Table Of Content1
PENDIDIKAN AQIDAH ANAK USIA SEKOLAH DASAR DALAM
LINGKUNGAN KELUARGA DI LINGKUNGAN RW 01 KELURAHAN
MERUYUNG KECAMATAN LIMO KOTA DEPOK
Di susun oleh:
Ade Irma Gunawan
103011026620
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2009
2
PENDIDIKAN AQIDAH ANAK USIA SEKOLAH DASAR DALAM
LINGKUNGAN KELUARGA DI LINGKUNGAN RW 01 KELURAHAN
MERUYUNG, KECAMATAN LIMO, KOTA DEPOK
Skripsi
Diajukan kepadaFakultas Ilmu TarbiyahdanKeguruan
untuk memenuhi syarat memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan Islam SPd.I
Di susun oleh:
Ade Irma Gunawan
103011026
Di bawah bimbingan
Drs. Akhmad Sodiq, MA
Nip.150
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2009
3
ABSTRAK
Ade Irma Gunawan
Pendidikan akidah Anak Usia Sekolah dasar dalam Lingkungan Kelurga
dilingkungan RW 01 Kelurahan Meruyung Kecamatan Limo Kota Depok.
Dalam penulisan skripsi ini penulis memilih judul “Pendidikan Akidah Anak Usia
Sekolah Dasar” dikerenakan minat keberagamaan seseorang sangat terkait dengan dasar
peletakan akidah yang dilakuakan orang tuanya semenjak mereka baru mengenal hal-hal
yang ada disekelilingnya. Hal yang sangat penting ini terkadang tidak dipahami oleh
orang tua, dan terkadang orang tua merasa pemahaman agama diserahkan sepenuhnya
kepada lembaga pendidikan formal maupun nonformal yang durasi waktunya sangat
terbatas dan kurang efektif. Penulis melakukan penelitian kepada keluarga khusunya
orang tua sebagai pendidik pertama dan utama dalam memberikan pendidikan dan
pemahaman agama kepada anak-anaknya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
bagaimana pendidikan akidah yang dilakukan oleh keluarga khususnya orang tua terhadap
anak-anaknya yang dilakuakn di lingkungan RW 01 kelurahan meruyung kecamatan limo
KotaDepok yang terdiri dari tiga RT yaitu, RT 01/03/04.
Pendidikan agama terlebih penanaman akidah semenjak usia dini atau masa kanak-
kanak memiliki peran yang sangat penting dan mendasar sekali. Disinilah sebenarnya
letak dasar pengetahuan dan pemahaman anak terhadap agamanya sebagai bekal mereka
dikemudian hari. Untuk itu orang tua seharusnya mengerti dan memahami hal tersebuat,
sehingga mereka berusaha memberikan pendidikan keagamaan baik dengan cara interaksi
dengan anaknya seputar pengetahuan agama, terlebih menerapkan pembiasaan sepertu
melaksanakan shalat berjama’ah dan tadarus bersama. Orang tua dalam hal ini memegang
peranan yang sangat penting untuk bisa membentuk kepribadian yang memegang teguh
akidah yang benar dan pelaksanaan ajaran agama yang mengikuti sunnah nabi
Muhammad SAW.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif analisis, yaitu
memaparkan secara mendalam dengan apa adanya secara obyektif sesuai dengan data
yang dikumpulkan. Dalam pengolahan data, penulis mengambil pola perhitungan statistik
dalam bentuk presentase, artinya setiap data dipresentasikan setelah ditabulasikan dalam
bentuk frekwensi jawaban dalam setiap jawaban.
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan di lingkungan RW 01 Kelurahan
Meruyung kecamatan Limo Kota Depok, melalui wawancara, observasi dan penyebaran
angket, dapat disimpulkan bahwa pendidikan akidah anak usia sekolah dasar dalam
keluarga masih rendah. Hal tersebut disebabkan karena kurangnya kesadaran orang tua
tentang pentingnya penanman akidak semenjak usia dini, disamping kurangnya
pengetahuandan waktu bagi orang tuauntuk berdiskusi seputarpengetahuan agamanya.
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia diciptakan oleh Allah SWT dalam bentuk yang sebaik-baiknya,
bahkan merupakan makhluk yang paling mulia jika dibandingkan dengan makhluk-
makhluk yang lainnya, oleh karena ia dibekali dengan akal pikiran. Manusia yang
merasa dirinya memiliki akal, tentunya berusaha untuk melihat hakikat dirinya serta
asal kejadiannya, sehingga hal tersebut dapat menumbuhkan keyakinan dan
melahirkan dorongan untuk mengabdikan diri sepenuhnya hanya untuk menyembah
sangKholiqnya, yaituAllah SWT.
Fitrah untuk mengenal Sang Pencipta, Allah SWT. Sebenarnya telah ada sejak
manusia dalam kandungan yaitu ketika akan ditiupkan ruh pada dirinya, sebagaimana
firman Allah SWT :
(cid:32)(cid:59426)(cid:65250)(cid:65244)(cid:65144) (cid:59436)(cid:65169)(cid:59424)(cid:65198)(cid:65146)(cid:65169)(cid:32)(cid:59425)(cid:65174)(cid:59426)(cid:65204)(cid:65142)(cid:65247)(cid:65155)(cid:65142)(cid:32)(cid:59426)(cid:65250)(cid:65146)(cid:65260)(cid:1616)(cid:65204)(cid:65144)(cid:65236)(cid:65255)(cid:65142)(cid:65155)(cid:32)(cid:65264)(cid:65142)(cid:65248)(cid:59424)(cid:65227)(cid:32)(cid:59426)(cid:65250)(cid:59425)(cid:65259)(cid:59424)(cid:65194)(cid:59424)(cid:65260)(cid:59426)(cid:65207)(cid:65142)(cid:65155)(cid:59424)(cid:65261)(cid:32)(cid:59426)(cid:65250)(cid:59425)(cid:65260)(cid:59424)(cid:65176)(cid:59432)(cid:65267)(cid:59436)(cid:65197)(cid:65144)(cid:65195)(cid:32)(cid:59426)(cid:65250)(cid:59430)(cid:65259)(cid:65146)(cid:65197)(cid:65262)(cid:59425)(cid:65260)(cid:65144)(cid:65223)(cid:32)(cid:65254)(cid:59430)(cid:65251)(cid:32)(cid:59424)(cid:65249)(cid:59424)(cid:65193)(cid:65165)(cid:1614)(cid:65152)(cid:32)(cid:65266)(cid:65146)(cid:65256)(cid:59424)(cid:65169)(cid:32)(cid:65254)(cid:59430)(cid:65251)(cid:32)(cid:59424)(cid:65242)(cid:59433)(cid:65169)(cid:59424)(cid:65197)(cid:32)(cid:65142)(cid:65196)(cid:59424)(cid:65191)(cid:65142)(cid:65155)(cid:32)(cid:65150)(cid:65195)(cid:65146)(cid:65159)(cid:59424)(cid:65261)
(cid:59424)(cid:64660)(cid:59430)(cid:65248)(cid:59430)(cid:65235)(cid:65166)(cid:65142)(cid:65231)(cid:32)(cid:65165)(cid:65142)(cid:65196)(cid:59424)(cid:65259)(cid:32)(cid:59426)(cid:65254)(cid:59424)(cid:65227)(cid:32)(cid:65166)(cid:59432)(cid:65256)(cid:65144)(cid:65243)(cid:32)(cid:65166)(cid:59432)(cid:65255)(cid:65146)(cid:65159)(cid:32)(cid:59430)(cid:65172)(cid:59424)(cid:65251)(cid:65166)(cid:59424)(cid:65268)(cid:59430)(cid:65240)(cid:65150)(cid:65247)(cid:65165)(cid:32)(cid:59424)(cid:65249)(cid:59426)(cid:65262)(cid:59424)(cid:65267)(cid:32)(cid:65165)(cid:65262)(cid:65144)(cid:65247)(cid:65262)(cid:65144)(cid:65240)(cid:59424)(cid:65175)(cid:32)(cid:65253)(cid:65142)(cid:65155)(cid:32)(cid:65154)(cid:59424)(cid:65255)(cid:59426)(cid:65194)(cid:65146)(cid:65260)(cid:59424)(cid:65207)(cid:32)(cid:65264)(cid:65142)(cid:65248)(cid:59424)(cid:65169)(cid:32)(cid:65165)(cid:65262)(cid:65144)(cid:65247)(cid:65166)(cid:65142)(cid:65239)
Artinya : Dan (ingatlah), ketika Rabbmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam
dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya
berfirman):"Bukankah Aku ini Rabbmu". Mereka menjawab:"Betul (Engkau Rabb
kami), kami menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat
kamu tidak mengatakan:"Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah orang-orang yang
lengah terhadap ini (keesaan Rabb)". (QS. 7:172)1
1Departemen Agama RI,Al-Qur’an dan Terjemahan,(Bandung : CV Jumantul ‘ali-ART, 2005) h.
174
5
Dari ayat di atas dapatlah diketahui bahwa pada saat manusia akan dilahirkan
ke alam dunia, telah terjadi persaksian atas ke-Esaan Allah SWT. Dengan persaksian
inilah manusia akan diminta pertanggungjawaban pada hari akhir nanti. Sehingga
setelah manusia terlahir di dunia, hendaklah memegang teguh janji mereka dengan
senantiasa mengerjakan perintah serta menjauhkan larangan yang telah digariskan oleh
Allah dan Rasul-NYa.
Peraturan berupa perintah dan larangan dalam agama bertujuan untuk
membentuk pribadi yang cakap untuk hidup dalam masyarakat dikehidupan duniawi,
sebagai jembatan emas untuk mencapai kehidupan ukhrawi.2 Pembentukan moral
yang mulia adalah tujuan utama dalam pendidikan agama Islam. Selain itu pendidikan
agama Islam juga bertujuan membentuk kepribadian muslim atau insan kamil dengan
pola takwa yaitu dengan terbentuknya pribadi yang senantiasa berupaya mewujudkan
pribadi yang baik secara maksimal guna memperoleh kesempurnaan hidup. Untuk
mewujudkan tujuan tersebut, salah satu factor yang mendukung adalah seseorang
harus memiliki akidah yang kuat dan tumbuh sesuai dengan ajaran Islam. Apabila
penananman akidah telah kokoh sejak masa usia dini, maka akan baik pula
kepribadiannya pada masa yang akan datang. Begitu pula sebaliknya jika pembinaan
akidah diabaikan oleh orang tua sejak masa anak-anak maka pemahaman agama serta
kepribadiannya pun akan menjadi burukpada masa senjanya..
Pembentukan Akidah dan kepribadian seorang anak tidak dimulai setelah anak
lahir ke dunia, malainkan dimulai sejak anak itu berada dalam kandungan sebab anak
memiliki jiwa yang masih suci dan bersih. Jiwanya yang masih suci dan bersih itu
akan menerima segala bentuk apa saja yang datang mempengaruhinya. Oleh sebab itu
potensi baik pada anak yang diaktualisasikan, akan terbentuk pada setiap pengaruh
yang datang dalam dirinya. Sebagaimana terdapat dalam sebuah hadits yang
diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim :
2 Proyek Pembinaan Prasarana Dan Perguruan Tinggi Agama/IAIN di Jakarta, Metodologi
Pengajaran Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Direktorat Jendral Pembinaan Dan Kelembagaan Agama
Islam, 1984), h. 13
6
(cid:32)(cid:65250)(cid:65248)(cid:1600)(cid:65203)(cid:65261)(cid:32)(cid:65258)(cid:65268)(cid:65248)(cid:1600)(cid:65227)(cid:32)(cid:65010)(cid:65165)(cid:32)(cid:65264)(cid:65248)(cid:65211)(cid:32)(cid:64623)(cid:65256)(cid:1600)(cid:65247)(cid:65165)(cid:32)(cid:65245)(cid:65166)(cid:1600)(cid:65239)(cid:32)(cid:65245)(cid:65166)(cid:1600)(cid:65239)(cid:32)(cid:65258)(cid:1600)(cid:65256)(cid:1600)(cid:65227)(cid:32)(cid:65010)(cid:65165)(cid:32)(cid:65266)(cid:1600)(cid:65215)(cid:65197) (cid:65171)(cid:65198)(cid:1600)(cid:65267)(cid:65198)(cid:1600)(cid:65259)(cid:32)(cid:65264)(cid:1600)(cid:65169)(cid:65165) (cid:65254)(cid:65227)
(cid:32)(cid:65261)(cid:65155)(cid:32) (cid:65258)(cid:1600)(cid:65255)(cid:65165)(cid:65193)(cid:65262)(cid:65260)(cid:1600)(cid:65267)(cid:32) (cid:65257)(cid:65165)(cid:65262)(cid:1600)(cid:65169)(cid:65156)(cid:1600)(cid:65235)(cid:32) (cid:46)(cid:65171)(cid:65198)(cid:65220)(cid:65236)(cid:1600)(cid:65247)(cid:65165)(cid:32) (cid:65266)(cid:65248)(cid:65227)(cid:32) (cid:65194)(cid:1600)(cid:65247)(cid:65262)(cid:1600)(cid:65267)(cid:32) (cid:65275)(cid:65159)(cid:32) (cid:65193)(cid:65262)(cid:1600)(cid:65247)(cid:65262)(cid:1600)(cid:65251)(cid:32) (cid:65254)(cid:1600)(cid:65251)(cid:65166)(cid:1600)(cid:65251)(cid:32) (cid:58)
(cid:32)(cid:65172)(cid:1600)(cid:65252)(cid:65268)(cid:1600)(cid:65260)(cid:1600)(cid:65169)(cid:32) (cid:65172)(cid:65252)(cid:1600)(cid:65268)(cid:65260)(cid:1600)(cid:65170)(cid:65247)(cid:65165)(cid:32) (cid:65182)(cid:1600)(cid:65176)(cid:65256)(cid:1600)(cid:65175)(cid:32) (cid:65166)(cid:65252)(cid:1600)(cid:65243)(cid:32) (cid:46)(cid:65258)(cid:1600)(cid:65255)(cid:65166)(cid:1600)(cid:65204)(cid:1600)(cid:65184)(cid:1600)(cid:64733)(cid:32) (cid:65261)(cid:65155)(cid:32) (cid:65258)(cid:65255)(cid:65165)(cid:65198)(cid:1600)(cid:65212)(cid:1600)(cid:65256)(cid:1600)(cid:65267)
(cid:32)(cid:1563)(cid:65166)(cid:65227)(cid:65194)(cid:1600)(cid:65183)(cid:32)(cid:65254)(cid:1600)(cid:65251)(cid:32)(cid:65166)(cid:65260)(cid:65268)(cid:1600)(cid:65235)(cid:32)(cid:65253)(cid:65262)(cid:1600)(cid:65204)(cid:1600)(cid:65188)(cid:1600)(cid:65175)(cid:32)(cid:65246)(cid:1600)(cid:65259)(cid:32)(cid:46)(cid:1563)(cid:65166)(cid:1600)(cid:65228)(cid:65252)(cid:1600)(cid:65183)
(cid:32)(cid:65166)(cid:1600)(cid:65260)(cid:65268)(cid:65248)(cid:1600)(cid:65227)(cid:32)(cid:32)(cid:65201)(cid:65166)(cid:65256)(cid:1600)(cid:65247)(cid:65165)(cid:32)(cid:65198)(cid:65220)(cid:1600)(cid:65235)(cid:32)(cid:64628)(cid:65247)(cid:65165)(cid:32)(cid:65010)(cid:65165)(cid:32)(cid:65173)(cid:65198)(cid:65220)(cid:1600)(cid:65235)(cid:32)(cid:58)(cid:32)(cid:65258)(cid:65256)(cid:1600)(cid:65227)(cid:32)(cid:65010)(cid:65165)(cid:32)(cid:65266)(cid:65215)(cid:32)(cid:65197)(cid:32)(cid:65171)(cid:65198)(cid:1600)(cid:65267)(cid:65198)(cid:1600)(cid:65259)(cid:32)(cid:65262)(cid:65169)(cid:65155)(cid:32)(cid:65245)(cid:65262)(cid:65240)(cid:1600)(cid:65267)(cid:32)(cid:64530)
(cid:123)(cid:65263)(cid:65197)(cid:65166)(cid:1600)(cid:65192)(cid:65170)(cid:65247)(cid:65165)(cid:32)(cid:65258)(cid:65183)(cid:65198)(cid:65191)(cid:65155)(cid:125)(cid:32)(cid:46)(cid:65250)(cid:65268)(cid:1600)(cid:65240)(cid:1600)(cid:65247)(cid:65165)(cid:32)(cid:65254)(cid:65267)(cid:65194)(cid:1600)(cid:65247)(cid:65165)(cid:32)(cid:65242)(cid:65247)(cid:65165)(cid:65195)(cid:32)(cid:46)(cid:65010)(cid:65165)(cid:32)(cid:65238)(cid:65248)(cid:1600)(cid:65192)(cid:1600)(cid:65247)(cid:32)(cid:65246)(cid:65267)(cid:65194)(cid:1600)(cid:65170)(cid:1600)(cid:65175)(cid:32)(cid:65275)
Artinya : Nabi SAW bersabda : Tiada bayi yang dilahirkan kecuali dalam keadaan
fitrah, maka ayah bundanya yang mendidiknya menjadi yahudi, nasrani atau majusi
sebagai lahirnya bintang yang lengkap sempurna. Apakah ada bintang yang lahir
terputus telinganya? Kemudian abu hurairah r.a membaca : fitrah yang diciptakan
Allah pada semua manusia, tiada perubahan terhadap apa yang diciptakan oleh
Allah. Itulah agama yanglurus.(H.R. Bukhari Muslim)3
Pada hadis di atas, seorang anak dalam segi kedudukannya adalah makhluk
yang sedang berada dalam proses perkembangan dan pertumbuhan untuk menjadi
manusia dewasa yang baik dalam ketaatan kepada Allah SWT. Mereka memerlukan
bimbingan dan penghargaan yang konsisten menuju kearah titik optimal kemampuan
fitrahnya.4 Fitrah merupakan bentuk ketauhidan dan pengenalan tentang Tuhannya
yang telah dimiliki setiap anak. Dan untuk menanamkan katauhidan di dalam diri anak
perlu adanya pembinaan dari keluarga.
Pendidikan salah satunya diartikan sebagai segala pengalaman belajar yang
berlangsung dalam lingkungan dan sepanjang hidup, serta segala situasi hidup yang
mempengaruhi pertumbuhan individu.5 Oleh karena itu pendidikan harus dilakuakan
terus-menerus dan berkesinambuangan sebagai proses pembinaan, pembaharuan,
penyempurnaan dengan cara yang berdaya dan berhasilguna untuk memperoleh hasil
yang lebih baik. Dengan demikian, pendidikan agama harus dimulai dari hal yang
3 Muhammad Fuad Abdul Baqi, Al-Lu’lu Wal Marjan, (Surabaya:PT.BIna Ilmu, 1982), cet. Ke-2,
h. 1010
4H. M. Arifin,Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta:Bumi Aksara, 1991) h. 144
5Redja Mudyahardjo, Pengantar Pendidikan, (Jakarta:PT. RajaGrafindo Persada, 2002) cet. Ke-2,
h. 3
7
mendasar seperti pembinaan akidah, yang dinilai sebagai tempat berpijak dan landasan
utama dari segala gerak maupun aktifitas manusiadalam beragam Islam.
Menurut Jamaludin Kafiye, akidah (kepercayaan) merupakan suatu teori yang
dituntut pertama kali dan terlebih dahulu, atas manusia untuk meyakini secara alami
dan akali, yang tidak boleh dicampur adukan oleh keragu-raguan atau dugaan.6 Akidah
adalah ruh bagi keberagamaan setiap manusia. Dengan berpegang teguh pada akidah
yang benar, manusia akan hidup dalam keadaan baik dan menggembirakan tetapi
dengan meninggalkannya akan matilah semangat kerohanian manusia. Akan tetapi,
ruh tersebut dapat tumbuh dan berkembang dengan positif bila mendapat siraman dan
pemeliharaan yang baik sesuai dengan tuntutan Illahi.
Dari pengertian tersebut, dapat diambil kesimpulan bahwa pendidikan akidah
ialah suatu usaha atau proses yang dilakukan secara sadar dan berkesinambungan
untuk memperkuat kepercayaan terhadap ke-Esaan Allah, dan diyakini kebenarannya
oleh hati serta diaplikasikan oleh amalan perbuatan, yang bertujuan mencapai puncak
dari sifat-sifat yang mulia. Dalam pembinaan akidah, keluarga mempunyai kewajiban
dan bertanggung jawab terhadap anak-anaknya untuk memberikan ilmu pengetahuan
dan agama dengan sebaik-baiknya. Bimbingan keluarga yang berupa ilmu
pengetahuan itu pada gilirannya akan saling melengkapi dengan agama, yang
merupakan wujud fitrah pada diri anak tanpa ada perbedaan dan pertentangan. Oleh
karena itu bimbingan terhadap anak dari keluarga akan sangat mempengaruhi
kepribadiananak pada masa selanjutnya.
Sehingga bisa dipahami, pernyantaan yang mengatakan bahwa keluarga
merupakan lingkungan pendidikan paling awal dan sangat mempengaruhi
perkembanga seorang anak bukanlah ungkapan semata, serta keluarga juga merupakan
aset yang sangat penting, karena keluarga memberikan pengaruh yang besar terhadap
seluruh anggota.7
6 Jamaludin Kafie, Tuntunan Pelaksanaan : Rukun Iman Islam Dan Ihsan, (Surabaya: Al-Ikhlas,
1981),h.101
7 Jalaludin, et al. Keluarga Muslim Dalam Masyarakat Modern, (Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 1994), cet. Ke-2, h. 49
8
Sebuah keluarga haruslah menjadi lembaga atau wadah pertama yang
memberikan pendidikan agama pada anak, khususnya dalam pembinaan akidah dan
kepribadiannya. Karena apabila sebuah keluarga tidak mendidik anak-anaknya dengan
pendidikan yang sesuai dengan akidah dan kepribadian yang benar, maka tidak
mustahil anaknya itu memiliki akidah dan kepribadian yang bertentangan dengan
akidah dan kepribadian orang tuanya (keluarga).
Dalam keluarga orang tua adalah pertama dan utama dalam keluarga,
dikatakan pendidik yang pertama, di tempat inilah anak mendapatkan bimbingan dan
kasih sayang yang pertama kalinya. Dikatakan pendidikan utama kerena pendidikan
dari tempat ini mempunyai pengaruh besar bagi kehidupan anak kelak dikemudian
hari, kerena perananya sangat penting maka orang tua harus benar–benar
menyadarinya sehingga mereka dapat berperan sebagaimana mestinya.
Orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak–anak mereka,
kerena dari merekalah anak mula–mula menerima pembelajaran. Dengan demikian
bentuk pertama dari pendidikan terdapat dalam kehidupan keluarga.8
Seiring dengan berkembang teknologi informasi yang semakin tak terarah,
seperti banyaknya tayangan televisi yang berbau misteri dan ilusinasi, maka kehadiran
bimbingan keluarga menjadi niscaya. Jikakondisi tersebut dibiarkan,lambat laun akan
membuat anak menjalani penyimpangan akidah, seperti tidak yakin secara sepenuhnya
dengan ke-Esaan Allah, bahkan secara perlahan dapat menghilangkan akidah yang
telah tertanam pada diri anak sejak lahir.
Manakala manusia hidup tanpa akidah yang benar, maka ia akan menjadi
budak bagi berbagai macam benda atau situasi lingkungan hidupnya. Inilah yang
berkuasa pada diri dan membentuk pola kehidupannya. Akan tetapi, orang yang
memiliki akidah yang benar, maka akidah itulah dengan isinya yang lengkap dengan
petunjuk-petunjuk Illahi, akan mengatur hidupnya dan segala tingkah lakunya,
perasaannya dan segala pola berfikirnya,danbukanlah lingkungannya.9
8Zakiah Daradjat,Ilmu Pendidikan Islam, ( Jakarta : Bumi Aksara , 2006 ), cet ke 6 , h. 35
9M. Ja’far,Beberapa Aspek Pendidikan Islam, (Surabaya : Al-Ikhlas, 1982),h. 74
9
Oleh sebab itu, lingkungan keluarga terutama orang tua sangatlah besar
pengaruhnya terhadap pertumbuahan akidah pada anak, karena sikap orang tua
(keluarga) yang acuh tak acuh atau negative terhadap agama, tidak mungkin dapat
menciptakan pembentukan jiwa agama dan kepribadian anak. Menurut pengamatan
penulis, keberagamaan di lingkungan RW 01 tampak begitu religius pada masa-masa
beberapa tahun silam. Akan tetapi pada saat ini terjadi penyimpangan yang sangat
signifikan pada kepribadian seorang anak khususnya usia sekolah dasar pada
pelaksanan ajaran agamanya. Meskipun mereka bersekolah baik di sekolah yang
berbasis agama seperti Madrasah Ibtidaiyah, Sekolah Dasar Muhammadiyah maupun
Taman Pendidika Al-Qur’an (TPA), namun hal itu tidak cukup untuk membentuk
kepribadian anak yang sesuai dengan ajaran agama Islam.
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, penulis merasa perlu untuk
mengkaji lebih jauh mengenai bagaimana pelaksanaan pendidikan akidah anak usia
sekolah dasar dalam lingkungan keluarga dalam sebuah sekripsi dengan judul
“Pendidikan Akidah Anak Usia Sekolah Dasar Dalam Lingkungan Keluarga Di
Lingkungan RW 01 Kelurahan Meruyung Kecamatan Limo Kota Depok”.
B. MASALAH PENELITIAN
1. Identifikasi Masalah
Sesuai dengan latar belakang masalah dari alasan pemilihan judul ini,
penulis mengidentifikasikan masalah-masalah yang akan muncul antara lain
sebagai berikut:
1. Setiap orang tua tentunya mendambakan anaknya menjadi anak yang
berakhlak mulia dalam kehidupan sehari-hari, tetapi banyak dari mereka
sendiri yang memberikan contoh yang tidak baik.
2. Tidak semua orang tua memahami agama dengan baik.
3. Masih banyak orang tua yang tidak peduli dengan keberagamaan anaknya
terlebih tentang penanaman akidah terhadap anak usia sekolah dasar.
2. Pembatasan Masalah
Agar pembahasan skripsi ini lebih terpokus, penulis membatasi masalah pada :
10
a. Pendidikan akidah yang dimaksud ialah penanaman rukun iman pada anak
meliputi iman kepada Allah, iman kepada malaikat, iman kepada kitab, iman
keapada rasul, iman kepada hari akhir serta iman kepada qadha dan qadar.
b. Anak sekolah dasar yang dimaksud adalah anak yang pada umumnya berusia
6- 12 tahun. Pembahaasan dibatasi pada fase perkembangan dan keberagamaan
anak usia sekolah dasar.
c. Lingkungan keluarga yang dimaksud adalah suatu lembaga atau unit sosial
terkecil yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak atau saudara kandung, berfungsi
membudayakan manusia (anggotanya), mereka menjunjung tinggi harkat
kemanusiaan, bertindak dan bertanggung jawab untuk mencapai kebahagiaan
di dunia dan akhirat. Oleh karena itu penulis membatasi pembahasan ini pada
bentuk pendidikan akidah pada anak yaitu penanaman kalimat tauhid,
penanaman kecintaan kepada Allah, penanaman kecintaan kepada Rasulullah,
dan mengerjakan Al-Qur’an.
3 Perumusan Masalah
Dari pembatasan masalah di atas, penulis merumuskan permasalahan
sebagai berikut “Bagaimana pelaksanaan pendidikan akidah pada anak usia
sekolah dasar dalam lingkungan keluarga di lingkungan RW 01 Kelurahan
Meruyung Kecamatan Limo Kota Depok”.
C.Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan antara lain untuk mendapatkan gambaran mengenai
pelaksanaan pendidikan akidah pada usia sekolah dasar dalam lingkungan keluarga
di RW 01 Kelurahan Meruyung Kecamatan Limo KotaDepok.
2. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian ini antara lain agar menjadi tolak ukur bagi
masyarakat lingkungan RW 01 Kelurahan Meruyung Kecamatan Limo Kota
Depok dalam pelaksanaan pendidikan akidah pada anak usia sekolah dasar dalam
keluarga.
Description:dilingkungan RW 01 Kelurahan Meruyung Kecamatan Limo Kota Depok. Dalam penulisan skripsi ini penulis memilih judul “Pendidikan Akidah Anak