Table Of Contentlibrary.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Penentuan jumlah mesin dan pola aliran untuk memperbaiki 
keseimbangan lintasan produksi di divisi konstruksi 
(studi kasus: di CV. Mitra Jati Mandiri) 
   
Naryanto 
I.0302584 
 
BAB I 
PENDAHULUAN 
   
Pada bab ini dibahas berbagai hal yang mendasari penelitian. Hal-hal yang 
dibahas meliputi latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, 
manfaat penelitian, batasan penelitian, asumsi-asumsi, dan sistematika penulisan.  
1.1.  Latar Belakang Penelitian 
CV. Mitra Jati Mandiri merupakan salah perusahaan yang bergerak dalam 
bidang  industri  furniture  yang  memfokuskan  produknya  pada  jenis  indoor 
furniture. Strategi manufaktur yang diterapkan adalah sistem manufaktur Make-
to-Order (MTO), dengan demikian CV. Mitra Jati Mandiri mengerjakan order 
setelah  pemesanan  dilakukan  oleh  pelanggan.  Pasar  ekspor  merupakan  target 
pemasaran utama yang dituju karena area pasarnya lebih luas, kestabilan harga 
dan permintaan serta dianggap menghasilkan profit yang tinggi bagi perusahaan 
bila dibandingkan pasar lokal dalam negeri. Pasar ekspor utama dari produk CV. 
Mitra Jati Mandiri adalah Perancis, Jerman, Denmark, Belgia, dan USA. 
Departemen produksi di CV. Mitra Jati Mandiri terbagi menjadi beberapa 
divisi yaitu: Oven, Pembahanan, Kontruksi, Assembling, Finishing dan Packing. 
Pola aliran pada departemen produksi adalah flowshop yang ditunjukkan dengan 
pengerjaan order mulai dari divisi Oven, Pembahanan, Konstruksi, Assembling, 
Finishing dan Packing dengan tidak mengalami proses balik ke bagian hulu atau 
bagian produksi sebelumnya. Setiap divisi memiliki jumlah stasiun kerja dan pola 
aliran yang berbeda seperti dapat dilihat pada tabel 1.1.  
Tabel 1.1. Pembagian  Stasiun Kerja Setiap Divisi 
  IV-1
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DIVISI  BAGIAN  JUMLAH SK  POLA ALIRAN 
OVEN  -  2  Flow shop 
Roghmill  2  Flow shop 
PEMBAHANAN  HF/FJL  4  Flow shop 
Setting  5  Flow shop 
KONTRUKSI  -  10  Job shop 
ASSEMBLING  -  2  Job shop 
Pengamplasan  3  Job shop 
FINISHING 
Pengecatan  2  Flow shop 
PACKING  -  1  - 
     Sumber: Departemen produksi, CV. Mitra Jati Mandiri  
Permasalahan yang dihadapi departemen produksi di lantai produksi saat 
ini adalah terdapatnya divisi yang mengalami bottleneck. Berdasarkan data Tabel 
1.2 dan pengamatan di lantai produksi diketahui bahwa divisi yang mengalami  
bottleneck  adalah  divisi  konstruksi.  Bottleneck  pada  divisi  konstruksi  tersebut 
mengakibatkan keseimbangan lintasan prosuksi rendah.  Hal ini ditunjukkan dari 
jumlah  work-in-process  (WIP)  tertinggi  pada  divisi  konstruksi.  Hendry  dan 
Kingsman (1989) menyatakan bahwa prinsip dasar yang harus dilakukan dalam 
pengaturan sistem produksi dengan sistem bottleneck adalah mengkonsentrasikan 
pengendalian pada bagian yang mengalami bottleneck. Jika suatu sistem produksi 
memiliki  bottleneck  maka  secara  alami  bagian  tersebut  menjadi  titik  kontrol 
karena bottleneck menghambat aliran sistem dan mengendalikan produktivitas 
sistem secara menyeluruh (Sipper dan Bulfin, 1997). Hal inilah yang mendasari 
perlu dilakukannya penelitian lebih lanjut pada divisi konstruksi sehingga jumlah 
WIP dapat direduksi. 
Tabel 1.2. Data WIP tiap divisi 
BULAN  DIVISI  WIP (job) 
Roghmill  0 
HF/FJL  4 
Setting  11 
MEI  Kontruksi  51 
Assembling  8 
Finishing  3 
Packing  2 
Juni  Roghmill  0 
HF/FJL  3 
Setting  10 
Kontruksi  55 
Assembling  10 
Finishing  6 
  IV-2
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Packing  2 
  Sumber: Departemen PPIC, CV. Mitra Jati Mandiri 
 
 
 
 
 
 
Berdasarkan  data  dan  pengamatan  yang  dilakukan  di  lantai  produksi 
diketahui  bahwa  terdapat  beberapa  faktor  yang  mempengaruhi  terjadinya 
bottleneck pada divisi konstruksi yang antara lain: 
1.  Jumlah mesin pada setiap stasiun kerja di divisi konstruksi tidak disesuaikan 
dengan beban kerja yang harus ditanggungnya. Berdasarkan tabel 1.3 dengan 
mempertimbangkan beban kerja masing masing stasiun kerja (SK) terlihat 
bahwa perbandingan jumlah mesin pada SK 1 dan 2 tidak seimbang. Waktu 
proses pengerjaan di SK 2 akan lebih cepat dari pada SK 1 sehingga akan 
memicu munculnya bottleneck pada SK 1. 
2.  Pola aliran pada divisi konstruksi adalah job shop, akan tetapi langkah proses 
produksi yang pertama dan kedua selalu diawali di SK 1 kemudian menuju SK 
2. Pola aliran tersebut akan memicu munculnya waktu tunggu yang besar. Hal 
tersebut juga berpotensi mengakibatkan munculnya bottleneck pada SK 1. 
Tabel 1.3  Beban kerja pada tiap stasiun kerja di divisi konstruksi  
   selama bulan Juli-September 2006 
Beban Kerja  Kecepatan 
NO  Stasiun Kerja  Jumlah Mesin 
(jam)  Aliran (jam/m3) 
1  Table saw  1  785,0  4,31 
2  Cutting  4  206,4  1,34 
3  Spindel Moulder  2  238,4  2,80 
4  Doughtail  1  186,9  7,44 
5  Multiser  3  165,5  4,00 
6  Router  1  278,5  4,72 
7  Rond tenoner  1  289,2  8,01 
8  Boring  2  179,2  2,03 
9  Band Saw  1  344,0  9,98 
10  Sanding Master  1  498,2  3,58 
            Sumber: Data diolah, 2006 
  IV-3
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Heizer dan Render (2004) menyatakan beberapa cara dalam menghadapi 
sejumlah  bottleneck  yaitu  meningkatkan  kapasitas  bottleneck,  mengubah  rute 
pekerjaan, mengubah ukuran lot, mengubah urutan pekerjaan, atau membolehkan 
adanya waktu luang pada stasiun-stasiun lain. Berdasarkan hal tersebut maka pada 
penelitian  ini  pengurangan  WIP  pada  divisi  konstruksi  dilakukan  dengan 
mengusulkan dua alternatif perbaikan. Alternatif 1 adalah melakukan perubahan 
terhadap jumlah mesin untuk masing-masing stasiun kerja sehingga dapat sesuai 
dengan  beban  kerja  yang  ditanggungnya.  Langkah  tersebut  diharapkan  dapat 
meningkatkan kapasitas divisi yang mengalami bottleneck, mempercepat waktu 
prosesnya dan mereduksi WIP sehingga keseimbangan lintasannya menjadi lebih 
baik.  Alternatif  2  adalah  melakukan  perubahan  terhadap  pola  alirannya. 
Perubahan pola aliran tersebut diharapkan dapat memperpendek waktu tunggu dan 
mereduksi jumlah WIP sehingga keseimbangan lintasannya menjadi lebih baik.  
1.2.  Perumusan Masalah 
Berdasarkan  latar  belakang,  penelitian  ini  akan  difokuskan  pada 
permasalahan  bagaimana  memecahkan  permasalahan  bottleneck  di  divisi 
konstruksi dengan melakukan perubahan jumlah mesin dan perubahan pola aliran 
untuk    meminimasi  work-in-process  (WIP)  sehingga  keseimbangan  lintasan 
menjadi lebih baik. 
1.3.  Tujuan Penelitian 
Tujuan dari penelitian ini adalah: 
1.  Perbaikan  terhadap  keseimbangan  lintasan  produksi  dengan  melakukan  2 
alternatif perbaikan yaitu  perubahan jumlah mesin  dan perubahan pola aliran 
pengerjaan komponen produk di divisi konstruksi. 
2.  Memilih  alternatif  yang  terbaik  dengan  kriteria  work  in  proses  dan 
keseimbangan lintasan. 
1.4.  Manfaat Penelitian 
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat kepada CV. Mitra 
Jati Mandiri. Manfaat yang akan diperoleh dari hasil penelitian ini adalah: 
1.  Jumlah work-in-process (WIP) di divisi konstruksi dapat direduksi. 
2.  Kecepatan aliran di divisi konstruksi dapat ditingkatkan. 
  IV-4
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3.  Keseimbangan lintasan di divisi kostruksi menjadi lebih baik. 
1.5.  Batasan Penelitian 
Batasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 
1.  Perhitungan didasarkan pada data order untuk bula Juli – September 2006. 
 
 
 
1.6.  Asumsi-asumsi 
Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 
1.  Material dan komponen selalu tersedia. 
2.  Pengerjaan order selalu sesuai dengan standar kualitas yang ditentukan.  
3.  Fasilitas produksi bekerja dengan baik. 
4.  Waktu setup termasuk di dalam waktu proses. 
5.  Performance rating 100%. 
6.  Allowance 5%. 
7.  Keseimbangan  lintasan  usulan  tetap  terjaga  selama  tidak  terdapat  jenis 
famili produk yang baru. 
1.7.  Sistematika Penulisan 
Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, akan dipaparkan bab demi bab secara 
berurutan untuk mempermudah di dalam pembahasan selanjutnya. Dari pokok-
pokok permasalahan Tugas Akhir ini dibagi kedalam enam bab dengan perincian 
sebagai berikut : 
BAB I    Pendahuluan 
  Bab ini merupakan pengamatan permasalahan yang dibahas seperti latar        
belakang, perumusan, batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, 
asumsi serta sistematika penulisan laporan. 
BAB II  Tinjauan Pustaka 
   Merupakan penjelasan secara rinci mengenai  gambaran perusahaan dan 
teori-teori  yang  digunakan  sebagai  dasar  pemecahan  masalah  dan 
mendukung  penelitian  ini.  Sumbernya  diambil    dari  berbagai  buku 
penunjang dan laporan Tugas Akhir yang sejenis. 
  IV-5
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB III Metodologi Penelitian 
   Merupakan uraian mengenai obyek penelitian, jenis dan sumber data, 
metode pengambilan data, diagram alir penelitian dan teknis analisis 
data. 
 
 
 
 
BAB IV  Pengumpulan dan Pengolahan Data 
Bab ini berisi pengumpulan data yang meliputi gambaran umum obyek 
penelitian dan prosedur yang diperlukan untuk memperoleh data yang 
dikehendaki  serta  data  penelitian  yang  dibutuhkan,  pengolahan  data 
berisi penjabaran metode pengolahan data secara urut dengan tahapan-
tahapan yang jelas. 
BAB V   Analisis dan Interpretasi Hasil 
Bab ini berisi analisis terhadap hasil perhitungan dan inteprestasi hasil 
pengolahan data yang telah dilakukan. 
BAB VI Kesimpulan dan Saran 
   Bab  ini  merupakan  bab  terakhir  yang  berisi  kesimpulan  dari  analisa      
pemecahan masalah maupun hasil pengolahan data serta saran untuk 
perbaikan perusahaan. 
 
 
 
BAB II 
TINJAUAN PUSTAKA 
 
Bab  ini  membahas  tentang  konsep-konsep  yang  berkaitan  dengan 
penelitian. Diawali dengan tinjauan umum perusahaan dan teori pendukung antara 
lain konsep sistem manufaktur, line balancing dan penjadwalan. 
2.1  TINJAUAN PERUSAHAAN 
CV. Mitra Jati Mandiri merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang 
furniture dan merupakan bagian dari CV. Roda Jati Groups yang terdiri dari tiga 
  IV-6
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
perusahaan yakni: CV. Roda Jati, CV. Valasindo Sentra Usaha, dan CV. Mitra 
Jati Mandiri. Sejak berdiri pada tahun 1970, CV. Roda Jati menawarkan suatu 
produk mebel, termasuk meja dan kursi kayu jati tahan lama kepada para pembeli 
di  seluruh  dunia.  CV.  Roda  Jati  menghasilkan  produk  outdoor  furniture, 
sedangkan CV, Mitra Jati Mandiri khusus memproduksi produk indoor furniture.  
2.1.1  Sejarah Berdirinya Perusahaan 
CV.  Mitra  Jati  Mandiri  merupakan  perusahaan  yang  bergerak  dalam 
bidang furniture yang berdiri pada tahun 1998 yang berlokasi di Jalan Raya Solo-
Wonogiri  7  km.  CV.  Mitra  Jati  Mandiri  mendistribusikan  produk-produknya 
melalui  jaringan-jaringan  kuat.  CV.  Mitra  Jati  Mandiri  juga  mempunyai 
pelangggan  dunia  yang  tersebar  luas,  mencakup  diantaranya  Spanyol,  USA, 
Denmark, dan negara Eropa lainnya. Berikut merupakan profil dari perusahaan 
tersebut: 
 
 
Gambar 2.1 Logo CV. Mitra Jati Mandiri 
    Sumber: CV. Mitra Jati Mandiri 
 
Nama Perusahaan  : CV. Mitra Jati Mandiri 
Direktur  : Andi Wibowo 
Tahun Berdiri  : 1998 
Lokasi   : Jl. Raya Solo-Wonogiri 7 km 
Modal  : $ 5.000.000 
Jumlah Pekerja  : 130 Pekerja 
Kapasitas Produksi/Tahun  : ± 72 ft 
Produk Utama  : Indoor furniture 
  IV-7
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Sertifikasi  : ISO 9002 
Pasar Ekspor  : Perancis, Jerman, Denmark, Belgia, dan USA 
Luas Pabrik  : ± 130.000 ft2 
Telp  : (0271) 625415 
Email  : [email protected] 
2.1.2  Struktur Organisasi Perusahaan 
Struktur  organisasi  merupakan  suatu  gambaran  skematis  yang  memuat 
tugas dan wewenang tiap sumber daya yang ada di perusahaan. Suatu penentuan 
struktur organisasi yang baik akan menentukan jalur koordinasi yang lancar dari 
tiap  departemen/bagian  dalam  rangka  mencapai  tujuan  dan  target  yang  ingin 
dicapai oleh perusahaan. Adapun struktur organisasi di CV Mitra Jati Mandiri 
adalah sebagai berikut: 
 
Gambar 2.1 Struktur Organisasi CV Mitra Jati Mandiri 
 Sumber: CV. Mitra Jati Mandiri 
 
 
CV  Mitra  Jati  Mandiri  dipimpin  oleh  seorang  direktur  yang  mana 
merangkap  sebagai  Divisi  marketing  perusahaan  induk  PT  Roda  Jati  Group.  
Dalam melakukan pekerjaannya direktur dibantu oleh 5 orang kepala bagian yaitu 
Kepala Bagian QC, Kepala Bagian Personalia, Kepala Bagian Produksi, Kepala 
Bagian Accounting, dan Kepala Bagian Pembelian, ditambah Bagian PPIC. Secara 
garis besar tugas dan tanggung jawab tiap bagian dapat dijelaskan sebagai berikut: 
1.  Direktur 
  IV-8
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Merupakan  pemilik  perusahaan  yang  memiliki  kewenangan  penuh  atas 
kebijakan  yang  diambil.  Bertugas  memimpin  adanya  rapat  (meeting)  dan 
mewakili pihak perusahaan dalam kerjasama dengan pihak luar. 
2.  Kepala Bagian Personalia 
Bertugas melakukan pengawasan dalam hal kedisiplinan kerja karyawan dan 
performasi kerja yang dilakukan. Disamping itu sebagai tempat ijin karyawan 
bila  tidak  masuk  kerja  dan  ingin  mengambil  cuti.  Bagian  ini  mempunyai 
wewenang menjatuhkan punishment bagi karyawan yang tidak disiplin dan 
melanggar  tata  tertib  kerja  dari  mulai  hukuman  peringatan  sampai  pada 
pemecatan.  Kepala  Bagian  Personalia  ini  membawahi  satpam  dan  bagian 
umum. 
3.  Kepala Bagian Produksi 
Bertugas  mengorganisasikan  kegiatan  produksi  yang  berjalan  dari  mulai 
pengolahan bahan baku hingga menjadi produk jadi. Bagian ini juga bertugas 
mengatur penempatan mesin dan fasilitas terkait sehingga aktivitas produksi 
dapat  berjalan  dengan  baik.  Dalam  menjalankan  kerjanya  kepala  bagian 
personalia dibantu oleh bagian mesin dan pembahanan.  
4.  Kepala Bagian Quality Control (QC) 
Bagian  ini  bertugas  mengontrol  kualitas  produk  yang  dihasilkan  untuk 
menghindari banyaknya produk defect. Selain itu bagian ini juga bertugas 
menjaga agar spesifikasi barang yang dihasilkan sesuai dengan perencanaan 
(gambar rancangan produk) yang telah ditentukan sebelumnya. 
 
 
 
5.  Kepala Bagian Accounting 
Bertanggung  jawab  dalam  melalukan  pembukuan  atas  transaksi  keuangan 
yang dilakukan oleh perusahaan. Selain itu juga bertugas mengatur transaksi 
gaji  yang  dibayarkan  kepada  karyawan  berdasarkan  catatan  kehadiran 
karyawan 
6.  Bagian PPIC 
  IV-9
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Bagian ini bertugas melakukan perencanaan akan bahan baku yang diperlukan 
untuk  proses  produksi  yang  akan  dijalankan  berdasarkan  pesanan  dari 
konsumen. Bagian ini juga merangkap sebagai desain gambar produk yang 
akan dijadikan pedoman dalam proses produksi. 
2.1.3  Proses Produksi CV. Mitra Jati Mandiri 
  Proses produksi CV. Mitra Jati Mandiri terbagi menjadi beberapa tahapan 
yaitu: Pengovenan, Pembahanan, Konstruksi, Assembling, Finishing dan Packing. 
Lebih jelaskan akan diuraiakan sebagai berikut: 
a.  Divisi Pengovenan  
Proses pengovenan bertujuan untuk mengeringkan atau mengurangi kadar 
air pada bahan baku kayu basah. Tingginya kandungan kadar air dalam kayu tidak 
memungkinkan untuk langsung diolah dalam proses  produksi oleh karena itu 
perlu dilakukan pengovenan terlebih dahulu. Kadar air yang tinggi akan membuat 
kayu mudah  bengkok, kekuatan menurun, tidak simetris dalam pengerjaan dan 
dalam jangka waktu lama mudah rapuh dimakan rayap.  
Sebelum proses oven dilaksanakan terdapat beberapa kegiatan persiapan 
yang harus dilakukan yaitu grid dan stick. Grid adalah kegiatan pemilihan standar 
kualitas kayu. Secara umum bahan baku kayu untuk indoor furniture tidak serumit  
garden furniture akan tetapi yang pelu diperhatikan adalah tidak boleh ada mata 
kayu busuk. Stick adalah penataan atau penyusunan kayu sebagai persiapan proses 
oven.  Lama waktu proses oven bervariasi tergantung jenis  dan dimensi kayu 
tersebut.  
 
 
 
 
b.  Divisi Pembahanan  
Pembahan bertugas untuk mempersiapkan bahan baku kayu kering untuk 
proses permesinan. Persiapan bahan meliputi penentuan kriteria bahan (FJL, full 
laminating,  solid  laminating,  solid)  dan  pembentukan  dimensinya.  Divisi 
Pembahanan terbagi menjadi tiga bagian yaitu:  
1.  Roghmill 
  IV-10
Description:Tabel 2.1 Data mesin bagian roghmill. No Nama mesin. Deskripsi. 1-a single ripsaw. Pembelahan material. 1-b Cutting circle. Pembelahan material.