuswoyo. Aliran musik
Rolling Stone lebih keras dan menggambarkan ciri yang lebih dewasa. Maksud
Pidibaiq lagu mencantumkan nama Rolling Stone pada larik lagunya adalah sebagai
tanda bahwa orang-orang yang sudah dewasa akan mendengarkan lagu yang keras,
seperti aliran musik yang dibawakan oleh Rolling Stone.
Pada lirik lagu Cita-citaku, Pidibaiq menggunakan nama Siti Nurbaya
sebagai simbol dari pemaksaan, yakni dalam larik /Oh ibu jangan paksa aku, ini
bukan zaman Siti Nurbaya lagi/. Siti Nurbaya terinspirasi dari sebuah novel yang
berjudul Siti Nurbaya karya Marah Roesli. Novel tersebut diterbitkan oleh Balai
Pustaka pada tahun 1922. Dalam novel tersebut, Marah Roesli dipengaruhi oleh
perselisihan kebudayaan Minangkabau dengan penjajah Belanda yang sudah
menguasai Indonesia sejak abad ke-17.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
31
Apabila dikaitkan dengan maksud gaya bahasa metonimi tersebut, maka
penulis sebenarnya ingin menyampaikan rasa kecewanya terhadap keadaan. Keadaan
yang dimaksud adalah takdir bahwa aku lirik adalah seorang lelaki. Aku lirik
sebenarnya ingin menjadi seorang perempuan yang menurutnya mempunyai banyak
kelebihan sehingga ada rasa keterpaksaan menerima keadaan menjadi seorang lelaki.
Rasa keterpaksaan terhadap keadaan itulah digambarkan sebagai Siti Nurbaya.
Pada lirik lagu Lagu Timur, Mike Tyson digambarkan sebagai sosok yang
kuat dan tangguh dalam larik /Jangan takut Mike Tyson, tuanya nanti parkinson/.
Maksud Pidibaiq mencantumkan nama Mike Tyson dalam lagunya karena
menggambarkan orang yang kuat dan dapat berkelahi. Sementara itu, dalam lagu ini
Pidibaiq mengingatkan tidak boleh takut kepada orang yang kuat dan dapat berkelahi
karena orang yang suka berkelahi mempunyai kelemahan, yaitu akan terkena
penyakit parkinson.
Penyakit parkinson ini berhubungan dengan petinju bernama Muhammad
Ali. Penyakit Parkinson atau sindrom Parkinson merupakan suatu penyakit/sindrom
karena gangguan pada ganglia basalis akibat penurunan atau tidak adanya pengiriman
dopamine dari substansia nigra ke globus palidus/neostriatum (Nuartha dalam
Harsono, 2007: 329). Banyak petinju yang terkena penyakit parkinson karena
pukulan berulang yang mungkin diterima mereka sepanjang karirnya.
Gambaran klinis seseorang yang terkena penyakit parkinson akan
mengalami gerakan fisik yang bertambah lambat dan terutama mengalami kesulitan
pada gerakan motorik kompleks (Ginsberg, 2008: 102). Selain itu, Ginsberg (2008:
102-103) mengatakan postur tubuh akan semakin membungkuk ketika berjalan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
32
Gemetaran pada tangan dan jari-jari masih dapat ditahan sejenak namun begitu
perhatian dialihkan mulailah kembali gemetaran seolah-olah menghitung uang logam
atau memulung pil (Harsono, 2007: 333). Hal tersebut dialami oleh Muhammad Ali
bahkan sampai tidak dapat bergerak. Hal ini menandakan bahwa sekuat apa pun
seseorang tetap memiliki kelemahan. Dengan demikian, dimungkinkan Mike Tyson
yang berada dalam lirik tersebut sebagai salah satu perwakilan seorang petinju.
c. Repetisi
Dalam lirik lagu Ayo Kita Kemana terdapat gaya bahasa kias berupa repetisi
pada kata /ayo/ yakni /Ayo kita ke sawah/, /Ayo kita mencari/, dan /Ayo kita
sekolah/. Repetisi ini mempunyai maksud untuk mengajak dan menegaskan ajakan
tersebut kepada seseorang. Tentu saja, hal yang diinginkan oleh Pidibaiq lagu adalah
untuk mengingat dan memperjuangkan kembali tentang pertanian, musik, dan
pendidikan di Indonesia. Banyak hal yang sebenarnya sudah dicuri secara perlahan,
tetapi bangsa Indonesia tetap diam dan tidak peduli terhadap kondisi seperti itu.
Gaya bahasa repetisi juga terdapat pada lirik lagu Malin Kundang In
Memorial yakni pada larik /Masih aku ingat dahulu jaga gengsimu usir ibumu/ dan
/Masih aku ingat dirimu kau dikutuk ibu menjadi batu/. Pengulangan frasa /Masih
aku ingat…/ tersebut bertujuan mengingatkan kembali pada cerita rakyat Malin
Kundang. Penulis berusaha memberikan pengantar lagu tentang peristiwa yang terjadi
pada Malin Kundang. Hal yang terpenting adalah mengenai Malin Kundang yang
mengusir ibunya dan dikutuk menjadi batu. Dengan diungkapkan cerita inti tentang
Malin Kundang menggunakan gaya bahasa repetisi, maka pendengar lagu akan
langsung terarah pada cerita Malin Kundang.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
33
Gaya bahasa repetisi lainnya yang terdapat pada lirik lagu Malin Kundang in
Memorial adalah pada larik /kini, kini, kini, kini, engkau menjadi batu, batu, batu,
batu sedang diriku menjadi babu/. Dalam larik di atas, penggunaan gaya bahasa
repetisi digunakan untuk menegaskan rasa kecewa dan iri aku lirik terhadap Malin
Kundang yang menjadi batu, sedangkan aku lirik menjadi babu. Rasa kekecewaan
tersebut kurang terasa apabila tidak menggunakan gaya bahasa repetisi.
Dalam lirik lagu Cita-citaku juga terdapat gaya bahasa repetisi, yakni pada
kata /cita-citaku/ yang dapat ditemukan di bait 1 dan 4. Penggunaan gaya repetisi
tersebut adalah menegaskan tentang keinginan aku lirik dalam larik yang sangat
menggebu-gebu. Dalam hal ini, aku lirik menginginkan menjadi seorang wanita yang
dalam pandangannya lebih baik menjadi seorang wanita daripada seorang pria.
Wanita yang dimaksudkan di sini adalah wanita yang mencerminkan pribadi yang
buruk.
Gaya bahasa repetisi lainnya terdapat dalam lirik lagu Lagu Timur, yakni
pada frasa /jangan takut/ ada bait 1 dan 3. Penggunaan gaya repetisi tersebut
mempunyai maksud penegasan tentang rasa khawatir yang dimiliki oleh aku lirik
terhadap tokoh /kau/. Dalam hal ini, aku lirik bertindak sebagai seorang ayah yang
sedang menasihati tokoh /kau/ yang bertindak sebagai anak. Aku lirik tidak ingin
melihat anaknya takut sehingga rasa khawatir tersebut diungkapkan dengan gaya
bahasa repetisi.
d. Litotes
Gaya bahasa litotes terdapat pada larik /kini engkau menjadi batu sedang
diriku menjadi babu/ dalam lirik lagu Malin Kundang In Memorial. Dalam larik
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
34
tersebut, aku lirik merendahkan diri sekaligus menyindir Malin Kundang. Babu
adalah sebutan untuk seorang pembantu. Biasanya, pembantu bekerja untuk
membantu membereskan pekerjaan rumah tangga. Meskipun mempunyai gaji yang
kecil, tetap saja pekerjaan yang halal dan menguntungkan orang lain. Sementara itu,
Malin Kundang yang menjadi batu karena durhaka pada ibunya, justru adalah
perbuatan yang keji. Dengan kata lain, penulis menyindir Malin Kundang melalui aku
lirik bahwa menjadi seorang pembantu sebenarnya lebih mulia daripada seorang yang
durhaka kepada ibunya dan dikutuk menjadi batu.
e. Ekskalamasio
Gaya bahasa tersebut terdapat pada lirik lagu Cita-citaku, yakni pada larik
/oh Tuhan tolong hambamu terlahir sebagai seorang lelaki/ dan /oh ibu jangan paksa
aku, ini bukan zaman Siti Nurbaya lagi/. Dalam larik tersebut, terdapat kata /oh/
sebagai ekspresi kecewa dan permintaan tolong untuk menangani permasalahan hidup
aku lirik. Keadaan aku lirik yang tidak ingin menjadi laki-laki membuat aku lirik
kecewa, maka diekspresikanlah rasa kecewa tersebut dengan larik lagu yang bersifat
meminta tolong atau meratapi keadaan. Dengan menggunakan gaya bahasa
ekskalamasio rasa kecewa tersebut, dapat disampaikan pada pendengar lagu.
f. Retoris
Gaya bahasa ini terdapat pada larik /Helly apakah kau masih hidup?/ dalam
lirik lagu Chicha in Nostalgia. Gaya bahasa ini tidak menghendaki adanya jawaban
dari pertanyaan tersebut. “Helly” dalam lirik tersebut berkaitan dengan lirik lagu yang
dinyanyikan oleh Chicha Koeswoyo yang berjdul Helly. Helly digambarkan sebagai
sosok anjing jinak yang gemar bermain dengan majikannya. Pertanyaan tersebut
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
35
merupakan pertanyaan sindiran yang jawabannya tidak dapat dijawab secara sempit
tetapi lebih luas. Apabila dijawab dengan kata “hidup” atau “mati” tidak akan dapat
menjawab dari inti pertanyaan tersebut. Pertanyaan yang sebenarnya ingin diutarakan
adalah “bagaimana perkembangan musik anak-anak saat ini?”.
2. Penyimpangan Arti
a. Ambiguitas
Ambiguitas merupakan kata-kata, frase, atau kalimat dalam puisi yang sering
kali mempunyai arti ganda sehingga menimbulkan banyak tafsir atau ambigu
(Pradopo, 1993: 213). Dengan ambiguitas, puisi memberi kesempatan kepada
pembaca untuk memberikan arti sesuai dengan asosiasinya (Pradopo, 1993: 215).
Dalam lirik lagu Ayo Kita Kemana ini mengandung unsur ambiguitas pada
kata genderowo. Maksud pertama, genderowo diartikan sebagai sebuah hal yang
mengerikan yang dapat menakuti para petani, yakni pandangan yang buruk terhadap
profesi sebagai petani. Petani menganggap bahwa profesi petani tidaklah
menguntungkan sehingga lebih memilih untuk mengganti profesi. Ditambah lagi
lahan pertanian sudah banyak yang hilang membuat para petani kehilangan
pekerjaannya. Para petani pun melakukan segala cara agar kehidupannya dapat lebih
layak dari sebelumnya. Salah satunya yang dilakukan petani adalah merantau ke
Jakarta.
Maksud kedua, genderowo diartikan sebagai sosok yang dapat
membahayakan para petani. Dalam hal ini adalah mafia pupuk yang merugikan para
commit to user
Description:tergencet oleh kebijakan neoliberalisme. Pemerintah . yang terdapat pada bait ketiga di dalam lirik lagu Chica In Nostalgia, yakni /Kini aku.