Table Of Content1
Analisis Perancangan Sistem Barcode dalam Menangani Aliran Raw Material
Kayu pada Departemen Lumberyard di PT Ebako Nusantara Semarang
Devy Christine GM Simanjuntak, Dr.Rer.Oec.Arfan B, ST., MT *)
Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro,
Jl. Prof. Soedarto, SH, Kampus Undip Tembalang, Semarang, Indonesia 50275
Email : [email protected]
ABSTRAK
Warehouse merupakan suatu fasilitas yang dirancang khusus oleh suatu perusahaan untuk
mencapai tingkat pelayanan yang paling tinggi dengan total biaya yang paling rendah.
Penanganan bahan baku merupakan hal terpenting dalam mengintegrasikan pengendalian
proses pergudangan tersebut. PT Ebako Nusantara Semarang merupakan perusahaan
manufaktur yang bergerak di bidang furniture yang memproduksi kursi, meja, lemari dan
tempat tidur. Perusahaan ini memiliki Lumberyard Department untuk menyimpan material kayu
yang akan digunakan sebagai bahan baku untuk proses produksi. PT Ebako Nusantara
Semarang saat ini masih menerapkan sistem manual dalam mengelola warehousenya.
Pencatatan secara manual tersebut membutuhkan waktu yang lama sehingga menyebabkan
proses tidak berjalan dengan efisien. Secara otomatis permasalahan ini akan menimbulkan
berbagai dampak negatif dari aspek waktu dan aspek biaya.
Penelitian ini mencoba merancang barcode untuk mengurangi permasalahan-
permasalahan yang ada, mulai dari proses penerimaan material, penyimpanan material dan
pengeluaran material sampai ke lantai produksi. Sistem barcode tersebut akan menggantikan
sistem manual yang telah ada sebelumnya. Sistem Barcode ini dibuat untuk mempermudah
memonitoring aktivitas yang terjadi di warehouse sehingga dapat mengurangi waktu
penanganan kayu dan kesalahan dalam penginputan data kayu. Sistem manual yang diubah
menjadi sistem otomasi ini menghasilkan aliran proses dari input sampai ke output secara
cepat, tepat, dan akurat. Hal ini dapat dibuktikan dengan pengurangan dari aspek waktu dan
aspek biaya yang dikeluarkan.
Kata kunci : warehouse, material, furniture, barcode.
ABSTRACT
Warehouse is a facility that is specially designed by a company to achieve the highest
service level and the lowest total cost. Material handling is the most important in integrating
warehouse process control. PT Ebako Nusantara Semarang is a manufacturing factory that
runs the business in furniture section which produces chairs, tables, cupboards and beds. This
company has Lumberyard Department to stock wood material which is later used as material
for the production process. PT Ebako Nusantara Semarang still implements manual system in
managing their warehouse. The record keeping activity that is run manually need a long time so
that the process doesn’t run efficiently. Automatically these problems will make a lot of negative
effects in time and also cost.
This study try to design barcode to reduce the problems, starting from material receiving ,
material storing and material releasing to the shop floor. Barcode system will replace the
manual system which is exist before by integrating barcode to the information system. This
barcode system is created to simplify monitoring activity that runs in the warehouse so that
wood material handling time and error in inputing the data can be reduced. Manual system that
is changed to the automation system is creating process flow from the input to the output fast,
precisely and accurately. This can be proved by the reducement in time and cost.
Keyword : warehouse, material, furniture, barcode
*Penulis, Penanggung Jawab 1,
2
1. Pendahuluan transaksi masuk secara manual ke
PT Ebako Nusantara Semarang dalam komputer. Kemudian ketika
merupakan perusahaan manufaktur mengeluarkan material baik dari kiln
yang bergerak di bidang furniture yang dry (unloading area) maupun hotbox
memproduksi kursi, meja, lemari dan (free area) , operator akan mencatat
tempat tidur. Perusahaan ini memiliki transaksi keluar pada stock card baru.
Lumberyard Department berupa satu Begitu pula ketika material akan
warehouse sebagai tempat penyimpanan disupply dari hotbox (free area) ke lini
material kayu sebagai bahan baku untuk produksi (fix area), operator akan
proses produksi. Aktivitas yang mencatat transaksi keluar pada fix card,
dilakukan di warehouse meliputi kemudian petugas administrasi akan
pemesanan material, penerimaan melakukan pencatatan transaksi keluar
material, penyimpanan material, dan secara manual ke dalam komputer .
pengeluaran material. Adapun bagian- Proses input data secara manual ini
bagian dari warehouse terdiri dari area memakan waktu berhari-hari dan
staking, area pengeringan , kiln dry, berpotensi menimbulkan kesalahan.
hotbox, area penyimpanan sementara Permasalahan juga muncul karena
sebelum masuk ke proses produksi. missed dalam memasukkan data
Dalam menjalankan perusahaannya, transaksi antara stock card dan check
PT Ebako Nusantara Semarang saat ini sheet maupun antara check sheet dan
masih menerapkan sistem manual dalam penginputan data transaksi ke dalam
pengelolaan warehouse. Sebagai contoh komputer. Stock card dan check sheet
dapat dilihat pada proses sebelum harus diisi secara manual sehingga
pengeringan kayu, operator menuliskan menyebabkan seringnya terjadi
spesifikasi kayu pada kertas kemudian kesalahan dalam memasukkan data
ditempelkan pada material kayu serta material. Adapun missed antara check
merekap pemasukan data menggunakan sheet dan penginputan data transaksi ke
komputer. Sama halnya pada proses dalam komputer disebabkan oleh
penyimpanan dan pengeluaran material operator yag lupa atau terlewatkan
kayu semua kegiatan pencatatan dalam menginput data atau melakukan
dilakukan secara manual. kesalahan dalam memasukkan data
Operator harus selalu melakukan transaksi material. Pencatatan secara
update terhadap identitas material manual ini juga menyebabkan
secara manual. Aktivitas tersebut terjadinya delay yang dimulai dari
dimulai dari mencatat nomor kayu, jenis material datang sampai material di
kayu, tebal kayu, panjang kayu, lebar supply ke lini produksi. Proses delay ini
kayu, transaksi tanggal masuk material kerap kali disebabkan karena operator
dan transaksi tanggal keluar material membutuhkan beberapa waktu untuk
pada stock card pada masing-masing menginput data dan mencari lokasi
material dari setiap lokasi penyimpanan penyimpanan material yang akan
secara manual. Ketika pertama kali disupply ke lini produksi. Secara
material datang ke Lumberyard , otomatis, permasalahan ini akan
operator akan mencatat spesifikasi menimbulkan berbagai dampak dalam
material pada stock card dan lembar segi biaya dan waktu.
pengisian data (check sheet), kemudian Dalam mengatasi permasalahan di
petugas administrasi akan menginput atas, maka diusulkan suatu pengganti
3
sistem yang ada di PT Ebako Nusantara 3. Metode Penelitian
dengan perancangan sistem barcode. Metode penelitian ini berisi
Stock card dan Fix card yang sudah ada langkah-langkah yang digunakan
sebelumnya akan digantikan oleh suatu dalam penelitian dari awal sampai
kartu stiker yang akan diberi barcode akhir penelitian.Tahapan alur
sebagai alat otomasinya, sehingga penelitian ini disajikan dalam
apabila dilakukan scan pada barcode bentuk flowchart pada gambar 1.
data akan secara otomatis masuk ke
START
dalam database di komputer. Stiker
barcode tersebut akan menggantikan
seluruh stock card yang ada sehingga
Studi Pendahuluan
akan memudahkan operator dan petugas
administrasi melakukan update terhadap
identitas material dan transaksi material Perumusan masalah pada proses penerimaan,
penyimpanan dan pengeluaran matrial
yang masuk dan keluar secara cepat, pada warehouse
tepat, dan akurat.
Penentuan
2. Tinjauan Pustaka Tujuan Penelitian
Defenisi Warehouse
Menurut Meyers dan Stephens
Penentuan Ruang Lingkup
(2013), warehouse merupakan Permasalahan
tempat penyimpanan barang, baik
bahan baku yang akan digunakan
dalam proses manufaktur maupun Studi Pustaka Studi Lapangan
barang jadi yang siap dikirimkan.
Sedangkan kegiatan pergudangan
(warehousing) tidak hanya kegiatan Analisis dan Perancangan
1. Pengumpulan Data
penyimpanan barang saja 2. Perancangan Flow Process Material dengan Sistem
Barcode dalam Proses Penerimaan, Penyimpanan
melainkan proses penanganan dan Pengeluaran Material
3. Perancangan Barcode
barang mulai dari penerimaan
barang, pencatatan, penyimpanan,
pemilihan, penyortiran, pemberian
Kesimpulan dan Saran
label sampai dengan proses
pengiriman barang.
Defenisi Barcode Finish
Menurut Jerry Zeyu Gao dan
kawan-kawan, barcode (sandi Gambar 1. Metodologi Penelitian
batang) adalah suatu representasi
dari informasi yang bisa dibaca
mesin (biasanya berupa garis 4. Hasil dan Pembahasan
tebal di atas latar belakang putih 4.1 Gambaran Umum Perusahaan
untuk membuat tinggi dan rendah PT Ebako Nusantara Semarang
suatu pemantulan yang dikonversi merupakan perusahaan manufaktur
menjadi angka 1 dan 0. yang bergerak di bidang furniture yang
memproduksi kursi, meja, lemari dan
tempat tidur. Perusahaan ini memiliki
4
Lumberyard Department berupa satu komputer. Sama halnya pada proses
warehouse sebagai tempat penyimpanan penyimpanan dan pengeluaran material
material kayu sebagai bahan baku untuk kayu semua kegiatan pencatatan
proses produksi. Aktivitas yang dilakukan secara manual.
dilakukan di warehouse meliputi Operator melakukan update
pemesanan material, penerimaan terhadap identitas material secara
material, penyimpanan material, dan manual. Aktivitas tersebut dimulai dari
pengeluaran material. Adapun bagian- mencatat nomor kayu, jenis kayu, tebal
bagian dari warehouse terdiri dari area kayu, panjang kayu, lebar kayu,
staking, area pengeringan , kiln dry, transaksi tanggal masuk material dan
hotbox, area penyimpanan sementara transaksi tanggal keluar material pada
sebelum masuk ke proses produksi. stock card pada masing-masing material
dari setiap lokasi penyimpanan secara
4.2 Warehouse PT Ebako Nusantara manual. Ketika pertama kali material
Semarang datang ke Lumberyard , operator akan
Warehouse atau Lumberyard mencatat spesifikasi material pada stock
merupakan tempat melakukan aktivitas card dan lembar pengisian data (check
pergudangan seperti penerimaan sheet), kemudian petugas administrasi
material, penyimpanan material dan akan menginput transaksi masuk secara
pengeluaran material ke lantai produksi. manual ke dalam komputer. Kemudian
Adapun bagian-bagian dari warehouse ketika mengeluarkan material baik dari
terdiri dari area staking, area kiln dry (unloading area) maupun
pengeringan, kiln dry, hotbox, area hotbox (free area) , operator akan
penyimpanan sementara sebelum masuk mencatat transaksi keluar pada stock
ke proses produksi. card baru. Begitu pula ketika material
Dalam menjalankan perusahaannya, akan disupply dari hotbox (free area) ke
PT Ebako Nusantara Semarang saat ini lini produksi (fix area), operator akan
menerapkan sistem manual dalam mencatat transaksi keluar pada fix card,
pengelolaan warehouse. Sebagai contoh kemudian petugas administrasi akan
dapat dilihat pada proses sebelum melakukan pencatatan transaksi keluar
pengeringan kayu, operator menuliskan secara manual ke dalam komputer .
spesifikasi kayu pada kertas kemudian Proses input data secara manual ini
ditempelkan pada material kayu serta memakan waktu berhari-hari dan
merekap pemasukan data menggunakan berpotensi menimbulkan kesalahan.
4.3 Flow Proccess Material saat ini di
Warehouse PT Ebako Nusantara
Semarang dan
Flow Proccess Material di
Warehouse PT Ebako Nusantara
Semarang pada intinya dibagi menjadi 3
proses utama yaitu aliran proses
material pada saat penerimaan material
Gambar 2. Kondisi Warehouse/
Lumberyard dari supplier ke warehouse, aliran
5
proses material dari unloading area ke Flow Proccess dari unloading area
free area (penyimpanan material), dan ke free area PT Ebako Nusantara
aliran proses material dari free area ke
Start
fix area (pengeluran material ke lantai
produksi). Pengeringan material selama 3 hari di
area terbuka
Flow Proccess penerimaan material
dari supplier ke warehouse PT
Penurunan kadar air pada material di
kiln dry selama ± 1 bulan
Ebako Nusantara
Start Catat transaksi dan lokasi pemasukan
materiial dari kiln dry
M elakukan pemesanan material ke
Supplier H-3 Catat transaksi dan lokasi pengeluaran
material dari kiln dry
Material ada? TIDAK Lkaekpuakdaan s puepmpleiesra lnaainn
Rekap data ke komputer secara manual
YA
Tentukan jumlah pesanan
material
Sortir dan Identifikasi material
berdasarkan volume kualitas dengan mal
Grader ke lokasi pengambilan material H-2
dan melakukan penguk uran
Pemberian ulang identitas dengan
mengganti penulisan jenis kayu dan
Material datang ke PT Ebako pembuatan nomor pallet
Nusantara
Persiapkan material dari kiln dry ke
Lakukan bongkar barang
hot box
Sortir dan Identifikasi berdasarkan tebal
material/kayu
Penyimpanan material pada hotbox
Pembuatan identitas/kayu berdasarkan
Nomor kayu, Jenis kayu, tebal kayu,
panjang kayu, dan lebar kayu
Catat transaksi dan lokasi masuk ke hotbox
Pencatatand dibaetari midaetnetriitaals ya ng sudah
Rekap data ke komputer secara manual
Rekap data ke komputer secara
manual
Finish
Finish
Gambar 3. Flow Proccess penerimaan Gambar 4. Flow Proccess dari unloading area
material dari supplier ke warehouse ke free area PT Ebako Nusantara
PT Ebako Nusantara
6
Flow Proccess dari free area ke fix saat penerimaan material dari supplier
area PT Ebako Nusantara ke warehouse, aliran proses material
dari unloading area ke free area
Start
(penyimpanan material), dan aliran
proses material dari free area ke fix
Persiapkan material dari hotbox
area (pengeluran material ke lantai
produksi).
Catat transaksi keluar material dari hot
box
Rekap data ke komputer secara manual
Carikan lokasi sebelum proses produksi
Penjadwalan material ke
lantai produksi
Catat transaksi keluar material ke lantai
produksi
Rekap data ke komputer secara manual
Finish
Gambar 5. Flow Proccess dari free area
ke fix area PT Ebako Nusantara
4.4 Flow Proccess Material di
Warehouse dengan Sistem Barcode
Flow Proccess Material di
Warehouse dengan Sistem Barcode
menunjukkan aliran material pada
warehouse dengan menerapkan system
barcode. Sistem barcode yang
diusulkan akan ditempatkan di 3 proses
utama yaitu aliran proses material pada
7
Flow Proccess penerimaan Flow Proccess dari unloading area
material dari supplier ke ke free area dengan sistem
warehouse dengan sistem barcode barcode
Start
Start
Pengeringan material selama 3 hari di
area terbuka
Melakukan pemesanan material ke
Supplier H-3
Penurunan kadar air pada material di
kiln dry selama ± 1 bulan
TIDAK Lakukan pemesanan
Material ada?
kepada supplier lain
Scan transaksi dan tentukan lokasi
pemasukan materiial dari kiln dry
YA
Tentukan jumlah pesanan
material Data masuk ke Sistem Informasi
Scan transaksi dan tentukan lokasi
Grader ke lokasi pengambilan material H-2 pengeluaran material dari kiln dry
dan melakukan pengukuran
Data masuk ke Sistem Informasi
Material datang ke PT Ebako
Nusantara
Sortir dan Identifikasi material
berdasarkan volume kualitas dengan mal
Lakukan bongkar barang
Scan material sejenis berdasarkan volume
kualitas dan pembuatan nomor pallet
Sortir dan Identifikasi berdasarkan tebal
material/kayu Data masuk ke Sistem Informasi
Persiapkan material dari kiln dry ke
Pembuatan identitas/kayu menggunakan hot box
barcode dengan spesifikasi yang telah
dirancang
Penyimpanan material pada hotbox
Scan material satu per satu
Scan nomor pallet dan lokasi masuk ke
hotbox
Data material setiap kayu
masuk ke Sistem Informasi
Data masuk ke Sistem Informasi
Finish
Finish
Gambar 7. Flow Proccess dari unloading area
Gambar 6. Flow Proccess penerimaan
ke free area dengan system barcode
material dari supplier ke warehouse dengan
system barcode
8
Flow Proccess dari free area ke fix pencatatan dan pemrosesan data dapat
area dengan perancangan system berjalan dengan cepat, tepat dan akurat
barcode sehingga mampu menyediakan
informasi secara real time yang dapat
Start
digunakan untuk keperluan PT Ebako
Nusantara. Simbol barcode dapat
Persiapkan material dari hotbox
dirancang menggunakan aplikasi yang
telah banyak beredar seperti tipe
Scan nomor pallet yang akan keluar dari
Hot Box Codabar, Cod 11, Code 39, Code 93,
Code 128, EAN, UPC, dan sebagainya.
Data masuk ke Sistem Informasi Pada kasus ini digunakan barcode Code
128 untuk menyelesaikan masalah yang
Carikan lokasi sebelum proses produksi ada. Adapun software yang digunakan
adalah Barcode Generator sebagai
Penjadwalan material ke berikut :
lantai produksi
Scan nomor pallet yang akan masusk ke
Lantai Produksi
Data Masuk ke Sistem Informasi
Finish
Gambar 9. Barcode Generator
Gambar 8. Flow Proccess dari free area ke fix
area dengan system barcode
4.4 Analisis Perancangan Barcode
Barcode adalah alat elektronik
yang menunjukkan label yang
digunakan untuk mengidentifikasi
identitas dari suatu material. Dengan
menerapkan system barcode, proses
9
Dalam perancangan system barcode ini, data material yang masuk akan diwakili
dengan jenis kayu, tipe kayu, tebal kayu, tanggal masuk kayu, nama supplier dan lembar
kayu untuk masing-masing kayu.
Spesifikasi Barcode :
Jenis Tipe Tebal Tanggal Supplier Lembar
Kayu Kayu Kayu Masuk ke-
Contoh Barcode :
Jenis Kayu Mahoni, grade, tebal 6, masuk tanggal 1 bulan 1 tahun 2015, Supplier Margiyadi,
Lembar ke-1
Jenis Kayu Jati, all grade, tebal 4.5, masuk tanggal 1 bulan 2 tahun 2015, Supplier Zaroh, Lembar
ke-20
10
Jenis Kayu Mindi, grade, tebal 3.5, masuk tanggal 1 bulan 3 tahun 2015, Supplier Abdullah, Lembar
ke-9
Jenis Kayu Karet, all grade, tebal 2, tanggal masuk tanggal 1 bulan 4 tahun 2015, Supplier
Afika, Lembar ke-1
Description:Sistem Barcode ini dibuat untuk mempermudah company has Lumberyard Department to stock wood material which is later used as material.