Table Of ContentKarya Indonesia
EDISI KHUSUS 2013
Bat ik
Nusantara
Batik of the Archipelago
dari meja redaksi
Batik telah ada dalam masyarakat Indonesia sejak pertengahan abad ke-18, khususnya di Jawa, bahkan telah
menjadi warisan budaya yang turun temurun. Kerajinan batik terkait dengan identitas budaya rakyat Indonesia,
melalui arti simbolik dari warna dan desain yang mengungkapkan kreativitas dan spiritualitas mereka.
Keragaman macam pola batik nusantara mencerminkan berbagai pengaruh, mulai dari kaligrafi Arab, karangan
bunga Eropa, phoenix China, bunga sakura Jepang dan merak India atau Persia. Walaupun batik berasal dari
istana Jawa, beberapa daerah lain di Indonesia juga memiliki batik dengan gaya mereka sendiri batik. Saat ini
sudah ada 23 propinsi di Indonesia yang memiliki corak mereka sendiri seperti dari Aceh, Kalimantan dan Papua.
Bahkan, Kain Batik ini juga banyak dipakai di negara-negara tetangga seperti Malaysia, Singapura dan Thailand.
Batik secara resmi telah diakui sebagai salah satu warisan budaya Indonesia oleh UNESCO dan Indonesia kini
memiliki hari batik yang selalu dirayakan setiap 2 Oktober sejak tahun 2009. Jenis batik yang tercatat sebagai
Warisan Dunia adalah jenis “batik tulis” (baik tulis tangan) dan bukan “batik cap” (printed batik) Selain
dicatatkan dalam UNESCO, salah satu cara lain pemerintah Indonesia untuk melindungi budaya tradisional
Indonesia yang berlangsung di bidang batik adalah melalui “Batik Mark”. Salah satu tujuan adalah untuk
membangun persepsi dunia bahwa batik, yang meliputi praktek mewarnai kain menggunakan metode lilin,
berasal dari Indonesia.
Dengan hadirnya KINA Edisi Khusus 2013, yang menggambarkan batik nusantara dari 23 propinsi ini.
Diharapkan pembaca akan memperoleh inspirasi dan gambaran secara lebih jelas bagaimana batik sebagai
warisan budaya tak benda dapat berkembang di Indonesia. Selamat membaca.
Batik has clung in Indonesian society since mid 18th century, particularly Javanese, it was inherited
culturally. Batik craft is intertwined with cultural identity of Indonesian people and, through the
symbolic meanings of its colours and designs, expresses their creativity and spirituality.
The wide diversity of Indonesian batik patterns reflects a variety of influences, ranging from Arabic
calligraphy, European bouquets and Chinese phoenixes to Japanese cherry blossoms and Indian or
Persian peacocks. While batik originated in Javanese courts, some other regions in Indonesia also have
their own styles of batik. Currently there are 23 provinces in Indonesia has their own motifs such as from
Aceh, Kalimantan and Papua. Moreover, Batik is also widely worn in neighbouring countries such as
Malaysia, Singapore and Thailand.
Batik has officially been acknowledged as one of Indonesian cultural heritage by UNESCO and now
Indonesia has batik day which has been celebrated on every October 2nd since 2009. Type of batik
reinforced as World Heritage is a type of “batik tulis” (hand-written batik) and not “batik cap”
(printed batik). Other than inscripted in UNESCO, one of the Indonesian government’s ways
of protecting its traditional Indonesian heritage takes place in the field of batik is
through ‘Batik Mark’. One goal is to establish the world’s perception that batik-
patterned textile, which includes the traditional practice of dying
cloth through wax-resist methods, originates from
Indonesia.
With “Batikmark”, Indonesia somewhat
combines the concepts of collective and
certification marks. Only batik manufacturers who already
passed their test and sell their products under a registered trademark can
obtain a “Batikmark” certification.
With the presence KINA Special Edition 2013, which describes the batik archipelago of 23
provinces. We hope the readers will gain inspiration and a clearer picture of how batik as an
intangible cultural heritage can flourish in Indonesia. Happy reading.
Daftar Isi
Contents
AktuAlitA
insert
Batik Past, Present and Future 6
Museum Batik Pekalongan 68
Sentra Batik Trusmi 70
mAde in indonesiA
Kampoeng Batik Laweyan Solo 72
Batik Aceh, Raised After Tsunami Disaster 10
International Batik Center (IBC) 74
Tebingtinggi , The City of Batik in North Sumatra 12
Balai Besar Kerajinan Batik Yogya 76
Padangsari, Batik of The West Sumatra 14
UNIKAL 78
Besurek, Batik of Indigenous People of Bengkulu 16
The uniqueness of Batik Riau 18 Aksesoris BAtik
Batik Songket of Palembang 20
Canting Supini 80
The Tremendeous Beauty of Batik Jambi 22
Canting Cap ANALISA 82
Sembagi, The Treasure of Batik Lampung 24
Kancing Batok Kelapa 84
Batik Banten Going Globally 26
Batik Geek 86
The Classic Art of Batik Betawi 28
Dan Liris 88
Batik of The Shrimp City 30
De Living 90
The Glory of Garutan Batik 32
Gitar Batik 92
The Eco Batik from Banyumas 34
lintAs BeritA
Edge of The River Batik 36
Traditional Batik of Yogyakarta 38 Gelar Batik Nusantara 2013 94
Classical Batik of Pakualaman 40 Solo Carnival 95
Batik Craft of Jombangan 42
opini
Batik Gedog from Tuban 44
Coastal Batik, Batik Madura 46 Sandiaga S Uno 96
The Beauty of Balinese Batik 48 Carmanita 100
Batik Sasambo-NTB, The Mixture ff -Sasak , Samawa , and Mbojo- 50
ApA & siApA
Inspiration Motif s of Batik from West Kalimantan 52
Maintaining The Growth of Batik Palangkaraya 54 Batik Komar 104
Batik Sasirangan, Batik of The Royals 56 Dea Valencia 106
Conserving The Unique Pattern of Batik Dayak 58
tokoH
Bomba Batik from Central Sulawesi 60
Jultin Harlotina Ginandjar Kartasasmita 109
The Woven Batik of Southeast Sulawesi 62
Dobonsolo, Traditional Batik of Papua 64
Natural Dyes of Batik 66
REDAKSI
Karya Indonesia Pemimpin Umum: Ansari Bukhari | Pemimpin Redaksi: Hartono | Wakil Pemimpin Redaksi : Feby Setyo Hariyono |
Redaktur Pelaksana: Siti Maryam | Editor: Intan Maria | Photografer: J. Awandi | Anggota Redaksi: Hafizah Larasati,
EDISI KHUSUS 2013 Betty Yarsita, Silvano Armada, Dewi Meisni, I Nyoman Wirya Artha
Alamat Redaksi
Pusat Komunikasi Publik, Gedung Kementerian Perindustrian, Lt 6, Jl. Gatot Subroto Kav. 52-53, Jakarta
Batik Telp: (021) 5255609, 5255509, Pes. 4074, 2174.
Nusantara
Redaksi menerima artikel, opini, surat pembaca. Setiap tulisan hendaknya diketik dengan spasi rangkap dengan panjang naskah 6000 - 8000
karakter, disertai identitas penulis. Naskah dikirim ke [email protected]
Batik of the Archipelago
Majalah ini dapat diakses melalui:
www.kemenperin.go.id
4 Karya Indonesia Edisi Khusus 2013
AktuAlitA
Bat i k
Past, Present and Future
Batik telah secara resmi diakui sebagai salah satu
warisan budaya Indonesia oleh UNESCO, kata
batik itu sendiri berasal dari bahasa Indonesia, dari
suku kata “ba” dan “tik”,artinya ada titik-titik.
Batik has officially been acknowledged as one of
Indonesian cultural heritage by UNESCO. The
word of batik itself comes from Indonesia, from
the syllables “ba” and “tik”, meaning that there
are lots of dots.
T
idak bisa dipungkiri lagi, bahwa batik mengakui batik sebagai warisan budaya Indonesia.
lingkungan kerajaan (keraton) kemudian berubah
merupakan warisan budaya tak benda Pada tanggal 2 Oktober 2009batik Indonesia menjadi fungsi ekonomis di masyarakat, bahkan
bangsa Indonesia.Hal ini sudah diakui memperoleh pengakuan dunia, padahal negara politis karena perkembangan batik di Indonesia
secara internasional melalui organisasi lain pun bisa mengklaimnya. Tapi kata batik itu juga sejalan dengan perkembangan demokrasi di
pendidikan dan kebudayaan dunia yang berada sendiri berasal dari bahasa Indonesia, dari suku tanah air.Karena siapapun kini bisa membuat batik,
di bawah naungan Perserikatan Bangsa Bangsa kata “ba” dan “tik”,artinya ada titik-titik. Di negara padahal pada awalnya pembuatan batik hanya
(PBB), yaitu UNESCO.Pengakuan internasional lain namanya bukan batik dan cara pembuatannya tertutup/terbatas di lingkungan keraton saja.
ini sangat membanggakan sekaligus merupakan pun berbeda. Namun sampai saat ini tidak pernah
Bahkan kini sudah sangat terbuka.Kerajinan
batu loncatan (milestone) yang sangat strategis ditemukan catatan sejarah tentang asal muasal
batik yang semula hanya terbatas di beberapa
bagi bangsa Indonesia mengingat peranan batik canting dan malam.
daerah di pulau Jawa, kini tersebar ke 27 provinsi
yang kini tidak hanya sekadar peninggalan budaya
Pengakuan UNESCO ternyata sangat penting dan masyarakat di tiap daerah merasa memiliki
melainkan juga memiliki fungsi ekonomis yang
dan strategis khususnya sebagai sarana promosi batik mereka. Misalnya, di Tarakan, Kaltim, mereka
sangat penting.
dan marketing.“Kita terperangah, semua langsung membuat batik dengan motif yang diambil dari
Demikian benang merah dari wawancara bikin batik, semua jadi seneng batik. Sampai negara budaya dan lingkungan sekitar seperti flora (daun
majalah KINA dengan Dirjen Industri Kecil Menengah lain pun ikutan, karena dengan terangkatnya batik tanaman atau bunga) dan fauna (jenis-jenis
(IKM) Kementerian Perindustrian, Euis Saedah semua nebeng promosi di situ. Ini merupakan salah binatang tertentu yang khas di sana). Motif-motif
seputar masalah perbatikan di kantornya belum satu batu loncatan (milestone). batik yang ada di suatu daerah tidak akan diklaim
lama ini.Walaupun batik mungkin bukan berasal
Perilaku batik Indonesia cukup unik, perjalanan oleh daerah lainnya karena mereka memang
dari budaya asli bangsa Indonesia, namun budaya
sejarahnya konsisten berevolusi dari hanya terbatas memiliki kekhasannya masing-masing. Seperti batik
batik yang sudah tertanam kuat dalam masyarakat
pada lingkungan keraton hingga meluas ke kalangan Papua, walaupun dibuatnya di Solo, tapi memiliki
adat Indonesia secara berkesinambungan selama
masyarakat umum.Demikian juga dengan fungsinya motif yang khas dan tidak akan diklaim oleh daerah
berabad-abad cukup membuat masyarakat dunia
berevolusi dari hanya sebagai penanda budaya di lain.
6 Karya Indonesia Edisi Khusus 2013
AktuAlitA
“Menurut saya batik itu memiliki latar belakang produksi pun menurun. Produksi baru bisa kembali
multidimensi, tidak hanya latar belakang ekonomi, lagi setelah kalangan usia muda tertarik untuk
tapi sosial, budaya, politik dan lain-lain.Jadi, dalam terjun ke industri batik. Itulah dinamika industrinya.
batik itu terkandung makna yang sangat luas bagi “Saya pernah melakukan analisa pada rantai
masyarakat Indonesia.Batik bisa berbicara tentang suplai (supply chain) batik, ternyata industri ini
sesuatu. Karena setiap motif itu memiliki filosofi rentan di hampir semua titik.Ini yang harus kita
tersendiri, termasuk mengapa dibuat motif tertentu, jaga.Misalnya, untuk gondorukem saya langsung
apa tujuannya dan kenapa menggunakan warna panggil Perhutani untuk mengalokasikan pasokan Euis Saedah,
tertentu. Ada yang fanatik menggunakan warna gondorukem ke para perajin batik supaya tidak Dirjen Industri Kecil Menengah (IKM)
alam dll.,” Euis menjelaskan. semua diekspor walaupun permintaan di pasar Kementerian Perindustrian
Berbicara batik sebagai industri dimana industri ekspor memang tinggi.Pemerintah c.q. Kemenperin
itu merupakan proses peningkatkan nilai tambah, mencoba mengatasi rantai nilai yang mengalami
heritage (budaya), Kemendikbud harus menjaga,
maka batik pun dapat disebut sebagai industri kemandegan. Rantai inilah yang menjadi alat ukur
bahkan para maestro batik itu harusnya dijamin
karena disitu ada nilai tambah. Karna itu, sebagai untuk memonitor industri batik dan industri lain
kehidupannya,” kata Euis.
industri, batik juga dapat dirunut sebagai rantai pada umumnya,” tutur Euis.
nilai, mulai dari bahan baku, produksi (ada SDM Dari sisi ekonomi, batik mengalami peningkatan Tenaga kerja di industri batik seperti di
yang merancang dan mengoperasikan kegiatan kontribusi terhadap perekonomian nasional secara Pekalongan, lanjut Euis, juga berhak mendapatkan
produksi), ada teknologi (cap, canting atau sekarang cukup signifikan dalam satu dekade terakhir ini. kesejahteraan yang layak seperti tenaga kerja
ada printing), ada satandard dan Haki.Disitu juga Kontribusi industri batik terhadap perekonomian industri lainnya.Sedangkan untuk batik kreatif yang
ada kegiatan/proses promosi dan penjualan, serta nasional dapat dilihat dari dua sisi.Pertama, dari terutama dimotori kalangan anak muda, umumnya
kelembagaan dan akses ke permodalan. sisi batik pakem yang cukup besar pengaruhnya lebih menonjolkan unsur seninya sehingga apa
saja dibatik. Sepatu dibatik, mobil dibatik dan lain-
Kalau rantai produksi stabil, maka batik sebagai dan kontribusinya kini meningkat.Kedua, dari sisi
lain.“Ini juga disebut batik kontemporer seperti
industri akan terus eksis. Tapi kalau tiba-tiba terjadi perkembangan batik menjadi tiga segmen, yaitu
batik fraktal dan lain-lain.Umumnya batik ini tidak
goncangan di salah satu mata rantainya, misalnya batik budaya, batik industri dan batik kreatif.
peduli dengan filosofi, dalam hal ini pelakunya lebih
di sisi bahan bakunya, seperti beberapa waktu lalu “Di lapangan faktanya seperti itu.Tetapi
mementingkan batik sebagai ungkapan seni.Karena
pernah terjadi kelangkaan gondorukem (bahan memang agak riskan kita memkotak-kotakkan
itu, ada kalanya berbagai motif batik dicampur
untuk pembuatan malam), sehingga sebagian seperti itu walaupun faktanya di lapangan
untuk mendapatkan batik sebagai seni.Biasanya
perajin batik terpaksa tidak bisa berproduksi. Itu demikian.Orang resisten terhadap perubahan dan
produksinya hanya tiga empat buah, tapi harganya
baru dilihat dari simpul bahan baku yang terganggu, tetap fanatik bahwa batik itu harus seperti begini-
mahal karena unik.”
belum lagi kalau sisi SDM, seperti misalnya ketika begitu. Tapi masyarakat kan berubah, apalagi sudah
kebanyakan perajin batik sudah berusia tua, maka demokratis seperti ini, suka-suka saja. Untuk batik
Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 7
AktuAlitA
It can not be denied, batik is one of the production process is also different. But to date
national cultural heritages. Batik has been the historical records about the origins of canting
recognized internationally by UNESCO, and wax is never found.
the International educational and cultural The UNESCO recognition, in fact is very
organization under the auspices of the United important and strategic, in particular as a
of Nations (UN). This international recognition means of promotion and marketing. “We are all
has given the pride as well as a very strategic flabbergasted, and all people immediately make
milestone to Indonesia, since batik is not merely batik, everybody loves batik. Even, other countries
a cultural heritage but also represents a very follow and emulate to make it, since the raising
significant economic function. of batik popularity leads everyone enjoy the
provinces and every community in each region
That is the conclusion drawn from the promotion. It is one of the milestone.
assumes their own batik. For example, in Tarakan,
interview Kina magazine with Euis Saedah, the The behavior of Indonesian batik is quite East Kalimantan, they make batik with the
Director General of Small and Medium Industries unique. Historically, it was only used exclusively motifs taken from their culture and surrounding
(SMI) of the Ministry of Industry, in her office by the royal families, but over the course of history environment such as flora (plant, leaf, or flower)
recently. Eventhough batik might not be inherited then evolved into clothing for the general public. and fauna (specific animal found there). The batik
from indigenous Indonesian culture, but the batik Likewise with its function, it has also evolved from motif in certain regions will not absolutely be
culture embedded in Indonesian communities just a cultural characteristic in the palace and claimed by the others because they have their own
for centuries has led International community then changed to act economic function, and even motifs that are different to that of other regions.
to recognize batik as the Indonesian cultural act politically since the development of Indonesian Given the Papua batik, although it is made in Solo
heritage. batik is also in line with the development of the the region, but it has a typical motif differs from other
On October 2 2009 Indonesian batik gained Indonesian democracy. Everyone can now make regions’ .
world recognition, though other countries could and wear batik, whereas initially made and used
“I think batik has a multidimensional
claim it. But the word of batik itself comes from in certain area, like in the palace.
background, not just economic background, but
Indonesia language, from the syllables “ba” and Currentlay, Batik has widely open. Batik also social, cultural, political background and so
“tik”, meaning that there are lots of dots. In industry which is initially produced at certain forth. So, it implies a very broad meaning for the
other countries, that is not called batik and the area in Java, it has now been produced in 27 Indonesian people. Batik can talk about anything
8 Karya Indonesia Edisi Khusus 2013
AktuAlitA
since each motif has its own philosophy, including in the batik industry. That’s the dynamics of the “Thus that is the reality. But a bit risky when
why a certain motif is created, what the purpose industry. we have to compartmentalize like that. Many are
is and why certain colors are selected. There are “I have experienced in doing analysis on reluctant to change and they tend to be fanatics
many that favor to use natural colors fanatically, batik supply chain, in fact it is very vulnerable that batik should be as so-so. But in the currrent
etc, “Euis explained. in all aspects. Therefore, we should maintain it democratic era, the people must change to get a
Speaking batik as an industry, it has a carefully. For example, when there is a problem better life of what they like to be. For the batik
significant contribution to create added value to of gondorukem availability I immediately get in as a cultural heritage, however, the Ministry
national economy. As an industry, batik can also touch with Perhutani to allocate part of its supplies of Education and Culture has to maintain its
be traced as the value chain, from raw materials, to batik industry so not all are exported even the development. Even for batik experts their life
production process, technologies (stamp, canting, export demand is high. The central government should be borne by the goverment, “said Euis.
dyes, printing), standardization, and “Haki”. cq the Ministry of Industry has been trying to “The workforce employed in the batik industry
There are also marketing/promotionno and selling overcome the value chain problems. Such a value such as in Pekalongan, Euis added, are entitled to
activities, as well as organization and access to chain is an instrument to monitor the development receive adequate welfare as other industries. While
capital. of batik industry and other industries in general, for creative batik industry driven primarily by
If the value chain is in stable condition, then “said Euis. young entrepreneurs, they prefer to emphazise to
batik as an industry will be existed continuesly. From the economic aspect, batik industry has the element of arts, so that all things can be objects
But if there is a sudden shock in one of the experienced a significant contribution to national for batik, such as shoes, cars, and so on.” This is
chains, for example, in raw materials such as the economy in the last decade ini. Its contribution referred to what is called as a contemporary batik,
experience of gondorukem scarcity (materials for can be seen from two aspects. First, from the such as fractal batik. In general, a contemporary
making dyes) some time ago which led most batik “batik pakem” (genuine batik) aspect, it has a batik is not concerned with the philosophy,
artisans stopped the production. It is only one considerable influence and its contribution to contemporer batik artisan prefers to emphasize
problem when raw materials are disturbed. Why the national economy incrases steadily. Second, on the expression of arts. That is why, in some
if the problem refers to HRM, such as when most from the development of batik industry aspect, cases, various motifs were mixed to obtain batik
batik artisans are getting old, the productivity, batik industry grows into three segments, namely as an art. Normally, they produce only in limited
of course will decrease. Production will start cultural batik, batik industry, and creative batik number, three or four pieces, but each is costly
increasing when there are the young ages workfoce respectively. because it is considered to be unique. “
Karya Indonesia Edisi Khusus 2013 9
MAde in indonesiA
Bat ik
Aceh
RAISED AfTER TSUNAMI DISASTER
Dekranasda Provinsi Aceh berupaya
mendongkrak batik motif Aceh yang
sempat mati suri supaya bisa dikenal luas
di pasar domestik dan internasional. Kini
sudah sekitar 400 motif batik Aceh yang
siap dipasarkan.
M
asyarakat Aceh tak mau berlama-lama larut dalam sutra super, sutra timbul, sutra ATM dan sutra ATBM. “Karena
kesedihan pasca gempa bumi dan tsunami yang produksinya hand made (buatan tangan) maka harga batik Aceh
menghantam Bumi Serambi Mekkah pada 26 sedikit lebih mahal,” imbuhnya.
Desember 2004 lalu. Begitu pun Dewan Kerajinan Berbagai tantangan dihadapi dalam upaya mengembangkan
Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Aceh dalam mengangkat warisan budaya Tanah Rencong. Salah satunya, kata Wakil Ketua
Batik Aceh. Bidang Pengembangan Usaha Dekranasda Aceh Nur Asma,
Selepas tsunami, Dekranasda langsung bergerak menghidupkan karakter dan budaya masyarakat Aceh yang kurang telaten,
kembali industri Batik Aceh yang sempat mengalami mati suri di sementara dalam memproduksi batik membutuhkan ketelitian
era 90-an. Wakil Sekretaris Dewan Kerajinan Nasional Daerah yang tinggi.
(Dekranasda) Aceh, Elita mengatakan, pihaknya mulai merekrut “Memproduksi batik butuh kesabaran dan ketelitian. Sementara
sebanyak 30 orang dari berbagai daerah. orang Aceh lebih suka memasarkan barang jadi yang siap jual,”
“Mereka dilatih dan diberi pendampingan di Dekranasda kata Nur. Kendati demikian, Nur tak pantang menyerah. Sosialisasi
selama tiga bulan supaya mendapatkan keahlian membuat batik. tetap dilakukan supaya masyarakat mau mengembangkan dan
Sedangkan tenaga ahli yang mengajarkan mereka didatangkan berminat menggunakan hasil karya daerahnya sehingga motif
dari pulau Jawa,” ujarnya kepada Media Industri di Balai Rumah dapat lebih dikenal luas secara nasional maupun internasional.
Batik, Banda Aceh. Menurutnya, motif Batik Aceh mulai mendunia sejak
Ada ratusan jenis motif yang berkembang di kota Aceh. Dalam kedatangan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) asing
satu kabupaten/kota saja, Elita bilang, bisa muncul sekitar 20 jenis mendatangi Aceh memberikan bantuan usai gempa dan tsunami.
batik bermotif Aceh. Sementara Provinsi Aceh sendiri memiliki 23 Sayangnya, keberadaan Non Governmental Organization (NGO)
kabupaten dan kota. itu ternyata tidak berdampak terhadap peningkatan pesanan batik
Menurutnya, motif batiknya yang paling diminati adalah ke luar negeri.
rencong, pintu Aceh dan gayo. “Motif batik di Aceh selalu Untuk mendongkrak popularitas batik, lanjutnya,pemerintah
berkembang dan tidak memiliki pakem seperti motif batik asal kabupaten/kota telah memesan untuk pakaian wajib tambahan
pulau Jawa. Ada produk batik yang motifnya campuran dari motif para pegawai negeri sipil di daerah itu. Pihak swasta seperti
tenun Aceh, ” jelasnya. perbankan juga didorong menggunakan seragam batik motif Aceh.
Adapun harga kain batik motif Aceh, kata Elita lagi, antara “Ibu-ibu pejabat di daerah Aceh juga rutin mempromosikan
Rp150.000 hingga Rp1 juta, tergantung dari jenis kainnya. batik motif Aceh untuk melestarikan warisan budaya kami,”
Jenis kain yang sering digunakan yaitu katon morry, doby, piscos, ujarnya.
10 Karya Indonesia Edisi Khusus 2013
Description:104. Dea Valencia. 106. tokoH. Jultin Harlotina Ginandjar Kartasasmita are only 39 motifs are patented such as flowers motif include keluh anak,