Table Of Content12
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Analisis dan Perancangan
2.1.1 Pengertian Analisis
Definisi analisis secara umum adalah memecah ide-ide atau masalah
menjadi bagian-bagian yang lebih kecil; kemudian bagian-bagian tersebut akan
dilakukan pemeriksaan yang lebih detil. (Anonim-1).
Adapun definisi analisis dalam aspek bisnis merupakan pemeriksaan dan
pembagian situasi-situasi atau permasalahan yang berkaitan dengan bisnis ke
dalam elemen-elemen utama dengan tujuan untuk memahami tiap bagiannya dan
membuat rekomendasi yang cocok. Sebagai contoh yaitu dalam hal
mengevaluasi suatu lini produk dalam jangkauan harga, kualitas, servis,
permintaan, dan pembagian pasar yang semuanya itu dapat dilakukan oleh staff
marketing. Tujuan dari upaya ini adalah untuk mengidentifkasi masalah-masalah
sehingga manajer marketing mampu membuat keputusan terbaik yang dapat
meningkatkan profitabilitas (Anonim-2).
2.1.2 Pengertian Perancangan
Menurut Laudon dan Laudon (2002, p82), pengertian umum perancangan
adalah suatu tahap dalam daur hidup sistem yang menerjemahkan spesifikasi
perancangan untuk solusi sistem.
13
Definisi perancangan secara umum adalah suatu perencanaan menyeluruh
untuk suatu evaluasi tertentu. Dalam hal ini perancangan menjelaskan bagaimana
kinerja program dapat diukura dan juga mencakup kinerja indikator-
indikatornya.(Anonim-3).
2.2.1 Pengertian Strategi
Strategi adalah alat untuk mencapai tujuan jangka panjang (David, 2006,
p17) dimana dalam hal ini strategi juga merupakan pola pokok dari objektif
sekarang dan yang direncanakan, alokasi sumber daya, dan interaksi organisasi
dengan pasar, pesaing-pesaing, dan faktor lingkungan lainnya (Walker et al.,
2003, p9). Melihat pentingnya strategi tersebut, maka setiap bisnis harus
merancang strategi yang tepat untuk mencapai sasarannya, baik itu terdiri dari
strategi pemasaran, strategi teknologi, dan strategi penetapan sumber yang
cocok. (Kotler, 2003, p118).
Menurut Walker et al. (2003, p9) bahwa sebuah strategi seharusnya dapat
menentukan (1) ”what (objectives to be accomplished)”, (2) ”where (on which
industries and product-markets to focus)”, (3) “how (which resources and
activities to allocate to each product-market to meet environmental opportunities
and threats and to gain a competitive advantage”. Walker juga mengemukakan
terdapat 3 level utama strategi untuk perusahaan yang bersifat multiproduk,
yaitu: (1) corporate strategy, (2) business-level strategy, dan (3) functional
strategy. Berkaitan dengan hal itu, David (2006, p17) mengemukakan bahwa
strategi bisnis dapat mencakup ekspansi geografis, diversifikasi, akuisisi,
pengembangan produk, penetrasi pasar, pengurangan bisnis, divestasi, likuidasi,
14
dan joint venture. Disamping itu, Porter (Kotler, 2003, p118) juga
mengemukakan tiga strategi generik yang menjadi titik awal yang bagus untuk
pemikiran strategis, yaitu:
1. Keunggulan biaya secara keseluruhan (Overall Cost Leadership):
Perusahaan bekerja keras untuk mencapai biaya produksi dan distribusi terendah
sehingga menawarkan harga yang lebih rendah daripada pesaingnya dan
memenangkan pangsa pasar yang besar.
2. Diferensiasi (Differentiation):
Perusahaan berkonsentrasi pada pencapaian kinerja superior dalam suatu area
manfaat bagi pelanggan yang penting yang dinilai penting oleh sebagian besar
dari pasar.
3. Fokus (Focus):
Perusahaan memfokuskan diri pada satu atau lebih segmen pasar yang kecil atau
jarang dimasuki pesaing.
2.2.2 Komponen Strategi
Menurut Walker et al., (2003, p9), sebuah strategi yang baik terdiri atas
komponen, yaitu:
1. Scope (cid:198) Lingkup organisasi yang menunjuk pada perluasan dari strategi –
yaitu jumlah, dan tipe industri, lini produk, dan segmen pasar yang berpengaruh
pada rencana untuk memasuki bisnis.
2. Goals and objectives (cid:198) Strategi-strategi seharusnya dibuat dalam level-level
yang lebih detil atau dibuat dalam beberapa dimensi seperti volume
pertumbuhan, kontribusi profit, atau ROI (Return Of Investment) yang ditentukan
15
dalam periode waktu untuk tiap bisnis dan product-markets bahkan untuk
organisasi secara keseluruhan.
3. Resource deployments (cid:198) Tiap organisasi harus memiliki batasan keuangan
dan sumber daya manusia. merumuskan sebuah strategi juga melibatkan
keputusan mengenai bagaimana sumberdaya di alokasikan, uraian bisnis,
product-markets, departemen fungsional, dan aktivitas-aktivitas dalam tiap bisnis
atau product-markets.
4. Identification of a sustainable competitive advantage (cid:198) Salah satu hal yang
penting dalam strategi adalah sebuah spesifikasi tentang “bagaimana organisasi
dapat bersaing” dalam tiap bisnis dan product-markets dalam bidangnya. Dalam
hal ini, manajer harus menyelidiki kesempatan-kesempatan pasar dalam tiap
bisnis dan product-markets dan kompetensi-kompetensi utama perusahaan atau
kekuatan relatif perusahaan terhadap pesaing.
5. Synergy (cid:198) Terciptanya sinergi ketika bisnis perusahaan, product-markets,
alokasi sumber daya, dan kompetensi telah terlengkapi dan menguatkan satu
dengan yang lainnya.
2.3 Manajemen Strategik
2.3.1 Pengertian Manajemen Strategik
Menurut David (2006, pp5-6) manajemen strategik dapat didefinisikan
sebagai seni dan ilmu untuk memformulasi, mengimplementasi, dan
mengevaluasi keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi dapat
mencapai tujuannya. Seperti tersirat dalam definisinya, manajemen strategik
berfokus pada mengintegrasikan manajemen, pemasaran, keuangan/akuntansi,
16
produksi/operasi, penelitian dan pengembangan, dan sistem informasi komputer
untuk mencapai keberhasilan organisasi.
2.3.2 Model Manajemen Strategik
Model manajemen strategik menurut David (2006, p5) ditunjukkan pada
gambar berikut ini:
Feedback
Menjalankan
audit
eksternal Implementaso
strategi - isu
pemasaran,
Mengembangk Menetapkan Merumuskan, Implementasi keuangan, Mengukur dan
an Pernyataan tujuan jangka Mengevaluasi, dan strategi - isu akuntansi, mengevaluasi
Visi dan Misi panjang memilih strategi manajemen penelitian dan kinerja
pengembangan,
sistem informasi
Menjalankan manajemen
audit internal
Perumusan Strategi ImpSltermateengtiasi ESvtraaluteagsii
Gambar 2.1 : Model Manajemen Strategik
Sumber: David (2001, p13)
Model ini menunjukkan model komprehensif proses manajemen strategis
yangditerima secara luas. Model ini tidak menjamin keberhasilan, tetapi model
tersebut menunjukkan pendekatan yang jelas dan praktis untuk memformulasi,
mengimplementasi, dan mengevaluasi strategi.
17
2.3.3 Manfaat Manajemen Strategik
Secara historis, manfaat utama manajemen strategis telah membantu
organisasi memformulasikan strategi yang lebih baik dengan menggunakan
pendekatan yang sistematik, logis, dan rasional untuk pilihan strategi. Manfaat
lain manajemen strategik dapat dibagi menjadi dua manfaat yaitu: manfaat
finansial dan manfaat nonfinansial. Manfaat finansial adalah manajemen
strategik menunjukkan perbaikan yang signifikan dalam penjualan, probabilitas,
dan produktivitas dibandingkan dengan perusahaan tanpa aktivitas perencanaan
yag sistematis. Sedangkan beberapa manfaat nonfinansial mencakup:
meningkatnya kesadaran atas ancaman eksternal, pemahaman yang lebih baik
atas strategi pesaing, meningkatnya produktivitas karyawan, mengurangi
keengganan untuk berubah, pengertian yang lebih baik atas hubungan antara
kinerja dan penghargaan, serta meningkatkan kemampuan organisasi untuk
menghindari masalah karena ia membantu interaksi antar manajer di semua
divisi dan fungsi (David, 2006, pp20-22).
Greenley (David, 2006, pp22-23) menyatakan manajemen strategik
memberikan beberapa manfaat berikut:
• Memungkinkan untuk identifikasi, penentuan prioritas, dan eksploitas
peluang.
• Memberikan pandangan objektif atas masalah manajemen.
• Merepresentasikan kerangka kerja untuk aktivitas kontrol dan koordinasi
yang lebih baik.
• Meminimalkan efek dari kondisi dan perubahan yang jelek.
18
• Memungkinkan agar keputusan besar dapat mendukung dengan lebih baik
tujuan yang telah ditetapkan.
2.4 Teori Pemasaran
2.4.1 Pengertian Pemasaran
Pemasaran merupakan bagian penting dalam pencapaian visi perusahaan.
Menurut Kotler (2003, p10) yang diterjemahkan oleh Drs. Benyamin Molan,
terdapat dua definisi dari pemasaran yaitu: social definition (definisi sosial) dan
managerial definition (definisi manajerial). Pemasaran menurut definisi sosial
adalah suatu proses masyarakat dimana setiap individu dan kelompok
memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan,
menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dan jasa yang bernilai
dengan pihak lain. Sedangkan menurut definisi manajerial, pemasaran sering
digambarkan sebagai “seni dalam menjual produk”, tetapi orang heran ketika
mereka mendengar bahwa bagian yang paling penting dari pemasaran adalah
bukan penjualan! Penjualan itu hanya merupakan ujung gunung es pemasaran.
Lebih lanjut, dalam bukunya Kotler menambahkan pendapat Peter Ducker
(Kotler, 2003, p9): “Akan selalu ada, seseorang dapat berasumsi, kebutuhan
untuk penjualan. Tetapi sasaran dari pemasaran adalah untuk membuat penjualan
meningkat. Sasaran dari pemasaran adalah untuk mengetahui dan memahami
pelanggan sedemikian baik sehingga produk atau jasa sesuai untuknya dan
menjual dengan sendirinya. Idealnya, pemasaran harus menghasilkan seseorang
19
pelanggan yang siap untuk membeli. Maka yang diperlukan kemudian hanyalah
untuk memubat produk atau jasa tersebut tersedia”.
Menurut Mcleod dan Schell (2001, p343), pemasaran didefinisikan
sebagai kegiatan individu dan organisasi yang memudahkan dan mempercepat
hubungan pertukaran yang memuaskan dalam lingkungan yang dinamis melalui
penciptaan, pendistribusian, promosi dan penentuan harga barang, jasa dan ide.
Menurut American Marketing Association (Rafi et al., 2003, p3),
pemasaran adalah proses merencanakan dan mengeksekusi konsepsi, harga,
promosi, dan distribusi dari ide-ide, barang, dan jasa untuk menciptakan
pertukaran/transaksi yang dapat memuaskan individu dan mewujudkan tujuan
organisasi.
Berdasarkan pada definisi-definisi diatas, maka dapat disimpulkan
pemasaran adalah suatu proses perencanaan dan pelaksanaan, pemikiran dan
penetapan harga, promosi, serta penyaluran barang dan jasa untuk menciptakan
pertukaran yang dapat memenuhi sasaran individu.
2.4.2 Konsep-konsep Inti Pemasaran
Kotler (2003, pp11-17) mengatakan bahwa pemasaran dapat dipahami
lebih lanjut dengan mendefinisikan beberapa konsep-konsep intinya. Berikut
adalah konsep-konsep inti pemasaran tersebut:
• Pasar Sasaran dan Segmentasi
Seorang pemasar sangat jarang dapat memuaskan semua orang dalam
sebuah pasar. Oleh karena itu, para pemasar mulai dengan membagi-bagi pasar
tersebut. Mereka mengidentifikasi dan menyusun profil-profil kelompok-
20
kelompok pembeli yang berbeda yang mungkin menyukai atau memerlukan
produk dan bauran pemasaran yang berbeda-beda. Sejumlah segmen dapat
diidentifikasikan dengan mengamati perbedaan demografi, psikografi, dan
perilaku di antara para pembeli. Selanjutnya, perusahaan memutuskan segmen
mana yang yang memperlihatkan peluang paling besar – yang menjadi pasar
sasarannya.
Secara tradisional, sebuah “pasar” adalah sebuah tempat fisik di mana para
pembeli dan penjual berkumpul untuk mempertukarkan barang. Para ahli ekonomi
sekarang menggambarkan pasar sebagai sebuah kumpulan para pembeli dan
penjual yang bertransaksi akan sebuah produk atau kelompok produk tertentu.
Gambar 2.2 dibawah ini menunjukkan hubungan antara industri dan pasar. Para
penjual dan pembeli dihubungkan dengan empat aliran. Para penjual mengirimkan
barang-barang dan jasa-jasa dan komunikasi (iklan, direct mail) ke pasar; Sebagai
balasan mereka menerima uang dan informasi (kelakuan, data penjualan).
Lingkaran bagian dalam menunjukkan sebuah pertukaran uang untuk barang-
barang dan jasa-jasa; lingkaran luar menunjukkan sebuah pertukaran informasi.
Komunikasi
Industri Barang/Jasa Pasar
(kumpulan (kumpulan
penjual) pembeli)
Uang
Informasi
Gambar 2.2: Sistem Pemasaran Sederhana
Sumber : Kotler (2003, p11)
21
• Marketplace, Marketspace, dan Metamarket
Sekarang ini kita dapat membedakan sebuah marketplace dengan
marketspace. Tempat pasar (Marketplace) adalah fisik, sebagaimana ketika
seseorang berbelanja pada sebuah toko; Ruang pasar (marketspace) adalah
digital, sebagaimana ketika seseorang berbelanja pada Internet. Banyak
pengamat percaya bahwa semakin banyak pembelian akan beralih ke
marketspace. Mohan Sawhney telah mengusulkan konsep metamarket untuk
menggambarkan sebuah kelompok produk-produk dan jasa-jasa
komplementer yang menurut pikiran konsumen dianggap sebagai erat
berhubungan tetapi sumbernya menyebar melintasi serangkaian industri
yang berbeda-beda.
• Para Pemasar dan Prospek-prospek
Pemasar adalah seseorang yang mencari sebuah respon (perhatian,
pembelian, pemberian suara, sumbangan) dari pihak lain, yang disebut calon
pelanggan (prospect). Jika kedua pihak saling menjual satu sama lain,
mereka berdua disebut pemasar.
• Kebutuhan, Keinginan, dan Permintaan
Pemasar harus berupaya untuk memahami kebutuhan, keinginan, dan
permintaan pasar sasaran. Kebutuhan merupakan tuntutan dasar manusia.
Kebutuhan akan menjadi keinginan ketika mereka diarahkan ke objek
spesifik yang mungkin memuaskan kebutuhan itu. Permintaan adalah
keinginan akan produk tertentu yang didukung oleh kemampuan untuk
membayar.
Description:2.4.4 Perbedaan Konsep Penjualan dan Konsep Pemasaran . usaha memenangkan mind-share para pelanggan secara lebih baik, yang terdiri.