Table Of ContentISSN 2088 - 186X
Jurnal
AADDII KKAARRSSAA
Teknologi Komunikasi Pendidikan
BBAALLAAII TTEEKKNNOOLLOOGGII KKOOMMUUNNIIKKAASSII PPEENNDDIIDDIIKKAANN
DDIINNAASS PPEENNDDIIDDIIKKAANN PPEEMMUUDDAA DDAANN OOLLAAHHRRAAGGAA PPRROOVVIINNSSII DDIIYY
Hlm. i - iv Yogyakarta ISSN
ISSN 2088-186X Edukasi Vol. XIII No. 14
1 - 110 Juli 2018 2088 - 186X
AADDII KKAARRSSAA
AADDII KKAARRSSAA
Ketentuan Penulisan :
ISSN 2088 - 186X
Naskah yang dikirim ke redaksi Jurnal llmiah Adi Karsa akan dipertimbangkan pemuatannya apabila
Jurnal Teknologi Komunikasi Pendidikan
memenuhi kriteria sebagai berikut:
Vol. XIII, No. 14 Juli 2018
1. Bersifat ilmiah yaitu kajian atas masalah - masalah yang berkaitan dengan perencanaan,
pelaksanaan, maupun evaluasi dari penerapan teknologi dan komunikasi dalam dunia pendidikan
yang berupa artikel gagasan orisinil, artikel kajian teori/konsep dan artikel ringkasan hasil penelitian
yang sesuai dengan kompetensi penulis.
Penasehat Visi
2. Naskah diketik dengan huruf Pica Arial ukuran huruf 11, jarak baris 1,5 spasi, ukuran kertas kwarto.
Menjadi salah satu referensi utama bagi guru dan pelaku 3. Panjang tulisan antara 10 s.d. 15 halaman.
Drs. R. Kadarmanta Baskara Aji
pendidikan tentang perencanaan pelaksanaan maupun 4. Naskah yang dikirim merupakan naskah yang belum pernah dipublikasikan dalam penerbitan
Penanggung Jawab apapun dan atau sedang diminta penerbitannya oleh media lain
evaluasi pendidikan di wilayah Yogyakarta
5. Naskah ditulis secara berurutan terdiri dari :
Dra. Isti Triasih a. Judul (ringkas dan lugas / tidak lebih dari 15 kata)
Misi
b. Nama penulis tanpa gelar (dicetak miring)
Pemimpin Dewan Redaksi Media aktualisasi dan sosialisasi karya ilmiah guru dan c. Abstrak ditulis dalam Bahasa Inggris atau Bahasa Indonesia (diketik jarak baris 1 spasi dan terdiri
dari 100 - 150 kata). Khusus artikel hasil penelitian setidaknya memuat tujuan, metode, dan hasil
Gunarsih, SH pelaku pendidikan di wilayah Yogyakarta pada khususnya
penelitian.
dan Indonesia pada umumnya. d. Kata kunci ditulis bawah abstrak (dicetak miring maksimal 5 kata)
Redaksi
e. Pendahuluan (setidaknya memuat latar belakang dan rumusan masalah penulisan)
Loko Kuswantoro, S.Pd f. Inti / Pembahasan (terdiri dari uraian atas sub - sub bab)
g. Metode Penelitian (khusus untuk artikel hasil penelitian)
Penyunting / Editor h. Penutup (setidaknya berisi kesimpulan dan saran)
6. Penulisan kutipan langsung dari literatur lain diketik masuk 5 spasi ke dalam dengan jarak baris 1.
“Adi Karsa” diambil dari Bahasa Jawa yang berarti “Kemauan
Drs. Yoko Rimy, M.Pd Penulisan Daftar Pustaka diurutkan sebagai berikut:
yang baik”. Jurnal ini diterbitkan oleh Balai Teknologi
Estu Miyarso, M.Pd Nama penulis (Khusus Inggris dibalik dengan pemisah tanda koma [,]. Tahun penerbitan dalam
Komunikasi Pendidikan (Balai Tekkomdik) Yogyakarta kurung. Judul buku atau tulisan dicetak miring. Kota tempat penerbitan diikuti tanda titik dua [:]. Nama
Penata / Layout penerbit.
sebagai Media penuangan dan pengkajian karya ilmiah guru
Setiap pustaka diketik dengan dengan jarak 1 spasi. Antar pustaka diberi jarak 2 spasi Setiap
Supartini maupun pelaku pendidikan. Jurnal ini diterbitkan dua kali
pustaka yang lebih dari 2 baris, baris kedua dan seterusnya diketik masuk ke dalam sebanyak 5
setahun setiap terbit bulan Juli dan November 2018 ketukan.
Juru Gambar Cover
Contoh Daftar Pustaka :
Dwi Budi Astutiek, S.Pd
Borg, Walter, R. & Gall, M., D. (1989), Educational research: an introduction (4th ed) New York &
Sekretariat London: Logman.
Alamat Redaksi :
Kholifah Khoirun Nisa Estu Miyarso. (2009), Multimedia Interaktif untuk Pembelajaran Sinematografi. Tesis Yogyakarta:
Kantor Balai Teknologi Komunikasi Pendidikan (Balai Tekkomdik)
Juni Andri
Program Studi Teknologi Pembelajaran Pasca Sarjana UNY
Daerah Istimewa Yogyakarta
7. Naskah dikirim ke redaksi dalam bentuk soft copy baik melalui disket, flesh disk, cd atau via email
Jl. Kenari No. 2 Yogyakarta dengan menggunakan fasilitas attachment file.
Telp./Fax : 0274 - 517327 8. Penulis tidak keberatan jika naskah yang dikirim mengalami penyuntingan atau perbaikan tanpa
website : http=//www.btkp-diy.or.id merubah isinya
e-mail : [email protected] 9. Isi artikel yang dimuat merupakan tanggungjawab penulis sepenuhnya.
[email protected] 10. Penulis menyertakan biodata singkat dan alamat lengkap termasuk email dan nomor HP yang bisa
dihubungi .
11. Naskah yang masuk redaksi dikategorikan; diterima tanpa revisi, diterima dengan revisi. dan ditolak.
12. Naskah yang tidak dimuat akan diberitahukan kepada penulis via SMS maupun email.
13. Penulis yang naskahnya dimuat akan diberi copy buletin sebanyak 1 eksemplar.
Jurnal
ADI KARSA
Teknologi Komunikasi Pendidikan
BALAI TEKNOLOGI KOMUNIKASI PENDIDIKAN
DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA DIY
Daftar Isi
Penggunaan Media Dan Teknologi Dalam Konseling Individual Untuk Mengatasi
Kecemasan Akademik Pada Siswa SMP di Yogyakarta
Oleh : Isniatun Munawaroh dan Isti Yuni Purwanti ..................................................... 1
Hubungan Kompetensi Profesional Dan Disiplin Terhadap Kinerja Guru
Oleh : Hartini ................................................................................................................. 10
Peningkatan Prestasi Belajar Matematika Melalui Model Pembelajaran Kooperatif
Think Pair Share (TPS) Pada Siswa Kelas VIII E SMP Negeri 2 Jetis
Oleh : Eni Rohayatun ..................................................................................................... 19
Pembelajaran “Kopi” Untuk Meningkatan Keaktifan Peserta Didik Pada Mata Pelajaran
Simulasi Digital
Oleh: Widiatmoko Herbimo ........................................................................................... 27
Pengembangan Lembar Kerja Siswa Pada Materi Turunan Dengan Metode Penemuan
Terbimbing
Oleh : Haryani ............................................................................................................... 39
Penerapan Group Investigation Konsep Struktur Atom dan Sistem Periodik Unsur
Untuk Meningkatan Kemandirian Belajar Siswa
Oleh : Eny Triastuti ........................................................................................................ 49
Model Pembelajaran Teman Sebaya (Peer Learning) Sebagai Upaya Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik Disekolah Menengah Kejuruan
Oleh : Nur Muhammad Sidiq ......................................................................................... 60
Upaya Peningkatan Motivasi Dan Prestasi Belajar IPS Melalui Penggunaan Media CD
Oleh : Ustadiyatun, S.Pd ............................................................................................... 72
Penerapan Pembelajaran Melalui Metode “Two Stay Two Stray” Pada Kompetensi
Produksi Bibit Dan Kultur Jaringan Siswa Kelas XI APKJ SMK Negeri 1 Nanggulan
Oleh : Eko Puji Dianawati, S.P ...................................................................................... 80
Upaya Meningkatkan Kepercayaan Diri Peserta Didik Dalam Berbicara Melalui
Storytelling Pada Peserta Didik Kelas VIIIE SMP N 1 Wates Kulon Progo
Oleh : Yulianto ............................................................................................................... 93
iii
PENGGUNAAN MEDIA DAN TEKNOLOGI DALAM KONSELING
INDIVIDUAL UNTUK MENGATASI KECEMASAN AKADEMIK
PADA SISWA SMP DI YOGYAKARTA
Oleh: Isniatun Munawaroh dan Isti Yuni purwanti
Dosen Prodi TP & BK FIP UNY
Email: [email protected]
ABSTRACT:The study was purposed to describe the media and technology
implementations in individual counseling which aimed to cope with the junior high
school’s academic anxiety in Yogyakarta. Qualitative and quantitative approach was
used in this study. The subject in this study were junior high school guidance and
counseling teachers which represent four Yogyakarta districts. Every Data collected
using questionnaire, interview, observation guidelines and documentation. Numerical
data analysisperformed by calculating the percentage while qualitative data presented
in descriptions. The study shows that the individual counseling activities was shifting.
New media and technology emersion change the form of individual counseling. The
individual counseling changed from face-to-face activity to the activity that utilize new
media and technology. The use of new media and technology like Facebook or Whatsapp
dominated the individual counseling activities.The use of new media and technology has
an impact in increasing the number of students who follow the individual counseling
activities and reveal student’s deeper problem that related to academic anxiety.
Keywords : media and technology, individual counseling
PENDAHULUAN akan berdampak pada aktivitas siswa di
sekolah karena kecemasan tersebut akan
Kecemasan merupakan suatu respons
berpengaruh pada perilaku siswa. Kecemasan
ketakutan yang terkondisi dalam diri manusia
akademik yang tidak mendapatkan
yang muncul dan mengganggu dalam
penanganan serius akan berdampak pada
kehidupan sehari-hari. Kecemasan biasanya
kurangnya rasa percaya diri siswa dalam
muncul dalam diri manusia terhadap obyek
menjalankan proses pendidikan dan diliputi
yang belum pasti atau sesuatu yang belum
perasaan ketidaknyamanan. Gangguan ini
pasti kemunculannya dalam kehidupannya
jika berlebihan muncul dalam individu
diberbagai bidang. Meskipun belum pasti,
peserta belajar akan mengganggu proses
kecemasan biasanya akan menguasai proses
pembelajaran secara fisik dan psikis. Ragam
berpikir manusia dan akan berdampak pada
penyebab munculnya kecemasan akademik
kegagalan dalam bertindak. Kecemasan bisa
dalam diri siswa perlu untuk ditangani secara
muncul dalam berbagai bidang kehidupan
serius karena akan berdampak pada prestasi
manusia dan jika obyek tersebut terkait
belajar siswa dan juga akan mengganggu
dengan bidang akademik maka kecemasan
perkembangan psikisnya secara keseluruhan.
yang muncul tersebut disebut dengan
Pencegahan dan penanganan yang tepat
kecemasan akademik.
akan membantu siswa dalam menyelesaikan
Kecemasan akademik biasanya problem kecemasan akademik.
dialami oleh siswa sebagai individu yang
Ragam kecemasan akademik
belajar. Kecemasan akademik tentunya
dikalangan siswa tentunya beragam, hal
1
ini dipengaruhi oleh bagaimana siswa kategori tinggi merasa adanya kelelahan
memandang objek tersebut sebagai suatu fisik. Sementara itu, 47% guru dari SMP
masalah yang mengganggu keberadaan kategori tinggi dan 66% guru SMP kategori
dirinya dalam mengikuti proses pendidikan. rendah mengatakan bahwa UN menimbulkan
Kecemasan tersebut bisa berasal dari kelelahan fisik siswa. Selain itu, 34% guru
dalam proses pembelajaran ataupun di luar SMP kategori tinggi dan 53% guru SMP
proses pembelajaran. Contoh kecemasan rendah mengatakan bahwa UN menimbulkan
yang dialami siswa antara lain, kecemasan stress pada siswa. Berdasarkan hal tersebut,
menghadapi ujian, kecemasan menghadapi dapat dikatakan bahwa menjelang ujian
tugas-tugas sekolah, kecemasan berada di nasional, siswa mengalami kelelahan
lingkungan sekolah yang tidak nyaman, fisik dan memunculkan stres. Kesimpulan
cemas menghadapi guru, cemas menghadapi tersebut mengakibatkan jika menjelang ujian
teman sekolah yang tidak bersahabat, dan nasional siswa mengalami kecemasan yang
masih banyak lagi. Obyek ataupun stimulus terkait dengan belajarnya, sehingga sering
tersebut semestinya tidak menimbulkan disebut mengalami kecemasan akademik.
ketakutan yang berlebihan yang akhirnya
Tidak hanya Kecemasan akademik akan
dapat memunculkan kecemasan. Kecemasan
ujian, contuh kecemasan lainnya dapat juga
akademik yang paling dominan muncul
muncul dalam kehidupan sehari-hari siswa
adalah kecemasan dalam menghadapi ujian.
di sekolah. Sebagai contoh, cemas karena
Kecemasan akademik untuk menghadapi tidak bisa mengerjakan pekerjaan rumah
ujian, ujian nasional (UN) contohnya (PR), cemas karena menghadapi guru yang
mengkondisikan siswa untuk melakukan dianggap galak dan tidak menyenangkan oleh
berbagai “pertahanan” yang luar biasa untuk siswa, cemas dengan mata pelajaran tertentu,
memastikan kesiapan amunisi dengan baik. dan masih banyak lagi. Sama halnya dengan
Belajar dengan tekun, mencari referensi kecemasan menghadapi ujian, hal tersebut
sebanyak-banyaknya, berlatih soal hingga juga akan menimbulkan rasa takut dan tidak
sering mengikuti try out yang diadakan pihak nyaman berada di sekolah. Munculnya
sekolah maupun lembaga bimbingan belajar tindakan-tindakan yang negatif dalam rangka
yang ada menjadi rutinitas siswa. Semakin mengurangi kecemasan akademik tersebut
mendekati waktu pelaksanaan ujian rutinitas tentunya sangat mungkin dilakukan oleh
tersebut semakin ditingkatkan. Hal tersebut siswa. Misalnya bolos sekolah, mencontek
kemudian menjadikan siswa untuk lebih atau melakukan tindakan kecurangan dan
meningkatkan prestasi belajarnya lebih baik melawan berbagai aturan yang berlaku di
lagi. Dalam prosesnya terkadang membuat sekolah. Tindakan tersebut tentunya muncul
siswa menjadi merasa cemas, takut, stres dan dari pemikiran jangka pendek yang oleh
menjadikan ujian nasional sebagai “momok”. siswa dianggap mampu mengatasi kecemasan
Terbukti dengan hasil penelitian Mardapi akademik yang dirasakannya, walaupun
dan Badrun Kartowagiranonal (2009), ujian tindakan tersubut justru akan memunculkan
nasional memiliki dampak positif terhadap kecemasan akademik baru lainnya. Untuk
siswa antara lain: 81% siswa dari sekolah itu hal ini perlu segera untuk mendapatkan
kategori tinggi dan 65% siswa dari sekolah pendampingan dan penanganan agar
kategori rendah menambah jam belajar. permasalahan tidak semakin kompleks.
Sebagian besar dari mereka menambah jam
Perasaan ketakutan yang muncul
belajar sekitar 10 jam/minggu dengan cara
akibat dari kecemasan akademik perlu
mengikuti les di sekolah. Sedangkan dampak
untuk segera mendapatkan penanganan.
negatif dari UN pada siswa, ada 41% siswa
Di sekolah khususnya di tingkat SLTP
SMP kategori rendah dan 41% siswa SMP
2
biasanya penganan tersebut dilakukan oleh Penggunaan media dan teknologi
guru bimbingan dan konseling di sekolah. dalam proses konseling individual dapat
Penanganan melalui kegiatan bimbingan diberikan dengan menggunakan beragam
dan konseling yang dilakukan oleh sekolah saluran, agar guru bimbingan dan konseling
di harapkan mampu membantu siswa dalam dapat memberikan layanan yang lebih
menangani dan mengelola kecemasan terarah dan tujuan yang diinginkan dalam
akademik yang dialami siswa. konseling individual dapat tercapai. Selain
itu, penggunaan media dan teknologi dapat
Ada beberapa pendekatan penanganan
menjembatani beragam hambatan yang kerap
yang dapat diberikan pada guru bimbingan
ditemui dalam kegiatan konseling individual.
dan konseling di sekolah untuk menangani
Namun dalam pelaksanaannya, masih sedikit
permasalahan kecemasan akademik yang
sekali para guru bimbingan dan konseling
dialami siswa, salah satunya melalui
memanfaatkan media dan teknologi
konseling individual. Konseling individual
dalam kegiatan konseling individual.
dianggap cara yang paling menyelesaikan,
Belum terkuak dan terujinya ragam media
dikarenakan kecemasan akademik muncul
dan teknologi dalam kegiatan konseling
beragam dalam diri siswa yang tergantung
individual menjadikan penggunaan media
pada profil siswa tersebut dalam menghadapi
dan teknologi semakin jarang digunakan.
obyek kecemasan yang dirasakannya.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan
Konseling individual merupakan
teknologi baru dalam bidang pendidikan
kegiatan konseling yang dilakukan secara
tentukan membawa pendekatan baru yang
perorangan antara konselor dengan siswa.
membantu dalam praktik pendidikan
Kegiatan ini biasanya dilakukan dengan
termasuk di bidang bimbingan dan
tatap muka langsung secara terjadwal
konseling. Perkembangan media dan
sesuai dengan program kegiatan konseling
teknologi sudah selayaknya menjadi pilihan
di sekolah. Namun dalam praktiknya,
untuk mengoptimalkan praktik bimbingan
banyak permasalahan yang ditemui oleh
dan konseling di sekolah. Mengingat
para guru bimbingan dan konseling dalam
banyaknya siswa yang harus diberikan
melaksanakan praktik konseling individu.
layanan, beragamnya masalah yang dihadapi
Banyaknya jumlah siswa yang mengalami
siswa dan terbatasnya jumlah jam dalam
kecemasan akadmik, beragamnya jenis
kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah
kecemasan akademik yang dialami dan
menjadikan penggunaan media dan teknologi
terbatasnya jumlah jam pelaksanaan kegiatan
tidak dapat lagi di hindari.
konseling sehingga membutuhkan media
dan teknologi baru dalam kegiatan konseling
TUJUAN PENELITIAN
individual.
Penelitian ini bertujuan untuk
Penggunaan media dan teknologi
memberikan gambaran tentang kondisi
dalam kegiatan bimbingan dan konseling
nyata pada proses pelaksanaan bimbingan
sebenarnya bukan merupakan sesuatu
dan konseling individual pada siswa SLTP di
hal yang baru. Namun pada praktiknya
Yogyakarta dalam hal mengatasi kecemasan
penggunaan media dan teknologi dalam
akademik, yang meliputi 1) Memberikan
kegiatan bimbingan dan konseling belum
gambaran tentang ragam kecemasan
banyak dilakukan. Anggapan bahwa kegiatan
akademik yang muncul pada siswa SLTP
bimbingan dan konseling harus dilakukan
di Yogyakarta dan pelaksanaan kegiatan
secara personal menjadikan hambatan dalam
konseling individual yang berlangsung
penggunaan media dan teknologi termasuk
di sekolah, 2) Mendeskripsikan ragam
dalam kegiatan konseling individual.
penggunaan media dan teknologi dalam
3
pelaksanaan kegiatan konseling individual kabupaten di Yogyakarta dengan melibatkan
untuk mengatasi kecemasan akademik, 16 guru bimbingan dan konseling. SLTP yang
3) Memaparkan pola penggunaan media dijadikan tempat penelitian adalah SLTP di
dan teknologi dalam pelaksanaan kegiatan wilayah yogyakarta yang meliputi SLTP N
konseling individual untuk mengatasi 10 kota Yogyakarta, SLTP Muhammadiyah 8
kecemasan akademik dan 4) Memaparkan kota Yogyakarta, SLTP N 1 kecamatan sewon
kelebihan dan kelemahan dari penggunaan Bantul, SLTP N 2 kecamatan jetis Bantul,
media dan teknologi dalam pelaksanaan SLTP N 2 Sleman, SLTP Muhammadiyah
kegiatan konseling individual untuk Pakem Sleman, SLTP N 1 Kulonprogo dan
mengatasi kecemasan akademik siswa SLTP SLTP N 3 Kulonprogo. Pemilihan lokasi
di Yogyakarta. penelitihan diperoleh dari pengurus inti
Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling
METODE PENELITIAN (MGBK) dan ABKIN (Asosiasi Bimbingan
dan Konseling Indonesia DIY.
Sesuai dengan upaya dalam tujuan
penelitian maka penelitian ini menggunakan
Data penelitian berupa data kuantitatif
pendekatan kualitatif yang dipadukan
yang berupa angka tentang penggunaan media
atau dikombinasikan dengan pendekatan
dan teknologi dalam kegiatan konseling
kuantitatif sehingga disebut dengan
individual untuk mengatasi kecemasan
gabungan pendekatan kualitatif-kuantitatif
akademik. Selain data kuantitatif tersebut,
(Creswell, 2009, p. 173). Penggunaan
penelitian ini juga menggali informasi yang
pendekatan kualitatif-kuantitatif ini
berkaitan dengan problema dan harapan
didasari oleh pertimbangan berikut.
dalam pelaksanaan penggunaan media
Pertama, mengeksplorasi peristiwa sosial
dan teknologi dalam kegiatan konseling
yang berpusat pada manusia. Kedua,
individual untuk mengatasi kecemasan
menggunakan manusia sebagai instrumen
akademik.
kunci dengan bantuan berbagai panduan,
Pengumpulan data dilakukan melalui
pedoman, kuesioner tentang seluk beluk
pengisian angket, wawancara, observasi
penggunaan teknologi dan media dalam
dan studi dokumen. Sejalan dengan teknik
kegiatan konseling individual di sekolah.
pengumpulan data tersebut, instrumen yang
Ketiga, memperhatikan dan menafsirkan
digunakan dalam penelitian ini adalah angket,
makna suatu fakta sekaligus angka-angka
panduan wawancara, panduan observasi, dan
tentang penggunaan media dan teknologi
panduan dokumentasi untuk mengungkap
dalam kegiatan konseling individual untuk
data tentang pelaksanaan kegiatan individual
menangani kecemasan akademik siswa.
yang dilaksanakan di sekolah. Pengolahan
Keempat, menggunakan latar alamiah
data yang berupa angka dilakukan dengan
berupa sekolah sebagai sumber data
menghitung persentase, sedangkan data
langsung. Kelima, memusatkan perhatian
kualitatif disajikan dalam bentuk paparan.
pada proses sekaligus hasil penggunaan
media dan teknologi dalam kegiatan
HASIL PENELITIAN DAN
konseling individual untuk mengatasi
PEMBAHASAN
kecemasan akademik. Ketujuh, menganalisis
data penggunaan media dan teknologi Data tentang pelaksanaan kegiatan
dalam kegiatan konseling individual untuk konseling individual untuk mengatasi
mengatasi kecemasan akademik sejak kecemasan akademik diperoleh dengan
berlangsungnya pengumpulan data. menggunakan angket, wawancara dan
observasi kegiatan konseling individual
Subjek penelitian ini adalah guru
dengan memanfaatkan beragam media
bimbingan dan konseling tingkat SLTP di 4
4
Description:“Adi Karsa” diambil dari Bahasa Jawa yang berarti “Kemauan ekstrinsik. Oleh karena itu, pendidikan sebaiknya berusaha menumbuhkan dan.