Table Of Content15
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Remaja Masjid
1. Pengertian Remaja
Mengingat cepatnya arus globalisasi, seiring dengan diikutinya
peningkatan kemajuan teknologi yang memberikan nilai tambah dengan
mudahnya mengakses segala informasi, pengetahuan penggunaan sarana
atau suatu alat yang selanjutnya akan berdampak pada perilaku masyarakat
yang lambat laun mulai mengakibatkan perubahan di lingkungan pergaulan
remaja. Ketika terjadi perubahan dengan cepat, salah satu kelompok yang
rentan untuk ikut terbawa arus adalah para remaja. Dalam perspektif
psikologi perkembangan, masa remaja memang masa yang berbahaya,
karena pada masa ini seorang mengalami masa transisi atau peralihan dari
masa kehidupan anak-anak menuju kedewasaan yang sering ditandai
dengan krisis kepribadian.
Masa remaja merupakan salah satu periode dari perkembangan
manusia. Masa ini merupakan masa perubahan atau peralihan dari masa
kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologis,
perubahan psikologis, dan perubahan sosial. Remaja sering kali
didefinisikan sebagai periode transisi antara masa kanak-kanak ke masa
dewasa, atau masa usia belasan tahun, atau seseorang yang menunjukkan
tingkah laku tertentu seperti susah diatur, mudah terangsang perasaannya
15
16
dan sebagainya. Masa remaja disebut pula sebagai penghubung antara
masa kanak-kanak dengan masa dewasa.1 Pada periode ini terjadi
perubahan-perubahan besar dan esensial mengenai kematangan fungsi-
fungsi rohaniah dan jasmaniah, terutama fungsi seksual.
Menurut WHO remaja adalah membagi kurun usia menjadi dua
bagian yaitu remaja awal 10-14 tahun dan remaja akhir yaitu 15-20 tahun.
Sedangkan menurut pandangan dari masyarakat Indonesia sendiri dalam
menentukan defenisi remaja secara umum agak sulit karena Indonesia
terdiri dari banyak suku, adat, dan tingkatan sosial-ekonomi maupun
pendidikan.2 Pedoman yang dipakai adalah batasan usia remaja 11-24
tahun dan belum menikah. Hal itu dengan adanya pertimbangan-
pertimbangan sebagai berikut:
a. Usia 11 tahun adalah usia ketika pada umumnya tanda-tanda seksual
sekunder mulai tampak (kriteria fisik)
b. Masyarakat Indonesia menganggap usia 11 tahun suda akil baligh, baik
menurut agama, sehingga masyarakat tidak akan memperlakukan
mereka sebagai aak-anak (keriteria sosial)
c. Pada usia tersebut ada tanda-tanda penyempurnaan perkembangan jiwa
seperti tercapainya identitas diri (ego identity), menurut Erick Erickson
tercapainya fase genital dan perkembangan psikoseksual (menurut
Piaget) maupun moral (menurut Kohlberg) (keriteria psikologis)
d. Batas usia 24 tahun merupakan batas maksimal, yaitu untuk memberi
peluang bagi mereka yang sampai batas usia tersebut masih
menggantungkan diri pada orangtua, belum mempunyai hak-hak penuh
sebagai orang dewasa (secara adat/tradisi), belum bisa memberikan
pendapat sendiri dan sebagainya.
e. Status perkawinan sangat menentukan pada defenisi di atas, karena
berarti perkawinan masih sangat penting di masyarakat.3
1Kartini Kartono, Psikologi Sosial 2, Kenakalan Remaja, (Jakarta : Rajawali, 1998) h.
148
2Sarwono, Psikologi Remaja, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 2011), h. 12
3Ibid., h. 18
17
Remaja menurut Chaplin adalah periode antara pubertas dan
kedewasaan. Usia yang diperkirakan: 12-21 tahun untuk anak gadis, yang
lebih cepat menjadi matang dari pada anak laki-laki antara 13-22 tahun.4
Zakiah Daradjat juga mengartikan remaja adalah masa peralihan di
antara masa kanak-kanak dan dewasa. Dalam masa ini anak mengalami
masa pertumbuhan dan masa perkembangan fisiknya maupun
perkembangan psikisnya. Mereka bukanlah anak-anak baik bentuk badan
ataupun cara berfikir atau bertindak, tetapi bukan pula orang dewasa yang
telah matang.5
Santrock juga mengungkapkan bahwa remaja (adolescene)
diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa
dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial-
emosional. Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh para ahli
adalah antara 12 hingga 21 tahun. Rentang waktu usia remaja ini biasanya
dibedakan atas tiga, yaitu 12-15 tahun: masa remaja awal, 15-18 tahun:
masa remaja pertengahan, dan 18-21 tahun: masa remaja akhir.6
4Chaplin, J.P, Kamus Lengkap Psikologi, (Jakarta : Rajawali Pres, 1981), h. 12
5Zakiyah Daradjat, Membina Nilai-Nilai Moral Indonesia, (Jakarta : Bulan Bintang,
1976), h. 23
6John W Santrock, Remaja, (Jakarta : Erlangga, 2007), h. 26
18
Remaja menurut Monks adalah dibagi atas tiga tahapan yaitu
remaja usia 12-15 tahun, remaja pertengahan usia 15-18 tahun, dan remaja
akhir usia 18-21 tahun.7
Para remaja yang suka melakukan perbuatan-perbuatan yang tidak
baik dan perilaku-perilaku yang menyimpang dari norma-norma, aturan
yang berlaku dalam masyarakat dan agama, misalnya mabuk-mabukan
atau mengkonsumsi dan kecanduan narkoba, suka membolos sekolah bagi
pelajar, suka mengejek, menghina, dan meremehkan guru dan orang lain
dan sebagainya. Niscaya hancurlah suatu bangsa dan negara. Kemajuan
dan kelangsungan hidup suatu negara terletak ditangan para generasi muda
penerus cita-cita bangsa, Negara, dan agama.8
Pada masa ini ia beralih dari hidup yang penuh dengan
kebergantungan kepada orang lain, dimana harus melepaskan diri dari
kebergantungan itu, serta memikul tanggung jawab sendiri yaitu masa
beralih dari masa anak menuju masa dewasa. Remaja memiliki perasaan
takut akan kehilangan masa kanak-kanak dimana nantinya mereka menuju
ke arah tanggung jawab yang lebih besar. Oleh karena itu, masa remaja
merupakan masa yang paling sulit.9
Masa remaja menurut Mappiare adalah berlangsung antara umur
12 tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan
7Monks, FJ & Knoers, AMP, Haditono, Psikologi Perkembangan: Pengantar Dalam
Berbagai Bagiannya (Terjemahan Siti Rahayu Haditono), (Yogyakarta : Gadjah Mada
University Press, 2006), h. 262
8Zakiyah Daradjat, Pembinaan Remaja, (Jakarta : Penerbit Bulan Bintang, 1976), h. 38
9Singgih D Gunarsa & Gunarsa Y.S.D, Psikologi Praktis: Anak, Remaja, dan Keluarga,
(Jakarta : Fresh Book, 2004), h. 1995
19
22 tahun bagi pria. Remaja adalah usia dimana individu menjadi
terintegrasi ke dalam masyarakat dewasa, suatu usia dimana anak tidak
merasa bahwa dirinya berada di bawah tingkat orang yang lebih tua
melainkan merasa sama, atau paling tidak sejajar. Anak dianggap sudah
dewasa apabila sudah mampu mengadakan reproduksi.10
Berdasarkan beberapa paparan di atas, dapat dipahami bahwa masa
remaja disebut pula sebagai penghubung antara masa kanak-kanak dengan
masa dewasa. Pada masa remaja memang masa yang berbahaya, karena
pada masa ini seorang mengalami masa transisi atau peralihan dari masa
kehidupan anak-anak menuju kedewasaan yang sering ditandai dengan
krisis kepribadian. Usia penentuan masa remaja terdapat perbedaan para
ahli, masa remaja terbagi pula kepada tiga yaitu remaja usia 12-15 tahun,
remaja pertengahan usia 15-18 tahun, dan remaja akhir usia 18-21 tahun.
Sedangkan batasan usia remaja awal yang digunakan dalam penelitian ini
adalah usia 10-14 tahun.
2. Konsep Remaja Masjid
Remaja masjid adalah nama sebuah organisasi remaja, khususnya
remaja yang beragama Islam yang ada di lingkungan masjidd yang sadar
akan dirinya untuk membangun desa. Organisasi ini tumbuh dan
berkembang atas inisiatif dari para remaja di lingkungan masjidd yang ada
pada setiap desa maupun kelurahan untuk menyalurkan aspirasi para
remaja dalam kegiatan pembangunan khususnya pembangunan desa.
10A Mappiare, Psikologi Remaja, (Suarabaya : Usaha Nasional, 1987), h.
20
Dalam Instruksi Dirjen Bimas Islam No. D/INT/188/78 tentang
pembentukan remaja masjidd membangun desa bagian I, dikemukakan
pengertian remaja masjid adalah “perkumpulan remaja Islam yang cinta
masjidd dan sadar akan dirinya untuk ikut serta membangun desa dalam
arti kata yang seluas-luasnya. Secara organisatoris Remaja masjid adalah
seksi remaja dalam struktur kepengurusan masjid setempat yang bersifat
otonom. Karena itu organisasi remaja masjid bersifat lokal pada masing-
masing masjid di desa, tidak mempunyai jaringan secara vertikal ke atas
maupun ke bawah.
Remaja Masjid sebagai salah satu bentuk organisasi kemasjidan
yang dilakukan para remaja muslim yang memiliki komitmen
da‟wah. Organisasi ini dibentuk bertujuan untuk mengorganisir kegiatan-
kegiatan memakmurkan Masjid. Remaja Masjid sangat diperlukan
sebagai alat untuk mencapai tujuan da'wah dan wadah bagi remaja
muslim dalam beraktivitas di Masjid.11
Remaja masjid kini telah menjadi suatu fenomena bagi kegairahan
para remaja muslim dalam mengkaji dan mendakwahkan Islam di Indonesia.
Pada dasarnya dakwah Islam yang dilakukan oleh generasi muda Islam
bukan merupakan suatu hal yang baru. Remaja masjid dapat membina para
anggotanya agar beriman, berilmu, dan beramal shaleh dalam rangka
mengabdi kepada Allah SWT untuk mencapai keridhaan-Nya. Pembinaan
11Siswanto, Panduan Praktis Organisasi Remaja Masjid, (Jakarta : Pustaka Al-Kautsar,
2005), h. 71
21
remaja muslim dilakukan dengan menyusun aneka program kemudian
di follow up (tindak lanjut) dengan berbagai aktivitas yang berorientasi
pada keislaman, kemasjidan, keremajaan,dan keilmuan.12
Pada masa sekarang, Remaja Masjid semakin terasa diperlukan
terutama untuk mengorganisir kegiatan dakwah yang memiliki
keterikatan dengan masjid. Keberadaannya dapat memberikan warna
tersendiri bagi pengembangan masjid. Dan tentunya, diharapkan remaja
masjid dapat menjadi penggerak pengembangan dakwah Islam yaitu
dengan menjadikan masjid sebagai pusat aktivitasnya.
Sebagai organisasi yang terikat dengan masjid maka peran
utamanya tidak lain adalah memakmurkan masjid. Memakmurkan
masjid merupakan bagian dari dakwah bil hal (dakwah pembangunan).
Dakwah bil hal adalah kegiatan dakwah yang diarahkan untuk
meningkatkan kesejahteraan dan kebahagiaan hidup umat, baik rohani
maupun jasmani.13 Selain itu, memakmurkan masjid juga merupakan
salah satu bentuk taqarrub (upaya mendekatkan diri) kepada Allah yang
paling utama. Rasulullah SAW bersabda, “barangsiapa membangun
untuk Allah sebuah masjid, meskipun hanya sebesar sarang burung,
maka Allah akan membangunkan untuknya rumah di syurga”.14
12Ibid., h. 48-50
13Moh. Ayub, Manajemen Masjid Petunjuk Praktis Bagi Para Pengurus, (Jakarta:
Gema Insani, 1996), h. 9
14Budiman Mustofa, Manajemen Masjid Gerakan Meraih Kembali Kekuatan Masjid
dan Potensi Masjid, (Solo: Ziyad Visi Media, 2007), h. 18
22
Dalam menjalankan peranannya, aktivitas remaja masjid tidak
hanya terbatas pada bidang keremajaan saja, melainkan bidang
kemasjidan perlu difungsikan, diperluas jangkauan aktivitas dan
pelayanannya dalam mencapai kemakmuran masjid yang dicita-
citakan. Sebagaimana yang tersirat dalam firman Allah QS. At-Taubat
ayat 18:
Artinya:
“Hanyalah yang memakmurkan Masjid-Masjid Allah ialah orang- orang
yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, serta tetap mendirikan
shalat, menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada
Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan
orang-orang yang mendapat petunjuk” (QS. At-Taubat : 18)
Berdasarkan ayat tersebut di atas bahwa makna memakmurkan
masjid adalah untuk :
a. Pembinaan iman
b. Menegakkan shalat atau pembinaan taqwa
c. Menunaikan zakat (infaq dan shadaqoh)
d. Membina kebersihan jiwa, raga dan harta dan kemandirian (fungsi
kemasyarakatan)15
Adapun peran dan fungsi remaja masjid menurut Siswanto adalah
sebagai berikut:
15Ahmad Muhsin Kamaludiningrat, “Meningkatkan Peran dan Fungsi Masjid dalam
Dakwah dan Pembinaan Masyarakat Madani Beriman dan Bertaqwa”, (Jogjakarta: Jurnal
Ulama, 2010), h. 16
23
a. Memakmurkan masjid
b. Pembinaan Remaja Muslim
c. Kaderisasi Umat
d. Pendukung kegiatan Ta‟mir Masjid
e. Dakwah dan Sosial.16
Multifungsi tersebut telah diaktualisasikan dengan kegiatan
operasional yang sejalan dengan program pembangunan. Umat Islam
bersyukur bahwa dalam dekade akhir-akhir ini masjid semakin tumbuh
dan berkembang, baik dari segi jumlahnya maupun keindahan
arsitekturnya. Hal ini menunjukkkan adanya peningkatan kehidupan
ekonomi umat, peningkatan gairah, dan semaraknya kehidupan beragama.
Sesungguhnya umat Islam memang memiliki semangat yang
tinggi dalam membangun Masjid, namun banyak yang kurang
ditindaklanjuti dengan aktivitas memakmurkannya secara sungguh-
sungguh. Kondisi tersebut sangat memprihatinkan dan sekaligus
menjadi tantangan bagi remaja masjid untuk menggairahkan umat dalam
memakmurkan masjid.
Bagi remaja masjid, mengaktualkan kembali peran dan fungsi
masjid sebagai tempat ibadah dan pusat kebudayaan merupakan sikap
kembali kepada sunnah Rasul yang semakin terasa diperlukan pada era
modern ini. Aktualisasi ini pada gilirannya akan membawa umat pada
kondisi yang lebih baik dan lebih Islami. Dengan mengaktualkan fungsi
dan perannya, masjid akan menjadi pusat kehidupan umat.
16SIswanto, op.cit., h. 69-71
24
Artinya, umat Islam menjadikan masjid sebagai pusat aktivitas
jama‟ah-jama‟ah serta sosialisasi kebudayaan dan nilai-nilai Islam.
Remaja masjid sebagai alat untuk mencapai tujuan dakwah
dan wadah bagi remaja muslim, diharapkan dapat mengaktualisasikan
fungsi dan peranannya sebagai lembaga kemasjidan. Sehingga
aktivitas remaja masjid yang diselenggarakan dapat memenuhi
kebutuhan umat serta berlangsung secara berdaya guna (efektif) dan
berhasil guna (efisien).
B. Internet
Internet berasal dari kata international network, yang dapat disingkat
dengan kata Internet, merupakan dua komputer atau lebih yang saling
berhubungan membentuk jaringan komputer hingga meliputi jutaan komputer
di dunia (internasional), yang saling berinteraksi dan bertukar informasi.17
Fatah Syukur NC, dalam bukunya Teknologi Pendidikan menjelaskan
bahwa internet adalah jaringan komputer yang saling terhubung keseluruh
dunia tanpa mengenal batas teritorial, hukum dan budaya. Secara fisik
dianalogikan sebagai jaring laba-laba (The Web) yang menyelimuti bola dunia
dan terdiri dari titik-titik (Node) yang saling berhubungan.18
Dari beberapa definisi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa internet
merupakan kumpulan dari berjuta-juta komputer di seluruh dunia yang saling
berhubungan atau terkoneksi dan membentuk suatu jaringan yang digunakan
17Daryanto, Memahami Kerja Internet, (Bandung: Yrama Widya, 2004), h. 22.
18Fatah Syukur, Teknologi Pendidikan, (Semarang: Rasail, 2005), h. 157.
Description:b. Masyarakat Indonesia menganggap usia 11 tahun suda akil baligh, baik menurut agama, sehingga masyarakat tidak akan memperlakukan 4Chaplin, J.P, Kamus Lengkap Psikologi, (Jakarta : Rajawali Pres, 1981), h. 12 atau mengkonsumsi dan kecanduan narkoba, suka membolos sekolah bagi.