28 BAB II KAJIAN TENTANG NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM TAFSIR IBNU KATSIR DAN AL ...

54 Pages·2017·0.95 MB·Indonesian

BAB II
KAJIAN TENTANG NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM
TAFSIR IBNU KATSIR DAN AL-MARAGHI

A. Nilai-Nilai Pendidikan Islam
1. Pengertian Pendidikan Islam
Pendidikan secara umum dapat diartikan sebagai proses
pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam
usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan
pelatihan.1 Dalam konteks lain pendidikan juga dapat diartikan sebagai
usaha yang dijalankan seseorang atau sekelompok orang untuk
mempengaruhi seseorang atau sekelompok orang agar menjadi dewasa
atau mencapai tingkat hidup dan penghidupan yang lebih tinggi dalam
arti mental.2 Pendidikan bertujuan untuk mendewasakan anak didik
sehingga harus dilakukan oleh pendidik yang sudah dewasa baik dari
sisi biologis atau usia, terlebih dari sisi psikologis. Pendidikan
mempersiapkan peserta didik agar siap menghadapi kehidupannya di
masa yang akan datang. Pendidikan dapat dilakukan dalam keluarga,
masyarakan maupun instansi baik pemerintah maupun non pemerintah.
Pendidikan lebih luas dari sekedar pengajaran. Pengajaran dapat
dikatakan sebagai proses transfer ilmu belaka, bukan transformasi nilai
dan pembentukan kepribadian dengan segala aspek yang dicakupnya.3

1 Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2001), Edisi Ketiga, h. 263.
2 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 1998), h.1.
3 Azyumardi Azra, Pendidikan Islam: Tadisi dan Modernisasi di Tengah
Tantangan Milenium III, (Jakarta: Kharisma Putra Utama, 2012), Edisi Pertama, h. 4.
28
29

Dengan demikian, pengajaran lebih berorientasi pada pembentukan
“tukang-tukang” atau para spesialis yang terkurung dalam ruang
spesialisasinya yang sempit, karena itu perhatian dan minatnya lebih
bersifat teknis. Perbedaan pendidikan dan pengajaran terletak pada
penekanan pendidikan terhadap pembentukan kesadaran dan
kepribadian peserta didik disamping transfer ilmu dan keahlian.
Melalui proses semacam ini suatu bangsa atau negara dapat
mewariskan nilai-nilai baik keagamaan, kebudayaan, pemikiran dan
keahlian kepada generasi mudanya sehingga mereka siap menyongsong
kehidupan.
Definisi pendidikan secara umum di atas, apabila ditambah
dengan atribut Islam maka menjadi pendidikan Islam. Untuk
memahami pengertian pendidikan Islam, umumnya mengacu pada
tiga term dalam bahasa Arab, yaitu al-tarbiyah, al-ta‟lim dan al-ta‟dib.
4 Ketiga term tersebut meskipun mempunyai maksud yang sama untuk
mendefinisikan tentang pendidikan Islam, namun ketiganya
mempunyai perbedaan baik tekstual maupun kontekstual. Kata al-
tarbiyah berasal dari kata raba, yang artinya bertambah atau
mengambil sesuatu lebih banyak dari yang diberikan, dan tumbuh.5 Arti
lain al-tarbiyah yaitu pendidikan, pengasuhan dan pemeliharaan.6
Dalam setiap shalat, kita membaca al-Fatihah dimana ayat keduanya
berbunyi Alhamdulillahi rabbi al-„Alamin, mempunyai kandungan
makna yang berkonotasi dengan makna al-tarbiyah. Sebab kata-kata

4 Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam: Pendekatan Historis, Teoritis
dan Praktis, (Jakarta: Ciputat Press, 2002), h. 25.
5 Al-Ma‟luf, Al-Munjid Fi Lughah wa al-A‟lam, (Beirut: Dar al-Mashruq,
2008), h. 247.
6 Ahmad Warson Munawwir, Al-Munawwir: Kamus Arab Indonesia,
(Yogyakarta: Pondok Pesantren AL-Munawwir, 1984), h. 505.
30

rabb (Tuhan) dan rabb (mendidik) berasal dari satu akar kata. Maka
Allah adalah pendidik Yang Maha Agung di alam jagat, bukan hanya
mendidik manusia saja, tetapi pendidik bagi mahluk seluruhnya.7 Kata
umum yang digunakan dalam Bahasa Arab adalah tarbiyah dengan kata
kerja rabba. Kata pengajaran dalam Bahasa Arab adalah ta‟lim dengan
kata kerja „allama. Pendidikan dan pengajaran dalam Bahasa Arabnya
adalah tarbiyah wa ta‟lim, sedangkan pendidikan Islam dalam Bahasa
Arabnya adalah Tarbiyah al-Islamiyah.
Ta‟lim adalah peyampaian sejumlah pelajaran kepada murid,
sedangkan ta‟dib adalah sesuatu yang menunjukkan pada latihan jiwa
dengan cara mengusahakan kebaikan watak dan akhlak. Namun, selain
tiga kata tersebut masih terdapat beberapa kata yang berhubungan
dengan pendidikan. Diantaranya adalah tahdzib, tadris, tadzkirah, dan
tazkiyah. Tahdzib adalah memperbaiki akhlak tetapi adanya unsur
kesegeraan untuk bertindak atau berakhlak, sedangkan tadris adalah
sesuatu yang menekankan pada pembacaan kitab buku-buku. Tazkiyyah
adalah pembersihan jiwa sebersih-bersihnya, sedangkan tadzkirah
adalah mengingat-ingat pelajaran untuk dihafal.
Meskipun ketiga istilah tarbiyah, ta‟lim, dan ta‟dib dapat
digunakan dengan pengertian yang sama, namun Al-Attas sebagaimana
dijelaskan oleh Hasan Langgulung berpendapat bahwa ta‟lim hanya
berarti pengajaran, jadi lebih sempit dari pendidikan. Dengan kata lain
ta‟lim hanyalah sebahagian dari pendidikan. Sedangkan kata tarbiyah
maknanya lebih luas memelihara atau membela, menternak, dan lain-
lain. Sedangkan pendidikan yang diambil dari education itu hanya

7 Omar Mohammad al-Toumy al-Syaibany, Falsafah Pendidikan Islam, terj.
Hasan Langgulung, (Jakarta: Bulan Bintang, 1979), h. 41.
31

manusia saja. Jadi ta‟dib, kata al-Attas lebih tepat sebab tidak terlalu
sempit sekedar mengajar saja, dan tidak meliputi makhluk-makhluk
lain selain dari manusia, ta‟dib sudah meliputi kata ta‟lim dan tarbiyah.
Selain daripada itu kata ta‟dib erat hubungannya dengan kondisi ilmu
dalam Islam yang termasuk dalam sisi pendidikan.
Untuk memahami pengertian pendidikan Islam secara
komprehensif akan dinukil beberapa definisi pendidikan Islam
menurut para ahli:
1. Menurut Chabib Thoha pendidikan Islam adalah pendidikan
yang falsafah, dasar dan tujuan serta teori-teori yang dibangun
untuk melaksanakan praktek pendidikan didasarkan pada nilai-
nilai dasar Islam yang terkandung dalam Al-Qur`an dan Hadits
nabi.8 Pengertian ini adalah pengertian secara teoritis.
2. Zuhairini menyebutkan bahwa pendidikan Islam adalah usaha
yang diarahkan pada pembentukan kepribadian seseorang yang
sesuai dengan ajaran Islam atau suatu upaya dengan ajaran
Islam dapat berpikir, membuat suatu keputusan dan bertindak
berdasarkan nilai-nilai Islam serta bertanggung jawab sesuai
dengan nilai-nilai Islam pula.9 Pengertian ini mengarah pada
tujuan pendidikan jangka menengah atau sedang.
3. Harun Nasution juga menyatakan bahwa pendidikan Islam tidak
hanya mengisi seseorang dengan ilmu pengetahuan dan
ketrampilan saja, tetapi juga mengembangkan aspek moral dan

8 Chabib Thoha, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 1996), h. 99.
9 Zuhairini, et.al., Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995),
h. 290.
32

agama.10 Rumusan ini sesuai dengan pendidikan di Indonesia,
meskipun Indonesia bukan negara agama namun aspek moral
dan agama menjadi suatu hal yang sangat diperhatikan.
4. H.M. Arifin dalam bukunya “Filsafat Pendidikan Islam”
mengungkapkan “Pendidikan Islam diartikan sebagai
rangkaian usaha membimbing, mengarahkan potensi hidup
manusia yang berupa kemampuan-kemampuan dasar dan
kemampuan belajar, sehingga terjadilah perubahan di dalam
kehidupan pribadinya sebagai makhluk individual dan sosial
serta dalam hubungannya dengan alam sekitarnya dimana ia
hidup. Proses tersebut senantiasa berada di dalam nilai-nilai
yang melahirkan norma-norma syariah dan akhlaq al-
karimah”.11 Dengan adanya pendidikan maka harus ada
perubahan sehingga pendidikan merupakan sarana untuk
berubah.
5. Pendidikan Islam menurut H.M. Arifin adalah sistem
pendidikan yang dapat memberikan kemampuan seseorang
untuk memimpin kehidupannya sesuai dengan cita-cita Islam
karena Islam telah menjiwai dan mewarnai corak
kepribadiannya.12 Memimpin kehidupannya berarti menjadikan
dirinya menjadi seorang yang mengikuti dan melaksanakan apa
yang diajarkan oleh Islam sebagaimana dicontohkan oleh Rasul
SAW.

10 Harun Nasution, Islam Rasional: Gagasan dan Pemikiran Prof. Dr. Harun
Nasution, (Bandung: Mizan, 1996), h. 290.
11 HM. Arifin, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), Cet.
Ke-6, h. 14.
12 HM. Arifin, Ilmu Pemdidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1996), Cet.
Ke-4, h. 10.
33

6. Pengertian pendidikan Islam ini, menurut Hasan Langgulung
:“Pendidikan Islam adalah proses penyiapan generasi muda
untuk mengisi peranan, memindahkan pengetahuan dan nilai-
nilai Islam yang diselaraskan dengan fungsi manusia untuk
beramal di dunia dan memetik hasilnya di akhirat”.13 Dari
pendapat tersebut dapat dipahami bahwa:
1. Pendidikan Islam merupakan bagian dari proses rububiyyah
Tuhan (pendidikan dari Tuhan) karena berlandaskan pada Al-
Qur`an dan as-Sunnah sebagai panduan dari Allah SWT.
2. Pendidikan Islam merupakan sebuah sistem yang didalamnya
diperlukan adanya usaha, kegiatan, cara, alat, dan lingkungan
untuk menunjang adanya perubahan sikap dan tingkah laku
sesuai dengan kepribadian Muslim.
3. Pendidikan Islam berusaha membentuk manusia seutuhnya
yang dapat mencapai kebahagiaan dunia maupun akhirat,
jasmani maupun rohani.
4. Pendidikan Islam adalah pendidikan yang seluruh komponen
atau aspeknya didasarkan pada ajaran Islam. Visi, misi, tujuan,
proses, pendidik, peserta didik, kurikulum, pengelolaan dan
komponen lainnya didasarkan pada ajaran Islam.
Pendidikan Islam merupakan suatu proses atau aktivitas yang
berusaha membimbing dan memberi suatu teladan ideal untuk
mengembangkan seluruh potensi peserta didik untuk mempersiapkan
kehidupan di dunia dan akhirat. Arah dari pendidikan Islam sangat
jelas yaitu mempersiapkan individu dalam menempuh kehidupan di

13 Hasan Langgulung, Beberapa Pemikiran tentang Pendidikan Islam,
(Bandung: Al-Ma‟arif, 1980), h. 94.
34

dunia dan akhirat. Dan yang paling penting untuk ditekankan, bahwa
pendidikan Islam itu dilaksanakan sebenarnya agar manusia dapat
meniti kehidupan yang benar selama di dunia dan menuai hasilnya di
akhirat. Karena fungsi pendidikan Islam itu sendiri adalah mendidik
anak didik untuk beramal di dunia dan untuk memetik hasilnya di
akhirat.
Jadi dari uraian tersebut dapat diambil suatu pemahaman bahwa
pendidikan Islam adalah suatu proses membimbing, mengarahkan dan
mengembangkan potensi peserta didik serta memberikan nilai-nilai
berdasarkan hukum-hukum Islam sehingga terjadilah perubahan di
dalam kehidupannya menuju terbentuknya kepribadian utama demi
meraih kebahagiaan di dunia dan akhirat.
2. Dasar Pendidikan Islam
Pendidikan Islam adalah pendidikan yang ideal dan sangat
diperlukan oleh seluruh umat terlebih umat Islam. Oleh karena itu agar
pendidikan Islam berjalan sebagaimana mestinya dan tidak mudah
terombang-ambing oleh pengaruh dari luar yang ingin
menumbangkannya, maka harus memiliki dasar yang kuat. “Dasar”
adalah landasan untuk berdirinya sesuatu. Fungsi dasar ialah
memberikan arah kepada tujuan yang akan dicapai dan sekaligus
sebagai landasan untuk berdirinya sesuatu.14 Dasar adalah landasan
tempat berpijak atau tegaknya sesuatu agar dapat berdiri dengan kokoh.
Pengertian dasar menunjukkan sesuatu yang penting dalam segala hal
sebagai tempat berpijak dan berdirinya sesuatu, kaitannya dengan
masalah pendidikan agar memiliki kekuatan dan kesinambungan yang

14 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 1998), Cet.
Ke-2, h. 12.
35

kokoh dan kekuatan yang kuat.15 Jadi fungsi dasar landasan tersebut
adalah menjamin agar bangunan pendidikan Islam betul-betul dapat
berdiri kokoh, agar usaha-usaha yang terlingkup di dalam kegiatan
pendidikan mempunyai sumber keteguhan sebagai suatu sumber
keyakinan, dan agar jalan menuju tujuan dapat tegas terlihat, tidak
mudah disimpangkan oleh pengaruh-pengaruh dari luar Islam.
Dasar ilmu pendidikan Islam didasarkan pada falsafah hidup
umat Islam dan tidak didasarkan kepada falsafah hidup suatu negara,
tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Ajaran itu bersumber dari Al-
Qur`an, sunnah Rasulullah SAW, (selanjutnya disebut Sunnah),
dan ra`yu ( hasil pikir manusia). Tiga sumber ini harus digunakan
secara hirarkis. Al-Qur`an harus didahulukan. Apabila suatu ajaran atau
penjelasan tidak ditemukan di dalam Al-Qur`an, maka harus dicari di
dalam sunnah, apabila tidak ditemukan juga dalam sunnah, barulah
digunakan ra`yu. Sunnah tidak bertentangan dengan Al-Qur`an , dan
ra`yu tidak boleh bertentangan dengan Al-Qur`an dan sunnah.
Pada dasarnya semua dasar agama Islam akan kembali kepada
kedua sumber utama yaitu Al-Qur`an dan as-Sunnah. Hal ini sejalan
dengan pesan Rasulullah agar umat Islam tidak tersesat dalam
menjalani hidupnya, sebagaimana Sabdanya sebagai berikut:
16)كلام هاور( وِِّيِبَن َة نسُوَ اللهِ بَ اَتِك :امَِب ِ مُْتكْ سَ مَامَ اوُّْلضِ َت نَْل نِْيرَ مَْأ مْكً ْيِف تُ كْرَ َت
“Aku telah meninggalkan untukmu dua perkara, tidak sekali-kali kamu
sesat selama kamu berpegang teguh kepadanya, yaitu Kitabullah dan
Sunnah Nabinya”.(HR. Malik).17

15 Djunaedatul Munawwaroh dan Tanenji, Filsafat Pendidikan, (Jakarta: UIN
Press, 2003), Cet. Ke-1, h. 110.
16 Imam Malik, Al-Muwatho‟, Bab Al-Qadar, (Beirut: Dar al-Kutub Ilmiyah,
tt), h. 899.
36

Dengan demikian dasar pokok pendidikan Islam adalah Al-
Qur`an dan as-Sunnah. Namun apabila pada keeduanya tidak
ditemukan maka menggunakan dasar hukum tambahan yaitu ar-Ra‟yu.
a. Al-Qur`an
Al-Qur`an adalah kalam Allah SWT yang diturunkan kepada
Muhammad SAW dalam bahasa Arab yang terang, guna menjelaskan
jalan hidup yang bermaslahat bagi umat manusia baik di dunia maupun
di akhirat. Terjemahan Al-Qur`an kedalam bahasa lain dan tafsirannya
bukanlah Al-Qur`an, dan karenanya bukan nash yang qath`i dan sah
dijadikan rujukan dalam menarik kesimpulan ajarannya.18 Al-Qur`an
menyatakan dirinya sebagai kitab petunjuk. Allah SWT menjelaskan
hal ini didalam firman-Nya QS. Al-Isra [17]: 9.
َّن َأََّّتِ َٰحَ ِلَٰص لٱَّنَ يُلهَ عۡ يَ ََّّوَ يلَِّ ٱََّّيَ ِننِ ؤۡ هُ ۡلٱَّشُّ ِّ َبُيوَ َّمُ يَ قۡ َأَّهَِ ِ َّتِِ ل ِلَّيدِ ىۡ يَ ََّّنَ اءَ رۡ قُ لۡ ٱَّاذَ َٰهَ ََّّن ِإ
ٗ َ ٗ ۡ َ ۡ ُ َ
َّايرِبكَّارجأَّمىل
“Sesungguhnya Al-Qur`an ini memberikan petunjuk kepada (jalan)
yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang
Mu´min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala
yang besar”. (QS. Al-Isra [17]: 9).

Petunjuk Al-Qur`an sebagaimana di kemukakan Mahmud
Syaltut di kelompokkan menjadi tiga pokok yang disebutnya sebagai
maksud-maksud Al-Qur`an, yaitu: Pertama, Petunjuk tentang akidah
dan kepercayaan yang harus dianut oleh manusia dan tersimpul dalam
keimanan akan keesaan Tuhan serta kepercayaan akan kepastian
adanya hari pembalasan. Kedua, Petunjuk mengenai akhlak yang murni

17 M. Hasbi Ash Shiddieqy, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadits, (Jakarta:
Bulan Bintang, 1993), h. 25.
18 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 1992), h. 12.
37

dengan jalan menjelaskan norma-norma keagamaan dan susila yang
harus diikuti oleh manusia dalam kehidupan. Ketiga, Petunjuk
mengenai syariat dan hukum dengan jalan menerangkan dasar-dasar
hukum yang harus diikuti oleh manusia dalam hubugannya dengan
tuhan dan sesamanya.19 Dengan demikian nilai-nilai dalam Al-Qur`an
secara umum berkaitan dengan nilai akidah, akhlak dan syariat atau
ibadah.
Sedangkan menurut al-Syaibani, dalam Al-Qur`an terdapat
unsur-unsur perutusan Nabi Muhammad SAW baik berupa akidah,
ibadah, dan perundang-undangan yang menjadi dasar tujuan pendidikan
Islam.20 Seperti perutusan Nabi Muhammad SAW mendirikan
masyarakat manusia yang bersih, bersih akidah, bersih hubungan dan
bersih perasaan dan tingkah laku. Maka pendidikan yang didasari Al-
Qur`an adalah pendidikan yang mementingkan pembinaan pribadi dari
segala seginya dan menekankan kesatuan manusia yang tidak ada
perpisahan antara jasmani, akal dan perasaan.
b. Sunnah
Al-Qur`an disampaikan oleh Rasulallah SAW kepada
manusia dengan penuh amanat, tidak sedikitpun ditambah ataupun
dikurangi. Selanjutnya, manusialah hendaknya yang berusaha
memahami, menerima dan kemudian mengamalkannya. Sering kali
manusia menemui kesulitan dalam memahaminya, dan ini dialami oleh
para sahabat sebagai generasi pertama penerima Al-Qur`an. Karenanya
mereka meminta penjelasan kepada Rasulullah SAW, yang memang

19 Mahmud Syaltut, Ila Al-Qur`an al-Karim, (Cairo: Mathba‟ah al-Azhar,
1962), h. 11-12.
20 Omar Muhammad al- Toumy al-Syaibany, Falsafah Pendidikan Islam,
(Jakarta: Bulan Bintang, 1979), h. 427.