Perbedaan Profit Ciri-Sifat Kepribadian Antara Pederita Epilepsi Tipe Orand-Hal Dengan Bukan ...

17 Pages·2010·3.25 MB·Indonesian

Anima, l1,donni.n Psychologic.l Journal
2002, Vol. 11, No.4, 368-384
Perbedaan Profit Ciri-Sifat Kepribadian
Antara Pederita Epilepsi Tipe Orand-Hal Dengan
Bukan Penderita Epilepsi
Derny Irawati dan M. Naar Rachman Hadjam
Fakultas Psikclogi, Universitas Gadjah Mada
Abstract. This study aims to explore whether a difference exist;; between personalitycharac!eristic
profiles of grand-mal type epileptic paTients and those of non-patients. Personality characteristics
are measured with Characteristic Analysis Questionnaire, an adaptation from the Clinical Analysis
Questionnaire, composed according to the 16 Personality Factors of Cattell. Subject;; are 17
grand-mal type epileptic patients, registered at the neurological polyclinic, Dr. Soc:tomo Hospital,
Surabaya, agcd between 18-30 years, minimal education: highschool freshmen, and not physically
handicapped. Controls are sam~ sex siblings. Data wen: analysed with non-parametric stati~tics
(U Man-Whitney). Results show no diflerena: between characteristic profiles of the tv.'o groups,
bee~use only B & C factors (12.5%) support the hypothesis, while the A 8:. L factors, though
different, do no! support the hypothesis ::nd the rest of the characteristics show no difference.
Key words: grand-mal type epilepsy, personality factor profile
Abstrak. Penciitiatl ini bertUjUilIl mengetuhui apakah lldll perbedaan a.1tara profit karaktcristik
kepribadia.iJ pada pcnderita cpilcpsi tipe grand-mal dcngim prom kariik1eristik pacta individu
bukan penderita cpilcpsL Karal1eristik kepribadian diukur dengan Angket Analisis Karaktcristik
yang mcrupakan adaptasi dari Clinical Analysis 0.1eslionnaire yang disusun berdasarkan teori
16 Faktor Kepribadian yang dikcmukakan Cattell. Subjck penelitian (N'" 17) adalah pasien
epilcpsi tipe grand-mal yang terdaftar di poliklinik saraf RSUD Dr. Soetomo, Suraba)'a, yang
berusia antara 18-30 tabun, berpendidikan minimal kelas I SMU, dan tidak cacat fisiko Subjek
kOlltrol adalah saudara kandung be~enis kelarnin sarna dellgan pasien. Data dianalisis dcngan
statis!ik non-parametrik dengan leknik U Mann-Whitney, HasH penelitian mcnunjukkan tidal:
adanya perbcdaan anlara profil karakteristik pendcrita epilepsi tipe grand-mal dengan bukan
penderila epilepsi, karena dari kecnambelas karal. .: teristik, hanya karal1eristik B dan C (12,5%)
yang menduk:ung hipotesis; karal1crislik A dan L berbeda tctapi tidak mendukung hipotesis,
sedangkan karakteristik sclebihnya tidak menunjukkan perbedaan.
Kata "'Unci: epilepsi lipe grund-mal, profil karakteristik kepribadian
Bangkitan epilepsi merupakan suatu Maramis (1980) menyatakan epilepsi
masalah peoting, baik dipandang dari sudut adalah perubahan kesadaran yang men·
ilmu kedokteran maupun ilmu sosiaL dadak, dalam waktu yang terbatas dan teIjadi
Diperkirakandi seluruh dunia terdapat lebih secara berulang-ulang dengan atau tanpa
dari 20 juta penderita epilepsi, Drumm hanya gerakan yang tidak teratur (if/voluntary),
sebagiao keeil yang telah dapat menikmati bukan disebabkan kelainan seperti gangguan
pengobatan secara paripuma (Mardjono, peredaran darah, kadar glukosa darah yang
1989). rendah, gangguan emosi, pemakaian obat
tidur, atau keracunan.
KepMbadian Penderila Epilepsi 369
Sementara itu Mardjono (1989) Pe.nyebab bangkitan epilepsi menurut
berpendapat bahwa epilepsi merupakan golongan umur pada dasarnya dapat
manifestasi gangguan fungsi otak dengan dibedakan menjadi tiga kelompok berikut
berbagai penyebab ( etiologi) namun dengan mL
gejala tunggal yang khas, yakni serangan
• Usia kanak-kanak sampai remaja (0-17
berkala yang disebabkan oleh Jepasnya tabun): trauma kelahiran, infeksi dan
muatan listrik pada neuron-neuron otak kejang demam, degenarasi serebral.
seeara berlebihan dan paroksismal.
• Usia dewasamuda(18-30tahun): trauma
Otak yang kim-rua terdiri atas 10 milyar kapitis, tumor otak, idiopatik, trauma
sel seeara fungsional dapa! dipandang kelahiran, degenerasi serebral.
sebagai suatu organ yang dapa! menerima
• Usia dewasa lanjut (di atas 30 tahun):
danmenyimpan energi serta kemudian dapat trauma kapitis, tumor otak, penyakit
mendistribusikan energi ke tempatyang tepat vaskuler.
dan pada waktu yang tepat pula. Pada
penderita epilepsi, mekanisme yang Epilepsi dijwnpai pada semua ras di dunia
mengaturkacausehinggaenergidikeluarkan dengan distribusi geografis yang hampir
sewaktu-waktu ke sembarang tempat atau sarna., tetapidi beberapanegara berkembang
ke seluruh tubuh. didapatkan prevalensi yang lebih tinggi
WHO (sitat dalam Yustiani, 1984) daripada di negara industri. Penyebab yang
membagi bangkitan epilepsi menjadi tiga pasti sampai saat ioi belum diketahui
kelompok, yaitu: sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut.
Beberapa fakter yang diperkirakan sebagai
• Bangkitan umum (generalized seizures):
penycbab adalah prematuritas, trauma
(a) bangkitan umum primer, antara lain
persalinan, kejang demam pada anak-anak,
lena (petit-rna!), epilepsi mioklonik
rnalnutrisidan infeksi(W.G. Lennox&M.A.
juvenil, tonik klonik (grand-rna!), (b)
Lennox, 1960).
bangkitan umum sekunder, antara lain
Prevalensi epiiepsi di banyak tempat di
spasme infantil, epilepsi mioklonik
luar negeri berkisar antara 1,5·6,2 per 1000
astatis.
penduduk (Shorvon, 1988). Apabila di
• Bangkitan parsial (partial seizures): (a)
asumsikan bahwa prevalensi epilepsi di
dengan simtomatologi elementer, antara
Indonesia sarna dengan angka tersebut,
lain gejala motoris, sensoris, vegetatif,
diperkirakan terdapat sekitar 700.000-
(b) dengan simtomatologi kompleks
1.200.000 penderita epilepsi.
dengan penjalaran menjadi epilepsi
EpiJepsi tipe umum jenis tonik-kolonik
urnum.
(grand-mal) merupakan jenis epilepsi yang
• Bangkitan yang tak tergolongkan
paling banyak diderita oleh pasien. Epilepsi
(unclessified seizures).
urnum tonik-klonik tipe grand-mal ini dapat
Penyebab (ehologi) bangkitan epilepsi teljadi pada setiap saat atau pada semua
dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu: golongan umur, walaupun usia awitannya
(a) epilepsi idiopatik yang penyebabnya (age of onset) lebih sering pada anak-aoak
tidak diketabui, (b) epilepsi simptomatik dan usia dewasa muda (Ossetin, 1987).
yang penyebabnya dapat diketahui atau Epilepsi tipe tooik-klonik (grand-rna!)
ditemukan. kejadiannya dapat didahului dengan masa
pro do rna I sebelurn serangan kejang.
370 lrawati clan Hadjam
Biasanya dalam bentuk yang tidak jelasl kehidupan penderitanya. Penderita epilepsi
kabur, atau kadang~kadang lebih khusus. yang "kalab" kemudian menunjukkan
misalnya dengan bertambahnya sentakan berbagai tingkab laku dan karakteristik
sentakan rnioklonik. Selain itu dapat berupa maladaptif. Prevalensi masalah-masalah
nyeri kepala, cepat tersinggung, perubahan tingkah laku pada anak -aoak yang menderita
emosi, dan mengantuk (Shorvon, 1988). epilepsi berkisar antara 12%-95%, dengan
Bangkitan epilepsi dimulai seeara riba-riba: bentuk gangguan yang bennacam-macam
penderita jatuh sambil berteriak, kemudian (Me Kinlay, 1987).
timbul gerakan tonik (seJuruh 0101 kaku), Edward dan Bouchier ( 1991 ) menyatakan
tampak wajah tegang dan pucal (ciano/is) bahwa masalab perilaku kbusus pads
akibat kekejangan yang terjadi pada 0101- penderita epilepsi sangat mungkin terjadi
otOI pemapasan. Masa ini segers disusul akibat tingginya frekuensi bangkitan. Fa ktor
dengan fase klonik yang ditandai deng::m faktor pencetus yang menyebabkan
terjadinya gerakan-gerakan konvulsif peningkatan frekuensi timbulnya bangkitan
(biasanya pads keempal tungkai), bunyi epilepsi antara lain stres emosional,
napas mendengkur, dan kduar air liur kurangnya waklu lidur, kelelahan fisik dan
berhusa akibat kontraksi 0101 orofllring, mental, penggunaan ohat-obat terlarang dan
seringkali air liur bercampur d:uah karena alkohoJ, yang semuanya berakar pada
lidah tergigit, Selama masa bangkilan kondisi psikologis penderita epilepsi.
mungkin terjadi ketidakmampuan penderita Kondisi psikologis erat kaitannya dengan
untuk mengontrol pembuangan air bentuk kepribadian. Me Kinlay (1987)
(inconrinentia). Fase tonik berlangsung rata menyatakan penderita epilepsi usia muda
rata 10-30 detik, fase k10nik 30-60 detik banyak menunjukkao sikap bennusuhan,
dan lahap lemas (flaccid) berlangsung sampai kurang memiliki rasa tanggung jawab,
30 menil. Pada beberapa kasus bangkitan banyak runtutan, berwajah suram, keras
epilcpsi dapa! berhenti sampai fase tonik kepala, dan kurang menghiraukan
atau fase ldonik saja. keberadaan orang lain di sekitarnya.
Penderita akan tertidur dan berangsur Pendapat ini diperkuat oleh Yusuf (1989)
angsur pulih kembali setelah fase klonik yang menyatakan bahwa kepribadian yang
berakhir. Penderita seeing dalam keadaan khas dapar ditemui pada penderita epilepsi
biugung selama beberapa saat, tidurnyenyak kronis, yaitu penderita yang sudah lama
setelah bangkitan tersebut dan terbangun hidup dalam kondisl dan situasl yang
beberapa menit atau beberapa jam kemudian menghambat perkembangan dirinya.
tanpa keluhan sarna sekali kecuali perasaan Manifestasinya adalah sikap suka me
lemah, kaku pada otot dan sakit kepala. nonjolkan diri, bicara berbeJit-belit, (anatik
Pad a masa pemulihan dapat terjadi terhadap sesuatu hal, egosentris, suka
kelumpuhan yang hersifat sementara atau bertengkar, hiperkondriakal, dan penuh rasa
ataxia. Gejala pasca-kejang ini dapa! eunga.
berlangsung singkat atau sampai beberapa Beberapa penelitian menemukan bahwa
jam bahkan beberapa hari setelah bangkitan kelompok patologis memiliki profil ciri
(O'Dollohoe, 1985). sifat yang berbeda dengan kelompok normal.
Epilepsi diketahui sebagai penyakit kronis Cattell (sitat dalam Sugiyanto & Murtini,
dengan akibat yang sifatnya multidimensi 1980) menyimpulkan bahwa: (a) penderita
onal dan dapat mempengaruhi kualitas skizofren katatonik mempunyai nilai eiri·
Kepribadian Penderita Epilepsi 371
sifat A (warmthlhubungan sosial) yang di dillam keluarga terjadi seeara terus
rendah, (b) penderita mental defect menerus, akan menimbulkan pengaruh buruk
mempunyai niIai eiri-sifat B (intelligence! bagi penderita karena ia akan merasa ditolak,
inteligensi umum) yang rendah, (c) orang dijauhi, dibenei dan merasa bersalab karena
yang mempunyai keeenderungan psikosis menjadi sumber kemelut di rumah.
dan neurosis mempunyai nilai eiri-sifat C Menurut Yusuf( 1989) penderita epilepsi
(emotional stability/stabilitas emosi) yang yang menerima diagnosis pacta masa kanak
rendah, (d) tidak terdapat perbedaan ciri Kanak sangat mungkin belum merasakan
sifat E (dominanceldominasi) antara orang akibatnya tetapi sejalan dengan per
Donnal dan patologis, (e) penderita skizofren kembangan dan pertumbuban dirinya, segala
hebefrenik dan sizofren simpel mempunyai per1akuan ~ sikap lir:.gkungan keluarga
nilai eiri-sifat H (boldnesslpereaya diri) yang dan masyarakat tanpa disadari akan banyak
rendah, (f) penderita histeria konversi dan mempengarubi proses pembentukan ke
psikosomatis neurosis mempunyai nilai ciri pribadian. Penderita akan memiliki sifat
sifat I (sensitivitylkepekaan) yang rendah, penakut, seialu merasa tidak aman (ill
(g) penderita paranoia mempunyai nilai secure),manja, tidakdewasadanmempunyai
em-sifat L (suspiciousness/kecurigaan) yang tingkat ketergantungan (dependency) yang
tinggi, (h) penderita neurosis (obsesif) tinggi. Sifat-sifat tersebut muneul karena
mempunyai nilai eiri-sifat M (imagination/ hilangnya kesempatan melakukan berbagai
imajinasi) yang rendah dan Dilai ciri-sifat aktivitas sebagaimana individu normal
N (alenness-shre-.vdnesslpeniIaian yang baik lainnya (Laidlaw & Richens, 1976).
dan realistik) yang rendahjuga, (i) penderita Sementara itu Ryan et. al. (sitat dalam
depresi kecemasan mempunyai nilai eiri Me Kinlay, 1987) mengemukakan bahwa
sifat 0 (insecurity/rasa tak aman) yang tinggi, penderita epilepsi akan terstigma oleb
merasa takut, eemas, dan sangat khawatir. penyakitnya karena bangkitan terjadi seeara
Penderita epilepsi sangat dimungkinkan tiba-tiba, tidak dapat ditahan., tidak dapat
memiiiki kepribadian yang khas. Segala hal disembunyikan, dan terjadi di mana saja
yang berkaitan dengan kekhasan pribadi sehingga penderita rnenutup diri baik
penderita epilepsi terjadikarena sampai saat terhadap keluarga maupun masyarakat
ini epiJepsi sebagai suatu diagnosis yang sekitamya. Keadaan ini diperparah oleb
ditetapkan dan disampaikan oleh dokter pandangan sebagian besar masyarakat yang
seeara psikologis merupakan stresor, baik masih menga11g"gap epilepsi sebagai penyakit
bagipenderitamaupunkeluarganya. Adanya menular dan merupakan penyakit keturunan
perasaan malu, bersalah dan takut dijauhi yang memalukan. Akibat dari keadaan
o!eh masyarakat sekitarnya membuat tersebut, penderita epilepsi yang sudah
keluarga akan merahasiakan keadaan merasa terbebani dengan penyakit itu sendiri
penderita dan melakukan pembatasan akan terbalangi proses perkembangan
pembatasan yang ketat(Naharuddin, 1987). kepribadian dan penyesuaian dirinya.
Reaksi lain yang muneul adalah rasa eemas Penderita epiJepsi dengan kepribadian
berlebihan terhadap bahaya yang akan yang lemah akan mempunyai kemungkinan
dihadapi penderita pada saat munculnya munculnya bangkitan yang Iebih tinggi
bangkitan, dan akhirnya akan menjelma dibandingkan dengan penderita yang
menjadi sikap terlalu melindungi (parental memiliki kepribadiarl kuat (Rosenbaum &
overprotective). lila kekalutan emosional Patmon, 1984). Jika dikaitkandenganadanya
372 IraWllti dan Hadjam
faktorpencerus bangkitan yang lebih banyak oleh saudara kandung yang berbeda jenis
berhubungan dengan stres psikologis, kelaminnya, yang tersebut terakhirlah yang
semakin lemah pribadi pcnderita akan digunakan sebagai subjek kontro!.
semakin besar stresor yang dirasakannya,
Cara Pengumpulan Data
Berbagai masalah yang dihadapinya tidak
dengan rnudah diselesaikan, sementara pada Ada riga macam cara pengumpulan data
saat kondisi pikiran kaeau, intensilas kerja yang dilakukan dalam penelitian ini, yaitu
olak akan semakin meningkat. mdalui angkel, obst:rvasi dan wawancara,
Peningkatan intensitas kerjaotak tersebut dokumentasi.
menyebabkan muatan listrik yang setiap saat Allgket. Melode angket digunakan untuk
ada dan dilepaskan antara neuron-neuron mengukur cm-sirat, yaint dengan Angket
olak tidak dapat dikontrol, baik jumlah Analisis Ciri-Sifat yang merupakan
maupun periode .,elepasannya sehingga diadaptasi oleh Prawitasari dan Sugiyanlo
muncul baogkitan, yang herarti meningkat (1979) dari Clinical Analysis Queslionnare.
pula frekuensi serangan (Yustiani. 1984). Clinical Analysis Questionare disusun
Berdasarkan uraian di atas, hipotesis yang berdasarkan Icori sixteen personality
diaj\.lkan dalarn pene\ilian ini adalah: Ada factors (16 PF) yang dikemukakan oleh
perbedaan profi! ciri·sifat antara individu Cattell. Ada tiga kategori jawaban untuk
peoderita epilepsi tipe grand-mal dengan seriap butir dengan skor 0 sampai dengan
individu bukan penderita epilepsi. 2, kecuali pada faktor B (intelligence) subjek
akan mendapal nilai 1 bila jawaban benar
dan 0 bila jawaban salah.
Observasi dan Wawancara. Kedua
Metode
metode ini dilakukan untuk mendapatkan
Dalam penelitian ini yang dijadikan data-data kualilatif yang tidak dapat
variabel bebas adalah status penderita yang diungkap melalui angket Analisis Ciri-sifat,
terdiri atas penderita epilepsi ripe grand antara lain berkajtan dengan kondisi sosial
mal danbukan penderita epiJepsi. Sedangkan ekonomi pasien, penerimaan keluarga pasien
variabel tergantung adalah profil ciri-sifal. terhadap diri dan bangkitan yang disandang
pasien, penerimaan ling1cungan masyarakat
Subjek Penelitian
terbadap keadaan pasien.
Subjek penelitian adaian i 7 penderita Metade abservasi dilakukan dengan
epiJepsi ripe grand-mal yang terdaftar pada kunjungan ke rumah pasien satu sampai
polikliniksarafRSUD Dr. Soetomo Surabaya tiga kali. Pad a saat yang bersamaan
yang memenuhi syarat-syarat: (a) tergolong dilakukan wawancara untuk mengungkap
dalam usia dewasa awal (18-30 tahun), (b) masalah-masalah psikososial yang dihadapi
pendidikao minimal kclas I SMA, (c) tidak subjek yang kemungkinan menjadikannya
cacat fisiko Syarat-syarat tersebut juga lebih terbebani dengan epilepsi yang
berlaku bagi subjekkontrol. Dalampenelitian dideri!anya.
ini yang berrindak sebagai kelompok kontrol Dokumentasi. Metode dokumeDlasi
adalah saudara kandung berjenis kelamin dilakukan untuk mendapatkan data identitas
sarna dengan pasien. Apabila syarat-syarat subjek seeara rinci, antara lain mengenai
tersebut tidak dimiliki oleh saudara k~ndung usia awitan (age of onset), frekuensi
dengan jenis kelamin sarna tetapi dimiliki bangkitan, Tiwayat perjalanan penyakit,
Kepribadian Penderita Epilepsi 373
anamnesis, catatan electro encephala Hasil
graphy(EEG), dan tentang terapi scrtadosis
Anaiisis UMann-Whitneyuntukmengujl
pemakaian obat anti-epilepsi.
hipotesismenghasilkannilai-nilai U statistik.
Cara Analisis Data Jika menggunakan tarafsignifikasi 0,05, Ho
Data yang telah dikumpulkan kemudian akao diterima apabila -1,96 < ZH < +1,96
dianalisis dengan metode statistik non dan Ho ditolak apabila ZH > +1,96 atau
parametrik yaitu dengan teknik U Mann ZH < -1 ,96_ Berikut ini ringkasao hasil nilai
Whitney_ nilai U statistik.
Tabel 1
Rangkuman Analisis res U Mann-Whitney
Sumber U Statistik z"
X1 X2 ciri-sifat A 83 -2,12
XI X2 ciri-silat B 208 2,18
X1 X2 ciri-sifat C 218,5 2,54
X1 X2 ciri-sifat E 152 0,258
X1X2 ciri-siiai F 190 1,56
X1X2 cirj-sifat G 137 -0,25
X1X2 ciri-sifat H 116,5 -0,96
X1X2 ciri-sifat I 165,5 0,72
X1X2 ciri-sifal L 207,5 2,17
X1X2 ciri-sifal M 161,5 0,58
XtX2 ciri-sifat N 102 -1,46
XtX2 ciri-silat 0 99 -1,56
XI X2 ciri-sifat 0, 197,5 1,82
XI X2 ciri-sifat 02 195,5 1,75
X1X2 ciri-sifat OJ 138,5 -0,21
X1X2 ciri-sifat Q. 135,5 -0,31
Berdasarkan analisis data, diperoleh hasi) bedaan. Oleh karena itu hipotesis yang
sebagai berikut menyatakan bahwa ada perbedaan profit
• Tidak terdapat perbedaan antara profit ciri-sifat antara penderita epilepsi tipe
ciri-sifat penderita epilepsi tipe grand grand-mal dengan bukan penderita
mal dengan profil ciri-sifat bukan epilepsi-yaitu penderita epilepsi
penderita epilepsi_ Hal ini dikarenakan memiliki profil yang khas dan cenderung
dari keenambelas ciri-sifat hanya dua ciri negatif yang membuat mereka rentan
sifat B dan C (12,5%) yang mendukung terhadap munculnya gejaJa psikopatologis
hipotesis, ciri-sifatAdan L berbeda tetapi yang mungkin lebih mengganggu
tidak mendukung hipotesis, dan ciri-sifat daripada epilepsi itu sendiri- tidak teruji
seJebihnya tidak menunjukkan per- kebenarannya_
'"
!rawati dan Hadjam
• Terdapat beberapa ciri·sifat yang berbeda Sensitivity( eiri-sifat I). Tidak terdapat
dan ada pula yang tidak berbeda antara perbedaan eiri-sifat kepekaan antara
penderita epilepsi tipe grand-mal dan kelompok penderita epilepsi dengan
bukan penderita epilepsi, secara terinei kelompok kontrol (U == 165,5; ZH ==
sebagai berikut. 0,72 atau ZH < 1,96).
Wamlth (em-sifal A). Ada perbedaan Suspiciollsness (eiri-sifa! L). Ada
ciri-sifal hubungan so sial, yaitu
perbedaan eiri-sifal keeurigaan, yaitu
kelompok penderita epilepsi memiliki kelompok penderita epiJepsi lebih
hubungan sosiai yang lebih baik rendah dibanding kelompok kontrol
dibanding kelompok kontrol (U = 83; (U== 207,5; ZH == 2,17 atau ZH> 1,96).
ZH = -2,12 atau ZH > -1,96).
Imagination (dei-sifat M). Tidak
Intelligence (ciri-sifa! B). Ada
terdapat perbedaan eiri-sifat imajinasi
perhedaan ciri-sifal inteligensi, yaitu
antara kclompok penderita epilepsi
keJompok penderita epilepsi memiliki
dengan kelompok kontrol (U = 161;
inteligensi yang lebih rendah dibanding
Zu = 0,58 atau ZI/ < 1,96).
kelompok kontrol (U = 208; ZH =
Shrewdness (ciri-sifat N). Tidak
2,18 ltau ZH > \,96).
terdapat perbedaan eiri-sifa t penilaian
Emotionai stability (cirl-sifat C). Ada
yang baik dan realistik antara
perbedaan ciri-sifat stabilitas emosi,
kelompok penderita epilepsi dengan
yairu kelompok penderita epilcpsi
kelompok kontrol (U = 102; ZH
memiliki slabilitas emosi yang Jebih
== -1,46 atau ZH > -1,96).
rendah dibanding kelompok kootrol
(U= 218,5; ZH = 2,54 atau ZH> 1,96). Insecllrity(e iri-sifatO}. Tidak terdapat
perbedaan eirj-sifat rasa tak aman
Dominance (ciri-sifa! E). Tidak
antara kelompok penderita epilepsi
terdapat perbedaan eiri-sifat dominasi
dengan kelompok kontrol (U = 99;
antara kelompok penderita epilepsi
ZH = -1,56 atau ZH > -1,96).
dengao kelompok kontrol (U = 152;
QJ
ZH = 0,258 atau ZH < 1,96). Radicalism (eiri-sifat Tidak
terdapat perbedaan eiri-sifat
Impulsivity( eiri-sifat F). Tidakterdapat
radikaJisme antara kelompok penderita
perbedaan eiri-sifa! impu!si vitas antara
epilepsi dengan kelompok kontrol
kelompok pendent:! epilepsi dengo.n
keJompok kontrol (U- 190; ZH = 1,56 (U= '197,5; ZH == 1,82 atau ZH < 1,96).
atau· ZH < 1,96). Self-sufficiency (eiri-sifat Ql)' Tidak
Conformity (eiri-sifat G). Tidak terdapat perbedaan eiri-sifa! mandiri
terdapat perbedaan eiri-sifat kon anlara ke1ompok penderita epilepsi
fonnitas antara kelompok pendenta dengan kelompok kontrol (U= 195,5;
epilepsi dengan kelompok kontro! ZH'"' 1,75 atau ZH < 1,96).
(U== 137; ZH = -0,25 atau ZH > -1,96). Self-discipline (eiri-sifa! QJ Tidak
Boldness (em-sifa! H). Tidak terdapat terdapat perbedaan ciri-sifat disiplin
perbedaan eiri-sifatpereaya diri antara diri antara kelompok penderita epiJepsi
kelompok pendenta epilepsi dengan dengan keJompok kontrol (U == 138,5;
kelompok kontrol (U == 116,5; ZH = ZH == -0,21 atau ZH > -1,96).
-0,96 atau ZH > -1,96).
Kepribadiao Peoderita Epilepsi ''5
QJ
Tension (ciri-sifat Tidak terdapat Tabel 2 berikut ini menunjukkan data
perbedaan ciri-sifat ketegangan antara deskripsi subjek yang dapat dihimpun dari
kelompok penderita epilepsi dengan pelaksanaan observasi, wawancara dan
kelompok kontrol (U = 135,5; ZH = dokumentasi.
-0,31 atau ZH > -1,96).
Tabe! 2
Deskripsi Riwayat Penyakit Subjek Penderita £pilepsi (N = 17)
Karakierislik Kalegori Jumlah %
Usia awitanlage of onset 0-10 3 17,6
(tahun) 10-15 7 41,2
15-20 6 35,3
>20 1 5,2
Lama sakit < 5 7 41,2
(tahun) > 5 10 58,8
Etiologi idiopalik 11 64,7
simtomatik 6 35,3
Frekuensi kejangan 1- 5 kali 10 58,8
6-10 kali 5 29,4
11-15 k.ali 2 11,8
Hasil EEG abnormal 9 52,9
normal 8 47,1
'" lrawal; dan Hadjam
Tabel 3
Deskripsi Subjek Pene/ilian (Penderira Epilepsi da" Subjek Komrol)
Epilapsi IN = 17) Kontrol IN = 17)
Karakterislik Kategori
Jumlah % Jumlah %
Janis Kelamin Wanila 9 52,9 8 47,1
Pria B 47,1 9 52,9
Umur (tahun) 18-21 10 58,8 9 52,9
22-25 6 35,3 6 35,3
26-30 1 5,9 2 11,8
Pendidikan Tak tarnal SMU 3 17,6
Belurn luJus SMU 1 5,9 4 23,5
Tarnal SMU 9 52,9 8 47,1
Perguruan tingri (PT) 1 5.9 3 17.6
tarnal P 3 17,6 2 11,8
Peke~aan PNS 1 5,9
Swasta 7 41,2 9 52,9
Wiraswasta 1 5,9 2 11,8
Belum bekerja 8 47,1 6 35,3
Pekerjaan Petani 1 5,9 1 5,9
orang lua Wiraswasta 1 5,9 1 5,9
Pegawai Swasta 4 23,5 4 23,5
PNS 7 41,2 7 41,2
Lain-Jain 3 17,6 3 17,6
Penghasilan 100-250 8 47,1 8 47,1
orang lua 251 - 400 7 41,2 7 41,2
(ribu/bulan) > 400 2 ~, ,6 2 11,8
Jumlah < 3 orang 4 23,5 4 23,5
Saudara 4 - 6 orang 9 52,9 9 52,9
7 orang 4 23,5 4 23,5
Bahasan dan berbeda dari mereka yang normal (Me
Kinlay, 1987; Long & Moore [sitat dalam
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
Thornton, 1987]).
pada dasarnya tidak ada perbedaan profiI
Ada kemungkinan pendapat di atas tepat
eiri -sifat antara penderita epilepsi umum lipe
apabila penelitian dikenakan terhadap
grand-mal deng:m bukan penderita epilepsi.
penderita epilepsi secara umum, tanpa
Hal ini tidak sesuai dengan pendapat bahwa
memandang secara khusus pada kelompok
penderita epilepsi mempunyai kepribadian
grand-mal, dibatasi oleh tingkat pendidikan,
yang khas dengan kecenderungan negatif
atau pemakaian obat terlenN. Tidak ter-
Kepribadian Pemlema EpHepsi
buktinya hipotesis penelirian ini dapat juga simtomatik, dengan penncian 2 orang
discbabkan belurn dilakukannyauji validitas (11,8%) karena trauma kapiris dan 4 orang
terhadap alat ukur yang merupakan hasil (23,5%) disebabkan kejang demam.
adaptasi dad CAQ. Hal tersebut terjadi Data lain yang termasuk di dalam faktor
karena peneliti berasumsi tidak perlu neurologis yang mempengaruhi munculnya
melakukan uji vaJiditas kembali mengingat psikopatologi adalab usia awitan (age of
CAQ merupakan alat ukur standar selain onset), tereatat sebanyak 10 orang (58,8%)
mempertimbangkan kelerhatasan biaya dan menderita epilepsi sejak berusia kurang dari
waktu untuk melakukannya. 15 tahun, dengan rineian 3 orang (17,6%)
Apabila dilihal secara khusus pada sejak usia < 10 tahun dan 7 orang (41,2%)
penderita cpih:psi tipe grand+ftwi, hasil sejak u.sia antara I O~ 15 tahun.
penelirian ini mendukung penelitian yang Ounsted (sita! dalam Cull, 1987)
dilakukanDiana ( 1994), yang menunj ukkan mengatakan babwa terdapat keeenderungan
bahwa penderita epilepsi memiliki konsep peningkatan gangguan tingkah laku jika
diri dan penyesuaian sosial yang baik. epilepsi muneu! pada usia awal antara
o
Konsep diri merupakan salah satu elemen sampai dengan 5 tahun dikarenakan pada
dasar penyusunan kepribadian; dengan masa itu otak sedang mengalami per+
konsep diri yang baik penderita epilepsi kembangan pesat, dan dengan adanya
dapat mengcmbangkan kepribadian yang loncatan listrik yang berlebihan tentu akan
sebat. menghambat terj adinya perkembangan otak
Bukan sesuatu yang mudah untuk seeara normal.
menegakkan diagnosis gangguan ke+ Pada umumnya epilepsi grand+maI
pribadian atau adanya kepribadian yang khas tennasuk jenis epilepsi yang mempWlyai
pada penderita epilepsi. Yusuf (1989) keeenderungan remisi paling besar pada
menyatakan bahwa penilaian adanya anak~anak, dan kemungkinan kambuh paling
gangguan kepribadian harns ditegakkan sedikit terutama jika pemberian dosis obat
berdasarkan dala: (a) riwayat gangguan, (b) dilakukan seeara tepat. Epilepsi grand+ma/
pemeriksaan klinik, (c) observasi tingkah yang tergolong epilepsi umum primer
laku, dan (d) riwayat kehidupan sebari+hari memiliki prognosis yang baik, semakin tua
yang diperoleh dari keluarga dan teman+ usia awitan diharapkan sema.kin baik pula
ternan terdekat. Hal tersebut diperkuat pengendalian kejangnya. 0 'Donohoe (1985)
dengan pemyataan Hermann dan Whitman mengungkapkan jika serangan epilepsi
(1991) bahwa terdapat beberapa faktor yang umum tetjadi setelah usia 5 tabun dan
mempengaruhi kemunculan psikopatologi sebelum pubertas, diprediksikan mempWlyai
pada penderita epilepsi, yaitu: faktor prognosis bail. ..
neurofisiologis, psikososial dan farma+ Kondisi+kondisi terse but sangat
kologis. berpengarnh terbadap ringgi rendabnya
Data mengenai faktor neurofisiologis dan frekuensi bangkitan. Subjek penderita
riwayat penyakit pada subjek penelitian epilepsi dalam penelitian ini tergoiong
menunjukkan babwa II orang (64,7%) penderita dengan frekuensi rendah dengan
tennasuk dalam epilepsi yang tidak diketabui rineian 10 orang (58,8%) mengalami
penyebabnya (idiopatik) dan 6 orang bangkitan 1+ 5 kali dalamsatu tahun, 5 orang
(35,3%) tergolong dalam episode (29,4%) berfrekuensi 6-10 kali dalam satu