Table Of ContentKAJIAN KRITIS TERHADAP ROMAN LARASATI
KARYA PRAMOEDYA ANANTA TOER
ARTIKEL PENELITIAN
OLEH
INDAH LARASATY
NIM F2161161016
PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIDIKAN BAHASA INDONESIA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2019
KAJIAN KRITIS TERHADAP ROMAN LARASATI
KARYA PRAMOEDYA ANANTA TOER
INDAH LARASATY
NIM F2161161016
Disetujui oleh
Pembimbing Pertama Pembimbing Kedua
Dr. A. Totok Priyadi, M.Pd. Dr. Christanto Syam, M.Pd.
NIP 196105111988101001 NIP 195911241988101001
Mengetahui
Dekan FKIP Ketua Program Studi Magister
Pendidikan Bahasa Indonesia
Dr. H. Martono Dr. A. Totok Priyadi, M.Pd.
NIP 196803161994031014 NIP 196105111988101001
KAJIAN KRITIS TERHADAP ROMAN LARASATI
KARYA PRAMOEDYA ANANTA TOER
Indah Larasaty, Antonius Totok Priyadi, Christanto Syam
Program Studi Magister Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP Untan Pontianak
Email: [email protected]
ABSTRACT
This study examines the Larasati romance by Pramoedya Ananta Toer based on critical
studies or Critical Discourse Analysis (AWK). The objectives of the study are to describe
(a) macro structure (theme), (b) author’s cognition in creating romance, (c) ideology
contained in the Larasati romance by Pramoedya Ananta Toer, and (d) plans for its
implementation in Indonesian Language learning in High School. The form of this
research is qualitative research with descriptive method. The data used in this research
are the quotations of sentences and paragraphs taken from romance. The source of data
is Larasati romance by Pramoedya Ananta Toer, the 5th print in 2010. The technique for
data obtaining is documentary study and the tool is a note card. Techniques to test the
data validity is triangulation and discussion with colleagues. Data analysis is done by
analyzing the contents of the text. Based on data analysis, it can be concluded that: (1)
Macro structure (theme) is revolution after independence; (2) Author cognition reflected
in the Larasati novel by Pramoedya Ananta Toer are: a) artist, b) imprisoned, and c) the
names of several characters in a romance such as (a) Chaidir who is meant as Chairil
Anwar, (b) Prime Minister who is meant as Soetan Sjahrir or Amir Sjarifuddin Harahap
(c) Jassir who is meant as HB Jassin. (3) Political ideology found in the novel Larasati by
Pramoedya Ananta Toer are a) racist ideology and b) class conflict ideology. There are
three things that present the existence of racist ideology, that are: a) Japan as an invader
and Indonesia as colonized; (b) The Dutch as invaders and Indonesia as colonized; and
(c) Nica versus Republikein. (4) Considering the curriculum, the purpose of literary
learning, how to choose materials, and aspects of readability, the Larasati romance by
Pramoedya Ananta Toer can be implemented in Indonesian Language learning in high
school especially in XII grade. Recommendation: Larasati romance can be used as
material for Indonesian Language learning in high school.
Keywords: Critical Analysis, romance, macro structure, author cognition, political
ideology
PENDAHULUAN roman merupakan karya sastra yang
dapat mencerminkan kehidupan nyata.
Roman adalah jenis karya sastra Semenjak orang mempelajari sastra
yang berkembang baik di Indonesia secara kritis, timbul pertanyaan
(Damono, 1979:1). Bukti bahwa novel sejauhmana sastra mencerminkan
berkembang baik di Indonesia, dapat kenyataan, dan sering dituntut dari sastra
dilihat dari banyaknya roman yang agar mencerminkan kenyataan
mengalami cetak ulang. Contohnya, (Luxemburg, 1984:15).
roman Larasati karya Pramoedya Roman Larasati karya
Ananta Toer telah mengalami cetak Pramoedya Ananta Toer menarik untuk
ulang yang ke-5 (Toer, 2010). Seringnya diteliti karena alasan-alasan sebagai
roman mengalami cetak ulang karena berikut. Pertama, roman Larasati karya
Pramoedya Ananta Toer merupakan Kekuasaan, maksudnya ada
karya sastra yang sudah barang tentu tidaknya paham kekuasaan pada wacana
merupakan gambaran dari kenyataan yang sedang diteliti. Larasati sebagai
sebagaimana yang dikemukakan oleh sebuah roman , memenuhi syarat untuk
Luxemburg. Dengan meneliti roman diteliti dengan menggunakan pendekatan
Larasati, penulis akan dapat kritis karena memenuhi syarat adanya
menemukan kenyataan-kenyataan yang aspek kekuasaan dalam novel tersebut.
ada dalam karya sastra. Kenyataan- Kekuasan yang dimaksud adalah
kenyataan yang penulis maksudkan kekuasaan antara penjajah dengan yang
adalah kenyataan perjalanan revolusi dijajah, kekuasaan antara laki-laki
Indonesia yang dipaparkan oleh dengan perempuan, kekuasaan antara
Pramoedya Ananta Toer lewat roman yang tua terhadap yang muda.
Larasati. Ideologi, maksudnya bahwa teks
Kedua, roman Larasati karya atau percakapan dalam roman
Pramoedya Ananta Toer, menurut merupakan cerminan dari praktik
penulis dapat dikaji dengan ideologi tertentu.
menggunakan pendekatan kritis. Ketiga, sejauh data yang
Indikator dari Analisis Wacana Kritis tersedia, sudah ada penelitian berkaitan
meliputi tindakan, konteks, kekuasaan, dengan roman Larasati karya
dan ideologi (Darma, 2009:61-64; van Pramoedya Ananta Toer. Penelitian
Djik, Faircloug, Wodak, dan Eriyanto, tersebut ditulis oleh Djarot Haryadi
2012:7-13). dengan judul penelitian :” Analisis tokoh
Tindakan, maksudnya bahwa Ara dalam roman Larasati karya
roman Larasati, sebagai sebuah karya Pramoedya Ananta Toer: sebuah
sastra sebenarnya merupakan bentuk pendekatan Psikologi Sastra” (2007).
tindakan komunikasi antara pengarang Penelitian tersebut merupakan skripsi di
(Pramoedya Ananta Toer) dengan Fakultas Sastra, Universitas Negeri
pembaca. Pramoedya menyampaikan Sebelas Maret, Surakarta. Dengan
pesan dan pembaca mendapatkan pesan demikian, sejauh data yang tersedia,
atau informasi. belum ditemukan penelitian yang berupa
Konteks, maksudnya dalam kajian kritis terhadap roman Larasati
menganalisis perlu memperhatikan karya Pramoedya Ananta Toer.
konteks wacana. Dalam hal ini adalah Keempat, dikaitkan dengan
konteks dari roman Larasati yakni latar pendidikan, hasil penelitian ini dapat
dan peristiwa. Sebagai sebuah roman digunakan sebagai bahan pembelajaran
sudah barang tentu Larasati memiliki sastra dan sekaligus model dalam
latar dan peristiwa. menganalisis karya sastra dengan
Historis, maksudnya dalam menggunakan kajian kritis. Jadi sangat
menganalisis hendaknya melibatkan relevan dengan pembelajaran sastra di
keadaan atau situasi zaman tertentu. Sekolah Menengah Atas .
Dalam hal ini zaman ketika roman Memperhatikan alasan-alasan di atas,
Larasati diciptakan oleh pengarangnya. penelitan ini sangatlah penting dan
Wacana diproduksi dalam konteks mendesak untuk dilakukan dengan
tertentu dan tidak dapat dimengerti tanpa mengamati struktur makro (tema),
menyertakan konteks yang menyertainya kognisi pengarang, ideologi, dan
(Eriyanto, 2012:10). Dengan kata lain rencana implementasinya dalam
bahwa aspek-aspek sosial pembelajaran bahasa Indonesia di SMA.
mempengaruhi lahirnya karya sastra dan
aspek-aspek sosial dapat ditemukan
dalam sastra (Ratna, 2004:331).
METODE PENELITIAN Teknik pengambilan data yang
Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
digunakan dalam meneliti roman studi dokumenter. Alat yang digunakan
Larasati karya Pramoedya Ananta Toer dalam pengambilan data adalah kartu
adalah penelitian kualitatif. Hal ini pencatat. Kartu pencatat adalah kartu
sejalan dengan ciri penelitian kualitatif yang berbentuk segi empat yang
yang dikemukakan oleh Moleong digunakan untuk mencatat data
(2010:8-11) dengan mengacu pada penelitian. Digunakan beberapa kartu
beberapa ciri diantaranya: (1) manusia pencatat untuk mencatat data sesuai
sebagai alat/instrumen, (2) metode dengan klasifikasinya. Kartu pencatat
kualitatif, (3) deskriptif, (4) adanya batas yang dimaksudkan untuk mencatat tema,
yang ditentukan oleh fokus, dan (5) kognisi pengarang, dan ideologi.
adanya kriteria khusus untuk keabsahan Teknik yang digunakan dalam
data. menguji keabsahan data adalah teknik
Metode yang digunakan adalah trianggulasi dan teknik pengecekan
metode deskriptif. Moleong (2010:11) sejawat. Teknik trianggulasi adalah
menjelaskan, dalam penelitian pemeriksaan keabsahan data dengan
deskriptif, datanya akan berupa kata- memanfaatkan sesuatu yang lain. Teknik
kata dan bukan angka-angka. Selain itu, trianggulasi yang paling banyak
laporan penelitiannya juga akan disertai digunakan adalah teknik trianggulasi
dengan kutipan-kutipan data. Jadi sumber. Menurut Denzin (1978 dalam
peneliti menguraikan, menjelaskan, Moleong, 2010:330) membedakan 4
mendeskripsikan data yang diperoleh. jenis trianggulasi yakni trianggulasi
Menurut Sukmadinata (2007:79- sumber, trianggulasi metode,
82) penelitian dokumen (karya satra) trianggulasi penyidik, dan trianggulasi
merupakan penelitian deskriptif. teori.
Penelitian deskriptif adalah penelitian Teknik lainnya yang juga dapat
yang paling dasar. Ditujukan untuk digunakan adalah teknik diskusi teman
mendeskripsikan atau menggambarkan sejawat. Pengertian teman sejawat yang
fenomena-fenomena yang ada, baik dimaksudkan adalah orang-orang yang
fenomena yang bersifat alamiah maupun mempunyai kesamaan minat,
berupa rekayasa manusia. pengetahuan, dalam bidang yang sama.
Penelitian ini merupakan Menurut Kasiyanto dalam
penelitian dokumen. Dalam penelitian Bungin (2003:148-167) teknik analisis
dokumen (karya sastra) data berupa penafsiran teks atau analsis isi
kata, frase, kalimat, paragraf dari teks (Krippendorff, 1980) dapat digunakan
dokumen tersebut. Dalam penelitian ini untuk menganalisis dokumen (karya
data berupa kata, frase, kalimat, sastra). Teknik analisis isi berarti
paragraf dari roman Larasati karya peneliti mencoba mengkritisi isi teks.
Pramoedya Ananta Toer. Adapun langkah-langkah yang
Dalam penelitian ini, sumber ditempuh adalah: (a) Membaca
datanya adalah roman Larasati karya dokumen yang diteliti secara berulang-
Pramoedya Ananta Toer. Roman yang ulang hingga ditemukan data penelitian.
dijadikan sumber data merupakan roman (b) Data penelitian yang telah ditemukan
cetakan ke-5, Februari 2010, ISBN: 979- haruslah dicek kembali apakah memang
97312-9-5, sebanyak 180 halaman. sudah valid atau dapat dipercaya sebagai
Roman ini diterbitkan oleh Penerbit data penelitian. (c)Data penelitian
Lentera Dipantara yang berkedudukan di haruslah diinterpretasikan dengan
Jakarta. bersumberkan pada acuan yang telah
ditentukan. Acuannya adalah landasan
teori AWK. (d)Berdasarkan interpretasi Pramoedya Ananta Toer. . Berikut
yang mendalam maka peneliti pada ini disampaikan beberapa bukti bahwa
akhirnya menarik kesimpulan. beberapa hal yang ditulis Pramoedya
dalam roman Larasati dipengaruhi oleh
PEMBAHASAN bermacam nilai yang diperoleh selama
Struktur Makro (Tema) Roman hidupnya. Ada beberapa hal yang dapat
Larasati karya Pramoedya Ananta ditangkap dari roman Larasati, yaitu (a)
Toer. Seniman, (b) Dipenjara, dan (c)
Tema roman Larasati karya Disebutnya beberapa tokoh dalam
Pramoedya Ananta Toer adalah revolusi roman
setelah kemerdekaan Indonesia (1945). Pramoedya Ananta Toer dikenal
Hal tersebut dapat diketahui dari dua luas sebagai seorang seniman dalam arti
cara yakni dengan melihat peristiwa dan sebagai seorang pekerja seni, sebagai
dengan cara melihat dialog. seorang pengarang.
Ada beberapa contoh peristiwa
yang menunjukkan bahwa roman Dari roman Larasati, diketahui
Larasati bertemakan revolusi setelah bahwa tokoh Larasati merupakan
kemerdekaan Indonesia. Peristiwa yang seorang seniman, pekerja seni, seorang
dimaksud adalah di Stasiun Yogya, bintang film. Perhatikan kutipan berikut:
dalam kereta, di stasiun Cikampek,
“Larasati tersenyum dan
Penginapan desa Pucung, dalam Kereta
disentuhnya pipi opsir itu
dari Cikampek ke Jakarta, dan di stasiun
dengan sambil lalu. Tapi dalam
Bekasi.
bayangannya terbentang hari
Berdasarkan dialog antar tokoh
depan yang gilang gemilang di
juga dapat diketahui bahwa tema roman
daerah pendudkan Nica. Ia akan
Larasati adalah revolusi setelah
terjun kembali di gelanggang
kemerdekaan Indonesia. Beberapa
film” (hlm. 8).
contoh dialong antar tokoh antara lain
dialog antara Larasati dengan Kapten
Selain sebagai seniman yang
Oding; Dialog antara Larasati dengan
bergerak dalam bidang perfilman,
Pemuda Penumpang Kereta yang Duduk
Larasati juga dikenal sebagai seniman
di sampingnya; Dialog antara Larasati
panggung. Perhatikan kutipan berikut:
dengan Perwira Piket di Penginapan
“Tidak main lagi?” tiba-tiba
Desa Pucung; dan Dialog antara
pemuda itu bertanya.
Larasati dengan Mardjohan .
‘Di jaman seperti ini’ jawabnya.
Kognisi Pengarang yang Tercermin
‘Orang tidak sempat membuat
dalam Roman Larasati Karya
film’
Pramoedya Ananta Toer
‘Cuma di panggung saja selama
Pengarang karya sastra tidak ini’
dianggap sebagai individu yang netral ‘Cuma di panggung’
tetapi individu yang mempunyai Berdasarkan pengalaman hidup
bermacam nilai, pengalaman, dan Pramoedya Ananta Toer di penjara
pengaruh ideologi yang didapatkan dari beberapa kali, ia sangat piawai dalam
kehidupannya. Pengalaman, nilai, dan melukiskan keadaan atau situasi dalam
pengaruh ideologi tersebut akan muncul penjara. Berikut ini contoh kutipannya.
dalam karya sastra yang ditulisnya.
Dalam menganalisis kognisi sosial yang “Dan mobil telah berhenti persis
tercermin dalam roman Larasati, penulis di depan pintu kayu berat sebuah
mendasarkan diri pada beberapa buku penjara. Seorang kopral Knil
yang berkisah mengenai kehidupan membuka pintu berat itu,
memberi salut salut, membuka jelas yaitu mempermasalahkan tentang
pintu mobil dan menyilakan adanya diskriminasi, prasangka,
para penumpang masuk. perbudakan, adanya dominasi, dan
‘Kau bakal banyak belajar dari adanya kesenjangan etnis/ras. Dalam
gedung ini, Ara. Bukan dari roman Larasati karya Pramoedya Ananta
revolusi” (hlm. 56-57). Toer, ideologi rasis terlihat adanya
Disebutnya Beberapa Tokoh penjajah dan yang dijajah, NICA versus
dalam Roman. Ada beberapa nama Republikein.
tokoh yang disebut dalam roman Dari sejarah diketahui bahwa
Larasati. Nama-nama tokoh tersebut bangsa Indonesia pernah dijajah oleh
yaitu: Chaidir, perdana menteri dan Jepang selama tiga setengah tahun.
Jassir. Dalam roman Larasati juga dilukiskan
Tokoh Chaidir dilukiskan bahwa bangsa Indonesia pernah dijajah
sebagai tokoh bermata merah karena oleh Jepang. Bagi Ara, ternyata
tidak pernah tidur, penyair, kepala penjajahan Jepang dirasakan lebih baik
redaksi Arena. (hlm 136). dibandingkan dengan penjajahan
Memperhatikan ciri-ciri yang disebutkan Belanda yang kedua, atau selama
oleh Pramoedya, kemungkinan yang revolusi setelah Jepang meninggalkan
dimaksud adalah Chairil Anwar. Indonesia. Setidaknya ada beberapa
Perdana Menteri digambarkan orang Jepang yang berbaik hati pada
mempunyai tubuh setinggi Chaidir, Larasati. Perhatikan kutipan berikut:
gemuk, tidak dekil, dan tidak bermata “Larasati ingin tidur lagi
merah. (hlm 137). Pada hlm. 11 juga melupakan masa dan dunia yang
tertulis : “Saburo Sakai, itu Letnan kini diputuskannya dari dirinya.
Kolonel Angkatan Laut Jepang, sahabat Tak dapat. Pengalaman selama
bekas perdana menteri dan memimpin revolusi ini dengan opsir-opsir
suatu partai Sosialis itu yang giat revolusi benar-benar tidak
menentang kolaborasi dengan Jepang!” memberinya kekayaan barang
Pertanyaannya adalah siapakan seribu rupiah pun. Setidaknya
PM yang dimaksud? Ada dua opsir-opsir Jepang masih dapat
kemungkinan. Pertama adalah Soetan memberinya duit. Saburo Sakai,
Sjahrir yang memimpin Partai Sosialis itu Letnan Kolonel Angkatan
(PARAS) atau Amir Sjarifuddin Laut Jepang, sahabat bekas
Harahap yang memimpin Partai Sosialis perdana menteri dan memimpin
Indonesia (PARSI). Kedua tokoh ini suatu partai Sosialis itu yang
sama-sama menentang kerjasama giat menentang kolaborasi
dengan Jepang. dengan Jepang! Apasaja yang
Jassir dikatakan sebagai seorang tak diterimanya dari dia: dari
kritikus sastra (hlm. 139). Kemungkinan karung beras sampai gelang
yang dimaksudkan adalah H.B. Jassin. jamrud buatan Tiongkok dan
Ideologi Politik cincin delima buatan Birma!
Dan Sjimiku: dari kimono sutra
Ada dua ideologi politik yang koplet dengan bakiak dan
ditemukan dalam roman Larasati karya kipasnya sampai pada rahasia
Pramoedya Ananta Toer. Kedua penyerbuan Jepang ke Australia.
ideolologi yang dimaksud adalah Ah itu serdadu manja kalau
ideologi rasis dan ideologi kelas sosial. menang perang sekali saja.
Kemenanganku lebih dari
Gagasan rasisme, menurut
padanya. Aku pernah menguasai
Darma (2009:127) bila dikaitkan dengan
dia hanya karena aku tidak
wacana (roman) asosiasinya akan sangat
seperti perempuan-perempuan dan Maria Magdalana Sentono (anak
lain – aku tidak pernah beranak. Surjo Sentono) merupakan representasi
Mungkin ada satu kemenangan dari kaum republik. Perhatikan kutipan
lain padaku. Kelebihan daripada berikut.
yang lain-lain:kewanitaan sejati” “Mardjohan meremas-remas
(hlm. 11-12) kedua belah tangannya untuk
mendapatkan kekuatan. Tiba-
Dari kutipan di atas terlihat tiba hati berkisar begitu
bahwa bangsa Indonesia pernah dijajah sentimental, meneruskan kata-
oleh Jepang. Nama Saburo Sakai, katanya. Waktu revolusi pecah
Sjimizu, menunjukkan nama Jepang. segera mayor besar Surjo
Nama-nama tersebut merupakan Sentono dibebaskan oleh sekutu
representasi bangsa Jepang. Pernyataan : dari kamp Jepang,
“Setidaknya opsir-opsir Jepang masih menggabungkan diri dengan
dapat memberinya duit” menunjukkan Nica. Maria Magdalena Sentono
bahwa pernah ada opsir Jepang yang lari, menggabungkan diri
hadir dalam kehidupan Larasati. Hal dengan korps mahasiswa –
tersebut juga menunjukkan bahwa melakukan perlawanan terhadap
bangsa Indonesia pernah dijajah oleh Nica. Dua manusia dari satu
Jepang. darah kedua-duanya menjadi
Selain pernah dijajah oleh Jepang, harapannya pecah-belah,
bangsa Indonesia pernah dijajah oleh berhadap-hadapan sebagai
Belanda. Larasati merupakan musuh. Ayah dan anak. Sang ibu
representasi dari salah satu manusia tinggal menangis”
Indonesia yang merasakan penjajahan “Aku lepaskan cintaku pada
Belanda dan sangat membenci Maria. Aku berpihak pada
pemerintah Belanda. Ia sangat mencintai ayahnya” (hlm. 55).
tanah airnya dan ingin mempertahankan Ideologi kelas didasarkan pada
tanah airnya. Perhatikan kutipan berikut: teori Karl Mark yang dikenal dengan
“Nanti juga – di bumi penjajahan. teori pertentangan kelas. Teori ini
Bekasi yang bakal menentukan! sebenarnya dibangun atas dasar
Bekasi! Tapi biar bagaimanapun, kepentingan ekonomi. Karl Marx
aku tidak akan berkhianat. Aku melihat bahwa ketegangan antara
juga punya tanah air. Jelek-jelek tenaga-tenaga produksi dan hubungan-
tanah airku sendiri, bumi dan hubungan produktif terungkap dalam
manusia yang menghidupi aku ketegangan antarkelas dalam
selama ini. Cuma binatang ikut masyarakat. Satu kenyataan sosial yang
Belanda”. (hlm. 13) tak terbantahkan yaitu bahwa di dalam
Ideologi rasis juga terlihat dari masyarakat terdapat dua kelompok yang
NICA (Nerderlands-Indies Civil saling berhadapan secara tak
Administration, Pemerintahan Hindia- terdamaikan yaitu antara kelas atas
Belanda yang dengan bantuan Tentara (borjuis) dan kelas yang tertindas
Sekutu (negeri-negeri Barat) kembali ke (proletar).
Indonesia sesuai Perang Dunia Kedua) Pertentangan kelas atas dan
sebagai penjajah dan kaum republikein kelas yang tertindas tak dapat
sebagai yang terjajah dan melakukan didamaikan karena bersifat obyektif.
perlawanan. Pertentangan ini ada karena secara nyata
Tokoh Mardjohan, Mayor besar dan tak terhindarkan masing-masing
Surjo Sentono juga merupakan kelas ambil bagian dalam proses
representasi Nica sedangkan Larasati produksi. Di dalam proses produksi
masing-masing kelas menempati Dilihat dari aspek Kurikulum,
kedudukannya masing-masing. Kelas diketahui bahwa ada Kompetensi Dasar
atas berkepentingan secara langsung pembelajaran novel. Kompetensi Dasar
untuk menghisap dan mengeksploitasi (KD) yang dimaksud adalah Kompetensi
kelas yang tertindas karena ia telah Dasar (KD) pada kelas XII semester
membelinya. Kelas atas menindas dan ganjil. KD yang dimaksud yaitu: 3.8
menghisap kelas bawah karena Menafsirkan pandangan pengarang
kedudukan dan eksistensi mereka terhadap kehidupan dalam novel yang
tergantung dari cara kerja yang dibaca; 4.8 Menyajikan hasil
demikian. interpretasi terhadap pandangan
Dalam roman Larasati karya pengarang; 3.9 Menganalisis isi dan
Pramoedya Ananta Toer, kelas atas kebahasaan novel; 4.9 Merancang novel
diwakili oleh Jusman, orang Arab, atau novelet dengan memerhatikan isi
majikan Lasmidjah (ibu Ara). dan kebahasaan.
Sedangkan kelas bawah diwakili oleh Dengan demikian, dilihat dari
Lasmidjah dan Ara, sebagai kaum aspek Kurikulum sudah sesuai apabila
tertindas, yang tidak mampu melawan roman Larasati dijadikan bahan
kekuasaan Jusman. pembelajaran sastra di SMA karena
”Sekali lagi ia dengar suaranya tidak bertentangan dengan Kurikulum.
yang ganas. Artinya bahwa Kurikulum
’Idjah, Idjah! Ini bintangmu mengamanahkan agar dilaksanakan
datang” pembelajaran novel.
’Seorang wanita tua muncul di Dilihat dari Tujuan
hadapannya. Orang itu adalah Pembelajaran Sastra . Secara teoritis ada
ibunya- ibunya yang sudah beberapa tujuan pembelajaran sastra.
setahun ini tidak dijumpainya. Rahmanto (1988:Moody: 1971)
Kedua orang wanita itu mengatakan bahwa pembelajaran sastra
berhadap-hadapan. Kemudian, memiliki beberapa tujuan yaitu (1)
’Kau Ara. Kau tak dengar membantu meningkatkan keterampilan
kataku. Mengapa kau kemari?” berbahasa, (2) meningkatkan
(hlm. 140). pengetahuan budaya, (3)
mengembangkan cipta dan rasa, dan (4)
”Tak ada satu kekuatan dapat menunjang pembentukan watak. Roman
menghalangi aku Ara. Kau Larasati memenuhi keempat hal
kepunyaanku sekarang”. Tiba- tersebut.
tiba ia berseru. ”Idjah, ambilkan Dilihat dari Segi Pemilihan
minuman dingin”. Dan Ara Bahan. Secara teoritis dikatakan bahwa
melihat ibunya menyediakan dalam pemilihan bahan pembelajaran
minum baginya” (hlm. 141) sastra tidak boleh bertentangan dengan
Pancasila/UUD 1945, tidak boleh
Dari data di atas sangat jelas bahwa bersifat SARA, dan tidak boleh
Jusman, orang Arab itu mempunyai mengandung pornografi. Setelah peneliti
kekuasaan mutlak atas diri Lasmidjah kaji secara mendalam, isi roman Larasati
dan Larasati. tidaklah bertentangan dengan sila-sila
Rencana Implementasi dalam dalam Pancasila dan UUD 1945. Selain
Pembelajaran Bahasa Indonesia itu juga tidak ditemukan hal-hal yang
bersifat SARA dan pornografi dalam
Roman Larasati dapat roman Larasati. Kesimpulannya, roman
digunakan sebagai bahan pembelajaran Larasati dapat digunakan sebagai bahan
sastra/Bahasa Indonesia di SMA dengan pembelajaran sastra.
alasan sebagai berikut:
Dilihat dari Aspek Keterbacaan. ada kesulitan dalam memahami roman
Setelah peneliti meminta pada Larasati. Kesimpulannya bahwa dilihat
dua orang siswa di SMA Negeri 1 dari aspek keterbacaan, roman ini
Pontianak yakni Rani Safitri dan memebuhi syarat sebagai bahan
Marsudi, keduanya peserta didik kelas pembelajaran sastra.
XII, keduanya menyatakan bahwa tidak
SIMPULAN DAN SARAN tema, kognisi pengarang, dan ideologi
Simpulan politik yang tercermin dalam roman
maka disarankan agar peneliti lain dapat
Berdasarkan analisis data yang meneliti lebih lanjut pada aspek kritis
dilakukan pada bab IV dapat lainnya seperti struktur mikro dan
disimpulkan sebagai berikut: Struktur kognisi sosial.
makro (tema) roman Larasati karya Disarankan agar para guru dapat
Pramoedya Ananta Toer adalah revolusi menggunakan roman Larasati karya
setelah kemerdekaan Indonesia. Hal itu Pramoedya Ananta Toer sebagai bahan
dapat dilihat dari peristiwa-peristiwa pembelajaran bahasa Indonesia
yang ada dalam roman dan dialog antar utamanya ketika mengajarkan KD 3.8
tokoh dalam roman. dan 4.8.
Kognisi pengarang yang
tercermin dalam roman Larasati karya DAFTAR RUJUKAN
Pramoedya Ananta Toer yaitu a)
seniman, b) dipenjara, dan c) Bungin, Burhan. 2003. Analisis Data
disebutnya beberapa nama tokoh dalam Penelitian Kualitatif. Jakarta:
roman seperti (a) Chaidir dimaksudkan PT Raja Grafindo Persada.
Chairil Anwar, (b) Perdana Menteri Damono, Sapardi Djoko. 1979. Novel
dimaksudkan Perdana Menteri Soetan Indonesia sebelum Perang.
Sjahrir atau kemungkinan lain Perdana Jakarta: Pusat Pembinaan dan
Menteri Amir Sjarifuddin Harahap (c) Pengembangan Bahasa.
Jassir dimaksudkan H.B. Jassin. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
Ideologi politik yang ditemukan
Darma, Yoce Aliah. 2009. Analisis
dalam roman Larasati karya Pramoedya
Wacana Kritis. Bandung:
Ananta Toer yaitu a) ideologi rasis dan
Yrama Widya.
b) ideologi pertentangan kelas. Ada tiga
Eriyanto, 2012. Analisis Wacana Kritis
hal yang merepresentasikan adanya
(cet. Ke-3). Yogyakarta: LKiS
ideologi rasis dalam roman Larasati
Group.
yaitu (a) Jepang sebagai penjajah dan
Fairlogh, Norman. 1995. Critical
bangsa Indonesia sebagai terjajah; (b)
Discourse Analysis The
Belanda sebagai penjajah dan bangsa
Critical of Language.
Indonesia sebagai terjajah; dan (c) Nica
London: Longman.
versus Republikein.
Krippendorff, Klaus. 1980. Content
Mempertimbangkan Kurikulum,
Analysis An Introduction to
tujuan pembelajaran sastra, cara memilih
Its Methodology. London:
bahan, serta aspek keterbacaan, roman
Sage Publications.
Larasati karya Pramoedya Ananta Toer
Luxemburg, Jan Van, dkk. 1984.
dapat diimplentasikan dalam
Pengantar Ilmu Sastra
pembelajaran bahasa Indonesia di SMA
(Terjemahan Dick Hartoko).
utamanya di kelas XII.
Jakarta: Gramedia.
Saran
Moody, H.L.B.1971. The Teaching of
Mengingat penilitian ini baru
Literature in Developing
pada aspek struktur makro utamanya
Description:ABSTRACT. This study examines the Larasati romance by Pramoedya Ananta Toer based on critical studies or Critical Discourse Analysis (AWK).