Table Of ContentMB
e
a
r
s
Bersama
s
Pa
rm Mas Pram
a
a
m
Memoar Dua Adik
Pramoedya Ananta Toer
a
k
a
st
u
p
a
si
e
n
o
d
n
KPG: 94S23509 m/i
ISBN 13: 978-979-91-0139-6 o
c
k.
o
o
b
e
c
a
w.f Koesalah Soebagyo Toer | Dilengkapi Oleh Soesilo Toer
w
w
a
k
a
st
u
p
a
si
e
n
o
d
n
m/i
o
c
k.
o
o
b
e
c
a
w.f
w
w
B E R S A M A
M A S P R A M
MEMOAR DUA ADIK PRAMOEDYA ANANTA TOER
a
k
a
st
u
p
a
si
e
n
o
d
n
m/i
o
c
k.
o
o
b
e
c
a
w.f
w
w
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta
Lingkup Hak Cipta
Pasal 2:
1. Hak Cipta merupakan hak eksklusif bagi Pencipta atau Pemegang Hak Cipta untuk
mengumumkan atau memperbanyak Ciptaannya, yang timbul secara otomatis setelah suatu
ciptaan dilahirkan tanpa mengurangi pembatasan menurut peraturan perundang-undangan
yang berlaku.
a
k Ketentuan Pidana
a
st Pasal 72:
u 1. Barangsiapa dengan sengaja atau tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud
p
a dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara
esi masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp1.000.000,00
on (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7(tujuh) tahun dan/atau denda paling
d banyak Rp5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah).
n
m/i 2. Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada
o umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana
c dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 tahun dan/atau denda
ok. paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah).
o
b
e
c
a
w.f
w
w
B E R S A M A
M A S P R A M
MEMOAR DUA ADIK PRAMOEDYA ANANTA TOER
KOESALAH SOEBAGYO TOER | DILENGKAPI OLEH SOESILO TOER
a
k
a
st
u
p
a
si
e
n
o
d
n
m/i
o
c Jakarta:
ok. KPG (Kepustakaan Populer Gramedia)
o
b
e
c
a
w.f
w
w
Bersama Mas Pram:
Memoar Dua Adik Pramoedya Ananta Toer
© Koesalah Soebagyo Toer & Soesilo Toer
KPG: 920-04-09-0235
Cetakan Pertama, April 2009
Penyunting
Candra Gautama
Perancang Sampul
Wendie Artswenda
Penataletak
Bernadetta Esti W.U.
Wendie Artswenda
TOER, Koesalah Soebagyo
Bersama Mas Pram: Memoar Dua Adik Pramoedya Ananta Toer
Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia), 2009
viii + 504 hlm. ; 13,5 cm x 20 cm
ISBN: 978-979-91-0139-6
Keterangan Gambar Sampul:
• Rumah keluarga Toer di Jl. Sumbawa 40, Blora, koleksi foto
a Koesalah Soebagyo Toer.
ak • Foto Pramoedya Ananta Toer oleh Rully Susanto.
st
u
p
a
si
e
n
o
d
n
m/i
o
k.c Dicetak oleh PT Gramedia, Jakarta.
oo Isi di luar tanggungjawab percetakan.
b
e
c
a
w.f
w
w
Daftar Isi
Pengantar vii
Bagian Pertama: Blora 1
Bagian Kedua: Semarang 61
Bagian Ketiga: Jakarta 71
Bagian Keempat: Moskwa 229
Bagian Kelima: Tahun 1965 245
Bagian Keenam: Tahun-tahun yang Panjang 299
Bagian Ketujuh: Tahun-tahun yang Pasti Berlalu 363
Bagian Kedelapan: Catatan Soesilo Toer 435
Lampiran 475
a
k
a
st
u
p
a
si
e
n
o
d
n
m/i
o
c
k.
o
o
b
e
c
a
w.f
w
w
a
k
a
st
u
p
a
si
e
n
o
d
n
m/i
o
c
k.
o
o
b
e
c
a
w.f
w
w
Pengantar
BANYAK KOMENTAR pembaca buku Pramoedya Ananta
Toer dari Dekat Sekali yang menyatakan bahwa isi buku
tersebut tidak cukup dekat, atau tanggung. Bahkan ada yang
menyatakan, “Ibarat makan bubur, baru sesendok sudah
habis.” Mereka menghendaki supaya catatan tentang Mas Pram
dilengkapi, antara lain dengan uraian tentang masalah yang
belum pernah disinggung oleh pemerhati Mas Pram, misalnya
tentang hal-hal yang kiranya tidak dapat dianggap tabu untuk
dikemukakan, seperti masalah seks. Dengan demikian catatan
itu bisa menjadi biograi.
Menanggapi komentar tersebut, saya ingin menambahkan
uraian tentang apa yang saya ketahui tentang Mas Pram sejak
saya kecil sampai sekarang berusia 74 tahun, yang saya yakin
a
k belum diketahui umum. Harapan saya adalah agar uraian ini
a
ust dapat melengkapi pengetahuan umum mengenai Mas Pram
p
a
si sebagai tokoh yang menonjol.
e
n
o Namun, terus-terang, saya samasekali tidak berpretensi
d
n
m/i untuk menyusun biograi atau bahkan menjadi ahli tentang Mas
o
k.c Pram. Untuk itu sudah banyak pengamat yang bahkan sudah
o
o
b
e
c
a
w.f
w
w
bekerja lebih dari setengah abad. Tentang Mas Pram sebagai
pejuang tentunya dapat disimak dan dipelajari lewat buku-
bukunya, dari pernyataannya yang tidak sedikit kepada pers
nasional maupun internasional, juga dari sepak-terjangnya
yang juga dapat diakses secara luas oleh umum.
Khusus mengenai buku ini, saya tidak bermaksud ber-
cerita tentang orang lain biarpun saya sebut dalam buku ini,
khususnya diri saya sendiri, selain Mas Pram. Tapi karena
bercerita tentang Mas Pram mustahil tidak bicara tentang
lingkungan dan latarbelakangnya, maka saya harus bercerita
tentang lingkungan dan latarbelakang tersebut. Berapa
panjang pun uraian tentang lingkungan dan latarbelakang itu,
sasarannya tetaplah Mas Pram. Dengan demikian, lingkungan
dan latarbelakang itu, khususnya cerita tentang diri saya sendiri,
tidak lain daripada medium uraian tentang Mas Pram.
Perlu saya ulangi di sini bahwa saya (dan kami adik-adik
Mas Pram: Prawito Toer, kemudian menjadi Walujadi Toer,
Mas Wiek; Koenmarjatoen Toer, Mbak Koen, yang kemudian
menjadi Ny. Djajoesman; Omiesafaatoen, Mbak Oem,
kemudian Ny. Mashudi; Koesaisah Toer, Mbak Is, kemudian
Ny. Hermanu; Soesilo Toer, Coes; dan Soestyo Toer, Coek)
semula memanggil Mas Pram dengan Mas Moek, dan baru
belakangan terbawa oleh arus nasional dan internasional
dengan memanggilnya Mas Pram. Jadi sebutan Mas Pram
ka dalam buku ini sebenarnya seharusnya diucapkan Mas Moek.
a
ust Kami baru mantap menyebutnya Mas Pram sesudah ia pulang
p
a
si dari Pulau Buru tahun 1979.
e
n
o Koesalah Soebagyo Toer
d
n
m/i Jakarta, April 2009
o
c
k.
o
o
b
e
c
a
w.f
w
w