Table Of Content1
PERKEMBANGAN HUKUM WARIS ADAT PADA
MASYARAKAT ADAT BATAK KARO
(STUDI KECAMATAN MERDEKA, KABUPATEN KARO)
TESIS
Oleh
FRANS CORY MELANDO GINTING
077011023/MKn
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Frans Cory Melando Ginting : Perkembangan Hukum Waris Adat Pada Masyarakat Adat Batak Karo (Studi
Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo), 2010.
2
PERKEMBANGAN HUKUM WARIS ADAT PADA
MASYARAKAT ADAT BATAK KARO
(STUDI KECAMATAN MERDEKA, KABUPATEN KARO)
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister
Kenotariatan dalam Program Studi Kenotariatan pada Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara
Oleh
FRANS CORY MELANDO GINTING
077011023/MKn
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Frans Cory Melando Ginting : Perkembangan Hukum Waris Adat Pada Masyarakat Adat Batak Karo (Studi
Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo), 2010.
3
Telah diuji pada
Tanggal : 29 Agustus 2009
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH, MHum
Anggota : 1. Prof. Dr. Budiman Ginting, SH, MHum
2. Dr. Pendastaren Tarigan, SH,MS
3. Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, CN, MS
4. Dr. T. Keizerina Devi Azwar, SH, CN, MHum
Frans Cory Melando Ginting : Perkembangan Hukum Waris Adat Pada Masyarakat Adat Batak Karo (Studi
Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo), 2010.
4
Judul Tesis : PERKEMBANGAN HUKUM WARIS ADAT PADA
MASYARAKAT ADAT BATAK KARO (STUDI
KECAMATAN MERDEKA, KABUPATEN KARO)
Nama Mahasiswa : Frans Cory Melando Ginting
Nomor Pokok : 077011023
Program Studi : Kenotariatan
Menyetujui
Komisi Pembimbing
(Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH, MHum)
Ketua
(Prof.Dr.Budiman Ginting,SH, MHum) (Dr.Pendastaren Tarigan, SH, MS)
Anggota Anggota
Ketua Program, Direktur,
(Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH,MS,CN) (Prof.Dr.Ir.T.Chairun Nisa B,MSc)
Tanggal lulus : 25 Agustus 2009
Frans Cory Melando Ginting : Perkembangan Hukum Waris Adat Pada Masyarakat Adat Batak Karo (Studi
Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo), 2010.
5
ABSTRAK
Perselisihan dan keributan di antara saudara dapat terjadi akibat pembahagian
harta warisan yang tidak adil. Ketidak-adilan akan membawa para pihak bersengketa
untuk menyelesaikan dengan cara kesepakatan atau dengan cara menempu jalur
hukum. Perselisihan dan keributan dalam pembahagian harta warisan pada
masyarakat adat Batak Karo telah membuat suatu putusan Mahkamah Agung No.
179K/Sip/1961, tanggal 23 Oktober 1961 dan putusan Mahkamah Agung No.
100K/Sip/1967, tanggal 14 Juni 1968, yang memutuskan bahwa anak perempuan dan
janda sebagai ahli waris. Putusan Mahkamah Agung No. 179K/Sip/1961, tanggal 23
Oktober 1961 dan putusan Mahkamah Agung No. 100K/Sip/1967, tanggal 14 Juni
1968, yang memutuskan bahwa anak perempuan dan janda sebagai ahli waris
bertentangan dengan hukum waris adat Batak Karo yang menganut sistem pewarisan
patrilinial, yaitu sistem keturunan yang ditarik menurut garis bapak, dimana anak
laki-laki sajalah yang berhak terhadap harta warisan orang tuanya.
Di Indonesia, putusan Mahkamah Agung hanya menentukan suatu hukum
yang berlaku bagi pihak-pihak tertentu dalam suatu perkara. Keputusan hakim hanya
mengikat bagi para pihak yang diadili oleh putusan yang bersangkutan, dan tidak
mengikat bagi orang lain yang bukan merupakan para pihak, sementara hukum waris
adat Batak Karo dirasa kurang adil bagi kaum perempuan dan janda. Karena itu
maka perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui pembahagian harta warisan pada
masyarakat adat Batak Karo.
Lokasi penelitian adalah pada tiga desa (desa Merdeka, desa Gongsol, desa
Jaranguda) di Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo, Propinsi Sumatera Utara.
Penelitian ini bersifat deskriptif analisis dengan menggunakan pendekatan yuridis
sosiologi (empiris) dilakukan dengan cara kualitatif. Dan penarikan kesimpulan
dilakukan dengan pendekatan Induktif.`
Hasil penelitian menunjukkan bahwa telah ada perkembangan hukum waris
adat Batak Karo khususnya terhadap anak perempuan sebagai ahli waris. Ini dapat
dibuktikan dengan adanya pembahagian yang khusus dan kewajiban untuk
memberikan pemberian kepada anak perempuan walaupun tidak sebanyak bahagian
anak laki-laki. Kedudukan janda belum diterima sebagai ahli waris harta suaminya
karena masyarakat masih berpegang teguh pada hukum waris adat Batak Karo yang
menolak janda sebagai ahli waris.
Kata kunci : Perkembangan, Hukum Waris, Adat Batak Karo
Frans Cory Melando Ginting : Perkembangan Hukum Waris Adat Pada Masyarakat Adat Batak Karo (Studi
Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo), 2010.
6
ABSTRACT
Dispute And hubbub of among you can be happened by the effect of
inequitable heritage part. Unjust will bring the the parties of have dispute to finish by
agreement or by menempu band punish the. dispute And hubbub in heritage part of at
society of custom of Batak Karo have made an decision of Appellate Court No.
179K/Sip/1961, date of 23 October 1961 and decision of Appellate Court No.
100K/Sip/1967, date of 14 June 1968, deciding that daughter and widow as heir.
Decision of Appellate Court No. 179K/Sip/1961, date of 23 October 1961 and
decision of Appellate Court No. 100K/Sip/1967, date of 14 June 1968, deciding that
daughter and widow as heir illegal the heir of custom of Batak Karo embracing
system of endowment patrilinial, that is clan system pulled by according to father
line, where just just boy of rightful claimant to its parent heritage
In Indonesia, decision of Appellate Court only determine an applicable law
for certain partys in a case. Verdict only fasten to all party judged by pertinent
decision, and do not fasten for others which is non representing the parties, whereas
hereditary law of custom of Batak Karo felt unjust for clan of woman and widow. In
consequence hence require to be done/conducted by a research to know the heritage
part of at society of custom of Batak Karo.
Research Location is at three countryside ( countryside Merdeka, countryside
Gongsol, countryside Jaranguda) in Subdistrict Independence The, Regency Karo,
North Sumatra Province. This Research have the character of descriptive analyse by
using approach of yuridis sociology ( empiris) done/conducted by qualitative. And
conclusion withdrawal [done/conducted] with the Inductive approach.
Result of research indicate that the growth of hereditary law of custom there
have Batak Karo specially to daughter as heir. This is provable with the existence of
special part and obligation to give the gift to daughter although do not as much boy
part. Dimiciling widow not yet been accepted as by its husband estae heir because
society still head towards the hereditary law of custom of Batak Karo refusing widow
as heir
Keywords : Growth, Hereditary Law, Custom of Batak Karo
Frans Cory Melando Ginting : Perkembangan Hukum Waris Adat Pada Masyarakat Adat Batak Karo (Studi
Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo), 2010.
7
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan karunia-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Tesis ini sebagai salah
satu persyaratan untuk memperolah gelar MAGISTER KENOTARIATAN di
Universitas Sumatera Utara Medan. Didalam memenuhi tugas inilah maka penulis
menyusun dan memilih judul : ”PERKEMBAGAN HUKUM WARIS ADAT
PADA MASYARAKAT ADAT BATAK KARO (STUDI : KECAMATAN
MERDEKA, KABUPATEN KARO)”. Saya menyadari masih banyak kekurangan
didalam penulisan Tesis ini, untuk itu dengan hati terbuka, saya menerima saran dan
kritik dari semua pihak, agar dapat menjadi pendoman dimasa yang akan datang.
Didalam penulisan dan penyusunan Tesis ini, saya mendapat bimbingan dan
pengarahan serta saran-saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan
ini saya mengucapkan terimakasih dan penghargaan yang tidak ternilai harganya
secara kusus kepada Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH, MHum, selaku Ketua
Komisi Pembimbing dan Bapak Prof. Dr. Budiman Ginting, SH., MHum, serta
Bapak Dr. Pendastaren Tarigan SH, MS, masing-masing selaku anggota komisi
pembimbing kepada saya dalam penulisan tesis ini dan kepada Bapak Prof. Dr.
Muhammad Yamin, SH, MS, CN dan Ibu Dr. T. Keizerina Devi A, SH, CN,
MHum selaku dosen penguji saya dalam penulisan ini.
Frans Cory Melando Ginting : Perkembangan Hukum Waris Adat Pada Masyarakat Adat Batak Karo (Studi
Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo), 2010.
8
Selanjutnya ucapan terimakasih yang tak terhingga saya sampaikan kepada :
1. Bapak Prof. Chairuddin P. Lubis, DTM & H, SpA (K), selaku Rektor Universitas
Sumatera Utara atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada kami untuk
mengikuti dan menyelesaiakan pendidikan pada Sekolah Pascasarjana Universitas
Sumatera Utara Program Studi Magister Kenotariatan.
2. Ibu Prof. Dr. Ir.T. Chairun Nisa B, MSc, Selaku Direktur Sekolah Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak-Bapak dan Ibu-ibu Guru Besar dan Staf Pengajar dan juga para kariawan
pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Program Studi Magister
Kenotariatan yang telah banyak membantu dalam penulisan Tesis ini dari awal
Pertengahan sampai selesai.
Secara khusus penulis menghaturkan sembah dan sujud dan ucapan
terimakasih yang tak terhingga kepada Ibunda Tringani Tarigan, SH, SpN, tercinta
yang telah bersusah payah melahirkan, membesarkan dengan penuh pengorbanan,
kesabaran, dan kasih sayang serta memberikan doa restu, sehingga penulis dapat
melanjutkan dan menyelesaikan pendidikan di Sekolah Pascasarjana Universitas
Sumatera Utara Program Studi Magister Kenotariatan.
Ucapan terimakasih juga saya persembahkan kepada kakanda Laura beru
Ginting, SH, MKn, yang selalu memberikan perhatian dan doa serta selalu
memberikan dukungan, sehingga saya dengan lapang dapat menyelesaikan penulisan
dan pendidikan di Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Program Studi
Magister Kenotariatan.
Frans Cory Melando Ginting : Perkembangan Hukum Waris Adat Pada Masyarakat Adat Batak Karo (Studi
Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo), 2010.
9
Ucapan terimakasih juga saya persembahkan kepada Bapak Tengah dan
keluarga di desa Gongsol, serta silih Erik Perangin-angin yang telah menemani dan
membantu saya dalam mengadakan penelitian.
Ucapan terimakasih juga saya persembahkan kepada Bapak Camat Merdeka,
Bapak Kepala Urusan Pemerintahan Desa Merdeka, Bapak Kepala Desa Gongsol,
Bapak Kepala Desa Jaranguda, serta pihak-pihak yang telah membantu saya dalam
melakukan penelitian tesis saya ini.
Ucapan terimakasih juga saya persembahkan kepada teman-temanku dan
sahabatku, Bangun P Nababan, SH, Debora Br Gultom SH, Vina Br Pasaribu SH,
Natal Surbakti SH, dan seluruh teman-teman group C, Swary Natalia Br. Tarigan,
SH, dan seluruh teman-teman group B, Juni Surbakti, SH, dan seluruh teman-teman
group A serta seluruh teman-teman yang namanya tidak dapat penulis sebutkan satu-
persatu yang terus memberikan motivasi, semangat dan kerjasama dan diskusi,
membantu dan memberikan pemikiran kritik dan saran yang dari awal masuk di
Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Program Studi Magister
Kenotariatan.
Ucapan terimakasih juga saya persembahkan kepada rekan-rekan kantor dan
lingkungan tempat tinggal saya, yang selama ini membantu saya dalam penulisan
tesis ini.
Saya berharap semoga semua bantuan dan kebaikan yang telah diberikan
kepada penulis, mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa, agar
selalu dilimpahkan kebaikan, kesehatan, kesejahteraan dan rejeki yang melimpah.
Frans Cory Melando Ginting : Perkembangan Hukum Waris Adat Pada Masyarakat Adat Batak Karo (Studi
Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo), 2010.
10
Akhirnya dengan segala kerendahan hati dan penuh ucapan syukur kepada
Tuhan Yang Maha Esa, saya menyerahkan diri semoga tetap didalam lindunganNya.
Semoga Tesis ini dapat berguna bagi diri dan juga semua pihak dan kalangan yang
mengembangkan ilmu hukum, khususnya dalam bidang ilmu Kenotariatan.
Medan, Agustus 2009
Penulis
(Frans Cory Melando Ginting, SH)
Frans Cory Melando Ginting : Perkembangan Hukum Waris Adat Pada Masyarakat Adat Batak Karo (Studi
Kecamatan Merdeka, Kabupaten Karo), 2010.
Description:19Penyunting: Tapi Omas Ihromi, Sulistyowati Irianto, Archie Sudiarti Luhulima, Penhapusan. Diskriminasi kecerdasan dan pengetahuan. d.