Table Of ContentParadox
by Itami Shinjiru
Category: Naruto
Genre: Adventure, Fantasy
Language: Indonesian
Characters: Naruto U., OC
Status: Completed
Published: 2014-03-13 06:55:34
Updated: 2014-10-25 13:10:43
Packaged: 2016-04-26 18:14:10
Rating: T
Chapters: 27
Words: 293,339
Publisher: www.fanfiction.net
Summary: Inilah dunia naga, tempat dimana manusia dan naga hidup
berdampingan. Namun, semua itu tidak berjalan sesuai kodrat, dan
kedamaian makin terancam dengan rumor adanya kegelapan yang bersiap
menyeret dunia ke dalam ilusi abadi. Dalam kegentingan, hanya satu
yang mesti dilakukan: seorang anak dalam ramalan harus menemukan naga
terkuat dan bersama-sama menghentikan kebinasaan ...
1. Chapter 1: What's Your Name ?
**Sumarry : **Negeri Konoha. Salah satu negeri diantara banyak negeri
lain di Dunia Naga. Orang-orang hidup bersama makhluk bernafas api
mirip ular itu. Sebuah ramalan kuno mengatakan bahwa akan ada seorang
anak yang mempersatukan kasih sayang antara bangsa naga dan umat
manusia. Mungkinkah dia Uzumaki Naruto, yatim piatu 16 tahun di
Negeri Konoha ?
**Author ** : Itami Shinjiru
**Disclaimer** : Naruto by Masashi Kishimoto. Sedikit bumbu "Parody"
dari **Eragon** dan **How to Train Your Dragon**.
**Note** : Semua nama naga, peralatan, atau kemampuan dan seluruhnya
yang tidak terkait dengan Naruto merupakan hasil pemikiran Author dan
TIDAK terkait dengan fanfiction manapun, semirip apapun judul atau
plotnya.
**Warning ** : Alternate Universe, Out Of Characters, Typo
**Pair **: Akan tersingkap seiring berjalannya cerita
Don't like ?
Don't read
* * *
><p><span><strong>PROLOG<strong>
Bumi yang sama. Berdiameter 12.756 km dengan keliling 40.075 km di
khatulistiwanya. Terbagi menjadi Lima Negara Besar dan belasan
negara-negara Negara besar itu adalah Negeri Hi, Negeri Kaminari,
Negeri Kaze, Negeri Tsuchi, dan Negeri Mizu. Belasan negara-negara
kecil di sekitarnya merupakan cabang dari Lima Negara : Negeri Ame,
Negeri Kusa, Negeri Oto, Negeri Taki, Negeri Hoshi, Kota Besar
Rouran, dan masih banyak lagi.
Di dunia yang masih agak labil ini, manusia hidup berdampingan dengan
naga. Ya, makhluk bersayap, bersisik, berpenampilan mirip ular atau
serupa seperti dinosaurus, dan dapat menghembuskan api yang panas
membakar. Ada sekitar seratus jenis naga yang berbeda, dan mereka
sangat bervariasi dalam ukuran, bentuk, warna, tipe semburan,
kecepatan terbang, dan yang paling dipentingkan untuk seorang
manusia...tingkat keganasannya.
Naga terkecil hanya sepanjang tinggi seorang anak remaja. Yang
terbesar bisa sebesar gedung. Mereka yang paling diremehkan hanya
menyemburkan api biasa dalam jarak pendek. Yang lain dapat
menyemburkan lava, sinar radioaktif, hingga ledakan dahsyat jarak
jauh. Sebagian terbang dengan kecepatan seorang manusia yang berlari.
Yang lain secepat pesawat. Mereka dipersenjatai duri, ekor cambuk,
sayap berkait, cakar sabit, racun, ekor gada, _thagomizer_, tanduk,
sampai uliran penyegel. Mereka bereproduksi dengan bertelur. Tentunya
dengan ukuran dan bentuk telur yang beragam.
Hanya ada empat milyar manusia di 'Bumi' pada masa itu. Jumlah naga
nyaris sama banyaknya dengan jumlah manusia. Diantara empat milyar
manusia, dua milyar diantara mereka mempunyai bakat sebagai
_Dracovetth_. Pengendara Naga.
_Dracovetth _membaur seperti manusia biasa, hanya saja mereka dapat
mengerti bahasa atau isyarat banyak spesies naga, bahkan menjinakkan
yang liar dan mengendarainya untuk sebuah perjalanan atau
pertarungan, baik solo maupun kolosal.
Beberapa naga memiliki kemampuan berbicara dan memahami bahasa
manusia dan hewan. Banyak diantara mereka merupakan makhluk yang sama
cerdasnya dengan _Cetacea_ dan Primata. Beberapa yang lain hanya
mengandalkan insting, membuat mereka tidak lebih daripada babi
raksasa bersayap dan bernafas api.
Diantara banyaknya jenis naga yang ada, sama seperti hewan atau
tanaman pada umumnya. Ada yang langka, ada yang begitu mudah
ditemukan.
Naga PALING langka dan diketahui merupakan satu-satunya, adalah
sekaligus naga terkuat sepanjang ingatan manusia. Naga yang bersinar
bagai cermin, tanduk melengkung indah, dua pasang sayap kekar, kaki
ramping berotot, dan kemampuan luar biasa.
Dia dinamai _Paradox_.
Dan di dunia yang masih terancam dengan segala jenis peperangan
antarmanusia atau antarnaga ini, sebuah ramalan kuno menyatakan bahwa
akan lahir seorang remaja yang mampu meredakan konflik dunia dengan
menemukan _Paradox_...
Dengan menjadikan naga itu sebagai tunggangannya...
* * *
><p><span><strong>PARADOX<strong>
Chapter Satu :
**What's Your Name ?**
Aku berdiri. Merenggangkan kaki dan tangan tinggi-tinggi,
menggeleng-gelengkan kepala, menunduk dan mendongak berkali-kali, dan
akhirnya duduk kembali. Setia selama satu jam di tepi danau
itu.
Bukan tanpa alasan.
Senar pancingku bergerak-gerak. Dengan semangat aku memegang erat
gagang pancingku dan menariknya keras-keras. Tidak makan waktu lama,
seekor ikan salmon dengan sisik berkilau keperakan diterpa sinar
matahari pagi menyambutku. Dia sepertinya tidak senang. Baru juga jam
enam pagi sudah dapat nasib sial ikan itu. Aku memasukkan tangkapan
pertama sekaligus terakhir itu ke ember, mengemasi peralatan, lantas
pulang.
Ohya, aku lupa mengenalkan diri. Namaku Uzumaki Naruto, hidup
sendirian di rumah sederhana dengan fasilitas seadanya. Aku menguasai
elemen angin dan api, tapi nyatanya elemen apiku tidak berkembang
baik. Tapi sudah cukup untuk menyalakan obor atau api unggun. Soal
listrik? Hmm...di rumahku ada listrik. Tapi aku tidak perlu
pusing-pusing memikirkan tagihannya karena mereka bilang perusahaan
takkan menagih uang listrik padaku. Untuk menghormati jasa kedua
orangtuaku, kata mereka.
Soal orangtua, mereka telah tiada sejak aku bayi. Aku bahkan tidak
tahu bagaimana aku tumbuh dewasa sampai umur 16 tahun seperti ini.
Ayahku Namikaze Minato dan ibuku Uzumaki Kushina. Klan-ku menurut
pada ibu, tapi aku punya rambut serupa durian matang berwarna kuning
seperti ayah. Mereka meninggal karena menyelamatkan desa, dan aku,
dari sebuah serangan. Serangan apa, tidak kuketahui sampai
sekarang.
Aku kembali ke rumahku yang berada di tepi Desa Konoha. "Naruto !"
Sebuah suara dari belakang mengagetkanku.
"Kiba ? Ada apa kau terlihat panik begitu ?" Selidikku dengan nada
datar.
"Kita harus segera pergi ke _Chrysler_ ! Seekor naga besar dikabarkan
sedang menyerang tempat itu !" Serunya panik sambil berlari ke arah
_Chrysler_ terdekat.
"Aku tidak punya naga, kan ?!" Seruku sambil berusaha menjejeri
langkahnya sambil tetap membawa peralatan pancingku.
"Ya, tapi _Ingenia_ kesayanganku ada disana ! Siapa tahu dia dalam
bahaya !" Seru Kiba sambil terus berlari.
_Chrysler_ adalah tempat peternakan naga, atau agak mirip seperti
tempat penitipan hewan peliharaan. Ada banyak _Chrysler_ di Desa
Konoha, dan kami langsung menuju ke yang terdekat, tempat dimana
_Ingenia_, naga milik Kiba(Spesies, bukan nama), dititipkan untuk
diberi makan, dimandikan, dan lain sebagainya sampai...membersihkan
kotoran mereka juga.
BUUMM !
"Dengar, kan ! Suara ledakan itu pasti berasal dari _Chrysler_
terdekat !" Seru Kiba sambil mempercepat larinya.
"Lihat !" Tudingnya begitu kami sampai ke _Chrysler_. _Ingenia_ milik
Kiba sedang tergopoh-gopoh menghindar dari serangan seekor naga yang
jauh lebih besar. Tapi kami belum bisa melihat naga itu karena hampir
seluruh _Chrysler _bagian belakang sudah tertutup asap.
"Kawan, aku disini !" Seru Kiba pada naganya. Makhluk itu langsung
menoleh, lantas berlari ke arah kami. "Sebaiknya kita terbang dari
sini !" Seru Kiba sambil mengajakku naik.
"Aku ragu kita bisa" kataku sangsi begitu menoleh ke belakang. Kiba
mengikuti arah mataku.
_Ingenia_ yang kami tunggangi panjangnya hanya 5 meter, berat 350 kg
dengan ekor pendek berduri, duri sisi kanan, kiri, atas, dan bawah
yang berderet dari ujung kepala hingga ekor, empat kaki, dan sepasang
sayap. Namun tidak jauh di belakang kami sudah berdiri sosok naga
besar sepanjang sekitar 18 meter dan beratnya mungkin 10 ton. Naga
yang dikategorikan level '_Deadly_' pada buku Bingo.
"_Hidalgo_ ! Cepat pacu !" Seruku keras-keras.
WUUUSSHH...! _Hidalgo_ menembakkan semburannya. "Cepat !"
Seruku.
BUUUMMM...! Ledakan dahsyat tampak tepat di belakang kami, mendorong
_Ingenia _jauh ke depan. Sisi baiknya, itu memberinya energi awal
yang cukup untuk terbang. "Cari bantuan, Kiba !" Seruku.
"Berisik ! Aku juga tahu !" Kiba menimpali dengan tidak
sabar.
WUUSSH ! Satu sinar lagi melesat melewati kami, untunglah kami
berhasil menghindar tepat waktu. Hidalgo mengejar ! Naga besar itu
terlihat sangat menyeramkan baik di darat maupun udara.
Dia menembakkan satu semburan lagi dari mulutnya yang besar. Kami
lagi-lagi berhasil menghindar.
Dan satu lagi...
Miris, semburan abu-abu bulat itu meledak tepat di sebelah kami. Kami
bertiga jatuh ke tanah dan Hidalgo bersiap untuk hidangan pembuka
pagi...
"**Uzumaki Naruto ... !"** Seru naga besar itu dengan suara yang
menggelegar.
"Hah? Dia memanggilku...?" Selidikku antara sadar dan tidak karena
baru saja jatuh.
"**Kaukah yang bernama Uzumaki Naruto !"**
Aku perlahan bangkit berdiri. "Iya" desisku. "Ada apa ?!" Seruku
keras-keras. Padahal hatiku ciut. Baru kali ini ada seekor naga yang
mengajakku bicara. Sangar pula.
"**Mati !"** Seru naga raksasa itu sambil membuka mulutnya
lebar-lebar dan tanpa ampun menembakku dengan sinar
penghancurnya.
"AAAKKHH !"
"Errr..."
"...Kok...kok...kok basah...?" Aku terus mengingau.
"Tidak !"
"Kiba, siapa saja, tolong aku !"
"Naruto !"
"Tidak !"
"Hey, Naruto !"
"Aaahhh !"
"BANGUN !"
BYUURRR...
.
.
"Haahh...haahhh..." aku terbangun. Eh, kenapa tubuhku serasa melayang
? Ya ampun, Kami-sama, aku berada di bawah permukaan air ! Pasti
danau, pikirku. Segera saja aku berenang ke permukaan yang untungnya
hanya berjarak beberapa senti dari ujung rambut teratas
kepalaku.
Aku langsung melihat sosok gadis berambut indigo panjang lurus, mata
lavender muda yang mengerling jahil ke arahku disertai senyuman khas
manusia yang telah berhasil mengerjai manusia lain.
"Hinata-chan jahat !" Semburku sambil berusaha kembali ke
daratan.
"Kau sih, tidur melulu. Kuguncang berkali-kali tidak ada reaksi, ya
sudah kudorong saja sampai jatuh" ceritanya sambil menutup mulut.
Tertawa. Aku merengut.
Mendadak aku ingat sesuatu. "Kiba dan naganya baik-baik saja kan ?
Atau ada serangan di desa ?" Semburku padanya.
Hinata malah tampak bingung. "Kau pasti bermimpi" simpulnya.
"Semuanya baik-baik saja" lanjutnya.
Aku menggaruk tengkukku yang tidak gatal. "Kurasa aku memang
bermimpi. Bisa-bisanya aku tidur disini, ya?" Kataku.
"Itu ciri khasmu kan ? Bisa tidur dimana saja kapan saja" ledek
Hinata.
(Yaa, di fict ini Hinata di-OOC sebagai karakter yang periang,
penolong, dan sedikit ceriwis).
"Memang tadi kau mimpi apa, sih?" Selidiknya.
"Aku..."
"...Aku bermimpi mendapat seekor salmon, lalu pulang dan bertemu Kiba
yang berteriak mencari naganya, kemudian kami ke _Chrysler_ terdekat
dan menjumpai seekor _Hidalgo_. Kami lari dari _Hidalgo_ itu tapi
kemudian dia menangkap kami dan malah menanyakan namaku ! Dia bicara
denganku sebelum menembakku dengan sesuatu yang keluar dari mulutnya
yang besar itu !" Ceritaku bertubi-tubi.
Hinata geleng-geleng kepala. "Aneh sekali mendengar kau bicara dengan
naga. Kau sendiri bahkan belum punya satupun, kan?" Tanya Hinata
padaku. Aku mengangguk. Memang aku agak malas mencari naga. Toh semua
yang kulakukan tidak perlu seekor naga untuk bisa terjadi. Aku jarang
bepergian jauh, dan Konoha jarang diserang. Mempunyai naga hanya akan
membuatku kewalahan mengurusi mereka. Dititipkan di _Chrysler _? Uang
dari mana.
Aku menghela nafas.
Mendadak, sebuah suara tertangkap oleh telingaku.
"Kau mendengar sesuatu ?" Selidik Hinata. Baru saja dia mau kutanya
begitu, sudah bertanya duluan. Tentu saja aku
mengangguk.
"Kedengarannya seperti suara _Manidens_..." desis Hinata. Ia
mendongak ke atas.
"Naruto, awas !"
"Whoa !"
BRUUKK !
Seekor _Manidens_-naga terkecil di dunia, dengan panjang 1,75 meter
dan berat 50 kilogram, jatuh dari langit dan menabrak ajungan kayu
tempat kami berdiri. Untungnya ajungan kayu ini tidak sampai
runtuh.
Naga berwarna hijau terang itu merintih. Salah satu kakinya terbakar.
Aku buru-buru menciduk air danau dengan emberku yang masih kosong,
lantas menyiramkannya ke naga itu.
Hinata mengaktifkan Byakugan-nya (Disini setiap ninja memiliki
kemampuan khusus sama seperti di anime sesungguhnya).
"Tulang kaki belakang kanannya retak. Sayangnya aku samasekali tidak
membawa obat-obatan atau semacamnya" jelas Hinata.
"Kita bawa ke rumahmu ya. Di rumahku, ayah sedang ada rapat. Pasti
menganggu kalau naga berisik ini dibawa kesana" bujuk
Hinata.
"Hhhh...baiklah..." aku akhirnya menyerah.
_Manidens_ itu membuka mulut lebar-lebar. Mata kuning berpupil
vertikalnya terbuka lebar menatapku. Ia sepertinya ingin berteriak,
memekik, mendesis. Tapi aneh juga sekarang ia hanya bergerak begitu
tanpa mengeluarkan suara apapun.
"Biasanya dia berisik sekali" cetus Hinata.
"Mungkin pita suaranya juga rusak" candaku. Tapi Hinata menanggapi
serius.
"Benar ! Pita suaranya agak miring ke kiri, itu sebabnya ia tidak
bisa bersuara karena laring, faring, dan pita suaranya tidak sejajar.
Biar kucoba betulkan" . Hinata segera memegang leher naga itu,
membengkokkannya beberapa kali sampai terdengar bunyi
'kletak'.
AAAAKKK ! WAAAKK ! WHAAAAKKK ! Segera saja naga kecil itu memekik
begitu aku menggendongnya dengan _bridal style_. Hehe, _bridal style_
naga ?
"Mungkin dia bilang, 'terimakasih banyak'" Candaku. Hinata memutar
bola mata.
"Naruto-kun ! Hinata-chan !" Sebuah suara riang menyapa kami.
"Alis Tebal !" Seruku.
"Seekor _Manidens_ ? Milik siapa ini ?" Lee langsung bicara _to the
point_.
"Bukan...bukan milik siapa-siapa. Atau entahlah milik siapa. Kami
menemukannya menukik dari langit dengan kaki yang terbakar dan tulang
betis yang retak" cerita Hinata.
"Oh, bagaimana kalau dia kubawa saja ke _Chrysler_-ku ? Aku bisa
mengobatinya disana" tawar Lee.
AAAAKKKK ! Naga ini meraung lagi. "Hehe, dia berisik. Berarti dia
normal" cetus Lee sambil menggelitiki sisi tubuh naga itu.
"Baiklah, Alis Tebal. Silakan dibawa, aku tidak terbiasa merawat
naga, apalagi yang seberisik ini, takkan bisa membuatku tidur walau
sedetik !" Seruku sambil menyerahkan naga itu padanya.
"Nanti kalau dia sudah sembuh, akan kuberikan padamu" kata
Lee.
"Tidak, tidak usah ! Kan sudah kubilang dia hanya berguna jika
alarm-ku rusak. Atau alarm kompleks ini saja sekalian"
candaku.
"Hmm...yakin tidak menyesal, Naruto-kun ?" Tanya Lee
menggoda.
"Tentu tidak ! Naga sekecil itu kalau dijual pasti harganya tidak
seberapa" aku menanggapi dengan malas. Hinata hanya tertawa kecil
mendengar aku hanya akan menjual naga yang kutemukan.
"Sampai jumpa, Naruto-kun, Hinata-chan !" Serunya sambil bergegas
pergi ke _Chrysler_-nya.
GWAAAAAAAKKKK ! _Manidens_ itu memekik keras di gendongannya, membuat
kami berdua harus menutup telinga dan Lee membiarkan kedua indera
pendengarannya menderita karena tidak ada yang bisa digunakan untuk
menutup kedua telinganya sementara sepasang tangannya menggendong
sumber suara itu.
"Uhh, lebih berisik daripada yang kukira" gerutu Hinata.
Naga mungil itu terus meraung-raung, kini malah meronta-ronta
berusaha melepaskan diri dari Rock Lee-yang sekarang memeluknya agar
tidak kabur !
"Mungkin dia tidak suka Rock Lee dan lebih memilih digendong olehmu"
canda Hinata. Aku menghela nafas.
"Kurasa sebaiknya aku melanjutkan pancinganku. Setidaknya aku akan
dapat seekor salmon seperti di mimpiku" cetusku lalu kembali.
Yaahh, walau dengan susah payah, Si Alis Tebal bisa membawa naga
berisik itu ke _Chrysler_-nya.
* * *
><p><strong>Rock Lee's <strong>_**Chrysler**_
"Huh, dasar. Kalau tidak suka bilang saja, jangan mencakar-cakar
seperti ini" gerutu _Dracovetth_ berambut bowlcut hitam berkilau
dengan kulit putih dan mata bola pingpong itu sambil mengoleskan
salep pada beberapa bagian tubuhnya yang lecet karena cakaran naga
kecil itu-yang sekarang sedang meronta-ronta berusaha melepaskan diri
dari 'borgol'nya.
"Oh, bodohnya aku, mana bisa spesies _Manidens_ bicara ya?" Rock Lee
menepuk dahi. Tapi beberapa detik kemudian ia mensejajarkan
pandangannya dengan pandangan naga itu.
"Apa kau bisa bicara ?" Tanyanya lugu.
Selama beberapa detik, keduanya diam.
"Ahh, aku memang bo..."
"Kembalikan aku pada manusia berambut kuning itu" sebuah suara
mengagetkan Rock Lee.
"Siapa ?!" Serunya sambil menenteng golok yang kebetulan ada di dekat
situ.
"Disini".
"Dimana ?"
"Aku sangat dekat denganmu, dasar manusia hijau bodoh !" Seru suara
itu.
"Ah ! _Manidens_ ! Kau bisa bicara rupanya !" Seru Lee sambil
meletakkan lagi goloknya.
"Hmph, dasar. Kukira manusia itu cerdas, sepertinya tidak semuanya
begitu" gerutu _Manidens_ yang masih diborgol itu. "Asal kau tahu
saja, tadi kakiku terbakar karena berusaha mencuri getah pohon
_Erfmyst_ di perkebunan dekat danau itu tadi, sampai aku ketahuan
lalu ditembak dengan panah api. Tembakan itu begitu cepat dan keras,
tepat pula mengenai kakiku hingga terbakar dan retak" cerita naga itu
panjang lebar.
"Getah Pohon _Erfmyst_ ? Itu kan getah yang bisa membuat seekor naga
yang tidak bisa bicara menjadi bisa bicara selama beberapa hari ?"
Selidik Lee.
"Tepat. Aku berhasil menjilat sedikit getah itu sebelum tertangkap
basah" lanjut _Manidens_.
"Lalu kenapa kau tidak menjelaskan semua ini sebelum aku membawamu
kesini pada Naruto-kun dan Hinata-chan ?" Berondong Lee.
"Dasar bocah. Tidak semudah itu menstabilkan dan mengendalikan semua
zat dan hara yang terkandung dalam Getah _Erfmyst_ dengan pita
suaraku ! Lagipula pita suaraku juga sempat tergeser, jadi waktu
penyesuaiannya lebih lama" jelas _Manidens_ itu.
"Ooohh..." jawab Lee seperti orang autis.
"Dasar bocah ! Cepat kembalikan aku pada manusia berambut kuning itu
atau aku akan membakar seluruh tempat ini !" Ancamnya.
"Haha, kau pikir aku takut dengan naga kecil sepertimu ? Tapi tunggu,
berarti kau memang naga Naruto-kun ya ?" Selidik Lee.
"Bukan ! Aku telah diberitahu oleh Pertapa Tua dari Selatan
Konohagakure, Jiraya-sama, mengenai kemunculan _Draco P_" _Manidens_
kembali bercerita. Suaranya sedikit dipelankan saat mengucapkan
'_Draco P_'.
"_Draco P_ ? Kenapa tidak langsung sebut saja nama lengkapnya ?"
Cetus Lee sambil menyeruput secangkir teh.
"Bodoh ! Naga sekecil dan serendah aku tidak pantas menyebut nama
seagung dan semulia itu" gerutu _Manidens_. "Penunggang _Draco P_ itu
adalah pemuda berambut jagung bermata biru itu !"Seru
_Manidens_.
Lee langsung memuntahkan semua teh yang diminumnya.
"HAH ?! Kau pasti bercanda, dasar naga gila ! Mungkin yang kau minum
itu bukan Getah _Erfmyst_, tapi alkohol dosis super !" Seru Lee
keras-keras. Untung saja _Chrysler_ itu sedang sepi.
"Kau yang bodoh ! Aku menyampaikan kebenaran, dasar rambut mangkuk !
Pokoknya aku harus bertemu dengan si bocah kuning itu sebelum
kemampuan bicaraku habis atau kau akan mati karena mengabaikan
perintah dari Jiraya-sama dan meragukan keberadaan _Draco P_ !" Seru
_Manidens_ bertubi-tubi.
"Baiklah, aku akan mengantarmu pada Naruto-kun" jawab Lee setelah
berpikir sejenak.
"Bagus. Sekarang lepaskan borgol ini !" Perintah naga itu tidak
sabar.
"Tapi aku yang akan mengantarmu, oke ?"
"Hhhh, terserahlah kau mau dengan cara apa, yang penting aku sudah
menyampaikan pesan ini sebelum senja !"
"NARUTO-KUN ! NARUTO-KUN ! NARUTO-KUUUNN !"
"Kau yakin dia ada di rumah, bukan di danau tadi ?" Selidik naga di
gendongan Lee itu.
"Pasti dia sudah pulang siang-siang begini !" Seru Lee sambil tetap
menggedor-nggedor pintu rumahku dan berteriak.
"Apaan sih ?!" Aku akhirnya keluar. Begitu melihat Lee menggendong
_Manidens_ tadi, aku langsung berseru. "Sudah kubilang aku tidak mau
mempunyai seekor naga pun di rumahku, Alis Tebal !"
"Aku tidak menawarkan naga ini jadi peliharaanmu ! Ada sesuatu yang
harus dia sampaikan padamu dan ini sangat penting !"
Berondongnya.
Aku mengusap wajahku yang basah sedikit akibat 'hujan lokal'
itu.
"Sebentar, apa maksudmu 'dia harus menyampaikan padaku' ?" Aku mulai
tersadar Lee tidak menyebutkan 'aku sampaikan padamu' melainkan 'dia
sampaikan padamu'.
Lee tersenyum. "Bicaralah, _Manidens_ !" Serunya.
AAAKK ! WAAAKKK ! AAAKKK ?! Naga itu hanya berteriak-teriak seperti
biasa. Lee mengerutkan dahi heran. Begitu pula denganku.
"Kalau mau iseng, jangan sekarang, aku mau tidur siang !" Seruku
sambil bersiap menutup pintu.
"Sebentar, Naruto-kun !"
"Apa !"
"Tadi naga ini bicara padaku, aku bersumpah ! Dia berkata banyak
sekali, terutama tentangmu yang akan jadi penunggang _Draco P_
!"
Aku terdiam sejenak.
"Dra...co...P...?" Ulangku terbata-bata.
Lee mengangguk mantap.
"Bisa kau ceritakan ?" Desisku sangsi.
Si Alis Tebal berambut mangkuk itu akhirnya menceritakan seluruh