Table Of ContentY. Apriyana
[email protected]
RENUNGAN:
Berkembangnya pemikiran menjurus kepada
pemahaman: Aturan Islam sudah tidak relevan
dengan kemajuan ilmu pengetahuan modern
DIENUL pengikisan
ISLAM nilai-nilai
Islam
Aturan Islam
Perkembangan
SAINS DAN sebagai fondasi
Sains dan Teknologi
TEKNOLOGI berfikir
yang Begitu Cepat
MODERN ditinggalkan
pengkultusan
terhadap ilmu
itu sendiri
Dominasi Ilmu Pengetahuan Modern yang
Digerakkan oleh Peradaban Barat non-
Islam Menjadi Faktor yang Sangat Besar
dalam Kemunduran Ummat Islam
Sejarah awal berkembangnya, ilmu pengetahuan
ummat Islam mampu membuktikan diri sebagai
penggerak terdepan dalam perkembangan berbagai
ilmu pengetahuan
Kemajuan ilmu pengetahuan dunia Islam hingga saat
ini terus menurun drastis seiring dengan terkikisnya
kandungan nilai-nilai Islam dalam ilmu pengetahuan
Ilmu pengetahuan modern semakin meluncur tanpa
melibatkan aspek wahyu
Obrolan lebih banyak dari Ilmu
Seorang ulama besar di kalangan tabi’in sekaligus muhaddits
bernama Imam Ayub Kaysan as-Sakhtiyani al-Bashri (w 131 H),
sebagaimana pernah dituturkan oleh muridnya, Hammad bin
Zaid mengisahkan, suatu saat pernah ditanya, “Ilmu hari ini lebih
banyak atau lebih sedikit?” Ia menjawab, “Hari ini obrolan lebih
banyak! Adapun sebelum sebelum hari ini, ilmu lebih banyak.” (Al-
Hafidz al-Fasawi, Al-Ma’rifah wa at-Tarikh, II/232).
Bagaimana dengan kondisi sekarang? majelis-majelis
ilmu selalu lebih sedikit daripada ‘majelis-majelis’
hiburan dan permainan
Orang-orang yang hadir di majelis-majelis ilmu pun
selalu lebih sedikit dibandingkan dengan mereka yang
hadir di tempat-tempat keramaian lainnya, seperti di
panggung-panggung hiburan yang menampilkan para
musisi dan artis idola.
Jumlah umat Islam yang awam atau bodoh terhadap agamanya jauh
lebih banyak daripada orang-orang ‘alimnya.
Tugas Kaum Muslimin:
Menegakkan Komitmen : Islam sebagai petunjuk
dalam menuntut ilmu
Terhindar dari kontaminasi pemikiran yang telah
berkembang dalam peradaban Barat
Mempunyai paradigma dan filosofi yang
berbeda dalam mengembangkan ilmu
pengetahuan
Bertumpu kepada pemahaman bahwa manusia
sebagai mahluk rasional sehingga ilmu
pengetahuan dan nilai-nilai etika yang diatur
oleh manusia akan selalu berubah
Mengembalikan pemahaman
“Ilmu yang bermuatan nilai (values-laden science),
bukan ilmu bebas-nilai (value-free science)”
Nilai moral berfondasi ajaran Islam akan
selalu melekat dalam ilmu apapun
Ilmu yang dipelajari akan menuju kepada
Ridho Allah ‘azza wa jalla
FONDASI PEMIKIRAN
Ilmu itu milik Allah ‘azza wa jalla
Ide-ide yang muncul baik tertuang dalam
kata maupun pemikiran datangnya dari
akal, dan akal adalah pemberian dari Allah
‘azza wa jalla
Sehingga tidak terjebak dalam kesombongan
dan pengkultusan terhadap ide tersebut
Al Qur’an adalah sumber ilmu
Didalamnya terdapat kebenaran mutlak bukan kebenaran semu.
Kebenaran mutlak: dari sang Khaliq -pencipta kita- sedangkan
Kebenaran semu: dari manusia bisa salah, bisa dibantah dan bisa diperbaiki
Penjelasan ilmu yang ada di dalam Al Qur’an : sumber informasi yang
benar yang terus dipelajari hingga sekarang sangat mempengaruhi
perkembangan ilmu pengetahuan modern.
Allah ‘azza wa jalla berfirman di dalam Al Qur’an:
“Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di
segala wilayah bumi dan pada diri mereka sendiri, hingga jelas bagi mereka
bahwa Al-Qur’an itu adalah benar. Tiadakah cukup bahwa sesungguhnya
Tuhanmu menjadi saksi atas segala sesuatu?” (Fushilat (41): 53)
Pentingnya Ilmu Menurut Islam
Banyak ayat al-Qur’an yang menyatakan orang berilmu
dalam posisi yang tinggi dan mulia disamping hadits-hadits
nabi yang banyak memberi motivasi bagi umatnya untuk
terus menuntut ilmu
Sekitar 780 kali kata ilmu disebut di dalam Al Qur’an
Salah satu ciri yang membedakan Islam dengan yang
lainnya adalah penekanannya terhadap masalah ilmu
(sains), Al Qur’an dan Al–Sunah mengajak kaum muslim
untuk mencari dan mendapatkan Ilmu dan kearifan,
serta menempatkan orang-orang yang berpengetahuan
pada derajat tinggi (Ghulsyani 2001)
Ayat Al Qur’an Pertama kali turun :
Iqra, bi-ismi rabbika alladzi khalaqa. Khalaqa al-insaana min ‘alaqin. Iqra, warabbuka al-akramu.
Alladzii’allama bialqalam. ‘Allama al-insaana maa lam ya’lam
Artinya : “Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah
menciptakan kamu dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang paling
pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantara kalam. Dia mengajarkan
kepada manusia apa yang tidak diketahui”
Ayat tsb tidak hanya sebagai perintah “bacalah”, tapi juga
perintah untuk mempelajari, meneliti, menganalisis,
mendalami serta mengetahui.
Tidak disebutkan tentang apa yang harus “dibaca” tetapi
memberikan penekanan dengan nama Rabb
Menunjukkan bahwa aktivitas harus bernilai ibadah dan
bermakna bagi kehidupan.
Description:Menegakkan Komitmen : Islam sebagai petunjuk dalam menuntut ilmu. Terhindar dari kontaminasi pemikiran yang telah berkembang dalam