Table Of ContentPERBANYAKAN CENDANA (Santalum album Linn.)
SECARA KULTUR IN-VITRO
DENGAN PEMBERIAN ZAT PENGATUR TUMBUH
SITOKININ (BAP DAN KINETIN)
Oleh :
EKA PRIMAWATI
DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006
PERBANYAKAN CENDANA (Santalum album Linn.)
SECARA KULTUR IN-VITRO
DENGAN PEMBERIAN ZAT PENGATUR TUMBUH
SITOKININ (BAP DAN KINETIN)
EKA PRIMAWATI
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kehutanan
pada
Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata
Fakultas Kehutanan
Institut Pertanian Bogor
DEPARTEMEN KONSERVASI SUMBERDAYA HUTAN DAN EKOWISATA
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2006
Judul Penelitian : Perbanyakan Cendana (Santalum album Linn.) secara
Kultur In-vitro dengan Pemberian Zat Pengatur
Tumbuh Sitokinin (BAP dan Kinetin)
Nama mahasiswa : Eka Primawati
NRP : E34101035
Departemen : Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata
Fakultas : Kehutanan
Disetujui
Komisi Pembimbing
Ir. Edhi Sandra, M.Si. Mia Kosmiatin, S.Si, M.Si.
Ketua Anggota
Diketahui
Dekan Fakultas Kehutanan
Prof. Dr. Ir. Cecep Kusmana, M.S.
Tanggal Lulus : 5 Januari 2006
RINGKASAN
Eka Primawati. E34101035. Perbanyakan Cendana (Santalum album Linn.)
secara Kultur In-vitro dengan Pemberian Zat Pengatur Tumbuh Sitokinin
(BAP dan Kinetin). Dibimbing oleh: Ir Edhi Sandra, M.Si. dan Mia
Kosmiatin, S.Si, M.Si.
Cendana (Santalum album Linn.) merupakan hasil hutan kayu yang khas
dari Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Timor Timur (Timtim). Tanaman ini
mempunyai nilai ekonomis tinggi, karena dapat menghasilkan minyak atsiri
dengan aroma spesifik, sebagai bahan dasar parfum, sabun dan kemenyan serta
mempunyai khasiat sebagai obat pereda kejang, mual dan demam. Keberadaan
Cendana sekarang merupakan tanaman langka, hal ini tercatat dalam IUCN Red
List 1994 merupakan Threatened Species. Oleh sebab itu segera dilakukan
tindakan budidaya, salah satunya melalui kultur in-vitro dengan pemberian zat
pengatur tumbuh (ZPT) Sitokinin yaitu BAP (6-benzylaminopurine), Kinetin (6-
furfurylaminopurine) dan kombinasinya. Supaya mendapatkan perbanyakan
Cendana optimal, maka penelitian ini perlu dilakukan. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui efektivitas pemberian zat pengatur tumbuh kelompok Sitokinin
yaitu BAP, Kinetin atau kombinasinya pada perbanyakan Cendana.
Kegiatan Penelitian berlangsung di Unit Kultur Jaringan Laboratorium
Konservasi Tumbuhan Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata
Fakultas Kehutanan IPB, selama 5 bulan mulai dari bulan Mei sampai September
2005. Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
rancangan acak lengkap (RAL) dengan 1 faktorial yaitu pemberian ZPT berupa
BAP, Kinetin dan kombinasinya, diberikan pada media Murashige and skoog
(MS) terdiri atas 10 perlakuan dengan masing-masing perlakuan 10 ulangan.
Perlakuan A1 (BAP 0 mg/l : Kinetin 0 mg/l), A2 (BAP 0.5 mg/l : Kinetin 0 mg/l),
A3 (BAP 1 mg/l : Kinetin 0 mg/l), A4 (BAP 1.5 mg/l : Kinetin 0 mg/l), A5 (BAP
2.0 mg/l : Kinetin 0 mg/l), A6 (BAP 0 mg/l : Kinetin 0.2 mg/l), A7 (BAP 0.5 mg/l
: Kinetin 0.2 mg/l), A8 (BAP 1.0 mg/l : Kinetin 0.2 mg/l), A9 (BAP 1.5 mg/l :
Kinetin 0.2 mg/l), dan A10 (BAP 2.0 mg/l : Kinetin 0.2 mg/l). Peubah-peubah
yang diamati dan diukur adalah pengamatan visual, jumlah tunas, jumlah buku,
tinggi dan jumlah daun.
Berdasarkan hasil pengamatan visual terjadi kontaminasi, namun cukup
rendah sebesar 17%. Eksplan berupa pucuk yang digunakan menunjukan gejala
pencoklatan terutama pada bagian yang dipotong. Terdapat pertumbuhan kalus,
namun tidak mendominasi pada setiap perlakuan, hanya terdapat pada beberapa
eksplan pada perlakuan A9 (BAP 1.5 mg/l : Kinetin 0.2 mg/l). Kerontokan daun
terjadi hingga mencapai presentase 15.61%, kemudian dilakukan tindakan
subkultur dengan dilakukan penambahan Glutamin sebanyak 100 mg/l pada
media. Persentase rata-rata kerontokan daun mengalami penurunan sebesar
6.70%.
Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian ZPT Sitokinin
yaitu BAP memberikan pengaruh berbeda sangat nyata, sedangkan Kinetin dan
kombinasinya tidak memberikan pengaruh terhadap jumlah tunas. Nilai rata-rata
pertambahan jumlah tunas terbesar terdapat pada perlakuan A9 yaitu media MS
dengan penambahan BAP1.5 mg/l dan Kinetin 0.2 mg/l dengan angka sebesar
1.40, sedangkan nilai rata-rata terendah terdapat pada perlakuan A1 (BAP 0 mg/l :
Kinetin 0 mg/l) dan A3 (BAP 1 mg/l : Kinetin 0 mg/l) dengan angka sebesar 0.00.
Berdasarkan hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian ZPT
BAP memberikan pengaruh berbeda sangat nyata, sedangkan Kinetin dan
kombinasinya tidak memberikan pengaruh terhadap pertambahan jumlah buku.
Nilai rata-rata pertambahan jumlah buku terbesar terdapat pada perlakuan A9
(BAP 1.5 mg/l : Kinetin 0.2 mg/l) yaitu 4.40, sedangkan pada perlakuan A6
(BAP 0 mg/l : Kinetin 0.2 mg/l) memberikan pengaruh terhadap rata-rata
pertambahan jumlah buku terendah sebesar 1.50.
Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian ZPT BAP
memberikan pengaruh berbeda sangat nyata, Kinetin memberikan pengaruh tidak
berbeda nyata dan kombinasinya memberikan pengaruh berbeda nyata terhadap
tinggi eksplan. Dapat dilihat nilai rata-rata pertambahan tinggi terbesar terdapat
pada perlakuan A9 yaitu media MS dengan penambahan kombinasi BAP 1.5 mg/l
dan Kinetin 0.2 mg/l menunjukkan angka pertambahan tinggi sebesar 1.40 cm,
sedangkan nilai rata-rata pertambahan tinggi terendah terdapat pada perlakuan A6
dengan pemberian Kinetin 0.2 mg/l menunjukkan angka pertambahan 0.48 cm.
Berdasarkan hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa pemberian ZPT
BAP, Kinetin dan kombinasinya memberikan pengaruh terhadap pertambahan
jumlah daun tahap ke-1. Rata-rata pertambahan tinggi terbesar terdapat pada
perlakuan A3 yaitu Media MS dengan penambahan BAP 1 mg/l dengan angka
pertambahan sebesar 13.20 helai, sedangkan nilai rata-rata terendah terdapat pada
perlakuan A6 (BAP 0 mg/l : Kinetin 0.2 mg/l) dengan angka sebesar 2.80 helai.
Berdasarkan hasil analisis sidik ragam pemberian ZPT Kinetin memberikan
pengaruh berbeda sangat nyata, sedangkan BAP dan kombinasinya tidak
berpengaruh terhadap pertambahan jumlah daun pada tahap ke-2 pengamatan.
Rata-rata pertambahan jumlah daun terbesar terdapat pada perlakuan A4 yaitu
media MS dengan penambahan BAP 1.5 mg/l dengan nilai sebesar 4.30 helai,
sedangkan pertambahan jumlah daun terendah terdapat pada perlakuan A6 (BAP
0 mg/l : Kinetin 0.2 mg/l) dengan nilai 0.50 helai.
Secara umum perlakuan A9 dengan pemberian ZPT kombinasi yaitu BAP
1.5 mg/l dan Kinetin 0.2 mg/l menunjukkan nilai rata-rata pertambahan terbaik
pada peubah jumlah tunas, jumlah buku dan tinggi eksplan Cendana. Rata-rata
pertambahan jumlah daun tahap ke-1 nilai tertinggi terdapat pada perlakuan A3
dengan pemberian BAP konsentrasi 1 mg/l, sedangkan pertambahan jumlah daun
tahap ke-2 nilai tertinggi terdapat pada perlakuan A4 dengan BAP konsentrasi 1.5
mg/l. Penambahan Glutamin 100 mg/l pada media dengan penambahan BAP dan
Kinetin berhasil mengurangi kerontokan daun.
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bojonegoro pada tanggal 19 November
1983, merupakan anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan
Bapak Dwijono dan Ibu Mas’ulah. Pendidikan formal penulis
dimulai pada tahun 1987 di TK Dharmawanita Ngambon. Pada
tahun 1989 melanjutkan ke SD Negeri Ngambon I dan lulus pada
tahun 1995. Penulis melanjutkan pendidikan ke SLTP Negeri 1 Ngambon dan
lulus pada tahun 1998. Pendidikan selanjutnya ditempuh di SMU Negeri 2
Bojonegoro dan lulus pada tahun 2001. Pada tahun yang sama penulis diterima
menjadi mahasiswa Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi
Masuk IPB (USMI) di Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan
Ekowisata, Fakultas Kehutanan.
Selama mengikuti pendidikan di Fakultas Kehutanan IPB, penulis aktif di
Himpunan Profesi (HimPro) Mahasiswa Konservasi Sumberdaya Hutan
(HIMAKOVA) Kelompok Pemerhati Flora (KPF), Kelompok Pemerhati Kupu-
kupu (KPK) periode 2002-2004. Asean Forestry Student Asosiation (AFSA) LC
IPB (2002).
Penulis pernah mengikuti magang di Taman Nasional Meru Betiri
(TNMB) serta di Perum Perhutani Unit II Jawa Timur BKPH Pradok, KPH
Bojonegoro pada tahun 2003. Pada tahun 2004 penulis mengikuti Praktek
Pengenalan dan Pengelolaan Hutan (P3H). Praktek Pengenalan Hutan
dilaksanakan di BKPH Rawa Timur, KPH Banyumas Barat dan BKPH Gunung
Slamet Barat, KPH Banyumas Timur. Praktek Pengelolaan Hutan dilakukan di
KPH Ngawi. Praktek Kerja Lapang Profesi (PKLP) di laksanakan di Taman
Nasional Ujung Kulon (TNUK) pada tahun 2005.
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan,
penulis melakukan penelitian dengan judul ” Perbanyakan Cendana (Santalum
album Linn.) secara Kultur In-vitro dengan Pemberian Zat Pengatur Tumbuh
Sitokinin (BAP dan Kinetin) ”, di bawah bimbingan Ir. Edhi Sandra, M.Si. dan
Mia Kosmiatin S.Si, M.Si.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karunia yang telah diberikan, sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan.
Tema dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Mei 2005 ialah budidaya
secara in vitro, dengan judul ” Perbanyakan Cendana (Santalum album Linn.)
secara Kultur In-vitro dengan Pemberian Zat Pengatur Tumbuh Sitokinin (BAP
dan Kinetin) ”.
Dengan penuh rasa hormat, penulis menyampaikan ucapan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada Bapak Ir. Edhi Sandra, M.Si. dan Ibu Mia
Kosmiatin, S.Si, M.Si. selaku dosen pembimbing atas segala bimbingan dan
pengarahannya selama penulis menyelesaikan skripsi. Bapak Dr. Ir. Imam
Wahyudi, M.S. selaku dosen penguji dari Departemen Hasil Hutan dan Bapak
Drs. Simon Taka Nuhamara, M.S. selaku dosen penguji dari Departemen
Menejemen Hutan. Bapak dr. Sugiyanto selaku kepala Laboratorium P.T Agro
Sejati atas bantuan penyediaan eksplan Cendana. Staf Laboratorium Kultur
Jaringan Departemen KSH Pak Husen dan Pak Santa atas segala fasilitas
laboratorium, bimbingan dan bantuan serta kerjasamanya selama penelitian
berlangsung. KPAP Departemen KSH Ibu Evan, Ibu Titin, Ibu Tuti, Ibu Vivi, Ibu
Eti dan Pak Acu atas segala bantuan administrasi. Teh Sri dan Mas Insan atas
bantuan literatur yang telah diberikan. Keluarga tercinta Bapak, Ibu dan Dek
Erista atas segala kasih sayang dan dukungannya. Eko, Mungki, Desi, Ari, Rita,
Sari, Nanang, Kaka, Catur, Santun, dan Ernest atas segala bantuan dan dukungan
kepada penulis. Rekan-rekan seperjuangan KSH’ 38 dan Fahutan atas inspirasi dan
dukungannya. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu. Semoga
Allah SWT memberikan balasan atas segala bantuan yang telah diberikan kepada
penulis.
Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini masih belum sempurna. Untuk
itu kritik dan saran membangun sangat diharapkan oleh penulis. Akhirnya semoga
karya ilmiah ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan.
Bogor, Januari 2006
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ...................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ iv
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... vi
PENDAHULUAN
Latar Belakang ........................................................................................ 1
Tujuan Penelitian .................................................................................... 2
Hipotesis ................................................................................................. 2
Manfaat .................................................................................................. 2
TINJAUAN PUSTAKA
Cendana ( Santalum album Linn.) .......................................................... 3
Taksonomi dan Morfologi ............................................................. 3
Penyebaran dan Habitat ................................................................. 5
Perbanyakan Cendana yang pernah dilakukan .............................. 5
Kegunaan ...................................................................................... 6
Kandungan ..................................................................................... 6
Kultur Jaringan ....................................................................................... 7
Pengertian kultur jaringan dan Culture in-vitro ............................ 7
Media Kultur ................................................................................. 8
Zat Pengatur Tumbuh ................................................................... 9
Sitokinin ........................................................................................ 9
Perbanyakan Tanaman ........................................................................... 10
Kultur Pucuk (Shoot tip culture) ........................................................... 10
Pertumbuhan dan Perkembangan .......................................................... 11
METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................. 12
Bahan dan Alat ....................................................................................... 12
Rancangan Percobaan ............................................................................. 13
Pelaksanaan Percobaan ........................................................................... 14
Kegiatan sterilisasi ...................................................................... 14
Pembuatan media ........................................................................ 15
Penanaman .................................................................................. 15
Subkultur ..................................................................................... 16
Pengamatan ................................................................................. 16
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengamatan Visual ................................................................................ 17
Kontaminasi ................................................................................ 17
Gejala Pencoklatan ...................................................................... 18
Kalus ........................................................................................... 18
Pertumbuhan Vegetatif.......................................................................... 19
Jumlah Tunas .............................................................................. 20
Jumlah Buku ............................................................................... 22
Tinggi .......................................................................................... 24
Jumlah Daun ............................................................................... 26
Jumlah Daun tahap ke-1 ...................................................... 29
Jumlah Daun tahap ke-2 ...................................................... 31
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ........................................................................................... 34
Saran ...................................................................................................... 34
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 35
LAMPIRAN .................................................................................................... 37
DAFTAR TABEL
No. Halaman
1. Rekapitulasi analisa sidik ragam terhadap berbagai peubah
pertambahan dalam perbanyakan Cendana pada 12 MST ........................ 19
2. Rekapitulasi uji lanjut Duncan pengaruh pemberian ZPT Sitokinin
(BAP, Kinetin dan kombinasinya) terhadap berbagai peubah
pada 12 MST ............................................................................................. 20
3. Rekapitulasi rata-rata persentase kerontokan daun ................................... 28
Description:List 1994 merupakan Threatened Species. Oleh sebab itu segera dilakukan tindakan budidaya, salah satunya melalui kultur in-vitro dengan pemberian zat pengatur tumbuh (ZPT) Sitokinin inisiasi kalus terjadi, atau dapat dipergunakan untuk dapat mempertahankan kultur kalus atau suspensi yang