Table Of ContentDEKONSTRUKSI MITOS KANJENG RATU KIDUL
DALAM PENDIDIKAN AKIDAH
PERSPEKTIF KH. IBNU HAJAR SHOLEH PRANOLO
(1942 M – SEKARANG (2017))
TESIS
Disusun Dan Diajukan Kepada Pascasarjana
Institut Agama Islam Negeri Purwokerto
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh
Gelar Magister Pendidikan (M.Pd)
Oleh
MOHAMMAD `ULYAN
NIM. 1522606043
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
PURWOKERTO
TAHUN 2017
i
N
ii
iii
iv
DEKONSTRUKSI MITOS KANJENG RATU KIDUL
DALAM PENDIDIKAN AKIDAH
PERSPEKTIF KH. IBNU HAJAR SHOLEH PRANOLO
(1942 M – SEKARANG (2017))
Mohammad „Ulyan
email: [email protected]
NIM. 1522606043
Program Studi Pendidikan Agama Islam
Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto
ABSTRAK
Mitos Kanjeng Ratu Kidul merupakan salah satu mitos yang sangat
populer di Pesisir Selatan Pulau Jawa. Mayoritas penduduk melakukan berbagai
upacara yang diselenggarakan untuk memohon dilimpahkan rejeki serta dijauhkan
dari berbagai bencana. Salah satu bentuk persembahan pada Kanjeng Ratu Kidul
tersebut dapat nampak pada upacara labuhan. Kata “labuhan” berasal dari bahasa
Jawa, yaitu labuh. Labuh memiliki arti sama dengan larungan, yaitu membuang
sesuatu ke dalam air yang mengalir ke laut. Kata “larung” juga berarti memberi
sesaji kepada roh halus yang berkuasa disuatu tempat. Hal ini seakan-akan peran
Allah swt sebagai khalik telah digantikan oleh makhluk. Jika dilihat dari sisi
akidah, maka hal ini merusak keimanan.
Penelitian ini berusaha mendeskripsikan tokoh KH. Ibnu Hajar Sholeh
Pranolo dalam dekonstruksi mitos Kanjeng Ratu Kidul dalam pendidikan akidah
menggunakan pendekatan fenomenologi. Penulis menggunakan metode
wawancara dan observasi untuk mendapatkan data penelitian.
Hasil penelitian ini dekonstruksi dilakukan dengan tiga proses yaitu
identifikasi logosentris, pembalikan kontradiksi internal dan differance atau
pembentukan konstruksi baru. Proses identifikasi tanda-tanda atau logo yang
mengarah pada ide dasar baik secara fisik maupun pemaknaannya. Setelah itu,
hasil identifikasi tersebut dibandingkan secara kontras dan muncul makna baru
yang berbeda 180°. Dalam konteks ini, KH. Ibnu Hajar mengidentifikasi bahwa
Kanjeng Ratu Kidul adalah makhluk seperti manusia yang diberi amanat sebagai
Auliya‟. Ada tanda lafal Allah pada mahkotanya. Perbandingan secara kontras
dilakukan bahwa Kanjeng Ratu Kidul bukanlah penguasa yang harus diberikan
sesaji dalam bentuk labuhan dan larungan. Keyakinan tersebut membentuk
konstruksi tauhid yang baru dan sesuai dengan ajaran Islam.
Kata kunci: Mitos Kanjeng Ratu Kidul, Pendidikan Akidah, KH. Ibnu Hajar
v
DEKONSTRUKSI MITOS KANJENG RATU KIDUL
DALAM PENDIDIKAN AKIDAH
PERSPEKTIF KH. IBNU HAJAR SHOLEH PRANOLO
(1942 M – SEKARANG (2017))
Mohammad „Ulyan
email: [email protected]
NIM. 1522606043
Program Studi Pendidikan Agama Islam
Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto
ABSTRACT
The myth of Kanjeng Ratu Kidul is one of the most popular myths in the
South Coast of Java Island.The majority of the residents perform various
ceremonies held to a lot of grace and kept away from various disasters. One form
of offerings on Kanjeng Ratu Kidul can be seen at the Labuhan ceremony. The
word "labuhan" comes from the Javanese language, the labuh. Labuh has the
same meaning as the larung, which is to throw something into the water that
flows into the sea. The word "larung" also means giving offerings to the ghost in
power somewhere. It is as if the role of Allah swt as khalik has been replaced.
When viewed from the side of the creed, then this destroys the faith.
This research tries to describe character KH. Ibnu Hajar Sholeh Pranolo in
the deconstruction of Kanjeng Ratu Kidul myth in aqidah education using
phenomenology approach. The author uses interview and observation methods to
obtain research data.
The result of this research deconstruction is done by three process that is
logosentris identification, reversal of internal contradiction and differance or new
construction formation. The process of identifying signs or logos that lead to the
basic idea both physically and meaning. After that, the results of the identification
are compared in contrast and emerging a new meaning that is 180 ° different. In
this context, KH. Ibn Hajar identifies that Kanjeng Ratu Kidul is a human-like
creature who is mandated as Auliya '. There is a sign of God's pronunciation on
his crown. Contrast comparison is done that Kanjeng Ratu Kidul is not a ruler
who must be given offerings in the form of labuhan and larungan. These beliefs
constitute the construction of a new monotheism and in accordance with the rules
of Islam.
Key word: Myth Kanjeng Ratu Kidul, Aqidah Education, KH. Ibnu Hajar
vi
MOTTO
فَوُنزَيََْ مْ ىُ لََكَ مْ هِيَْلعَ ؼٌ وْخَ لََ وَِّللا َءاَيِلكَْأ فَِّإ لَََأ
“Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap
mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati” (QS. Yunus: 62)
vii
PERSEMBAHAN
Ayah
&
Ibu
viii
KATA PENGANTAR
Alh}amdulilla>h, puji syukur selalu terpanjat kehadirat Allah swt yang telah
memberikan karunia yang tak terhitung kepada semua hamba-Nya. Salawat
beserta salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad saw. Nabi yang
menjadi prototipe manusia sempurna sebagai panutan agar umatnya selamat di
dunia hingga akhirat.
Hanya dengan izin Allah Swt yang telah menggerakkan hati penulis
sehingga muncul keinginan untuk berbuat baik, sehingga penulis dapat
menyelesaikan tesis dengan judul: Dekonstruksi Mitos Kanjeng Ratu Kidul dalam
Pendidikan Akidah Perspektif KH. Ibnu Hajar Sholeh Pranolo (1942 M –
sekarang). Tesis ini penulis susun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan
studi di Program Pascasarjana IAIN Purwokerto.
Bersamaan dengan selesainya tesis ini, penulis hanya bisa mengucapkan
rasa syukur dan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan
kontribusi dalam berbagai aspek, terutama kepada yang terhormat:
1. Dr. H. Abdul Basit, M.Ag., Direktur Program Pascasarjana Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto atas kebijakan dan
kebijaksanaannya sehingga penulis dapat menyelesaikan studi tepat waktu
2. Dr. H. Rohmad, M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam atas
arahan dan dukungannya
3. Dr. H. Suwito, M.Ag., pembimbing yang telah menyempatkan waktu, tenaga,
dan pemikirannya untuk membimbing penulis sehingga penulis mampu
menyelesaikan tesis ini
4. KH. Ibnu Hajar Sholeh Pranolo, narasumber utama dalam penelitian ini yang
telah membuka cakrawala keilmuan penulis
5. Ibunda penulis yang selalu berjuang dengan bekal cucuran keringat, air mata,
dan doa
6. Teman-teman kelas PAI Pasca angkatan 2015 yang selalu memotivasi penulis
untuk menyelesaikan studi
ix
Description:Mendut dan Dewi Candra Kirana bagi orang Jawa karena di dalam cerita tersebut . terkait dengan metode dan media dalam rangka mendekonstruksi mitos. Kanjeng .. if not, does the New Testament embocy a truth which is quite kematian agar ketika orang yang datang ke masjid ini mengingat.