Table Of ContentLaporan Penelitian 
ANALISIS KEBUTUHAN SUMBER DAYA MANUSIA  
BERDASARKAN ANALISIS PEKERJAAN:  
SUATU MODEL UNTUK RRI 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
Tim Peneliti Puslitbangdiklat LPP RRI 
2015 
i
DAFTAR ISI 
 
 
DAFTAR ISI ..................................................................................................................................... ii 
BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................................................... 1 
1.  Latar Belakang ................................................................................................................... 1 
2.  Pernyataan Masalah .......................................................................................................... 2 
3.  Tujuan Studi ...................................................................................................................... 3 
4.  Kerangka Konsep ............................................................................................................... 4 
4.1.  Analisis Pekerjaan ...................................................................................................... 4 
4.2.  Analisis Pekerjaan Berbasis Kompetensi ................................................................... 4 
5.  Metode Riset ..................................................................................................................... 5 
5.1.  Tahapan Penelitian .................................................................................................... 5 
5.2.  Teknik Pengumpulan Data ........................................................................................ 7 
5.3.  Analisis Data .............................................................................................................. 8 
BAB II GAMBARAN UMUM SDM LPP RRI .................................................................................... 10 
1.  Usia .................................................................................................................................. 10 
2.  Pendidikan, Kompetensi, dan Distribusi Pegawai ........................................................... 12 
3.  Status Kepegawaian ........................................................................................................ 16 
4.  Budaya Kerja .................................................................................................................... 17 
5.  Pola Karir ......................................................................................................................... 24 
BAB III ANALISIS KEBUTUHAN SUMBER DAYA MANUSIA LPP RRI............................................... 25 
1.  Bidang Pemberitaan ........................................................................................................ 25 
1.1.  Gambaran Umum Bidang Pemberitaan .................................................................. 25 
1.2.  Analisis Beban Kerja dan Kebutuhan SDM Pemberitaan Tipe B ............................... 2 
1.3.  Analisis Kebutuhan SDM Pemberitaan RRI Tipe C .................................................... 9 
1.4.  Rekomendasi Struktur dan Jumlah SDM Bidang Pemberitaan ............................... 11 
1.5.  Pembagian Desk Berita ........................................................................................... 11 
3.  Bidang Teknik dan Media Baru ........................................................................................ 12 
3.1.  Gambaran Umum .................................................................................................... 12 
3.2.  Analisis Kebutuhan SDM TMB RRI Tipe B ................................................................ 15 
3.3.  Analisis Kebutuhan SDM TMB RRI Tipe C ................................................................ 24 
ii
3.4.  Rekomendasi Kebutuhan Sumber Daya Manusia TMB RRI Tipe B dan Tipe C ........ 29 
4.  Bidang Layanan dan Pengembangan Usaha ................................................................... 35 
4.1.  Gambaran Umum .................................................................................................... 35 
4.2.  Analisis Kebutuhan SDM LPU di Tipe B ................................................................... 41 
4.3.  Analisis SDM LPU di Tipe C ...................................................................................... 44 
4.4.  Rekomendasi Struktur dan Jumlah SDM LPU .......................................................... 46 
5.  Bagian Tata Usaha ........................................................................................................... 50 
5.1.  Perbedaan Penempatan SDM di Kedua Tipe Satker ............................................... 50 
5.2.  Analisis Kebutuhan SDM Bagian Tata Usaha RRI Tipe B.......................................... 52 
5.3.  Analisis Kebutuhan SDM Bagian Tata Usaha RRI Tipe C .......................................... 56 
5.4.  Rekomendasi Struktur Bagian Tata Usaha RRI ........................................................ 59 
BAB IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI .................................................................................. 63 
1.  Kesimpulan ...................................................................................................................... 63 
2.  Rekomendasi ................................................................................................................... 66 
Daftar Pustaka ............................................................................................................................. 69 
iii
BAB 1 
PENDAHULUAN 
 
1.  Latar Belakang 
Suatu  analisis  pekerjaan  memungkinkan  suatu  organisasi  untuk 
menentukan  aspek-aspek  penting  dari  pekerjaan.  Suatu  uraian  pekerjaan  yang 
dikembangkan  dari  analisis  pekerjaan  akan  membantu  organisasi  untuk 
mempekerjakan,  melatih  dan  menaikkan  pangkat  karyawan  atau  menentukan 
jenjang karir.  
Suatu  analisis  pekerjaan  adalah  penting  jika  dilihat  kenyataan  bahwa 
organisasi merupakan sistem sosial yang diadakan dan dirancang untuk mencapai 
hal-hal yang tidak dapat dicapai individu-individu secara mandiri. Dengan kata lain, 
organisasi pada dasarnya adalah kumpulan orang-orang yang mempunyai tujuan 
yang sama, yakni dalam rangka menghasilkan suatu barang atau jasa demi melayani 
kebutuhan  masyarakat.  Untuk  mampu  menghasilkan  suatu  produk  baik  barang 
ataupun jasa, individu-individu dalam suatu organisasi membangun suatu rangkaian 
tugas.  Suatu  tugas  adalah  sepotong  kerja  yang  dibebankan  untuk  diselesaikan 
berdasarkan suatu standar dalam suatu kurun waktu tertentu. Tugas-tugas yang 
dilakukan oleh individu-individu dalam organisasi mendefinisikan suatu posisi, dan 
posisi-posisi  yang  identik  dalam  suatu  organisasi  membentuk  satu  pekerjaan. 
job families
Kelompok-kelompok pekerjaan yang serupa dalam persyaratan yang dituntutnya 
membentuk suatu keluarga pekerjaan ( ).  
Pertama core bussines
Bagi RRI, suatu analisis pekerjaan adalah penting karena setidaknya dua 
alasan.  , sebagai lembaga penyiaran publik,   RRI adalah siaran 
yang dibedakan ke dalam dua jenis, yakni siaran berita dan non berita. Agar siaran 
mempunyai kualitas yang dipersyaratkan, dibutuhkan sumber daya manusia dengan 
kemampuan atau kompetensi khusus. Persoalan yang dihadapi oleh RRI bahwa 
acapkali sumber daya manusia yang ada tidak melalui proses rekruitmen yang 
benar  sehingga  seseorang  yang  berada  pada  posisi  tertentu  tidak  mempunyai 
kebutuhan  standart  minimal  tenaga  kerja.  Penelitian  yang  dilakukan 
Puslitbangdiklat LPP RRI tahun 2009 menyebutkan bahwa posisi-posisi tertentu di 
1
Kedua
departemen pemberitaan belum mendapatkan pendidikan jurnalis yang memadai. 
, keberadaan RRI sebagai sistem siaran jaringan, RRI mempunyai stasiun yang 
tersebar di seluruh Indonesia dalam berbagai tipe (A, B, C dan stasiun produksi). 
Persoalan yang dihadapi hingga saat ini bahwa stasiun-stasiun yang mempunyai 
kategori sama mempunyai jumlah SDM yang berbeda. Sebagai misal, suatu stasiun 
tipe B mungkin mempunyai jumlah SDM 50 orang, sedangkan stasiun lainnya yang 
mempunyai tipe sama jumlahnya lebih sedikit ataupun lebih banyak. Perbedaan-
perbedaan  itu  sangat  mungkin  terjadi  karena  daerah-daerah  mempunyai  sifat 
uniknya  masing-masing.  Bagaimanapun  kebutuhan-kembutuhan  sumber  daya 
manusia di lingkungan RRI pada akhirnya ditentukan oleh dua faktor yang saling 
terkait, yang bermuara pada beban kerja, yakni jumlah total program siaran dan 
pekerjaan lainnya dan wilayah siaran. Beban kerja untuk administrasi barangkali 
sama di setiap stasiun, tapi tidak demikian halnya dengan pemberitaan. Daerah-
daerah yang mempunyai area liputan yang luas akan menuntut kebutuhan sumber 
daya manusia yang lebih besar dibandingkan dengan daerah dengan liputan area 
yang  lebih  sempit.  Oleh  karena  itu,  beban  kerja  dari  setiap  satker  harus  pula 
memperhatikan jangkauan wilayah siaran yang harus dilayani oleh stasiun yang 
bersangkutan. Di sini, suatu model kebutuhan atas standart SDM menjadi sangat 
penting,  terlebih  tuntutan  akuntabilitas  LPP  yang  sebagian  besar  anggarannya 
ditanggung oleh dana yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 
(APBN). Suatu standart kebutuhan SDM untuk setiap satuan kerja memungkinkan 
pertanggungan-jawaban yang jauh lebih baik karena setiap posisi dalam pekerjaan 
menemukan argumentasinya yang relevan dengan tanggung jawab dan beban kerja.  
2.  P  ernyataan Masalah  
Oleh  karena  sifat  khas  institusi  RRI  sebagai  lembaga  penyiaran  publik, 
persoalan yang dihadapi RRI mungkin jauh lebih kompleks dibandingkan dengan 
lembaga negara atau bahkan perusahaan swasta lainnya. Salah satu persoalan yang 
dihadapi RRI bahwa distribusi sumber daya manusia tidak merata di setiap stasiun 
siaran. Meskipun sama-sama tipe B, tapi besaran sumber daya manusia bisa sangat 
berbeda antara tipe B satu dengan lainnya. Ini terjadi karena beragam alasan. Salah 
satunya karena RRI belum mempunyai standar SDM yang baku untuk setiap jenis 
2
pekerjaan dan juga lingkup tugasnya. Misalnya, berapa total jumlah sumber daya 
manusia di bagian pemberitaan untuk stasiun tipe B dengan wilayah siaran meliputi 
lima  atau  sepuluh  kabupaten?  Persoalan  ini  semakin  dipersulit  oleh  ketiadaan 
standart baku bagi seseorang yang berada pada jabatan tertentu terkait dengan 
kompetensi  minimal  yang  harus  mereka  miliki.  Sebagai  misal,  RRI  belum 
mempunyai standart kualifikasi pendidikan atau pelatihan semacam apa yang harus 
dimiliki oleh seorang jurnalis atau reporter pemula? Begitu juga menyangkut target 
suatu pekerjaan. Dalam situasi semacam ini, menjadi sangat masuk akal jika RRI 
kesulitan  dalam  menghitung  kebutuhan  SDM  di  setiap  unitnya.  Padahal, 
penghitungan semacam ini sangat penting. Untuk itu, studi ini dilakukan untuk 
menjawab pertanyaan pokok terkait dengan bagaimana model standart kebutuhan 
sumber daya manusia di RRI tipe B dan C dengan mengambil sampling RRI Surabaya 
(tipe B), RRI Solo (Tipe C), RRI Bandung (tipe B) dan RRI Cirebon (Tipe C). 
3.  T  ujuan Studi  
Studi ini dilakukan sebagai  usaha untuk merumuskan suatu  model  bagi 
standart  kebutuhan  sumber  daya  manusia  di  lingkungan  RRI,  terutama  tipe  B 
ataupun C. Standart ini perlu dirumuskan karena selama ini RRI belum mempunyai 
suatu model terkait dengan berapa sebenarnya  jumlah ideal sumber daya manusia 
di  lingkungan  RRI  untuk  setiap  tipe.  Sebagai  lembaga  penyiaran  publik,  RRI 
diperkenankan siaran secara nasional secara berjaringan. Oleh karena itu, selain 
keberadaan stasiun pusat, RRI juga mempunyai stasiun atau satker di daerah yang 
bisa dibedakan atas tiga tipe, yakni tipe B, tipe C, dan stasiun produksi. Di masing-
masing tipe, belum ada suatu standart baku terkait dengan jumlah ideal SDM yang 
dibutuhkan.  Studi  ini  dilakukan  dalam  rangka  merumuskan  model  standart 
kebutuhan sumber daya manusia untuk tipe B dan C. Dikatakan model karena pada 
dasarnya  masing-masing  stasiun  daerah  mempunyai  keunikannya  sendiri  yang 
disebabkan  oleh  diantaranya  luasan  cakupan  wilayah  siaran  dan  keragaman 
kompetensi sumber daya manusia yang dimiliki oleh masing-masing stasiun.  
 
 
3
4.  Kerangka Konsep  
4.1.  Analisis Pekerjaan 
job analysis
Suatu analisis pekerjaan ( ) menjadi hal yang sangat mendasar 
dan menjadi bagian penting dalam sumber daya manusia (SDM). Analisis pekerjaan 
mencakup analisis terhadap aktivitas yang berada dalam sub proses perencanaan 
sumber  daya  manusia  (Saif  dkk,  2013:  106).  Sondang  P.  Siagian  (2014:  75) 
mendefinisikan  analisis  pekerjaan  sebagai  usaha  yang  sistematik  dalam 
mengumpulkan,  menilai  dan  mengorganisasikan  semua  jenis  pekerjaan  yang 
terdapat dalam suatu organisasi. Menurut Sondang P. Siagian, analisis pekerjaan 
merupakan hal yang sangat penting karena berbagai tindakan dalam pengelolaan 
sumber  daya  manusia  tergantung  pada  informasi  analisis  pekerjaan  yang  telah 
dilakukan. Saif dkk (2013: 106) lebih jauh mengemukakan bahwa analisis pekerjaan 
menyediakan gambaran objektif mengenai pekerjaan, bukan orang atau pegawai 
yang melakukan pekerjaan tersebut. Analisis pekerjaan juga menyediakan semacam 
training
informasi mendasar guna mendukung semua bagian dan kegiatan-kegiatan yang 
berhubungan  dengan  sumber  daya  manusia  seperti  rekuitmen,  , 
pengembangan, manajemen  kinerja dan perencanaan suksesi. Analisis pekerjaan 
melayani dua fungsi penting, yakni membantu memastikan bahwa keputusan dibuat 
sehubungan dengan proses sumber daya manusia merupakan keputusan yang baik, 
yakni keputusan yang fair dan akurat (seperti pemilihan orang untuk menduduki 
posisi yang tepat, keputusan yang pas terkait dengan training, pengembangan, dan 
sebagainya).    Selain  itu,  analisis  pekerjaan  menyediakan  informasi  mengenai 
pekerjaan yang sedang dikerjakan, dan pengetahuan, ketrampilan dan kecakapan 
yang dibutuhkan individu untuk melakukan pekerjaan itu secara memadai. Analisis 
ini  melibatkan  identifikasi  dan  diskripsi  pekerjaan  secara  akurat  dan 
mengindentifikasi  tugas  secara  tepat,  pengetahuan  dan  ketrampilan  yang 
diperlukan dan kondisi-kondisi yang melingkupi tugas-tugas itu dikerjakan. Analisis 
pekerjaan  sangat  berguna  dalam  membuat  deskripsi  pekerjaan  dan  spesifikasi 
pekerjaa4n.2 (.D  eslAenr,a 2l0is1i1s :P 1e1k6e)r. jaan Berbasis Kompetensi  
Para  ahli  sumber  daya  manusia  mengatakan  bahwa  analisis  pekerjaan 
tradisional tidak lagi memadai. Lingkungan yang kompleks telah menuntut suatu 
4
bentuk analisis pekerjaan dengan menggunakan pendekatan baru. Salah satu yang 
dikembangkan  adalah  analisis  pekerjaan  berbasis  kompetensi  (Saif  dkk,  2013; 
Deseler, 2011; dan juga Jackson, Schuler, dan Werner, 2010).  
interest
Saif  (2013:  105)  mendefinisikan  kompetensi  sebagai  kombinasi  dari 
pengetahuan, ketrampilan, kemampuan, nilai, dan  . Sementara Desler (2011: 
146), mendefinisikan kompetensi sebagai karakteristik kemampuan seseorang yang 
selalu merupakan perilaku yang dapat diobservasi dan diukur yang memuat bagian 
pekerjaan. Selanjutnya, dari definisi kompetensi ini, Desler mengemukakan bahwa 
yang  dimaksud  dengan  analisis  pekerjaan  berbasis  kompetensi  adalah 
mendiskripsikan suatu pekerjaan berkaitan dengan kompetensi yang dapat diukur, 
diobservasi,  dan  berkaitan  dengan  perilaku  (pengetahuan,  keahlian,  dan  atau 
perilaku)  sehingga  karyawan  yang  melakukannya  harus  menunjukkan  kualitas 
untuk  dapat  melakukan  pekerjaan  dengan  baik.  Pemahaman  semacam  ini  jelas 
berbeda dengan pendekatan tradisional mengenai analisis pekerjaan yang hanya 
menitikberatkan pada kewajiban dan tanggung jawab. Menurut Jackson, Schuler dan 
task-focused job analysis
Werner (2010: 204), analisis pekerjaan tradisional sering kali berfokus pada tugas 
( ) dan menjelaskan susunan pekerjaan dalam hal aktivitas 
worker-focused  job  analysis
pekerjaan dan hasilnya. Di sisi lain, analisis pekerjaan berbasis kompetensi lebih 
fokus  pada  pekerja  ( ).  Di  sini,  analisis  pekerjaan 
mengidentifikasi karakteristik pemegang jabatan yang dibutuhkan untuk melakukan 
pekerjaan dengan baik. Sasarannya adalah untuk memberikan sebuah deskripsi 
mengenai karakteristik ketrampilan, kemampuan, sikap, dan kepribadian yang akan 
menghasilkan kinerja yang baik. Dengan kata lain, jika pertanyaan yang diajukan 
dalam analisis pekerjaan tradisional lebih pada apa yang dikerjakan, maka dalam 
analisis pekerjaan berbasis kompetensi lebih fokus pada siapa yang bisa melakukan 
pekerjaan tersebut.  
5.  M  etode Riset  
5.1.  Tahapan Penelitian 
Penelitian ini dilakukan untuk merumuskan suatu model kebutuhan sumber 
daya manusia di tipe B dan C. Untuk meraih tujuan tersebut, studi ini menggunakan 
pendekatan  analisis  pekerjaan,  yakni  suatu  analisis  yang  mencakup sub  proses 
5
dalam  perencanaan  sumber  daya  manusia  (Saif,  2013).  Pada  tahap  awal,  akan 
dilakukan identifikasi dan pengelompokkan unit-unit kerja di setiap stasiun baik 
tipe B maupun C. Selanjutnya, dilakukan analisis pekerjaan berdasarkan setiap unit 
kerja.  Pada  tahap  ini,  akan  dilakukan  juga  penghitungan  beban  kerja  dan 
kompetensi  yang  dibutuhkan  untuk  menyelesaikan  pekerjaan  yang  diberikan 
kepada  setiap  orang  dalam  setiap  unit  kerja.  Dari  situ,  selanjutnya,  akan  bisa 
dihitung berapa kebutuhan sumber daya manusia di lingkungan RRI tipe B dan C 
dalam setiap unit kerjanya. Beban kerja ini akan dihitung berdasarkan total beban 
kerja yang harus diselesaikan dalam satu satuan waktu tertentu.  
   
6
Secara umum, level dan unit analisis dapat dilihat pada gambar berikut. 
  SDM 
KEUANGAN  
TATA USAHA  
  UMUM 
  SIARAN 
 
UNIT KERJA 
PEMBERITAA
 
  TEKNOLOGI 
DAN  
     
  LAYANAN DAN 
LEVEL  PENGEMBANGAN USAHA 
 
ANALISIS 
 
Sandiwara 
Talkshow 
  KEBUTUHAN SDM PER MATA 
Siaran 
ACARA/PROGRAM SIARAN 
Langsung 
 
Dll 
  CAKUPAN/WILAYAH SIARAN 
 
  5.2.  Teknik Pengumpulan Data 
Untuk  bisa  dirumuskan  suatu  model  yang  ideal,  penelitian  ini  akan 
menggabungkan  beragam  teknik  pengumpulan  data  (triangulasi),  yang  meliputi 
 
teknik pengumpulan data sebagai berikut.  
5.2.1. Observasi 
Observasi  akan  melihat  bagaimana  pekerjaan  dilakukan  di  setiap  unit 
pekerjaan. Observasi dilakukan secara individual dan kelompok. Sebagai lembaga 
penyiaran, RRI melibatkan pekerjaan tim dan individual. Oleh karena itu, menjadi 
penting untuk melihat bagaimana hal itu dikerjakan? Observasi melihat, misalnya, 
bagaimana  talkshow  dilakukan?  Tema  apa  yang  diangkat?  Siapa  yang  terlibat? 
Kapan  talkshow  dilakukan?  Dan  mengapa  penyelenggaraan  talkshow  dilakukan 
seperti itu? Apa yang menjadi penyebabnya?  
7
Description:Analisis Kebutuhan SDM Bagian Tata Usaha RRI Tipe B..  menangani kinerja pegawai yang rutin kecuali ada program khusus seperti PUPNS saat.