Table Of ContentXI
X
X
H.
T
6 /
1
0
2
R
E
B
o
T
K
o
H /
8
3
4
1
M
A
R
R
A
H
U
M
H -
7
3
4
1
H MIN Sidoharjo Pacitan
A
JJ Menciptakan Madrasah Aman Bencana
HI
L
U
Kurangi Angka Peceraian
Z
D
1 / dengan Intensifkan Layanan Pasca Nikah
6
3
o. Gunung Es Angka Kekerasan
N
Seksual pada Anak
9
8
2
3
5-
1
2
0
N :
S
S
I
MPA 361 / Oktober 2016 1
INNALILLAAHI WA INNA ILAIHI ROJI’UN
PIMPINAN, SEGENAP KARYAWAN DAN DHARMA WANITA PERSATUAN
SERTA PENGELOLA MAJALAH MIMBAR PEMBANGUNAN AGAMA
KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA TIMUR
Turut berbelasungkawa sedalam dalamnya atas wafatnya:
KH. Muhammad Maftuh Basyuni
(Mantan Menteri Agama dan Ketua Badan Wakaf Indonesia)
Lahir: di Rembang, Jawa Tengah, 4 November 1939
Wafat: Pada 20 September 2016 pada umur 76 tahun di RSPAD Gatot Subroto, Jakarta
Semoga amal ibadahnya diterima Allah SWT
serta segala kekhilafannya mendapat ampunannyA.
Kakanwil Kemenag Prov. Jatim Pemimpin Redaksi Majalah MPA
Drs. H. Mahfudh Shodar, M.Ag Dr. H. Musta’in, M.Ag
2 MPA 361 / Oktober 2016
MPA 360 /SEPTEMBER 2016
Media inforMasi, koMunikasi, dan edukasi,
kantor Wilayah keMenterian agaMa
Provinsi JaWa tiMur
PemimPin UmUm:
H. Mahfudh Shodar
Wakil PemimPin UmUm/
PemimPin Redaksi:
H. Musta’in
Pada setiap tanggal 1 Oktober kita selalu memperingati Hari Kesaktian
Wakil PemimPin Redaksi:
Pancasila. Peringatan ini menjadi sangat penting, mengingat saat ini masih
H. Ramin Abd. Wahid
saja terjadi upaya untuk merongrong ideologi Pancasila. Terutama dari eks-
staf ahli: komunis atau orang-orang yang menghendaki bangkitnya kembali komunisme di
H. Husnul Maram, H. Ach. Faridul Ilmi,
negeri tercinta ini. Di sisi lain, Kesaktian Pancasila juga tengah menghadapi ancaman
H. Supandi, H. Mas’ud, H. M. Syakur,
H. M. Fachrur Rozi faham radikalisasi, terorisme, neokolonialisme dan liberalisme.
Lantas bagaimanakah upaya kita untuk membentengi Pancasila dari bahaya-
deWan Redaksi:
bahaya tersebut? Untuk menjawab itu semua, kami meminta masukan dari berbagai
H. Ramin Abd. Wahid, H. Abd. Hadi AR
H. Athor Subroto, H. Hartoyo pihak. Untuk menghadang neokomunisme, kami meminta “fatwa” dari Drs. Arukat
H. Ahmad Husein AR Djaswadi selaku Ketua Center for Indonesia Comunities Study (CICS) dan Guru
Besar Sejarah Universitas Negeri Surabaya Prof. Dr. H. Aminuddn Kasdi, MS.
sekRetaRis Redaksi:
Machsun Zain, Syaikhul Hadi Liputan ini kami lengkapi pula dengan hasil wawancara dengan Prof. DR.
Suko Wiyono, SH. MH (Wakil Ketua Dewan Penasehat Laboratorium Pancasila
BendahaRa:
Universitas Negeri Malang. Sementara Dr. Rubaidi, M.Ag (Wakil Ketua Tanfidziyah
Ahmad Hidayatullah
staf: Khusnul Khotimah PWNU Jatim) lebih memfokuskan pada penguatan aqidah dan ekonomi. Sebab
menurutnya, komunisme tak akan berkembang kalau kedua hal itu baik.
distRiBUsi/tata Usaha:
Menghadang komuisme, menurut beberapa ahli juga bisa dirujuk pada
Husnul Khotimah
staf: Sukardjito pemaknaan Muharram secara tepat. Sebab dengan membangkikan nilai-nilai
Muharram, maka negeri ini akan terbebas dari jeratan azab. Ada empat pakar yang
litBang: sengaja kami minta untuk mengulas hal tersebut; Ahmad Busyairi Mansur (Ketua
Hj. Hikmah Rahman
PERSIS Jawa Timur), dr. Fuad Amsyari, MPH, Ph.D (Dewan Pembina ICMI Pusat),
staf Redaksi Ainul Yaqin, S.Si, M.Si (Sekretaris Umum MUI Jawa Timur) dan H. Tamat Anshori
editor: Ismail (Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Jatim).
Choirul Mustofa
Reporter: Rangkuman hasil wawancara di atas, masih kami sambung pula dengan Lipuan
M. Hisyam, Suprianto, Dedy Kurniawan Khusus, yang mengulas betapa pentingnya MGMP Sejarah untuk memberikan
Anni Athi’ah dan Feri Ariya Santi wawasan tentag tragedi PKI secara terang-benderang. Baik yang terjadi pada tahun
design-layout:
Muhammad Munib 1948 hingga pasca pemberontakan PKI di tahun 1965. Pada liputan lain, kami juga
Ilustrator: menyorot soal prostitusi gay. Sebab bagaimanapun juga, perilaku semacam itu juga
M. Tajudin Nurcholis turut merongrong Pancasila dari sisi moralitas bangsa.
korektor:
Rasmanna Rahiem Oh ya Pembaca, di rubrik Inspirasi ada yang menarik. KUA Loceret
khoththot: kabupaten Nganjuk berhasil menekan angka perceraian. Caranya adalah dengan
M. Midzhar mengintensifkan layanan baik saat Pranikah maupun layanan Pascanikah. Dengan
koResPonden: program ‘Keluarga Sakinah’ terbukti sanggup menekan angka perceraian tersebut.
Berkedudukan di setiap Kankemenag Sementara rubrik-rubrik kesayangan Anda lainnya hadir seperti biasanya.
Kab/Ko se-Jawa Timur. Selamat membaca!
alamat Redaksi:
Jl. Raya Juanda No. 26 Sidoarjo,
Telp. 031 - 8680490,
Fax. 031 - 8680490 Teropong ------------------------------- 5 Edukasi --------------------------------- 36
e-mail: [email protected]
Lensa Utama --------------------------- 6 Serambi Madrasah --------------------- 42
diteRBitkan oleh: Inovasi - --------------------------------- 17 Khotbah -------------------------------- 44
Kantor Wilayah Kementerian Agama Inspirasi --------------------------------- 18 Syifa ------------------------------------ 46
Provinsi Jawa Timur.
Agama ---------------------------------- 20 Lintas Peristiwa ------------------------ 50
dicetak oleh: Lensa Khusus --------------------------- 28 Kuliner --------------------------------- 58
PT. Antar Surya Jaya, Tafsir Maudlu’i ------------------------- 24 LAA Remaja ---------------------------- 59
Jl. Rungkut Industri III/68 & 70 SIER Surabaya, Bilik Santri ----------------------------- 27 Cerpen ---------------------------------- 60
Telp. (031) 8475000 (2200-2203)
Keluarga -------------------------------- 32 Sahabat --------------------------------- 64
Fax. : 031-8470600
Ta’aruf ---------------------------------- 34 Dunia Islam ---------------------------- 66
Isi di luar tanggung jawab percetakan
MPA 361 / Oktober 2016 3
PIMPINAN, SEGENAP KARYAWAN DAN DHARMA WANITA PERSATUAN
SERTA PENGELOLA MAJALAH MIMBAR PEMBANGUNAN AGAMA
KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI JAWA TIMUR
Mengucapkan
“Mari Berhijrah Menuju priBadi yang Bertaqwa
dan Berakhlaqul kariMah”
Kakanwil Kemenag Prov. Jatim Pemimpin Redaksi Majalah MPA
Drs. H. Mahfudh Shodar, M.Ag Dr. H. Musta’in, M.Ag
4 MPA 361 / Oktober 2016
teropong
Saatnya Bangkit
“Hai manusia sesungguhnya Kami menciptakan manusia dari seorang laki-laki dan seorang
perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal
mengenal, Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu ialah orang yang paling taqwa
diantara kamu, Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui dan Maha Mengenal”
(Al-Hujuraat : 13)
Hanya karena memakai jilbab yang menginginkan terbentuknya
seorang muslimah, Marwah masyarakat konservatif, curiga terhadap
el-Sherbia yang tengah hamil modernitas, inovasi dan perubahan.
tiga bulan ditikam oleh seorang Ketiga, Kelompok Modernis yang
rasis di ruang pengadilan Bresden menghendaki agar dunia Islam menjadi
Jerman. Penikaman itu dilakukan bagian dari modetrnitas global.
didepan anaknya yang baru berusia Keempat, Kelompok Sekularis yang
tiga tahun. Suami Marwah yang menginginkan dunia Islam menerima
menolong isterinya justru ditembak pemisahan antara agama dan negara.
oleh petugas keamanan. Marwah Selanjutnya Cheryl Bernard membe-
gugur dan suaminya luka parah, Salah rikan saran bagaimana menghadapi
satu fenomena dari diskriminasi dan kelompok-kelompok tersebut. Kelompok
ketidak adilan Barat terhadap kaum modernis harap didukung agar dapat
muslimin. (A.M. Saefuddin, 2010). mengembangkan visi dan pandangan
Islamofobi di Barat makin marak. mereka tentang Islam dan dapat
Sikap sebagian orang Barat itu bukan mengungguli pandangan kelompok
hanya takut akan kebangkitan Islam, tradi sionalis.Terhadap kelompok tradi-
tetapi juga karena kebencian yang timbul sionalis juga harus didukung sebatas
akibat perang salib. Samuel Huntington dengan teorinya ‘Benturan untuk mengarahkannya agar mencurigai dan melawan kelompok
Peradaban’ memandang diantara berbagai peradaban di dunia, Islamlah fundamentalis dan untuk mencegah perhubungan antara mereka.
yang menjadi ancaman paling berat. Menurut Huntington yang mesti Kelompok fundamentalis diposisikan sebagai musuh bersama yang akan
diperhitungkan adalah revitalisasi religi yang biasa disebut shahwah dibinasakan lebih dulu. Berikutnya baru kelompok tradisionalis yang
islamiah (Kebangkitan Islam)..Menurut Huntington gejala-gejala dianggap menghambat modernisai, sekularisasi dan liberalisasi.
kebangkitan Islam ini ditampakkan oleh kelompok fundamentalis yang Dalam menghadapi westernisasi melalui globalisasi sebagai
ingin memformat ulang perilaku pribadi dan sosial umat agar sesuai upaya pihak Barat menguasai kembali dunia Islam yang merupakan
dengan mainstrem ajaran Islam sesuai dengan sumbernya. wujud dari Neo Liberalisme dan Neo Kolonialisme sikap umat Islam
Prof, Seyyed Hosein Nasr dari George Washington University berbeda-beda. Sebagian frustrasi dan langsung terjun ke dalam arus
mengakui hal tersebut. Dia mengatakan, “Ketika Islam bangkit dan westernisasi,mereka mengikuti semua sekenario Barat. Sebagian kaum
berhasil mengembangkan Islam dari Perancis hingga ke Cina hanya muslimin menentang upaya dominadsi Barat tersebut dan menjauhi
dalam satu abad, Barat (Yahudi-Zionisme dan kawan-kawannya) segala hal yang berbau Barat. Sebagian lagi ada yang menggunakan
merasa takut kepada Islam. Abdul Majid, wakil Dewan HAM Mesir strategi Islamisasi Sains.
menyesalkan atas sikap Islamofobi Barat. Karena mereka melupakan Prof. Syed Muhammad Naquib Al-Attas menegaskan bahwa
jasa dan sumbangan Islam terhadap kemajuan peradaban Barat. westernisasi pengetahuan dirasuki virus spekulasi filosofis yang
Pengikut Islamofobi menggunakan berbagai media. Disamping bersikap dualistik, memisahkan antara realitas dan kebenaran. Sains
media masa seperti koran dan majalah yang diisi oleh para orientalis dan teknologi dipisahkan dari kebenaran yang bersumber dari wahyu,
yang memburuk-burukkan citra Islam, mereka juga menggunakan Prof Ismail Raji Al-Faruqi mengatakan, bahwa “ Tantangan terbesar
sinema sebaga alat propaganda. Geert Wilders (anggota parlemen pada zaman ini adalah pengetahuan. Bukan tantangan berupa
Belanda mewakili partainya yang anti Islam) membuat film kebodohan melainkan pengetahuan yang disebarkan oleh Peradaban
pendek “Fitna “.Isinya menghina Islam. Wilders yang bertahun- Barat. Menurut Al-Faruqi, kaum muslimin saat ini sedang menderita
tahun hidup di Palestina yang didukung Zionis Israel mendirikan penyakit kekurang kepercayaan diri dan kelemahan iman sehingga
perkumpulan ekstrem anti Islam. Masih banyak film-film lainnya tidak mampu menghadapi tantangan dunia modern.
yang mendeskreditkann Islam dan kaum muslimin. Diantaranya Prof. Dr. Syafii Maarif mengatakan untuk memperkuat kembali
Alexander, 300, Persipolis, Kingdom of Heaven, Delta Forge, True Lies posisi umat maka rebut kembali senjata yang telah hilang. Senjata
dan Not Without My Doughter. itu adalah ilmu pengetahuan. Tentunya tidak langsung mengambil
Cheryl Bernard, sosiolog Amerika Serikat yang banyak menulis alih begitu saja sains dan teknologi Barat. Sejalan dengan pendapat
novel-novel feminis yang memojokkan Islam, menyusun buku tentang diatas, Prof.Dr. Wan Mohd Nor Wan Daud, pakar pendidikan Islam di
strategi menghadapi kebangkitan Islam. Karyanya “Civil Democratic Malaysia, dalam makalahnya ia menegaskan bahwa sains Barat telah
Islam, Partners, Resources and Strategies” menjadi sumber utama melenyapkan wahyu, menjadikan rasio satu-satunya basis keilmuan.
Barat dalam menyusun strategi mereka menghadapi kaum muslimin Peradaban Barat yang menjauhkan akal dari wahyu menyebabkan
yang dianggap musuh. Dalam bukunya itu Cheryl membagi umat terbelahnya jiwa manusia (split personality). Akibat lebih jauh sains Barat
Islam menjadi empat kelompok. Pertama, Kelompok Fundamentalis, tersebut menyebabkan krisis kemanusiaan yang memilukan. Maka
yang menolak nilai-nilai yang berasal dari Barat seperti ‘Demokrasi’ menurut Al-Attas, sains Barat harus di-islamkan. Dengan Islamisasi
dan kultur Barat kontemporer. Kedua, Kelompok Tradisionalis, sains maka virus yang merasuki sains Barat dapat dibersihkan •RAW
MPA 361 / Oktober 2016 5
Menghadang Neokomunisme
rekonsiliasi sudah Berjalan secara alamiah
Meski keberadaan Partai Komunis Indonesia (PKI) sudah lama dilarang, tapi kewaspadaan tidak boleh hilang.
Sebab disinyalir ada upaya untuk membangkitkanya yang dilakukan oleh eks-PKI dan partisipannya.
“Mereka ini terkenal licin. Isu demokrasi dan HAM juga mereka memanfaatkan,” tutur Drs. Arukat Djaswadi.
Seperti yang terjadi pada Pegadilan Rakyat “Namun itu tidak berhasil. Hanya satu yang
Internasional atau Internasional People berhasil, yakni menggugat Pasal 60 huruf g
Tribune (IPT) di Den Haag Belanda UU No. 12 tahun 2003 tentang Pemilu. Sejak
pada akhir tahun lalu. IPT memutuskan itulah, keluarga PKI bisa masuk senayan
bahwa Negara Indoensia bersalah atas 10 sebagai legislator,” ungkapnya.
kejahatan HAM berat pada kasus 1965. Bagi Itulah salah satu alasan anggota BNPT
Ketua Center for Indonesia Comunities (Badan Nasional Penanggulangan Teroris) ini
Study (CICS) ini, putusan tersebut sangat tak getol menyuarakan gerakan anti komunisme
berdasar. Sebab hanya mengungkap kasus di berbagai forum. Namun menurut hemat-
1965 dan menegasikan kasus pemberontakan nya, perjuangan anti komunisme tidak cukup
PKI pada tahun 1948 dan sesudahnya. hanya dengan seminar dan symposium saja.
Menurut Arukat, itulah bukti bahwa PKI Sebab selama ketidaka dilan, kemisikinan
masih ada. Dan pasca pertiwa G30s/PKI, para dan kesenjangan sosial marak, bisa mem icu
eksponennya mengubah gerakan. Ketika pada munculnya komunisme gaya baru.
masa jayanya, mereka selalu menggunakan Lantaran itu, Ketua Front Pancasila ini
pradigma revolusi. Kini telah banyak berharap keadilan di negeri ini ditegakkan.
melakukan metamorphosis mulai dengan Kemiskinan dan kesenjangan sosial harus
gerakan senyap, organisasi tanpa bentuk, dikurangi. Sebab hanya dengan itu bisa
hingga memposisikan diri sebagai korban. meng hadang penguatan komunisme. Dirinya
“Tak heran kalau banyak bermunculan orga- Drs. Arukat Djaswadi juga meminta pemerintah untuk mem-
ni sasi-organisasi yang menamakan diri se- perbaiki dunia pendidikan, terutama dalam
Ketua Center for Indonesian Communities Studies
bagai korban tragedi 1965,” bebernya. pendidikan agama dan pendidikan Pancasila.
Organisasi-organisasi inilah yang getol “Terkait komunis, harus dijelaskan secara
menyuarakan tuntutan pencabutan TAP PKI dan melarang ajaran komunisme, gamblang dalam kurikulum pendidikan
MPRS Nomor 25 Tahun 1966 yang dikuatkan leninisme dan marxisme. Bahkan mereka secara transparan. Ini agar tidak terjadi
dengan TAP MPR No. 1 tahun 2003. Aturan mendesak Presiden untuk meminta maaf pembelokan-pembelokan sejarah bangsa
inilah yang menjadi dasar pembubaran serta memberikan ganti rugi kepada eks-PKI. Indonesia,” pintanya.
6 MPA 361 / Oktober 2016
Tak kalah pentingnya, adalah peranserta
masyarakat untuk selalu mengontrol
gerakan komunis. Karena PKI merupakan
organisasi terlarang, maka sudah menjadi Selama ini memang banyak
kewajiban bersama untuk melarang segala upaya dari beberapa pihak
bentuk kegiatan yang mengarah pada komu-
yang berusaha memutar
nisme. Seperti halnya di Jerman, meski
negara demokrasi tetapi pengawasan ter- balikkan G30S/PKI. Itu
hadap kegiataan NAZI tetap dilakukan.
merupakan upaya sistematis
“Jadi meskipun negara demokrasi tetap ada
hal yang dilarang demi menjaga stabilitas untuk mengubah opini
Negara,” tandasnya.
dari PKI sebagai dalang
Menurutnya, alasan mendasar terla-
rangnya PKI karena mereka sudah terbukti kudeta 1965 menjadi
melakukan kejahatan kemanusiaan. Selain itu, korban tragedi berdarah.
fakta sejarah membuktikan bahwa organisasi
komunis telah melakukan makar dengan Mulai dari Judicial review
melakukan kudeta terhadap pemerintahan di Mahkamah Konstitusi
yang sah. “Terhadap agresor, tentu kita boleh
(MK), penggalangan opini
melakukan perlawanan. Maka ketika diyakini
PKI membahayakan Indonesia, tentu saja kita internasional, hingga
boleh melawannya,” tukas Sekretaris Gerakan
pembuatan buku dan film.
Bela Negara ini meyakinkan.
Menurut Prof. Dr. H. Aminuddn Kasdi,
MS, selama ini memang banyak upaya dari Prof. Dr. H. Aminuddin Kasdi, MS
beberapa pihak yang berusaha memutar- Guru Besar bidang Sejarah Universitas Negeri Surabaya
balikkan G30S/PKI. Itu merupakan upaya Prof. Dr. H. Aminuddn Kasdi, MS,
sistematis untuk mengubah opini dari
PKI sebagai dalang kudeta 1965 menjadi korban dalam peristiwa 1965. Lantaran
korban tragedi berdarah. Mulai dari itulah, pemerintah secara bersungguh-
Judicial review di Mahkamah Konstitusi sungguh berusaha menyelesaikan dugaan
(MK), penggalangan opini internasional, ter jadinya pelanggaran HAM berat tersebut
hingga pembuatan buku dan film. melalui proses non yudisial yang seadil-
Belum lama setelah putusan kontro- adilnya agar tidak menimbulkan ekses
versial Internasiona People Tribune (IPT) yang berkepanjangan. Ketiga, pemerintah
di Den Haag Belanda terkait peristiwa mengajak seluruh bangsa Indonesia untuk
1965, justru Komnas HAM RI membuat menge depankan ideologi Pancasila dan
blunder dengan mengirim DVD Jagal dan bersama-sama merajut kerukunan bangsa
Senyap – yang tak kalah kotroversial – itu agar peristiwa tersebut tak erulang lagi pada
ke lembaga Pendidikan Negeri dan Swasta. masa kini dan masa yang akan datang.
Melalui Surat No. 0.2.3/v/2016 komisi yang Sementara itu, dari pendekatan yudisial
membidangi masalah hak asasi manusia itu telah dilakukan pendalaman tentang peris-
merujukkannya sebagai koleksi perpustakaan tiwa tersebut. Dari kajian hukum pidana,
sekolah. “Saya heran, padahal film ini telah peristiwa itu termasuk dalam kategori the
dilarang pemerintah. Ini pasti mengun- principles clear and present danger. Jadi negara
tungkan PKI,” ujarnya. dapat dinyatakan dalam keadaan bahaya
Selama ini Komnas HAM menyatakan dan nyata. Maka tindakan yang terkait
adanya pelanggaran HAM berat pada peris- cukup (beyond reasonable doubt). keamanan nasional merupakan tindakan
tiwa G30S/PKI. Namun mereka hanya Untuk menyelesaikan dugaan pelangga- penyelamatan. Peistiwa itu juga dapat berlaku
melihat satu sisi saja yakni pasca 1 Oktober ran HAM berat masa lalu terkait G30S/PKI, adigium abnormaal recht voor abnormaale
1965. Sehingga seolah-olah orang PKIlah tutur penulis buku “Kaum Merah Menjarah’ tijden; yakni tindakan darurat untuk kondisi
yang banyak menjadi korban pembantaian. ini, sejatinya pemerintah telah membentuk darurat (abnormal) yang dapat dibenarkan
“Mestinya penyelidikan itu dilakukan pada tim gabungan dari Kejaksaan Agung, secara hukum dan tidak dapat dinilai dengan
peristiwa sebelumnya di mana PKI banyak Komnas HAM, TNI, Kepolisian Indonesia, karakter hukum masa sekarang.
melakukan pembunuhan hingga kudeta. Tapi pakar hukum dan perwakilan masyarakat. Penyelesaian non yudisial sendiri dilaku-
itu tidak dilakukan Komas HAM,” tukasnya. “Dan sudah disepakati bahwa polemik G30S/ kan dengan mempertimbangkan frasa, bah-
Seharusnya, lanjut Guru Besar Sejarah PKI sudah selesai,” tandas pria kelahiran wa tidak ada nuansa salah-menyalahkan.
Universitas Negeri Surabaya ini, polemik Nganjuk 09 Januari 1948 ini. Tidak lagi menyulut kebencian atau dendam.
terhadap peristiwa 1965 harus segera diakhiri. Adapun sikap jelas pemerintah terkait “Dan alhamdulilah, rekonsilasi selama ini
Sebab telah ada putusan legal dari negara pemberontakan G30S/PKI, pertama, bahwa sudah berjalan secara alamiah. Dan ke
terhadap PKI. Bahkan Menkopolhukam pada 1965 dan tahun sebelumnya telah depan yang terpenting adalah kita upayaka
dan Jaksa Agung menyatakan, bahwa hasil terjadi perbedaan secara ideologi politis kerukanan nasional yang berdasarkan
penyelidikan Komnas HAM selama ini tidak yang berujung pada makar. Sehingga hal itu Pancasila,” ajaknya.
bisa ditindaklanjuti ke ranah penyelidikan. menimbulkan kemunduran dan kerugian •Laporan: Suprianto (Surabaya).
Sebab data-data yang ada menemui hambatan besar bagi bangsa Indonesia. Kedua,
yuridis terkait pemenuhan alat bukti yang pemerintah merasa prihatin atas jatuhnya
MPA 361 / Oktober 2016 7
Memaknai Muharram
AgAr Negeri iNi TerBeBAS
dAri JerATAN AzAB
Inti dari makna Muharram, adalah kemauan untuk berpindah dari satu kondisi ke kondisi yang lebih baik.
Menurut Ahmad Busyairi Mansur, makna itu tak hanya dari segi ubudiyah dan aqidah saja, melainkan juga
meliputi berbagai bidang. “Dalam internal PERSIS dulu pernah didiskusikan, kalau bisa manasik itu bukan
hanya dalam haji saja namun juga di zakat, infaq, shadaqah,” tutur Ketua PERSIS Jawa Timur ini.
Yang selama ini kurang mendapat Sedangkan yang belum bias, digarap atau
per hatian umat Islam, sambung ditingkatkan,” jelasnya.
pria kelahiran Banyuwangi 30 Bidang lain yang tak kalah pentingnya,
Nopember 1948 ini, adalah masalah eko- kata Wakil Ketua PPKA Kota Surabaya
nomi. Intanshurullaha yanshurkum; kalau ini, adalah perang pemikiran atau ghazwul
kamu menolong agama Allah, maka Allah fikri. Program pemikiran-pemikiran yang
akan menolong kamu. “Maka apapun nyeleneh, disinyalir karena mendapat pem-
harus dilakukan. Termasuk gigih di bidang bia yaan yang besar. Mereka dibiayai untuk
perekonomian. Kalau kita sungguh-sungguh, belajar di suatu tempat dan disana menda-
maka Allah akan memberi,” paparnya. patkan brain washing. Dengan demikian
Menurut mantan Kabid Pekapontren mereka tak sadar kalau dirinya sudah berada
Kanwil Kemenag Prov. Jatim ini, kuatnya sisi dalam lingkaran si pemberi dana.
ekonomi ini sekaligus untuk menanggulangi Diakui ayah 4 putra dan kakek 3 cucu
bangkitnya komunisme kembali. Jadi kita ini, bahwa perang model ini lebih sulit.
dapat menghadapinya dengan menggen- Sebab orang-orangnya juga secara teoritis
carkan muamalah terutama bidang ekonomi. tahu tentang Islam. Namun mereka tak
“Kalau misalnya zakat, infaq dan shadaqah menyadari kalau pemikirannya itu akan
besar, itu bisa menggerakkan ekonomi. menga kibatkan umat terpecah-belah. “Ini
Dan kaadal faqru an yakuuna kufron akan Ahmad Busyairi Mansur adalah upaya penjajahan model baru. Cara
tertutup,” terangnya. Ketua PERSIS Jawa Timur mengan tisipasinya tak semudah yang kita
Komnis itu, tutur Wakil Sekretaris IPHI ini, bayangkan,” ungkapnya.
identik dengan “sama rata sama rasa”. Sehingga agar materi dakwahnya bisa ke arah sana, tanpa Wakil Ketua DDII Jawa Timur ini
jika sudah mencukupi dan merasakan itu menafikan yang sudah ada. “Jadi Hijrah itu menyerukan, agar kita memberikan wawasan
memang karunia Allah, tentu komunis akan tidaklah dalam arti berpindah secara total. kepada generasi muda sehingga membuka
sulit mempengaruhi umat. Para da’i diharapkan Tetapi yang sudah berjalan tetap dijalankan. cakrawala berpikir mereka. Ini harus kita
8 MPA 361 / Oktober 2016
lakukan secara intensif. Disamping itu
juga dengan memperkuat forum ukhuwah
seluruh organisasi umat Islam. “Mari kita
bicara ke depan, jangan ke belakang. Hal-
hal yang furu’iyah kita sisihkan. Di depan
yang kita hadapi adalah perjuangan yang
lebih besar dan berat. Kalau tidak, maka
komunisme akan mengambil kesempatan
untuk memecah,” katanya mengingatkan.
Momentum Muharram, tutur dr. Fuad
Amsyari, MPH, Ph.D, seharusnya dijadikan
pijakan nuntuk menguatkan kembali
masyarakat Muslim di Indonesia. Apalagi
secara statistik, kini jumlah umat Islam di
negeri ini mengalami penurunan. Menurut
data BPS tahun 2010, angka absolutnya
mencapai 207.176.162 atau 87.18 persen.
Menurut analisa Dewan Pembina
ICMI Pusat ini, terdapat dua variabel yang
menjadi penye bab penurunan tersebut.
dr. Fuad Amsyari, MPH, Ph.D
Faktor per tama, adalah terjadinya migrasi
agama dari Muslim menjadi penganut Dewan Pembina ICMI Pusat
agama lain. Sedangkan faktor kedua, adalah
gelombang masuknya warga negara asing Padahal menurut anggota Dewan Pena-
menjadi warga negara Indonesia. “Ini harus sehat KAHMI Nasional ini, jika mayoritas
kita waspadai,” ucapnya. Muslim itu berdaya, pasti minoritas akan
Menurut pria kelahiran Gresik ini, dalam ikut terangkat berdaya. Tapi sebaliknya, jika
kehidupan manusia pasti ada kompetisi yang minoritas dari suatu masyarakat itu berdaya,
Ainul Yaqin, S.Si, M.Si
dipicu oleh kebutuhan yang sama. Meski mereka tidak akan mengangkat mayoritas
demikian, kompetisi ini bisa diminimalkan bahkan justru cenderung menghancurkan. Sekretaris Umum MUI Jawa Timur
efek buruknya melalui kerjasama. Nah, “Di sinilah diperlukan sosok pemimpin
meng hadapi kompetisi ini tentu kualitas Muslim yang berjiwa negarawan, yakni
kelompok tertentu dalam masyarakat men- sosok yang memahami masalah kebangsaan Menurut Sekretaris Umum MUI Jawa
jadi sesuatu yang penting. “Sayangnya, di dan keisla man secara holistik,” tandasnya Timur ini, ada faktor internal maupun
tengah kompetisi yang begitu ketat justru penuh harap. eksternal yang menjadi penyebabnya.
kualitas aqidah orang Islam merosot tajam,” Bagi Ainul Yaqin, S.Si, M.Si, Apt, terjadinya Faktor internal, adalah tiadanya sosok tokoh
simpul lelaki kelahiran Oktober 1943 ini. hal tersebut dikarenakan krisis ukhuwah. Ini pemersatu yang bisa mengayomi semua
Masuknya isu pluralisme menjadi salah problem terbesar yang dihadapi umat Islam kelompok. Sedangkan faktor eksternalnya,
satu intervensi menurunnya kualitas aqidah saat ini. Terbukti, beragam kelompok dalam yakni adanya pengaruh dari luar Islam. Ada
Muslim Indonesia. Belum sempat menampik Islam berlomba-lomba memproklamirkan semacam agenda global untuk memecah
isu global tersebut, muncul serangan terhadap diri sebagai golongan yang paling kuat dan belah persatuan umat Islam.
bentuk ritual agama. Salah satu contohnya, benar. “Ananiyah hisbiyah ini sudah pada Untuk menghadapi itu semua, MUI
adalah munculnya wacana penyepelehan tingkat saling menegasikan antra kelompok telah menggagas konsep taswiyatul harakah,
ibadah ritual dengan menitikberatkan pada satu dengan kelompok lain,” ujarnya miris. taswiyatul manhaj dan taswiyatul ara’.
ibadah sosial. “Jika ini diamini, lantas apa
bedanya Muslim dengan bukan Muslim,”
tukas mantan Ketua Dewan Penasihat MUI
Pusat ini mempertanyakan. “Inilah bentuk
deislamisasi melalui ritual yang harus menjadi
perhatian kita,” imbuhnya mewanti-wanti.
Pendiri Fuad Amsyari (FA) Center ini
mengungkapkan, bahwa kini muncul pula
gejala pelemahan dari sisi sosial politik.
Terbukti, secara politik kekuatan umat
Islam lemah. Memang banyak Muslim
yang mengisi jabatan setrategis dalam
pemerintahan. Tapi menurutnya, lantaran
tidak memiliki visi Islam justru menjadikan
kekuasaanya tidak mampu memberikan
dampak positif bagi umat Islam. Dari sisi
penguasaan aset ataupun sumber ekonomi
juga kalah jauh dibandingkan dengan non
Muslim. Padahal Muslim di nengeri ini
mayoritas. Tapi justru aset-aset ekonomi
banyak dikuasai non Muslim yang hanya
berjumlah 13 persen.
MPA 361 / Oktober 2016 9
Dengan pendekatan Barat justru seolah
negara mengamini bahwa kelompok Islamlah
yang mendalangi aksi terorime selama
ini. “Kita menentang aksi terorisme, tapi
penanganannya harus transparan. Janganlah
orang yang belum tentu bersalah lantas
dibunuh karena dituduh teroris,” tukasnya.
Di sisi lain, jangan ada standar ganda dari
aparat penegak hukum. Seperti penanganan
Menurut penulsi buku “Menolak Liberalisme kasus berbau agama di Tolikara dan Tanjung
Islam” ini, taswiyatul harakah adalah menya- Balai. “Sekali lagi, kita mengutuk aksi
tukan gerakan seluruh elemen umat Islam brutalisme. Tapi tolonglah diusut tuntas setiap
agar tidak berjalan sendiri-sendiri. Agar pelakunya dan jangan ada standar ganda,”
ini berhasil dibutuhkan kesatuan pola atau ujar mantan Ketua Ikatan Persaudaraan Haji
taswiyatul manhaj dan penyatuan cara pan- Indoenesia (IPHI) Jawa Timur ini beharap.
dang atau taswiyatul ara’. Di sisi lain, sepintas lalu dakwah terlihat
Jadi harus dipahami bersama, ada hal- begitu semarak. Pembangunan tempat ibadah
hal yang memang diperbolehkan berbeda berkembang sangat luar biasa. Di kantor, di
dalam hal tertentu. Sebab perbedaan sekolah, semua fasilitas agama diberikan.
meru pakan suatu keniscayaan. Namun Majlis ta’lim dimana-mana dihidupkan.
tak berarti keniscayaan itu tanpa batasan. Namun yang terjadi, kenapa justru bangsa
Dalam masalah furu’, tentu boleh berbeda. ini tidak semakin maju. Bahkan kemerosotan
Di sanalah ada ijtihad. Tapi menyangkut terjadi di berbagai bidang. “Ternyata agama
H. Tamat Anshori Ismail
masalah ushul harus satu pandangan. “Sebab hanya menjadi slogan dan retorika belaka,
perbedaan dalam masa lah ushul berarti Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia Jatim bukan menjadi amalan keseharian. Inilah
penyimpangan. Jadi kita bisa melihat mana bentuk sekulerisme yang sudah lama terjadi
yang perbedaan mana yang penyimpangan,” di negara ini,” paparnya.
tandasnya meyakinkan. Yang terpenting, bagaim ana menjalankan Maka di momentum tahun baru
Seharusnya umat Islam saling me- sistem ini dengan dipa yungi ajaran Islam,” Hijriyah ini, dirinya mengajak seluruh ele-
mahami perbedaan dan saling tolong- ucap H. Tamat Anshori Ismail. man umat Islam untuk menggelorakan
menlong di dalam hal yang telah Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indo- kembali semangat beragama dalam segala
disepakati bersama”. Dengan pemahaman nesia (DDII) Jatim ini mengakui, memang bidang. Mulai masalah ekonomi, sosial
semodel ini, tentu tidak akan terjadi lagi Indonesia bukan negara Islam. Tapi reali- budaya, pendidikan, hingga politik harus
perdebatan berkepanjangan. Energi umat tasnya, mayoritas negara kepalauan ini berlandaskan ajaran Islam. “Inilah satu-
jangan dihabiskan hanya untuk mengurai adalah Muslim. Jadi sudah seharusnya satunya solusi agar negeri ini terbebas dari
benang kusut masalah furu’iyah. Sehingga Islam menjadi spirit dalam bernegara. Hal jerat azab Sang Pemberi Kemeredekaan,” tutur
masalah ushul terbengkalai. “Tan tangan ini bisa dicerminkan dalam tiap produk anggota Dewan Pertimbangan MUI Jatim ini.
nyata kita, adalah problem kemiskinan kebijakan pemerintah.
dan kebodohan. Belum lagi ketertinggalan Dia menyayangkan, banyak kebijakan •Laporan: Suprianto,
di bidang teknologi dan media,” ungkap yang justru tidak berpihak kepada kaum Muhammad Hisyam,
suami Enik Jam’iyani ini. Muslimin. Misalnya, terkait isu terorisme. M. Tajudin Nurcholis (Surabaya).
Oleh karenanya, Tahun Baru Hijriyah
harus lah dijadikan momentum penyatuan
umat untuk mengawal negara ini menuju
masa depan yang lebih baik. Lantaran itulah
auditor LPPOM MUI Jatim ini tidak sepakat
jika sekelompok orang masih mem pertanya-
kan eksistensi negara kesatuan. “Ini perlu kita
lakukan demi membendung kelompok radikal
yang ingin menggulingkan negara,” tegasnya.
Pria kelahiran Jombang 14 Januari
1969 ini mewanti-wanti, agar dasar negara
Pancasila tidak dibenturkan dengan agama.
Sebab Pancasila merupakan produk kese-
pakan seluruh elemen bangsa yang di
dalamnya termaktub nilai-nila agama. Pan-
casila dilahirkan orang-orang yang beragama.
Bahasanya adalah bahasa agama. “Jadi
ideologi apapun yang berusaha merong-
rongnya, harus kita lawan,” ujarnya tegas.
Namun apapun sistem pemerintahan
yang dianut, seharusnya Islam men jadi
nafasn ya. Kalupun Indonesia menga-
nut sistem demokrasi, tak berarti menge-
samping kan nilai-nila Islam. “Jadi demo-
krasi tidak berten tangan dengan Islam.
10 MPA 361 / Oktober 2016
Description:kerja tinggi, bertanggung jawab serta belandaskan aqidah Ahlussunnah wal. Jamaah an-Nahdliyah. •Suprianto memiliki kecerdasan berlebih pun diberi kepercayaan untuk mengelola unit lembaga formal milik pesantren yakni Taman Kanak- kanak dan Sekolah Dasar. Mereka ini ada yang menjadi staf