Table Of ContentLAMPIRAN
KEPUTUSAN MENTERI KETENAGAKERJAAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 200 TAHUN 2016
TENTANG
PENETAPAN STANDAR KOMPETENSI KERJA
NASIONAL INDONESIA KATEGORI JASA
PROFESIONAL, ILMIAH, DAN TEKNIS
GOLONGAN POKOK JASA PROFESIONAL,
ILMIAH DAN TEKNIS LAINNYA BIDANG
ANALISIS KIMIA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Globalisasi membawa perubahan besar dibidang ekonomi, politik, sosial
budaya dan ekologi antar negara. Salah satu akibat dari globalisasi
diantaranya adalah terbentuknya Masyarakat Ekonomi Asean (MEA),
yaitu suatu integrasi ekonomi di kawasan Asia Tenggara. Seluruh
negara-negara di kawasan ini menjadi sebuah wilayah kesatuan pasar
dan basis produksi, sehingga arus barang, jasa, investasi, modal dan
tenaga kerja menjadi tidak ada hambatan dari satu negara ke negara
lainnya di kawasan ini. Dampak positif globalisasi adalah suatu negara
akan dapat bersaing jika sudah memiliki sistem informasi, barang, jasa,
dan tenaga kerja yang lebih baik dibandingkan negara lain. Kondisi
sebaliknya, apabila suatu negara tidak memiliki sistem informasi yang
baik, maka akan sulit bersaing dan tertinggal dari negara lain. Salah
satu upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas tenaga
kerja diantaranya adalah tersedianya standar kompetensi kerja.
Arus informasi, barang, jasa, dan tenaga kerja tidak terkait secara
langsung dengan bidang analisis kimia, tetapi arus barang bisa
dikendalikan melalui terapan analis kimia yang profesional. Untuk
keperluan ekspor, peningkatan kualitas barang, diversifikasi produk,
1
dan pengendalian mutu industri sangat bergantung pada aktivitas
analisis kimia. Untuk keperluan impor, analisis kimia bisa digunakan
untuk mengendalikan komoditi yang masuk ke Indonesia dari bahan
beracun, berbahaya, dan tidak halal.
Aktivitas penelitian dan aktivitas pemantauan proses produksi di
industri banyak bertumpu pada analisis kimia. Dalam dunia
perdagangan, hasil analisis kimia juga diperlukan untuk kelengkapan
dokumen ekspor. Selain itu, data hasil analisis kimia juga mulai
digunakan untuk pembuktian di peradilan seperti pemalsuan produk,
adanya bahan beracun dan berbahaya dalam bahan makanan, dan
penggunaan bahan baku yang diharamkan berdasarkan syariat Islam.
Proses pembuktian memerlukan penguasaan iptek analisis kimia yang
didukung oleh sumber daya analis kimia yang profesional untuk
menjalankan instrumen-instr umen analitik modern. Unsur utama
untuk memungkinkan perkembangan dan menyetarakan kemampuan
tenaga analisis kimia Indonesia dengan analisis kimia negara-negara
maju adalah peningkatan kualitas dan tingkatan pendidikan vokasi
analis kimia. Tanpa analis kimia yang berkualitas dan profesional,
instrumen analitik ultra-modern yang bisa dibeli dari negara-negara
maju tidak akan bisa memberikan manfaat yang berarti. Dengan
tersedianya tenaga-tenaga terdidik dan terampil pada bidang analisis
kimia, bisa diharapkan Indonesia akan mampu mengembangkan
teknologi analisis kimia, minimal terapannya, menjadi mendekati
kemampuan analisis kimia negara-negara maju. Di sisi lain, keberadaan
tenaga-tenaga analisis kimia berdaya saing tinggi, tidak hanya akan
mampu menghambat arus masuk tenaga kerja analis kimia asing ke
Indonesia, tetapi juga akan bisa memanfaatkan peluang kerja di luar
Indonesia.
Kondisi-kondisi di atas menjadi alasan standar kompetensi kerja
nasional indonesia bidang analisis kimia ini, disusun melampaui
kebutuhan terapan analisis kimia yang ada di dunia industri Indonesia
2
sekarang ini. Kebutuhan analisis kimia di industri, pada umumnya baru
mencapai kompetensi Level 5 (setara dengan pendidikan Diploma Tiga).
Profesi analis kimia yang ditunjang kompetensi Level 6 ke atas, masih
belum banyak ditemui, tetapi diperkirakan akan segera berkembang
terutama di pengendalian arus keluar-masuk barang jadi dan bahan
baku dan penelitian industri untuk pengembangan dan diversifikasi
produk. Oleh karena itu Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
bidang Analisis Kimia ini disusun sampai tingkatan kompetensi Level 7
(setara dengan pendidikan Master Terapan), dari sembilan level
kompetensi yang ada di negara-negara maju. Tingkatan kompetensi
Level 8 dan Level 9, belum tersedia di dalam SKKNI Analisis Kimia ini.
Penyusunan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia bidang
Analisis Kimia ini menggunakan pendekatan Regional Model of
Competency Standar (RMCS). Pada pendekatan RMCS ini, penyusunan
standar kompetensi dimulai dari identifikasi pekerjaan pada bidang
tertentu di industri sesuai dengan Kualifikasi Kerja Nasional Indonesia
(KKNI). Pada kenyataannya, penggunaan tingkat keterampilan yang lebih
tinggi dari Level 5 hanya dijumpai di laboratorium-laboratorium
penelitian, termasuk laboratorium penelitian industri-industri besar.
Level tertinggi terapan analisis kimia di Indonesia ditemui pada aktivitas
laboratorium forensik yang mencapai Level 7.
Penyusunan SKKNI bidang analisis kimia ini bertujuan untuk
menyediakan standar kompetensi tenaga kerja analis kimia yang dapat
digunakan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP), unit-unit pendidikan
vokasi analisis kimia, dan dunia industri dan dunia usaha. Standar
Kompetensi dapat digunakan oleh LSP untuk menyusun skema
sertifikasi dengan okupasi yang sangat beragam. Pada satu level
kompetensi yang sama, bisa ditemui okupasi berbeda berdasarkan jenis
instrumen analitik yang digunakan. Kondisi ini bisa menyederhanakan
sistem pendidikan analisis kimia di Indonesia dengan memberikan lebih
banyak unit-unit kompetensi pilihan untuk membangun keprofesionalan
kerja. Unit-unit pendidikan bisa menggunakan standar kompetensi ini
3
sebagai acuan untuk menyusun kurikulum. Lembaga-lembaga
pendidikan dan pelatihan kerja bisa menggunakan kelompok-kelompok
keahlian tertentu sebagai paket pelatihan. Dunia industri bisa
menggunakan standar kompetensi ini sebagai dasar untuk rekruitmen
pegawai (berdasarkan jenjang pendidikan), dasar penggajian
(berdasarkan level kompetensi), penempatan pegawai (berdasarkan
spesialisasi keahlian), dan arah pembinaan (berdasarkan peningkatan
level spesialisasi keahlian). Dengan demikian bisa diharapkan, tenaga
kerja analis kimia Indonesia bisa bersaing dengan tenaga kerja analisis
kimia negara lain, baik di dalam maupun luar negeri.
B. Pengertian
1. Air bebas ion air yang dihasilkan dari air bersih yang diproses
menggunakan resin penukar ion untuk menghilangkan ion-ion
terlarut.
2. Air suling air yang dihasilkan dari air bersih yang dimurnikan lebih
lanjut dengan cara penguapan dan diembunkan pada temperatur
sekitar 60oC.
3. Alat K3 adalah alat yang disiapkan di suatu area kerja yang siap
digunakan untuk mengatasi bahaya yang terjadi.
4. Alat pelindung diri adalah alat yang digunakan oleh seseorang untuk
melindungi dirinya dari bahaya yang diperkirakan bisa terjadi.
5. Analis Kimia adalah tenaga kerja yang melaksanakan proses analisis
kimia dan aktivitas kerja lainnya yang terkait dengan analisis kimia.
6. Analis spektrometri adalah aktivitas analisis kimia berdasarkan
pengukuran satuan paket energi yang menjadi bagian dari suatu
spektrum energi.
7. Analisis adalah proses yang dilakukan terhadap sampel untuk
mengetahui jenis dan/atau jumlah bahan tertentu di dalamnya atau
pengolahan sekumpulan data untuk mendapatkan satu kesimpulan
akhir yang lebih tinggi.
8. Analisis elektrokimia adalah proses analisis kimia berdasarkan
pengukuran sifat-sifat kelistrikan analit yang mengalami reaksi
kimia.
4
9. Analisis fisiko-kimia adalah analisis kimia berdasarkan pengukuran
sifat-sifat kimia-fisik analit.
10. Analisis gravimetri adalah aktivitas analisis kimia berdasarkan
perubahan bobot yang dialami analit, baik secara langsung maupun
secara tidak langsung.
11. Analisis instrumental adalah analisis kimia yang dilaksanakan
berdasarkan sifat-sifat fisiko-kimia analit menggunakan instrumen
khusus untuk keperluan analitik.
12. Analisis jenis aktivitas terstruktur untuk menentukan jenis bahan
tertentu yang terdapat di dalam sampel.
13. Analisis jumlah aktivitas terstruktur untuk menentukan jumlah
bahan tertentu yang terdapat di dalam sampel.
14. Analisis ketelitian rendah adalah analisis kimia yang disertai nilai
galat (kesalahan) analisis yang relatif tinggi.
15. Analisis ketelitian sangat tinggi adalah analisis kimia yang disertai
nilai galat (kesalahan) analisis yang sangat rendah.
16. Analisis ketelitian tinggi adalah analisis kimia yang disertai nilai galat
(kesalahan) analisis yang rendah.
17. Analisis kimia adalah aktivitas pekerjaan yang sistematik dan
terstruktur untuk menguji, mengukur atau menetapkan sifat-sifat
kimia (terutama jenis, jumlah, dan struktur senyawaan) suatu
bahan.
18. Analisis kolorimetri adalah aktivitas pengukuran kimia berdasarkan
intensitas warna (terutama warna larutan).
19. Analisis konvensional adalah analisis kimia yang dilaksanakan
berdasarkan azas-azas teori kimia analitik terutama persamaan
reaksi dan konsep mol menggunakan peralatan-peralatan klasik
analisis kimia.
20. Analisis kromatografi adalah aktivitas analisis kimia menggunakan
pemisahan komponen berdasarkan sifat interaksi komponen sampel
dengan bahan tertentu.
21. Analisis kualitatif adalah analisis kimia untuk mengetahui atau
mengukur sifat-sifat yang berhubungan dengan kualitas analit.
5
22. Analisis non-destruktif adalah analisis tanpa mengubah bentuk
sampel.
23. Analisis organoleptik adalah analisis kimia berdasarkan kemampuan
indra manusia untuk mendeteksi keberadaan jenis dan jumlah
bahan tertentu.
24. Analisis proksimat adalah analisis kimia yang tidak
mempermasalahkan bentuk analit dengan mengukur analit
berdasarkan kelompok senyawaan.
25. Analisis spektrofotometri adalah aktivitas analisis kimia dengan
teknik pengukuran berdasarkan panjang gelombang sinar spesifik
bahan yang diukur.
26. Analisis spektrofotometri serapan adalah aktivitas analisis kimia
berdasarkan pengukuran panjang gelombang sinar spesifik yang
diserap oleh analit.
27. Analisis spesiasi adalah analisis kimia berdasarkan pengukuran
analit dalam bentuk spesi tertentu.
28. Analisis titrimetri aktivitas analisis kimia berdasarkan kesetaraan
reaksi antara bahan yang diukur dengan bahan yang sudah
diketahui kepekatan dan jumlahnya.
29. Analit adalah spesi atau jenis senyawaan yang menjadi objek analisis
kimia.
30. Arc adalah bunga api listrik yang berlangsung secara terus-menerus.
31. Aseptik bebas dari mikro-organisme.
32. Aspek kritis adalah kondisi-kondisi yang menjadi penentu
keberhasilan pelaksanaan unit kompetensi.
33. Bahan acuan adalah bahan yang dijadikan sebagai patokan atau
referensi.
34. Blanko adalah larutan/bahan acuan yang tidak mengandung
senyawa yang diukur digunakan untuk menentukan titik nol
pengukuran relatif
35. Buku log instrumen adalah buku yang digunakan untuk mencatat
aktivitas penggunaan dan kondisi alat selama penggunaan.
6
36. Buku manual (peralatan) adalah buku petunjuk yang diterbitkan
oleh pabrik pembuat peralatan mengenai cara-cara pengoperasian
peralatan, perawatan, dan trouble shooting secara terbatas.
37. Buret adalah alat untuk mengukur volume cairan yang
dikeluarkan/diperlukan dalam suatu aktivitas.
38. dc, singkatan direct current yaitu jenis energi listrik dengan potensial
yang bersifat tetap (tidak berubah-ubah) sehingga arus listrik
mengalir pada arah yang tetap/sama.
39. Deret standar adalah larutan-larutan bahan standar (sesuai dengan
bahan yang diukur) dengan kepekatan yang berubah beraturan
membentuk mengikuti deret hitung atau deret ukur
40. Elemen kompetensi adalah uraian langkah-langkah kegiatan yang
harus dilakukan dalam melaksanakan unit kompetensi.
41. Elektroforesis adalah teknik analisis kimia berdasarkan interaksi
senyawaan bermuatan listrik dengan medan listrik.
42. Emisi adalah pancaran energi dalam bentuk gelombang
elektromagnetik dari spesi-spesi yang tereksitasi karena menyerap
energi secara berlebihan.
43. Emisi atomik adalah pancaran gelombang elektromagnetik
berspektrum sempit dari atom-atom bebas yang tereksitasi.
44. Emisi ionik pancaran gelombang elektromagnetik berspektrum
sempit dari ion-ion bebas yang tereksitasi.
45. Extended period of time adalah rentang waktu yang diperluas untuk
pelaksanaan ulangan. Tiga ulangan dilaksanakan pada pagi, siang
dan sore di hari yang sama. Lima ulangan disebarkan ke dalam lima
hari kerja dalam satu minggu. Tujuh ulangan disebarkan ke dalam
tujuh hari kerja dalam satu minggu. Lima belas ulangan disebarkan
ke dalam waktu satu bulan. Empat puluh lima ulangan disebarkan
ke dalam waktu satu tahun.
46. Fasa gerak adalah zat/bahan (cairan atau gas) yang dialirkan melalui
sistem kromatografi untuk memisahkan komponen-komponen yang
terdapat di dalam sampel.
47. Galat atau error adalah simpangan yang terjadi di dalam aktivitas
pengukuran.
7
Description:Globalisasi membawa perubahan besar dibidang ekonomi, politik, sosial budaya dan ekologi menjalankan instrumen-instr umen analitik modern.