Table Of ContentMNCS Compendium / III / September 2018
1
MNCS Compendium / III / September 2018
2
MNCS Compendium / III / September 2018
Contents
04 Kata Sambutan Direktur Utama Analisis Emiten MNC Group
MNC Sekuritas
06 Analisis Makroekonomi 55 PT Adaro Energy Tbk 71 MNC College
Wisnu Wardana
57 PT Astra International Tbk 99 PT MNC Land Tbk
10 Investment Strategy 59 PT Bank Central Asia Tbk
61 PT Bank Tabungan Negara Tbk
13 Bond Market Update 63 PT XL Axiata Tbk
Appendixes
65 PT Gudang Garam Tbk
17 SGX Indonesia Equity Futures 67 PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk 103 MNCS Stock Universe
69 PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk
104 Data Obligasi
75 PT Arwana Citramulia Tbk
105 Heat Map dan Nilai Tukar
Analisis Sektoral 77 PT Blue Bird Tbk
106 Kalender Ekonomi
80 PT GMF Aero Asia Tbk
21 Sektor Consumer 107 Special Thanks
83 PT Buyung Poetra Sembada Tbk
24 Sektor Telecommunication
85 PT Hartadinata Abadi Tbk
27 Sektor Metal Mining
87 PT London Sumatra Indonesia Tbk
30 Sektor Automotive
89 PT Industri Jamu dan Farmasi
35 Sektor Banking
Sidomuncul Tbk
38 Sektor Coal Mining 91 PT Waskita Beton Precast Tbk
41 Sektor Plantation
44 Sektor Construction
47 Sektor Cement
50 Sektor Property
53 HARA - Empowering Billions 94 Expert Talks Session
Daniel Nainggolan
73 Expert Talks Session 97 Tips & Tricks from Investment Figure 102 Learn from Millenials
Adrianto Djokosoetono Sukarto Bujung LastDay Production
3
MNCS Compendium / III / September 2018
Sambutan Direktur Utama MNCS Compendium
Para nasabah MNC Sekuritas yang terhormat,
Tidak terasa tahun 2018 akan segera berlalu. Semangat
nasionalisme terasa semakin kental setelah Indonesia
sukses menjadi tuan rumah dalam kompetisi olahraga Asian
Games 2018. Momen tersebut telah menjadi pemersatu
bangsa, bukan hanya bagi pecinta olahraga semata, tetapi
bagi seluruh kalangan masyarakat. Dalam ajang tersebut,
President Director MNC Sekuritas:
Indonesia juga berhasil memantapkan posisi di peringkat
ke-4 dalam perolehan medali Asian Games 2018. Tentunya Susy Meilina
ini merupakan suatu kebanggaan dan kehormatan bagi
kita.
MNC Sekuritas Institution Research:
Di tengah hingar bingar dan gegap gempita Asian Games Thendra Crisnanda
2018, ekonomi Indonesia justru diuji dengan berbagai
I Made Adi Saputra
faktor global yang mempengaruhi pasar modal di Tanah
Air. Krisis Turki serta perang dagang antara China dan Victoria Venny
Amerika Serikat membawa dampak bagi pergerakan IHSG
Rr. Nurulita Harwaningrum
di kuartal III-2018.
Sukisnawati Puspitasari
Dalam edisi ketiga MNCS Compendium, kami mengangkat tema “The Last Defense”, yang Muhamad Rudy Setiawan
mengupas tentang bagaimana ekonomi Indonesia bertahan di tengah gempuran sentimen
Krestanti Nugrahane
yang beredar, terutama dari luar negeri. Selain itu, warna baru juga kami tambahkan dalam
edisi kali ini melalui Expert Talk Session dengan Direktur PT Blue Bird Tbk (BIRD) dan Direktur Ikhsan Hadi Santoso
PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk (PJAA), Inspiring Investment Figure bersama Direktur Utama
PT Buyung Poetra Sembada Tbk (HOKI) serta What’s On bersama dengan YouTuber Last Day
Production (LDP). Selain itu, kami juga berkolaborasi dengan Singapore Exchange (SGX) dan Special Contributor:
HARA Token, salah satu perusahaan blockhain di Indonesia yang memberikan informasi ter- Wisnu Wardana
update terkait perkembangan alternatif investasi saat ini.
Adrianto Djokosoetono
Berbicara sekilas mengenai industri pasar modal Indonesia pada kuartal III-2018, tercatat IHSG Daniel Nainggolan
mengalami penurunan sebesar 6,3% secara YTD ke level 5.931 pada 14 September 2018
Jessica Tanoesoedibjo
setelah sebelumnya mencatatkan momentum peningkatan terbaiknya di level 6.689 (all time
high) pada 19 Februari 2018. Investor asing terpantau terus melakukan profit taking dengan Sukarto Bujung
penjualan bersih senilai Rp50,18 triliun (per 31 Agustus 2018). Pelemahan IHSG disebabkan Singapore Exchange
oleh kombinasi baik faktor eksternal dan internal.
Hara Token
Dalam kondisi tersebut, MNC Sekuritas tetap melihat adanya peluang dalam berinvestasi di LastDay Production
pasar modal dengan melirik saham-saham yang nilainya sudah terdiskon dari harga wajarnya.
Apalagi, program menabung saham MNC Sekuritas yaitu MNC GEMESIN Plus yang diluncurkan
kembali pada pertengahan tahun 2018, memudahkan nasabah pemula dalam berlatih investasi Other Contributor:
saham secara rutin setiap bulannya dengan tambahan manfaat perlindungan.
Jacklyn Kosasih
Kemudahan akses informasi seputar pasar modal dari MNC Sekuritas dapat diperoleh melalui Eldwin Harsono Lie
114 point of sales yang tersebar di berbagai kota di Indonesia. Selain membuka Galeri Investasi Raufik Raufani
di beberapa universitas, MNC Sekuritas juga melebarkan sayap ke wilayah Sulawesi Tengah
Nathania
melalui Kantor Perwakilan Bursa Efek Indonesia Sulawesi Tengah yang berada di kota Palu.
Antusiasme masyarakat untuk menjadi investor saham patut diacungi jempol. Target 40.000 Hasdevi Agrippina Dradjat
nasabah MNC Sekuritas pada tahun 2018 sedikit lagi akan tercapai. Per 31 Agustus 2018, MNC
Hans Tenny Latuheru
Sekuritas telah mencatat hampir 39.000 nasabah per 31 Agustus 2018.
Akhir kata, kami meyakini Anda adalah ujung tombak perusahaan. MNCS Compendium ini kami
persembahkan bagi Anda. Semoga dapat menambah pengetahuan dan menjadi salah satu
acuan Anda dalam berinvestasi bersama kami. Selamat membaca! Layouter & Cover:
Giant Leap
Susy Meilina
Direktur Utama
PT MNC Sekuritas
4
MNCS Compendium / III / September 2018
5
Macroeconomic Update
MNCS Compendium / III / September 2018
Riding The Waves
mengenai perkembangan ekonomi
Indonesia maupun global di tahun
2018/2019.
Review Perekonomian Indonesia Tahun
2018 : GDP Bertumbuh 5,27% pada
2Q18
Pertumbuhan ekonomi pada 2Q18 yang
sempat menyentuh 5,27%, merupakan
pertumbuhan ekonomi tertinggi sejak
tahun 2015. Salah satu faktor yang
mendorong pertumbuhan tersebut
adalah realisasi pengeluaran pemerintah
bidang sosial yang mencapai Rp27
triliun. Namun, poin penting yang perlu
diperhatikan selama berlangsungnya
perekonomian pada 1H18 adalah
kontribusi perdagangan negara
terhadap Produk Domestik Bruto
(Gross Domestic Product/GDP). Pada
Juni 2018, Indonesia mencatatkan surplus
“Pemerintah perlu merangkul pihak teratas sebagai Ekonom dengan proyeksi perdagangan bulanan untuk kedua
swasta untuk meningkatkan makroekonomi terbaik sejak tahun kalinya sepanjang 1H18 yaitu sebesar
devisa melalui investasi di negara lain 2017. Beliau saat ini menjadi Economist/ USD1,7 miliar (vs defisit USD1,5 miliar
demi memperkuat fundamental nilai Bond Analyst di PT Bank Danamon pada Mei 2018). Hal tersebut terjadi
tukar Rupiah”- Wisnu Wardana Indonesia Tbk (BDMN) sejak tahun 2016. karena ekspor non-minyak dan gas dapat
Sebelumnya beliau juga berpengalaman mempertahankan permintaan volumenya
Wisnu Wardana merupakan tokoh sebagai Economic Research Head di di tengah pelemahan harga CPO,
Ekonom muda berbakat yang PT Bank CIMB Niaga Tbk (2012-2014), sementara ekspor batubara dan produk
saat ini telah masuk dalam jajaran Top serta Economist and Bond Strategist di dasar manufaktur tetap cemerlang.
Ekonom di Indonesia. Berkat ketepatan PT BNI Securities (2011-2012). Alumni Hal yang tidak terduga yakni berada
dan ketajaman analisisnya dalam bidang Universitas Indonesia Jurusan Ekonomi pada sisi impor, dimana terjadi
makroekonomi, beliau berhasil menjadi Internasional ini, mengawali karirnya penurunan volume impor minyak
Top Forecaster dengan memenangkan di PT Bahana Securities (2008) dan PT mentah dan gas ditengah perbaikan
tiga (3) dari enam (6) kategori dalam Perusahaan Pengelola Aset (PPA) sebagai ekonomi negara pengimpor minyak
ajang The Focus Economics Analyst Business Analyst (2009-2011). Tim MNCS ini. Adapun penurunan impor minyak
Forecast Award pada tahun 2017. Compendium 3rd edition berkesempatan tersebut didorong oleh investasi strategis
Rating Bloomberg International juga untuk melakukan wawancara dengan pemerintah, dimana domestik telah
menempatkan beliau pada peringkat Wisnu dalam memaparkan pandangannya menambah produksi minyak jadi (refined
Kontribusi Perdagangan (Ekspor-Impor) Terhadap GDP Gross Domestic Savings (GDS) dan Konsumsi Rumah Tangga
Indonesia
Sumber : BPS, BDMN Sumber : BI, BPS, BDMN
6
Macroeconomic Update
MNCS Compendium / III / September 2018
Proyeksi Utang Negara yang Jatuh Tempo (IDR Triliun) Kepemilikan Asing atas Obligasi
Negara Indonesia Pada 1H18
IDR Kurs Lainnya
Oceania; 0,1% Tidak
Australia; 0,7%
Teridentifikasi; 0,0%
145
Amerika Utara;
127 142 146 114 24,3%
151 Eropa; 44,5%
97 94
68 112
259
144 26
125 157 164 153 131 168 126 134 Asia; 30,4%
104 100 24
48
29
2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030
Sumber : Kementerian Keuangan, BI Sumber : Kementerian Keuangan, BIS,
CEIC, BDMN
oil) untuk memenuhi sebagian kebutuhan Dilema Potensi Kenaikan BBM, Tingkat dimana pada periode yang bersamaan,
minyak nasional. Kebijakan perdagangan Inflasi dan Jatuh Tempo Utang Negara tingkat suku bunga deposito maupun
yang diputuskan pemerintah merupakan di Tahun 2019 kredit masing-masing mengalami
langkah yang tepat, menilai bahwa struktur Memasuki tahun Pemilu, Wisnu menyakini kenaikan sebesar 40bps dan 9-12bps.
perdagangan negara lebih produktif dan bahwa siapapun yang terpilih nantinya Wisnu memprediksikan bahwa akan
efisien apabila melihat ekspor atas barang menjadi Presiden RI tahun 2019, akan terjadi peningkatan 7DRRR lagi hingga
hasil manufaktur mengalami peningkatan. menghadapi dilema yang sama yaitu: 1) ke level 6,00% pada FY18E seiring
Strategi pembayaran dan pembiayaan dengan prediksi kenaikan Fed Fund
GDP Diproyeksikan Bertumbuh 5,2% utang negara yang jatuh tempo senilai Rate (FFR) yang akan dilanjutkan oleh
pada FY19F: Konsumsi Domestik Rp347,2 triliun di FY19F; 2) Urgensi negara lain. European Central Bank (ECB)
Sebagai Pendorong Perekonomian pelonggaran anggaran belanja pada diperkirakan akan meningkatkan suku
Wisnu menilai bahwa pertumbuhan tahun 2020. Oleh karena itu, Wisnu bunga pada 2H19F, dimana hal tersebut
perekonomian Indonesia yang didominasi menilai bahwa terdapat potensi kenaikan salah satunya didasarkan oleh neraca
oleh konsumsi rumah tangga (~54%), harga BBM sebesar Rp500/liter pada akhir keuangan ECB yang lebih tinggi (USD8,9
masih akan berlanjut pada 2H18 hingga 2019, yang ditujukan untuk melonggarkan triliun pada Juni 2018), maupun program
FY19F. Hal tersebut ditopang oleh Gross anggaran belanja pada 2020. Kenaikan tapering yang semakin menurun dalam 2
Domestic Savings Indonesia yang tersebut akan berdampak terhadap tahun terakhir (USD30 miliar untuk 2018).
mengalami peningkatan berturut- kenaikan inflasi sebesar 0,7% sehingga Eropa merupakan investor asing terbesar
turut selama periode 2014-2017. inflasi diperkirakan akan mencapai 4,3% untuk kepemilikan obligasi negara yakni
Dampak dari pertumbuhan Domestic pada FY19F. mencapai Rp369 triliun (Juni 2018) atau
Savings baru berimbas positif terhadap memiliki 44% atas total kepemilikan
aktivitas konsumsi domestik setelah Pengetatan Kebijakan Moneter asing terhadap obligasi negara. Oleh
2 tahun, yang berarti masih akan Berlanjut! : 7DRRR Mencapai 6,00% karena itu, ketika ECB menerapkan
mendorong konsumsi domestik hingga pada FY18E dan 6,75% pada FY19F pengetatan kebijakan moneter pada
FY19F. Selain itu, dana bantuan sosial Kebijakan moneter masih akan mengarah tahun 2019, maka akan berdampak
senilai Rp103 triliun juga menjadi salah hawkish dengan BI 7DRRR berada pada terhadap nilai tukar Rupiah dimana
satu pendorong konsumsi masyarakat level 5,50% per Agustus 2018, dimana Wisnu prediksikan rata-rata tahunan
golongan menengah bawah. Sementara regulator terus mendorong efektivitas akan mencapai Rp14.725 pada FY19F
itu faktor pendorong GDP Indonesia transmisi moneter. Beberapa strategi dengan 7DRRR akan bergerak ke level
lainnya seperti aktivitas ekspor, investasi diterapkan untuk menarik investor asing 6,75%.
domestik dan asing serta belanja negara kembali ke Indonesia, seperti menurunkan
diperkirakan belum dapat berkontribusi tingkat swap maupun pengaktifan kembali Dampak Perang Dagang US vs China
signifikan pada FY19F. Meskipun atas Sertifikat BI. Selain itu, kebijakan terhadap Indonesia
demikian, Wisnu menyakini bahwa pergantian suku bunga acuan dari BI Rate Perang dagang (trade war) masih akan
sustainabilitas perekonomian Indonesia menjadi 7DRRR, dinilai cukup efektif dan berdampak terhadap pasar keuangan
masih relatif terjaga, dengan estimasi memiliki transmisi moneter yang lebih global pada FY19F. Wisnu melihat bahwa
pertumbuhan ekonomi (GDP) sebesar cepat dibandingkan periode sebelumnya. Amerika Serikat memiliki posisi yang lebih
5,2% hingga tahun FY19F. Sebagaimana yang terlihat dari periode kuat dibandingkan dengan Tiongkok.
peningkatan 7DRRR sebesar 100bps, Posisi tersebut dikarenakan Amerika
7
Macroeconomic Update
MNCS Compendium / III / September 2018
Serikat memiliki perusahaan (Multi
National Companies) di negara lain dimana
Amerika Serikat memiliki nilai yang lebih
besar dibandingkan Tiongkok. Adapun
investasi yang dilakukan oleh berbagai
perusahaan Amerika Serikat tersebut,
menghasilkan devisa dalam bentuk
dividen perusahaan maupun pajak. Posisi
tersebut dapat berubah jika Tiongkok
dan negara lain bekerja sama dalam satu
pihak ataupun apabila Amerika Serikat
salah mengambil langkah dalam trade
war. Sedangkan untuk potensi terjadinya
perang dagang antara Indonesia dengan
Amerika Serikat, dapat dikesampingkan.
Hal tersebut dikarenakan persyaratan dari
United State Trade Representatives (USTR)
menyatakan bahwa persyaratan Indonesia
untuk tetap melakukan ekspor kepada
Amerika Serikat telah terpenuhi. Namun,
dampak tidak langsung (contagion berkembang lainnya masih dapat terjadi. bersama dengan India dan Meksiko.
effect) atas terjadinya trade war Hal ini juga tentunya menjadi kekhawatiran (Lihat Tabel Peringkat Negara Berkembang
terutama mengenai potensi turunnya bagi investor atas contangion effect di Berdasarkan Risiko).
harga komoditas, dapat berpengaruh Indonesia. Wisnu menilai bahwa kondisi
terhadap Indonesia sebagai negara yang terjadi di Turki dan Argentina saat Strategi Pemerintah dalam Menjaga
berbasis komoditas. ini (2018), adalah serupa dengan kondisi Nilai Tukar Rupiah
yang dialami Indonesia pada tahun 1998. Pelemahan rupiah yang terjadi pada
Perekonomian Indonesia Saat ini Hal tersebut dapat terlihat dari sisi inflasi, pertengahan 2018, apabila dilihat dari sisi
(2018) vs Turki dan Argentina nilai cadangan devisa (USD), dan indikator neraca perdagangan, terjadi karena impor
Memasuki 2H18, terjadi krisis di dua ekonomi lainnya sebagaimana yang yang relatif tinggi. Kenaikan impor sebesar
negara berkembang, yaitu Turki dan terlihat di Tabel Perkembangan Indikator 21,6% YoY menjadi USD84,5 miliar pada
Argentina. Adapun mata uang masing- Ekonomi Indonesia. Saat ini, Indonesia 1H18, tidak diikuti oleh kenaikan ekspor
masing negara tersebut, yaitu Lira memiliki fundamental ekonomi yang serupa. Adapun ekspor mengalami
(Turki) dan Peso (Argentina), mengalami yang jauh lebih kuat dibandingkan peningkatan 9,7% YoY yaitu mencapai
pelemahan hingga -39% YTD dan -41% ketika krisis 1998. Oleh karena itu, USD87,0 miliar pada 1H18. Untuk
YTD (29 Agustus 2018). Defisit cadangan pelemahan Rupiah hingga menyentuh menjaga kestabilan nilai tukar Rupiah,
devisa yang lebar (>-5%), inflasi yang level Rp15.000, selain karena impor Pemerintah memberlakukan kenaikan
tinggi (>10%), serta beberapa indikator yang tinggi, salah satunya disebabkan tarif impor mulai bulan September 2018,
ekonomi lainnya, menandakan bahwa oleh faktor eksternal dimana capital terutama untuk bahan baku infrastruktur
pertumbuhan ekonomi kedua negara outflow terjadi karena investor asing dan beberapa barang konsumsi.
tersebut tidak diiringi oleh kestabilan menempatkan Indonesia dalam satu Penerapan B-20 juga merupakan salah
ekonomi. Potensi krisis di negara kategori untuk negara berkembang, satu langkah yang dilakukan Pemerintah
Perkembangan Indikator Ekonomi Indonesia
Indonesia
Data Makroekonomi
1998 2008 2018
Pertumbuhan Ekonomi (%)* (13,1) 7,0 5,3
Ekspor (USD miliar)** 3,9 8,9 16,2
Cadangan Devisa (USD miliar)*** 23,6 51,6 117,9
Tingkat Inflasi (%)*** 77,6 11,1 3,2
IHSG (Rp)*** 398 1.355 6.018
Peringkat Utang Pemerintah Selective Default Junk Investment Grade
*Data 2018, merupakan data 2Q18
**Data 2018, merupakan data 31 Juli 2018
*** Data 2018, merupakan data 31 Agustus 2018
Sumber: Bloomberg, World Bank
8
Macroeconomic Update
MNCS Compendium / III / September 2018
untuk menanggulangi penurunan ekspor berjalan adalah kunci utama. Neraca nilai tambah dalam mengatasi
CPO seperti yang terjadi pada 1H18. transaksi berjalan mencatat transaksi atas permasalahan tersebut dengan cara
Strategi Pemerintah dalam meningkatkan perdagangan barang maupun jasa, serta memperkuat sisi aset dibandingkan
konsumsi domestik atas produk lokal devisa dari modal investasi. Sumber dana hanya dengan membatasi penambahan
melalui kebijakan tersebut diharapkan yang masuk ke dalam neraca transaksi utang. Penguatan sisi aset tersebut
mampu mendorong Indonesia agar berjalan pada dasarnya berasal dari dapat diperoleh jika Pemerintah dapat
mengarah kepada negara pengekspor investasi maupun ekspor. Akan tetapi bekerja sama dengan pihak swasta,
dengan nilai tambah (value-added). dalam kondisi perekonomian global untuk melakukan ekspansi ke negara
Pemerintah juga mendorong agar yang fluktuatif, devisa yang berasal dari lain melalui investasi langsung sehingga
investasi yang dilakukan di Indonesia, ekspor mengalami tantangan tersendiri. dapat meningkatkan devisa berbentuk
terutama sektor industri, untuk Oleh karena itu, Wisnu mengemukakan pendapatan investasi. Sehingga
memperdagangkan hasil produksi tidak bahwa Pemerintah sebaiknya juga fokus Pemerintah dapat mengurangi defisit
hanya bagi konsumsi domestik, namun terhadap posisi investasi Indonesia pembayaran bunga atas utang maupun
juga untuk ekspor. Hal tersebut ditujukan saat ini, dimana dapat terlihat dari Net dividen yang dibayarkan kepada
untuk menambah penerimaan devisa dari International Investment Position (NIIP) negara lain atas investasi langsung
ekspor yang dilakukan, sehingga dapat yang bernilai negatif dan pembayaran (FDI) yang dilakukan negara tersebut,
menjaga nilai tukar Rupiah. bunga atas imbal hasil investasi yang dengan devisa yang diperoleh dari
semakin meningkat. Walaupun neraca dividen atas investasi yang dilakukan
Globalisasi Indonesia sebagai Sumber transaksi berjalan dan NIIP bernilai Indonesia sendiri di negara lain. Maka
Pendapatan Investasi negatif untuk negara berkembang melalui ekspansi tersebut, Pemerintah
Dalam menjaga kestabilan fundamental adalah hal yang wajar, Wisnu menilai dapat meningkatkan kestabilan
nilai tukar Rupiah, neraca transaksi bahwa Indonesia dapat memperoleh fundamental nilai tukar Rupiah.
Peringkat Negara Berkembang Berdasarkan Risiko
Sumber: Bloomberg Economics, IMF, World Bank; *Utang luar negeri Arab Saudi merupakan proyeksi IMF
Proyeksi Indikator Ekonomi Indonesia
Indikator Ekonomi 2017 2018E 2019F
Real GDP Growth (% YoY) 5,10 5,14 5,20
Inflasi (% YoY) 3,60 3,60 4,30
BI 7DRRR (%) 4,25 6,00 6,75
10Y Bond - Fair Yield (%) 6,59 8,29 9,17
Nilai Tukar - Rata-Rata (IDR/USD) 13.383 14.170 14.725
Nilai Tukar - Akhir Tahun (IDR/USD) 13.548 14.525 14.820
Current Account Balance (% GDP) (1,70) (2,70) (2,50)
Sumber: Wisnu Wardana (BDMN)
9
Investment Strategy
MNCS Compendium / III / September 2018
Indonesia Stock Market: The Last Defense
Investment Highlight: Tema Investasi “The Last Defense” 10 tahun yang sempat menyentuh level 8,60%; 6) Relatif masih
merupakan kelanjutan dari tema tahun 2018, “At the tingginya defisit neraca berjalan yang diestimasikan mencapai
Crossroad! dimana Pasar Indonesia saat ini diperhadapkan -2,7% di FY18E. Berdasarkan faktor - faktor tersebut, kami
oleh tingginya risiko eksternal yang memicu terjadinya meyakini bahwa pelemahan IHSG lebih disebabkan oleh
pelemahan nilai tukar IDR dan capital outflow. Kekhawatiran faktor eksternal dibandingkan internal dimana secara
atas efek “riil” Trade War, berlanjutnya pengetatan moneter siklus pertumbuhan perekonomian Indonesia lebih positif
global dan krisis Emerging Market (EM) serta masih tingginya di kuartal empat (4) setiap tahunnya.
defisit neraca berjalan masih akan menjadi tantangan bagi
pasar modal Indonesia di tahun 2019. Meskipun demikian, Potensi Pemulihan Pasar Saham Domestik di 4Q18 hingga
kami meyakini bahwa fundamental ekonomi domestik 1H19F…
masih relatif solid ditopang oleh pertumbuhan konsumsi Pemulihan pasar domestik berpotensi terjadi di 4Q18 hingga
domestik, dimana kami nilai sebagai “The Last Defense” 1H19F dimana ditopang oleh : 1) Mulai terbatasnya potensi
bagi perekonomian domestik. Perekonomian Indonesia peningkatan FED rate dari total kenaikan 75bps di FY17, 75 –
diproyeksikan bertumbuh sebesar 5,2%-5,3% di FY19F, 100bps di FY18E menjadi hanya 50bps di FY19F. Hal tersebut
diikuti dengan estimasi pertumbuhan earning korporasi diindikasikan dari konsolidasi pergerakan tren treasury
sebesar 10% (annualized) di 1H19F. Tim Riset MNC yield di US yang cenderung mengalami penurunan setelah
Sekuritas (MNCS) merekomendasikan sektor “Defensif” mencapai level 3%; 2) Moderasi perekonomian US setelah
seperti Konsumsi dan Infrastruktur (OVERWEIGHT) dan ekspansif dalam beberapa tahun terakhir serta imbas negatif
Pertambangan Logam (OVERWEIGHT) sebagai pilihan tema dari Trade War, yang berpotensi mendorong pelemahan
Investasi hingga 1H19F. Kami juga memasukkan sektor nilai tukar USD. Oleh karena itu, kami mengestimasikan IHSG
Properti (NEUTRAL) dalam watchlist sebagai potensi Alpha masih berpeluang bertumbuh ke level 6.215 di FY18E
Return Sector di masa mendatang. dengan pertumbuhan EPS18E sebesar 8,5% YoY dan standar
deviasi sebesar 5% dari proyeksi moderate MNCS di level 6.542
Perkembangan Kinerja IHSG Hingga 8M18 : Imbas dari pada 3M18. MNCS memiliki skenario pesimistik yaitu senilai
Kekhawatiran akan Krisis Global 5.535 dimana kami hanya memasukkan 20% probabilitas atas
IHSG mencatatkan penurunan sebesar 5,31% ke level 6.018 terjadinya skenario pesimistik di FY18E.
pada 8M18 setelah sebelumnya mencatatkan momentum
peningkatan terbaiknya di level 6.689 (all time high) pada 19 …dengan Konsumsi Domestik yang menjadi “The Last
Februari 2018. Investor asing terus melakukan penjualan bersih Defense!”
senilai Rp50,18 triliun (per 31 Agutus 2018). Pelemahan IHSG Selain potensi meredanya tekanan dari faktor global, kami
sepanjang 8M18 didorong oleh beberapa faktor seperti: 1) percaya bahwa isu dan faktor domestik akan berpengaruh
Kekhawatiran investor akan krisis global di Emerging Market lebih dominan untuk 1H19F seiring dengan memasukinya
seperti di Argentina dan Turki; 2) Kekhawatiran akan peningkatan tahun Pemilu 2019. Dalam pandangan kami, strategi pemerintah
suku bunga The FED yang akan dinaikkan 2 kali hingga FY18E; dalam mempertahankan serta mendorong konsumsi domestik
3) Peningkatan tensi geopolitik seperti kekhawatiran terjadinya menjadi ”The Last Defense” di tengah tingginya volatilitas
Trade War antara US dengan Tiongkok; 4) Terdepresiasinya nilai global. Sementara itu, faktor pendorong bagi pertumbuhan
tukar yang mencapai level psikologis Rp14.711/USD pada 31 GDP Indonesia lainnya seperti aktivitas ekspor, investasi dan
Agustus 2018; 5) Kenaikan yield obligasi pemerintah Indonesia pengeluaran pemerintah diestimasikan masih berkontribusi
Tren Pertumbuhan GDP Indonesia per-kuartal dari 2013 – Perbandingan Tresury Yield US vs FED Rate
2Q18
5,8 GDP Indonesia YoY
5,6 5,545,595,525,58 % Treasury Yield Fed Rate
3,5
5,4 5,27 3
5,2 5,12 5,05 5,15 5,215,03 5,015,015,065,195,06 2,5
5 4,944,93 4,94 4,94 2
4,8 4,834,744,78 1,5
4,6 1
4,4 0,5
4,2 1Q13 2Q13 3Q13 4Q13 1Q14 2Q14 3Q14 4Q14 1Q15 2Q15 3Q15 4Q15 1Q16 2Q16 3Q16 4Q16 1Q17 2Q17 3Q17 4Q17 1Q18 2Q18 0Sep/15 Okt/15 Nov/15 Des/15 Jan/16 Feb/16 Mar/16 Apr/16 Mei/16 Jun/16 Jul/16 Agt/16 Sep/16 Okt/16 Nov/16 Des/16 Jan/17 Feb/17 Mar/17 Apr/17 Mei/17 Jun/17 Jul/17 Agt/17 Sep/17 Okt/17 Nov/17 Des/17 Jan/18 Feb/18 Mar/18 Apr/18 Mei/18 Jun/18 Jul/18 Agt/18 Sep/18
Sumber : Bloomberg, MNCS Sumber : Bloomberg, MNCS
10
Description:Eldwin Harsono Lie. Raufik Raufani. Nathania. Hasdevi Agrippina dan mendistribusikan beras di Jakarta dengan mendirikan PT Buyung Poetra.