Table Of Contenti
ii SISTEM KOMUNIKASI INDONESIA
Komunikasi Masyarakat Pedesaan Jawa Timur Melalui Media Tradisional
SISTEM KOMUNIKASI INDONESIA
Komunikasi Masyarakat Pedesaan Jawa Timur
Melalui Media Tradisional
xxiii, 312 hlm, Tab., ilus., 160 cm
Katalog Dalam Terbitan (KDT)
Hak Cipta © Dr. Muslimin M, M.Si., 2015
Hak Terbit pada UMM Press
Penerbitan Universitas Muhammadiyah Malang
Jl. Raya Tlogomas No. 246 Malang 65144
Telpon (0341) 464318 Psw. 140, (0341) 7059981
Fax (0341) 460435
E-mail: [email protected]
http://ummpress.umm.ac.id
Cetakan Pertama, April 2015
ISBN : 978-979-796-344-6
Lay-out : A.H. Riyantono
Cover Designer : Ridlo Setyono
Hak Cipta dilindungi Undang-undang. Dilarang
memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan
dengan cara apapun, termasuk fotokopi, tanpa
izin tertulis dari penerbit. Pengutipan harap
menyebutkan sumbernya.
iii
Sanksi Pelanggaran pasal 72: Undang-undang No. 19 Tahun 2002, Tentang Hak Cipta:
1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara
masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/ atau denda paling sedikit Rp. 1.000.000,00
(Satu Juta Rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/ atau denda
paling banyak Rp. 5.000.000.000,00 (Lima miliar rupiah)
2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual
kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima)
tahun dan/ atau denda paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
iv SISTEM KOMUNIKASI INDONESIA
Komunikasi Masyarakat Pedesaan Jawa Timur Melalui Media Tradisional
vv
PENGANTAR
Patut kita syukuri kelahiran sebuah buku hasil telaah, kajian dan
tulisan dari saudara Muslimin Machmud yang mengungkapkan keberadaan
hubungan antara manusia dengan manusi, manusia dengan alam
persekitarannya, dan hubungan antara manusia dengan Tuhan yang
menciptakan alam semsta (makro cosmos) melalui berbagai pertunjukan
rakyat yang dia sebut sebagai media warisan atau media tradisonal.
Saudara Muslimin Machmud mengungkapkan keberadaan berbagai media
warisan di daerah Sulawesi Selatan yang merupakan cara atau pun alat
yang digunakan oleh masyarakat, khususnya masyarakat pedesaan dalam
menyampaikan berbagai pesan baik pesan yang terkait dengan sistem
nilai, tradisi, norma, aturan, kebiasaan, budi pekerti, nasehat, kritikan,
percintaan atau kasih sayang, aspek falsafah, ekonomi, sosial, politik,
agama, kepahlawanan, pujian, maupun pesan tentang hubungan manusia
dengan Tuhan dan alam semesta. Ini semua menunjukkan suatu hakikat
adanya keterkaitan antara media warisan dengan kearifan loka masyarakat.
Dalam argumentasi saudara Muslimin Machmud, dikemukakan bahwa
sesungguhnya keberadaan media modern tidak diragukan manfaat
positifnya, sebab kemajuan teknologi komunikasi dan informasi, seperti
alat percetakan, penerbitan, media elektronik, satelit dan komputer,
semestinya dapat memberikan kemungkinan terselenggaranya komunikasi
secara lebih menyenangkan serta dapat menjangkau pengiriman pesan
komunikasi ke seluruh daerah. Sebab dengan bantuan alat komunikasi
modern, seseorang dapat melakukan interaksi sosial tanpa bertatap
muka dan bahkan lebih dari itu, proses komunikasi dapat berlangsung
pada masyarakat yang tidak saling mengenal. Dengan demikian dapat
ditegaskan bahwa perhubungan sosial yang didukung oleh teknologi
modern, memang tidak perlu diragukan lagi. Namun sayangnya dengan
kemajuan teknologi komunikasi modern, banyak disalahgunakan oleh
sebagian individu yang tidak bertanggungjawab. Bahkan, dengan
keberadaan teknologi komunikasi modern banyak orang yang menjadi
‘penipu’ dan ‘pembohong’. Sebagai contoh melalui media modern
vi SISTEM KOMUNIKASI INDONESIA
Komunikasi Masyarakat Pedesaan Jawa Timur Melalui Media Tradisional
Internet, seseorang bisa mencari kenalan dengan melakukan penipuan
dan pembohongan. Ketika melakukan sembang (chatting) dengan
seseorang gadis, dia mengatakan jikalau usianya masih 25 tahun, bekerja
di sesebuah syarikat atau perusahaan yang terkemuka, belum menikah
dan sebagainya. Padahal orang tersebut sudah berusia di atas 40 tahun,
bekerja sebagai pegawai biasa dan telah menikah (bahkan mungkin
telah mempunyai anak atau cucu). Semua itu dia lakukan hanya semata-
mata untuk menarik simpati dari korban yang menjadi sasarannya.
Dengan memperhatikan keadaan masyarakat pedesaan yang serba
terbatas, maka pemerintah dalam membangun dan mengembangkan
komunikasi di pedesaan semestinya menggunakan atau memanfaatkan
semua media komunikasi yang ada baik yang tradisional atau media
massa modern. Sehingga diharapkan kesemua media komunikasi tersebut
dapat saling mengisi serta saling melengkapi, demi tercapainya tujuan
komunikasi yang sewajarnya.
Motivasi saudara Muslimin Machmud dalam memberi perhatian
pada aspek media tradisional ini dilatarbelakangi oleh suatu kondisi di
mana kebanyakan pengkaji bidang komunikasi lebih memilih pada
kajian media yang lebih bersifat modern, sementara menurutnya bahwa
surutnya beberapa kearifan lokal dan media tradisonal disebabkan oleh
surutnya perhatian para peneliti dalam bidang komunikasi tradisional.
Schramm dan Robert (dikutip dalam Amri Jahi, 1988: 102) melaporkan
bahwa, antara tahun 1954 sehingga 1970 lebih banyak hasil penelitian
dalam bidang komunikasi yang dihasilkan berbanding waktu sebelumnya.
Namun dalam berbagai hasil penelitian yang dilaporkan tidak terdapat
hasil penelitian yang berhubungan langsung dengan media tradisional.
Berkurangnya minat masyarakat terhadap kajian media warisan ini ada
hubungannya dengan pola pembangunan yang dianut oleh negara
dunia ketiga. Ideologi modernisasi yang populer saat ini, mendorong
negara dunia ketiga untuk mengikuti pola komunikasi yang dikehendaki.
Pada saat sekarang kita menyaksikan bahwa tradisi lisan mulai digantikan
oleh media yang berbasis teknologi. Sebagai akibatnyanya, komunikasi
menjadi sehaluan, linier dan satu arah.
Saudara Muslimin Machmud berhasil mengidentifikasi berbagai-bagai
bentuk media tradional yang masih wujud di Sulawesi Selatan hingga
kini, yang meliputi ragam media warisan di daerah Sulawesi Selatan,
diantaranya sinrilik, kecapi, ma’badong, elong pelong, mappadendang,
pappaseng dan kentongan. Bentuk pesan media warisan, dapat berupa
Pengantar vviiii
komunikasi lisan atau bukan lisan, yang dikemas dalam syair, tutur
ceritera, gerak isyarat, peribahasa, alat bunyi-bunyian, dan mantera. Isi
pesan media warisan yang dijumpai bisa mengandung hubungan manusia
dengan manusia, hubungan manusia dengan lingkungan persekitaran
dan hubungan manusia dengan Tuhan. Tema pesan media warisan dapat
diklasifikasikan berkait dengan tema agama, alam, ekonomi, politik dan
pemerintahan, kebebasan, pandangan hidup, keindahan, percintaan,
kasih sayang, perjuangan, hukum dan keadilan, gotong-royong,
pendidikan, penderitaan dan kemiskinan, maupun tema tentang harapan
atau masa hadapan. Dan sasaran pesan media warisan di daerah Sulawesi
Selatan ditujukan kepada individu, kelompok dan masyarakat.
Adapun fungsi pesan media warisan yang diuraikan, diantaranya
adalah fungsi hiburan dan sarana kreativitas, fungsi pendidikan dan
dakwah, fungsi promosi dan pemberian informasi, fungsi sosialisasi dan
alat propaganda politik, fungsi kritikan dan kontrol sosial, seerta fungsi
pelestarian nilai budaya.
Saudara Muslimin Machmud juga berupaya menggambarkan
bagaimana arah kebijakan yang dirumuskan oleh Pemerintah Pusat dan
daerah Sulawesi Selatan berkait dengan pemberdayaan media warisan.
Secara tegas dikemukakan bahwa kebijakan pemerintah dapat
dikategorikan menjadi dua yaitu yang bersifat sentralisasi (top down) dan
yang bersifat otonomi yang merupakan perubahan nyata dari reformasi
yang terjadi. Kebijakan yang bersifat sentralisasi merupakan rancangan
dari pemerintah pusat, terutama dalam bentuk peraturan-peraturan (regu-
lation). Sedangkan kebijakan yang bersifat otonomi merupakan rancangan
dari pemerintah di peringkat daerah yang didasarkan pada proses alamiah
yang tumbuh dari masyarakat lokal sebagai perwujudan usaha masyarakat
untuk membangunkan dirinya secara mandiri, dengan memanfaatkan
informasi dari berbagai sumber yang mereka miliki.
Ada dua kelompok yang terlibat langsung dalam pelestarian media
warisan, ialah ‘pelaku budaya’ dan ‘pelestari budaya’. Pelaku budaya ini
memang menekuni media warisan sebagai suatu pekerjaan, karena itu
mereka melakukannya secara profesional. Artinya mereka akan tampil
jika ada yang ‘membayar’ dengan hitungan untung rugi, bahkan kadang-
kadang jika imbalan yang diterima tidak wajar maka mereka tidak mau
tampil lagi, karena sudah menjadi mata pencarian untuk mereka. Jika
tidak ada bayaran mereka tidak mau tampil sehingga kadang-kadang
menjadi ‘apatis’ atau tidak berminat kepada pengembangan dan
viii SISTEM KOMUNIKASI INDONESIA
Komunikasi Masyarakat Pedesaan Jawa Timur Melalui Media Tradisional
pelestarian budaya. Sedangkan kelompok yang melakukan pelestarian
budaya, mereka ini di samping berusaha menggerakkan proses budaya
secara terus menerus, juga mempunyai perhatian terhadap pelestarian
budaya, sebab mereka merasa mempunyai kewajiban dan tanggungjawab
untuk pelestarian budaya. Karena itu kelompok pelestarian budaya inilah
yang lebih dominan dalam memberikan sumbangan terhadap pelestarian
budaya. Namun pada prinsipnya kedua kelompok ini dapat bersinergi
apalagi jika ada pihak ketiga yang dapat menjambatani. Artinya kelompok
pelaku budaya tidak perlu terlalu komersial untuk setiap kali tampil, dan
pihak kelompok pelestarian budaya juga harus mampu memotivasi dan
memberi sumbangan nyata dalam pengembangan budaya.
Pihak pemerintah berada pada kumpulan pelestarian sebab menurut
undang-undang pihak pemerintah mempunyai kewajiban untuk
melestarikan dan melindungi segenap kekayaan baik kekayaan sumber
daya alam, maupun sumber daya insani termasuk produk budaya dan
media warisan yang ada di setiap daerah. Untuk wilayah Sulawesi
Selatan, pihak pemerintah masih sangat bersifat formalistik, artinya
hanya sekadar memenuhi permintaan undang-undang, tetapi sasaran
(target) dan tujuannya tidak pernah terukur secara jelas. Pada hal jika ini
dilakukan secara bersungguh-sungguh, maka akan mengurangi
kekhawatiran tentang hilangnya produk budaya yang pernah ada.
Demikian pula pemerintah seharusnya melakukan upaya pelestraian
secara serius, berkelanjutan dan berkesinambungan, serta memilih orang
yang akan mengurusi dan memikirkan keberadaan produk budaya sesuai
dengan kepakaran yang dimiliki. Namun kenyataan hingga kini belum
sampai ke arah itu, karena pihak pemerintah masih mementingkan
senioritas, sesuai dengan ciri birokrasi yang sangat mempertimbangkan
kepangkatan seseorang yang akan menduduki jabatan tertentu.
Akhir kata Kajian media warisan atau media tradisional yang
dilakukan oleh saudara Muslimin Machmud diharapkan dapat
memperkaya dan melengkapi literatur kajian bidang Komunikasi yang
dirasakan masih sangat kurang. Karena itu kepada para peminat kajian
Komunikasi agar terus melakukan kajian-kajian yang lebih luas,
konprehensif dan lebih bervariasi sehingga memperkaya dan saling
melengkapi antara kajian yang satu dengan kajian yang lainnya.
Makassar, Desember 2011
Prof. Dr. Hafied Cangara, MSc.
iixx
PENGANTAR PENULIS
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT,
atas kurnia yang dilimpahkan, sehingga akhirnya penulis boleh
menyelesaikan penyusunan Buku Penunjang. Penulis menyedari bahwa
menulis sebuah buku bukanlah sesuatu pekerjaan yang mudah dan
ringan, karena itu diperlukan ketekunan, kesabaran, keuletan dan disiplin,
serta keyakinan bahwa upaya publikasi ilmu pengetahuan merupakan
bahagian daripada ibadah kepada Allah SWT. Sejak memulai kuliah
hingga proses penyusunan buku ini, penulis benar-benar mengalami
keseriusan yang amat sangat. Perkara ini disebabkan karena kesempatan
untuk menuliskan buku ini sudah lama penulis nantikan. Walaupun
dalam proses pembelajaran ilmu serta pengalaman yang cukup
melelahkan, namun karena dilandasi oleh keyakinan, semangat dan
keseriusan, maka tulisan ini dapat diselesaikan. Semua proses yang
penulis alami tentunya memberi hikmah dan kesedaran yang sangat
besar, bahwa Allah SWT sentiasa menolong semua umatnya yang mahu
berusaha dan bekerja keras, dan Allah juga akan membagi anugerah
berupa ketenangan jiwa motivasi dan semangat kepada umatnya yang
meminta, sebab sesungguhnya Allah sangat dekat dan sentiasa
mengabulkan permohonan umatnya.
Penulis merasakan betul banyak pihak yang ikut berkorban, menolong
dan mendukung, dengan telus hati sehingga buku ini dapat terselesaikan.
Karena itu secara ikhlas penulis ingin menyampaikan ucapan terima
kasih yang setinggi-tingginya kepada semua pihak, yang mungkin pada
kesempatan ini penulis tidak dapat menyebutkan satu persatu. Pada
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih khusus
kepada semua penulis buku, jurnal maupun artikel yang penulis kutip
maupun jadikan rujukan dalam penulisan buku ini.
Selanjutnya ucapan terima kasih yang paling dalam kepada ibunda
Rukiyah Daeng Kenna (Almarhumah) dan ayahanda H. Machmud yang
dalam usianya yang kian sepuh tak henti-hentinya menumpahkan kasih
Description:Daftar Glosarium . Merupakan kategori antropologi dalam modus binatang (zoo semiotiks) (2) tanda-tanda bau-bauan (olfactory signs) (3).